Share

Bab. 04

Penulis: Naura Shafa
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-26 13:42:23

Setelah berperang dengan pikirannya sendiri, Bastian memutuskan untuk melihat keadaan Nadya. Dia bergegas menerobos hujan deras hingga tubuhnya basah kuyup, dia membuka pintu dan melihat Nadya tergeletak tidak jauh dari pintu utama.

“Nadya.”

Bastian tidak sadar memanggil nama wanita itu, dia bergegas merangkul dan memanggil namanya.

“Nadya, apa kau baik-baik saja?” Tanya Bastian panik.

Tubuhnya ia guncangkan wajahnya ia usap dengan penuh kasih sayang. Hatinya merasa sedih melihat keadaan istrinya yang terkurai lemah.

“Nadya.” Bastian terus memanggil namanya.

Tidak mau terjadi apa-apa kepada Nadya Bastian segera membawa pulang menggendong tubuhnya yang basah kuyup kena guyuran air hujan.

Sampai saat ini Nadya belum sadarkan diri, seharian Bastian menghukumnya untuk tidak memberikan makan dan minum. Dia mengurung di tempat kotor hingga menemukan Nadya tergeletak di bawah lantai.

“Dokter, segera datang ke rumah saya!” Perintah Bastian panik.

“Ia berhasil menggeletakan tubuh Nadya di atas tempat tidur, keadaan tubuhnya basah begitu pun dengannya.

“Apa yang harus saya lakukan.” Batin Bastian melihat keadaan Nadya tidak sadarkan diri. Dia mondar mandir ke sana kemari menunggu kedatangan Dokter.

Tidak lama Dokter pribadinya datang walaupun sudah tengah malam tapi demi Bastian dia datang untuk memeriksa keadaan istri pengusaha itu.

Bastian diam berdiri melihat wajah Nadya yang semakin pucat, dia menghela napas berat memijit kening.

“Bagaimana keadaannya, Dokter?” Tanya Bastian memastikan.

Dokter telah selesai memeriksa keadaan Nadya, mereka juga membantu memasangkan pakaian ke tubuh Nadya. Untung saja Dokter membawa satu perawat jadi Bastian tidak bingung mengganti pakaian istrinya.

“Dia baik-baik saja, tapi keadaannya memang lemah, dia tidak makan dan minum hingga tenggorokannya kering dan tubuhnya lemas. Itu sebabnya dia pingsan, Tuan. Apa kalian baik-baik saja?” Tanya Dokter penuh tanya karena hal ini sangat ganjil sekali mengingat keduanya sepasang suami istri.

Deg! Bastian kalap dia bingung harus menjawab pertanyaan sang Dokter yang mulai mencurigainya.

“Dia bersi keras menjalankan puasa, hingga akhirnya mungkin tubuh istriku tidak kuat.” Jawab Bastian berbohong.

“Baiklah, saya pergi dulu. Ini ada beberapa obat untuk segera dia minum jangan lupa jaga istrimu, saya lama mengenalmu, Tuan.” Dokter tersenyum dia meletakan obat di atas meja laci lalu pergi meninggalkan Bastian.

Bastian menghela napas berat dan panjang, dia bergegas menutup pintu kamar lalu duduk memandangi wajah cantik Nadya.

“Maafkan, aku Nadya.” Bastian merenung dia mengacak rambut menghela napas panjang nan berat. Tatapannya kosong ia terus memandangi wajah cantik Nadya yang kini tengah berbaring di atas tempat tidur miliknya.

Pagi telah tiba.

Nadya mengerjapkan kedua mata ia melihat ke arah sekitar dan terkejut karena telah berada di atas tempat tidur Bastian. Nadya juga kaget karena pakaiannya telah berganti, dia meraba wajahnya takutnya hanya mimpi. Dia beranjak dari tempat tidur akan tetapi Nadya urungkan kepalanya masih sangat sakit.

“Kenapa aku ada si sini? Siapa yang membawaku.” Nadya bertanya-tanya. Dia merasa sangat lemah sekali mengingat kejadian semalam Nadya sangat sedih. Wajah pucat dan rambut terurai Nadya duduk dan menatap ke luar jendela. Kehidupannya sangat berantakan setelah menikahi pria yang sama sekali tidak dia kenal.

Terdengar suara keributan di bawah Nadya berusaha mendekati pintu ia tidak tahu siapa yang bertengkar sepagi ini.

“Kau gila, Bas. Kau tega menelantarkan istrimu di rumah kecil itu. Mamah sangat kecewa padamu.” Serly mencaci maki putranya. Dia kengetahui bahwa Nadya pingsan akibat hukuman yang diberikan oleh Bastian.

“Dia memecahkan Guci kesayangan Bastian,” ucap Bastian datar memeluk data dan menghela napas.

“Guci! Cuma karena benda itu kamu menghukum istrimu sendiri? Kau keterlaluan Bastian. Mamah sangat kecewa padaku.” Teriak Serly emosi.

Nadya bergegas keluar dari dalam kamar dia akan membela Bastian, walau bagaimana pun Bastian sudah menolongnya.

“Bastian sudah menolongnya sekarang dia ada di dalam kamar, kenapa mamah terus menekan. Bastian sudah menebus kesalahan padanya.” Balas Bastian memutar bola mata malas.

“Kau suaminya, tapi jawabanmu seperti ini, kembalikan dia kepada keluarganya. Mamah tidak mau kamu menjadi penjahat.” Serly menatap sengit dan mengancam Bastian.

“Cerai?” Tanya Bastian yang di angguki oleh Serly.

“Tidak, Bastian tidak akan menceraikannya,” bantah Bastian.

“Lantas, kenapa kamu masih mempertahannya, kau tidak punya rasa empati. Dia anak orang yang harus kamu perlakukan dengan baik.” Serly terus menggertak Bastian.

“Kalau sampai mamah menyuruh cerai, semua harapanku akan sia-sia.” Batin Bastian.

“Emm, mamah.” Nadya memanggil dari kejauhan dengan sura parau nan lembut, kini dia berada di lantai atas tersenyum kecil menatap lemah. Wajah kusut Nadya masih terlihat jelas dengan rambutnya yang sedikit berantakan terurai panjang. Serly segera menghampirinya lalu memeluk Nadya sepenuh hati.

“Apa kamu baik-baik saja? Kau tidak terluka kan sayang?” Tanya Serly bertubi-tubi.

“Tidak, mamah jangan khawatir aku baik-baik saja.” Jawab Nadya tersenyum.

Sementara Bastian masih tetap menghiraukan mereka berdua. Dia memilih diam enggan menoleh ke arah Nadya. Padahal semalam dia sempat khawatir dan panik melihat keadaan istrinya.

“Mulai hari ini kamu tidur di rumah mamah,” ucap Serly.

Bastian menoleh dia terkejut dan melepaskan tangan yang memeluk dada lalu menatap. Dia mengerutkan kening dan menoleh ke arah Nadya.

“Mamah tidak boleh membawa Nadya dari rumah ini.” Tegas Bastian.

“Apa yang kamu katakan, mamah tidak akan mengijinkan kamu bersama Nadya. Sikap mu sudah sangat keterlaluan, mulai hari ini Nadya tinggal di rumah mamah. Kau jangan mengikutinya,” tegas Serly.

Serly menyeringai ia ingin tahu seberapa pedulinya dan kehilangan Bastian saat Nadya tidak ada di rumahnya. Dia hanya ingin melihat keperdulian Bastian agar menjadi suami yang perngertian dan mengakui kesalahannya.

“Ta-pi, Bastian dia.”

“Jangan hiraukan dia, sudah cukup dia seperti ini. Sekarang kemasi pakaianmu kita akan pergi dari sini.” Serly tersenyum memegang kedua tangan Nadya dengan penuh kasih sayang.

“Sialan, kenapa jadi seperti ini.” Bastian kesal.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Istri Pengganti   Bab. 98

    Sementara itu di rumah besar Bastian. Dia tengah duduk menyibukkan diri dengan bekerja sampai larut malam, keadaannya sangat kacau. Bastian selalu merindukan sosok Nadya, ia meratapi nasib dirinya di mana dia harus kehilangan orang yang sangat dia sayangi. Berbagai cara telah dia lakukam untuk mencari keberadaan Nadya. Namun, hasilnya tetap nih dia tidak bisa mencari keberadaannya.Pintu terbuka Serly datang dia melihat putranya tengah sibuk mengurus pekerjaan yang semakin banyak. “Bastian.” Serly duduk tepat dihadapannya akan tetapi Bastian tidak menghiraukannya, tiga bulan sebelumnya pertengkaran mereka terjadi. Serly mengetahui bahwa putranya telah membuat keputusan yang salah, sekarang dia hidup seorang diri. Padahal Serly sangat menginginkan cucu dari hubungan pernikahan putranya. Sekarang keinginannya sudah sirna, Bastian tidak lagi bersama Nadya, ia merasa kehilangan sosok menantu seperti Nadya.“Sampai kapan kamu akan seperti ini, menyibukkan diri tidak akan membuatmu mel

  • Istri Pengganti   Bab. 97

    “Silahkan masuk.”Bi Darmi menyambut hangat kedatangan Bu Bidan yang bernama Asih, Nadya yang hanya duduk tengah menyenderkan tubuhnya pun langsung tersenyum.“Kamu terlihat pucat sekali,” ucap Bu Asih ia dudum di tepi ranjang lalu menempelkan telapak tangan pada kening Nadya.”Sebentar biar saya lepas infusannya dulu, setelah itu saya akan memeriksamu.” Ucapnya sambil meraih tangan Nadya di mana Bu Asih akan melepaskan jarum infus yang menancap di tangan mulus Nadya.“Silahkan, Bu.” Sahut Nadya dengan nada lemahnya.“Emm… kapan kejadiannya?” Tanya Bu Asih sambil melepaskan jarum suntik.“Kejadian, apa?” Tanya Nadya ia menoleh menatap heran.“Kamu salah paham, kapan terakhir kamu datang bulan? Apa kamu sudah datang bulan?” Tanya Bu Bidan.Nadya sedikit termenung dia baru sadar terakhir datang bulan itu dua minggu setelah melakukan hubungan dengan Bastian. Sontak saja Nadya sangat terkejut kedua matanya membulat jantungnya berdegup lebih cepat dari biasanya. “Kenapa kamu diam saja?”

  • Istri Pengganti   Bab. 96

    Bi Darmi tidak mau menunggu lama keadaan Nadya sedang tidak baik-baik saja di dalam sana, dia menerobos masuk dan mendapati Nadya tergeletak di bawah lantai membuatnya sangat panik. Dia mencoba untuk membangunkan Nadya akan tetapi Nadya tidak sadarkan diri, bi Darmi bergegas mencari bantuan dia keluar sambil berteriak meminta tolong. Untung saja di sana ada pak Agung sedang membersihkan halaman rumahnya dia mendengar teriak minta tolong dan segeralah Pak Agung menghampirinya.“Tolong, siapapun yang ada di sini tolong saya,” teriak bi Darmi. “Ada apa, Bi?” Tanya Pak Agung menghampiri.Bi Darmi pun langsung menjelaskan kejadian yang menimpa Nadya, mereka bergegas masuk ke dalam. Pak Agung segera membantu Nadya ia langsung menggendongnha lalu merebahkan ke atas tempat tidur kemudian ia menyarankan bi Darmi untuk segera menghubungi Pak Mantri. Bi Darmi dengan sigap menghubungi Mantri untuk melihat kondisi Nadya yang tiba-tib

  • Istri Pengganti   Bab. 95

    “Bagus, cari di mana taksi itu menurunkan wanita itu.” “Ta-pi, Tuan.”“Tapi apa!”“Tuan, kita sudah menemukan taksi online itu dan berhasil menemukan tempat terakhir Nona Nadya di turunkan. Sopir itu mengatakan bahwa Nona Nadya memintanya turun di terminal bus, kita kehilangan jejak karena sopir bilang dia hanya menurunkan Nadya di terminal, dia tidak tahu Nona Nadya naik bus jurusan mana. Kami juga sudah cek cctv di area terminal akan tetapi tidak menemukan jejaknya.” Ungkap pria itu merasa takut.“Hmm… ayo cepat cari lagi, saya tidak mau kamu membawa lapiran dengan tangan kosong, bawa di kehadapanku.” Titah Bastian menatapnya dengan sorot mata tajam.“Baik, Tuan.”Pria itu berlalu pergi dari hadapannya, lalu kemudian menyuruh para ajudan lain untuk segera kembali mencari jejak kepergian Nadya.“Sialan! Wanita itu rupanya sudah menyiapkan semuanya supaya dia tudak mudah saya lacak, dia memblokir nomor dan membuang kart

  • Istri Pengganti   Bab. 94

    Akhirnya ia sampai juga di halaman rumah milik keluarganya, dia sangat senang sekali akhirnya pernikahan kontrak yang mereka setujui sudah berakhir. Dia tidak tahu statusnya sekarang bagaimana yang jelas Nadya sudah benar-benar pergi jauh meninggalkan Bastian dan akan menenangkan diri dari keramaian kota. Ting!Pesan singkat dari seseorang telah masuk, Nadya tersenyum dia sangat senang akhirnya ia menemukan Andara. Akan tetapi Nadya tidak bisa terus terang menemui Andara, ia akan bersembunyi untuk melihat keadaan Andara di sanaa, yang terpenting dirinya bisa memantau keadaan sang Papah. Karena anak buah Bastian terus menjaganya dengan ketat. Nadya berpikir dia akan terus mengawasinya dari kejauhan untuk memanatau kesehatan sang Papah. Ia langsung menghirup udara segar kemudian melangkah ke depan membuka gerbang rumah dan menyeret koper miliknya. Desa kecil ini tidak akan pernah Bastian menemukannya di mana desa ini sangat jauh dari keramaian kota. Rumah ini peninggalan nenek kakeny

  • Istri Pengganti   Bab. 93

    Taksi online datang Nadya sengaja dia memesan taksi untuk membawanya pergi, Nadya juga memblokir kontak Bastian. Sesuai perjanjian isi kertas surat kontrak nikah mereka, Nadya akan pergi tanpa pamit lebih dulu kepadanya, hubungan mereka tidak akan pernah kembali. Nadya dan Bastian sepakat mereka berpisah sesuai keinginan masing-masing dari dua belah pihak. Beberapa jam kemudian. Bastian mulai sadarkan diri setelah malam panjang bersama Nadya dirinya baru bangun dari lelap tidur, Bastian tidak sadarkan diri bahwa semalam ia telah memprawani Nadya terlebih dia tidak sepenuhnya tersadar. Ia mulai mengucek-ucekan kedua mata oleh tangannya kemudian Bastian menguap lalu kembali terpejam.Alahkah terkejutnya Bastian baru tersadar bahwa dirinya tidak memakai pakaian, ia hanya mengenakan celana dalam yang terbungkus selimut tebal. Dirinya terperajat dari tempat tidurnya kemudian ia menyingkirkan selimbut tebal itu dan melihat bercak darah segar menempel sempurna di atas kain sprei. “Apa yan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status