Share

Bab 146

Penulis: kamiya san
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-29 07:32:03

Perjalanan dari Genting Highland menuju kota Kuala Lumpur yang menelan waktu hampir dua jam pun berakhir. Daishin sampai di rumah Mama Azizah kembali tepat pukul sebelas malam. Suasana sepi dan lengang itu terkikis dengan pintu rumah yang tiba-tiba terbuka.

Osara yang sudah tahu bahwa video bukti berhasil didapat, tentu saja sangat senang dan tidak mungkin pergi tidur. Kini menyambut kedatangan Daishin di teras dengan membukakan pintu rumah.

“Assalamu'alaikum.” Daishin melempar salam sebelum melewati Osara di pintu.

“Wa'alaikumsam.” Osara menyahut.

“Terima kasih ya ….”

Osara menjawab salam disusul ucapan terima kasih dengan memandang Daishin sebentar. Kemudian berpaling dan pura-pura akan menutup pintu. Tatapan elang itu membuatnya salah tingkah. Antara lega juga merasa bersalah.

“Sebaiknya lekas istirahat saja. Papa Handy dan Mama Azizah baru saja tidur. Mereka sama-sama sedang minum obat. Mama pun tidak enak badan tiba-tiba. Mungkin sedang banyak pikiran. Maaf….” Osara kembali
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
mommy can
ditunggu double updatenya Kaka jangan lama2 yaa makin penasaran dengan hub daisin dan osara .....setelah daisin tunjukin bukti2..papa Handi bakal nyuruh daisin. ikahin osara kan yaa......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 379

    “Maaf, Ma. Amira benar-benar tidak sengaja,” ucap Amira sambil meringis saat melihat pergelangan tangan mama yang membekas jarinya dan sangat merah. “Kata tak sengaja dan tidak ada apa-apa, tetapi tangannya mama kena cakar.” Mamanya mengomel sambil menunjukkan lengan tangan memarnya pada suami yang kepo bertanya. Mereka telah jalan beriringan di lorong bangsal perawatan. Papanya memandang Amira dengan dahi berkerut. Merasa heran juga apa yang sedang di kepala Amira hingga berkelakuan seganjil itu. Mereka berdiri di depan pintu yang lagi-lagi ruang perawatannya sama dengan ibunya Dimas, paviliun. Jantung Amira terasa berdetak lebih kencang tiba-tiba. Apalagi saat mamanya sudah mengetuk pintu. “Ma, ini kamarnya? Aku ke toilet dulu ya, nanti aku nyusul.” Amira memang tidak tahan lagi. Mendadak sangat ingin buang air kecil. Rasa air dalam ginjal sungguh sesak dan seperti akan luber. Mamanya menoleh pada suami dan saling berpandang, keduanya pun bergedikk bahu bersamaan. “

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 378

    Amira sedang dipoles wajahnya oleh sang ibu. Ternyata meski sudah berusia hampir setengah abad dan sebagian hidupnya habis dengan terasing di atas kapal yang terombang ambing di lautan, ibunya memiliki skill modern yang tidak kaleng-kaleng. Selain sebagai chef yang kadang merangkap jadi koki di kapal, juga terampil sebagai MUA bagusbyanh andalan di lautan. Belum saat kepiawaiannya dalam berenang dan diving di kedalaman laut sedang mendapat tuntutan, sangat bisa diandalkan. “Gak usah pakai kerudung ya, Ma. Gerah,” ucap Amira menyampaikan usulnya dengan rasa berdebar. Kemungkinan ibunya menolak. Mengingat kebanyakan wanita yang dia lihat di Blitar mengenakan penutup kepala, mungkin tidak berkerudung akan membawa kesan negatif. Bisa jadi lelaki yang akan dikenalkan padanya sudah tidak suka duluan melihatnya. Tidak memenuhi syarat dari sisi syariat. “Mana boleh tidak berkerudung … wajib pakai kerudung. Lagian sudah mama belikan sama bajunya sekali yang senada. Gak sopan gak pa

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 377

    Amira pergi ke ranjang dan menyambar boneka labubu raksasa. Dia duduk bersila di atas ranjang sambil memeluk bonekanya. Terlihat manis dan kekanakan. Menatap lelaki yang sedang berjalan mendekat ke arahnya. Dimas telah mengikuti dan kini duduk juga di tepian ranjang. Menyambung memakan cemilan dari sekaleng potatonya. Terasa jika Amira sedang beringsut mendekat di balik punggungnya.. “Mas Dimas, bagaimana kalo kita sistem nyicil saja?” tanya Amira yang tiba-tiba sudah memeluk pinggangnya dari belakang. Dimas menahan napas, Amira seperti sengaja memancing dengan menekankan dua bukit kembar di punggungnya. “Maksudmu apa, Amira?” tanya Dimas kian menahan napas. Sudah meraba apa maksud Amira. Gini amat punya calon istri yang sudah pernah disentuh orang. Gampangan sekali … tetapi pilihan hatinya hanya dia. Mungkin memang sudah terlanjur suka. Namun, jangan sampai terlahir anak hasil hubungan di luar nikah, apapun alasannya! “Mas, buatlah aku hamil duluan ….” bisik Amira. Terdeng

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 376

    "Aku tidak suka Mas Dimas dijodohkan! Tidak boleh!" seru Amira yang mendadak sikap posesifnya berhembus. Lekat menggayut pada tubuh kekar Dimas. "Tenang, Amira. Semua harus dihadapi dengan kepala dingin." Dimas menyahut tenang meski napasnya hampir Sabtu Minggu, terengah. Amira kian lekat lagi bergayut. Seperti tidak sudi sependapat dengan ucapan dari lelaki yang sedang memangkunya. "Jika begini, kamu ini seperti anak kungkang,” Dimas mengusik Amira yang sudah sedikit tenang dan duduk di pangkuan. Tetapi gaya kesukaan yang selalu dibawa, memeluk bak pacet. “Kungkang?” tanya Amira sambil tersenyum. Ingat jenis hewan serupa kera tetapi lamban gerakannya. Bahkan jalan kura-kura pun jauh lebih cepat dari kungkang. “Oh, bukan kungkang! Lebih pas lagi anak mo …!” “Ssstt!” Amira dengan gesit menutup mulut Dimas dengan tangan alias membekapnya. Lelaki itu diam saja dan tidak berusaha menghindar. Tangan itu lembut, hangat dan wangi. “Gak boleh mengolok pada gadis secantik ak

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 375

    Senyum yang terus mengembang di wajah cantik Amira seketika pudar. Menatap terbelalak pada lelaki di depan pintu di waktu maghrib. Menyangka mimpi tetapi dirinya sedang sadar sepenuhnya. Apa mungkin manusia jejadian? “Bagaimana bisa sampai sini?” tanya Amira dengan perasaan shock. “Ini benar kamu? Aku tak percaya ternyata memang ada kamu di kamar ini …,” ucap tamu lelaki yang ternyata juga terkejut. Menatap Amira dengan tersenyum samar. Terlihat santai yang awalnya seperti termangu juga mematung. Wajahnya di bawah lampu kurang terang justru tampak lebih menyala. Tampan dan maskulin. “Denganmu, apa aku pernah bohong?” tanya Amira dengan salah tingkah. Mata elang lelaki itu sedang menelisiknya dari ujung kaki hingga ujung kepala. “Pernah lah, lupa?” Tamu lelaki yang tak bukan adalah Dimas, menyahut dengan memicing tajam. Gadis di pintu terlihat innocent dengan baju model dress potongan balon. “Tapi tak pernah lama-lama. Akhirnya tampak mana yang betul juga kan …?” protes Amira. “

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 374

    Kedua orang tua sempat kembali ke kamar demi membawa sang putri masuk ke dalamnya agar bergembira. Mengeluarkan banyak oleh-oleh dan hadiah untuk anak tunggal kesayangan. Satu koper besar yang hanya berisi buah tangan untuk anak gadis telah dihamparkan di atas pembaringan. Pemiliknya tidak berhenti tersenyum sebab merasa bahagia atas banyaknya oleh-oleh miliknya dari orang tua tercinta. Namun, kini dia sendiri sebab sudah di tinggal kembali oleh mereka demi urusan kerja yang sementara. “Banyak sangat … tak sabar nak bagi sama Osa. Dia pasti suka sama dua anak dia sekali,” ucap Amira dengan senyum yang terus tersungging. Orang tuanya yang tidak lupa pada siapa Osara, berjanji akan mengunjungi ibu muda itu bersama Amira ke Surabaya. Singgah di apartemen suaminya sebelum terbang menuju Kuala Lumpur. Memandangi banyak boneka, squishy, coklat, potato, baju branded, set dalaman branded, accessories dan masih banyak lain-lain yang semua adalah keluaran dari product original. Orang tua be

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status