Malam ini, Reno melajukan mobilnya membelah jalanan ibukota yang masih ramai, laki-laki tampan ini seperti menghindari keberadaan Mayang, meskipun dia sendiri tidak mengakui hal ini, Reno menepikan mobilnya disebuah danau buatan yang sepi. Perlahan dia memejamkan mata, bayangan wajah cantik Mayang kembali dan begitu lekat dan tersa sangat nyata. Mayang seperti mengikuti kemanapun arah pandangan Reno.
" Aaaagghhh, ada apa dengan ku sekarang. dimana-mana ada Mayang, di kaca, kamar mandi. atas lemari, bahkan langit-langit kamar, bahkan di pelupuk mata ini pun seperti melihat Mayang lagi yang bergantungan." Reno mengusap wajahnya, karena dia seperti melihat senyuman manis Mayang kembali.
Reno berjalan menuju kursi taman dekat danau, sambil membawa sebungkus rokok, karena hal inilah yang bisa membantu nya. dikala merasakan pikiran nya yang tengah kalut dan galau.
Reno menghisap dalam rokok, dan mengembuskan sehingga membentuk gumpalan asap, ya
Tubuh mungil Mayang ambruk menindih tubuh Reno, sekuat tenaga dia berusaha untuk lepas dari pegangan dan dekapan kuat aki-laki tampan ini.“ Jangan pergi lagi, tolong temani aku malam ini, sayang ““ Tuan, sadarlah. Aku ini Mayang pelayan mu sendiri, dan bukan Bu Melani.” Ucap mayang berusaha menjelaskan meskipun sia-sia, karena Reno sama sekali tidak menghiraukan perkataannya.Minuman keras sudah menguasai kesadaran Reno, saat ini dipikiran Reno hanyalah gairah, ditambah lagi gadis cantik seperti bidadari dalam dekapannya itu terus meronta-ronta. Seolah-olah merupakan sebuah tantangan bagi Reno untuk berbuat lebih dari ini.“ Ja....jangan ...jagannnn Tuan.”Ucapan Mayang tersendat-sendat karena ciuman Reno tidak mau berhenti, bahkan tangan Reno mulai menggerayangi setiap lekuk tubuh indah gadis itu.Selama ini Mayang sangat menjaga dirinya dari sentuhan laki-laki, sehingga di
Mayang segera membuka pintu masuk, mempersilahkan dokter untuk memeriksa kondisi Reno.“ Astaga, bos Reno kenapa sampai seperti ini.”“ Maaf bang aku benar-benar nggak sengaja, semua ini terjadi begitu tiba-tiba.”“ Sudahlah Mayang, kami paham kok, mengingat posisi mu yang juga melindungi dirimu sendiri.”Dokter mulai memeriksa kondisi Reno, setelah itu dia kembali melirik kearah Mayang yang terlihat masih ketakutan dan cemas."Nona tidak perlu cemas, ini hanya luka kecil dan saya juga sudah memberikan suntikan obat untuk Tuan Reno," ucap dokter sambil menyerahkan obat yang harus diminum Reno setelah sadar nantinya.“ Baiklah pak, terimakasih banyak.” Jawab Mayang yang sudah bisa menarik nafas lega.“ Mayang, kami pamit pulang dulu. Jika terjadi sesuatu segera hubungi aku atau dokter Fian langsung.”“ Baik, bang Toyib.”
"Astaga Mayang, ngapain dia kesini dan apa dia sedang bermimpi sambil berjalan.”Sebelah tangan Reno, berusaha menggapai handuk, namun karena jarak yang tidak terlalu dekat, serta posisi handuk yang tergantung miring. handuk itupun jatuh kelantai. sehingga tidak mungkin bagi Reno turun untuk mengambilnya. Sedangkan tubuhnya saat ini polos tanpa sehelai benangpun menutupi nya.“ Bahaya ini, jika Mayang melihat alat reproduksiku.”Reno seketika memilih menutup reproduksi nya mengunakan tangan dan bungkam seribu basa, sambil menenggalamkan seluruh tubuhnya dalam bactub.Reno berfikir, jika saat ini Mayang tidak menyadari keberadaan dirinya. Karena Mayang terlihat sangat santai berjalan melewati bactub.“ Mayang, bermimpi sedang berjalan atau apa ya?" gumam Reno.Dia bingung Bercampur heran. dan yang lebih membuat Reno hampir pingsan ditempat. saat melihat Mayang dengan santainya
"Hukuman Pertama, patuh dan taat pada perintah ku." "Mengurus ku dengan baik selaku majikan mu," terang Reno. "Baiklah Tuan, hanya itu?" ucap Mayang tanpa sadar, Seolah-olah ucapan nya menentang Reno. Reno seketika menoleh saat Mayang mengatakan "hanya itu," yang membuat nya merasa tertantang. "Jadi kamu masih mau aku tambahkan beberapa poin lagi hukuman mu?" Reno tersenyum penuh arti menatap Mayang, yang langsung kelagapan. "Tidak Tuan, bukan maksudku seperti ini," Mayang menepuk bibirnya menyesali keceplosan nya barusan. "Sekarang laksanakan tugas pertamamu, bahkan kamu tega melihat ku kedinginan seperti ini." ucap Reno pura-pura menggigil kedinginan, sambil menahan senyum, dia merasa puas melihat wajah Mayang yang ditekuk seperti ini. "Uups maaf Tuan," ucap Mayang langsung berlari menuju lemari pakaian Reno. "Kamu selalu meminta maaf, sudah banyak kesalahan yang kamu perbuat." Dia mengambil Pakaia
Mengusap wajahku kasar, Aku benar-benar dibuat dilema saat ini. meskipun aku tetap langsung menuju kantor perusahaan, namun kali ini. aku tidak fokus sama sekali dalam bekerja, aku malah berfikir Mayang dan Mayang lagi.“Jika malam nanti, aku pulang dan tidur sambil berpelukan dengan Mayang, mumpung Melani tidak ada, dia bakal nolak ngak ya?” gumam ku mulai berfikiran mesum, seperti dulu lagi dimana aku pernah menjalani kehidupan yang bebas.“ Tidak..kamu tidak boleh merusak gadis polos itu Reno, sadarlah. Kamu juga sudah berjanji akan melindungi dan menyayangi gadis itu, pegang teguh janji yang sudah kamu ucapkan sendiri Reno.” Aku sebisaku menguasai diriku kembali.Selama pernikahan aku benar-benar sudah berubah, namun keinginan itu kembali, setelah bertemu Mayang dan seringnya kebersamaan kami berduaan dirumah. bahkan aku tidak bisa untuk berfikir jernih lagi, dengan perasaan sayan
Pagi yang cerah ini Reno sudah berangkat kekantor, tinggal Mayang sendirian dirumah mewah dan besar ini.Beberapa pekerjaan rumah sudah selesai dikerjakan Mayang, untuk selanjutnya dia ingin bersantai menikmati siaran televisi. Baru beberapa detik Mayang menghenyakan pantat nya di sofa ruang tengah, suara deru mobil memasuki perkarangan rumah, mengagetkan Mayang.“ Sepertinya ada tamu, tapi siapa ya. Mana tuan Reno tidak ada dirumah, bagaimana ini.”Mayang mengintip melalui celah gorden. Nampak perempuan paruh baya dengan penampilan masih terlihat sangat modis dan fashionable turun dari mobil, dia terlihat berdua dengan seorang sopir.“ Perempuan, tapi siapa?”Mayang terlonjak kaget begitu bel pintu masuk rumah berbunyi, dengan sedikit ragu. Mayang akhirnya berjalan menuju pintu masuk dan membuka nya.“ Selamat pagi Nyonya, maaf anda mencari siapa?”Tanya Mayang lemah lembut,  
Besok nya, mama Lauren kembali mendatangi rumah anaknya Reno, dia masih berusaha untuk membujuk agar Reno mau menikahi Mayang.“ Malam Mayang.”“ Malam juga nyonya.”“ Duduklah Mayang.” ucap mama Lauren, sambil menunjuk sofa disebelah tuan Reno. Nampak sekali mereka seperti sudah berdebat.“ Ada apa Nyonya?” tanya Mayang yang masih terlihat bingung.“Ya Tuhan, apa aku sudah melakukan kesalahan, dan sekarang aku diminta untuk mempertanggung jawabkan kesalahan ku itu, tapi apa kesalahan ku?” berbagai pertanyaan berkecamuk di benaknya Mayang saat ini.“Mayang, kamu mau ngak untuk menjadi menantuku?” ucap mama Lauren santai dan langsung pada pokok permasalahan yang akan mereka bahas.“Apa?”Mayang terlonjak kaget, dengan perkataan Nyonya besar dihadapannya ini, yang terlihat tanpa beban tersebut, yang meminta
Reno sempat tercekat, begitu melihat Mayang duduk disampingnya. Wanita itu begitu cantik setelah didandani dan melekat pakaian mahal ditubuhnya yang indah.“Saya terima nikah dan kawin nya, Mayang...., dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan perhiasan emas dibayar tunai.”terdengar suara Reno yang jelas dan lantang.“Sah.”“Sah""Sah.”Ucap para saksi yang hadir, dilanjutkan dengan doa untuk kedua pasangan pengantin agar mereka menjalani biduk Rumah tangga yang sakinah, mawadah, warahmah.“Mayang, ayo Salim tangan suami mu.” Ucap mama Lauren sambil tersenyum lembut dan terpancar kebahagiaan dari wajahnya.Tangan Mayang yang dingin, terangkat perlahan menyalami tangan Reno, pria yang selama ini menjadi majikan nya, dalam hitungan menit sudah sah menjadi suaminya. ditatap nya Reno sambil mencuri-curi pandang. yang terlihat jauh lebih rapi dan tampan.