Share

Bab 241

Author: kamiya san
last update Last Updated: 2025-05-16 12:13:14
Emak pembawa sapu merasakan langkah kaki mendekat. Berbalik dan mendapati seorang wanita muda berparas cantik tetapi sedikit kurus dengan menggendong balita laki-laki berbadan gendut. Namun, meski baginya golongan kurus, wanita cantik itu sudah semampai dan luwes.

“Maaf, Mak Cik. Boleh tumpang tanya ke?” tanya Osara dengan logat sedikit kaku. Meski kedua orang tua adalah warga Indonesia, dia terlahir di bumi Malaysia. Namun, dalam keseharian, dia juga jarang menggunakan bahasa Melayu.

“Boleeeh, nak tanya apa, Kak?” Jawaban wanita itu ternyata lebih kaku logat serta pengucapannya dari Osara. Seketika perempuan penggendong bocah gendut pun memahami.

“Maaf. Mak Cik orang Indonesia kah?” Osara menebaknya. Biasanya cara bicara seperti itu adalah para pendatang yang sedang belajar dan berusaha berbicara dalam Melayu.

“Betul sangat, Kak. Emak nih datang dari Indon dibawa oleh Nyonyah. Sejak datang negara ini, langsung masuk sini dan tak lagi pergi mana-mana hingga kini.” Semangat
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
kamiya san
otewe, Kakak...
goodnovel comment avatar
Sri Kamiaty
yg bnyak doooong
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 243

    Tanpa pikir panjang, Erick berjalan cepat mengejar Osara sebelum turun tangga. Keterkejutan janda muda itu dimanfaatkan Erick untuk mengambil alih Irgi dengan mudah dari gendongan ibunya. “Lebih baik susukan Irgi di dalam kamarku, Osa. Tangisannya akan mengundang perhatian, sudah tidak ada lagi kamar tamu yang kosong di depan.” Erick bicara tegas sambil melangkah membawa Irgi yang seketika berhenti menangis. Balita gendut itu didekapnya agar tidak terpikir jadi galak. Sebenarnya menjadi galak tidak masalah, asalkan tidak menangis. Osara terkejut dengan tindakan Erick yang sesukanya. Tetapi juga takjub akan Irgi yang jadi diam tanpa menangis atau memberi penolakan. Biasanya digendong orang akan menolak dan menangis jika tidak suka. Demi hal itu, Osara bergegas mengikuti Erick ke dalam kamar dengan sangat terpaksa. Meski canggung, toh Erick adalah lelaki baik yang bisa dipercaya. Lagipula, bukan sekali ini terpaksa sekamar dengan lelaki asing. Sebelumnya pernah sama kamar dengan D

  • Istri Perawan Disangka Janda   Ban 242

    “Jangan paksa!” hardik Osara saat Erick menarik pelan tangannya untuk masuk ke dalam kamar. Tidak disangka, Irgi pun memukuli tangan Erick. Melihat mamanya menangis kemungkinan bocah itu juga panik. Sangat lucu tetapi juga membabi buta. “Aku tidak memaksa, hanya kasian pada Irgi.” Erick segera menjauh sebab perlakuan ibu dan anak yang sama-sama jadi galak. “Aku sebentar di sini. Aku hanya ingin agar kamu meralat ucapanmu. Kita tidak sedang berencana menikah.” Osara bicara agak sengal. Antara tangis, lelah dan kesal sedang berpadu di raga yang membuat napasnya terengah. “Ini aku lakukan agar kamu tidak merasa sulit di posisi kamu sebagai janda cerai mati. Agar kamu lebih mudah dan tidak bersedih. Tetapi kamu justru menangis. Jangan membuatku merasa bersalah dan menyesali. Please, hentikan tangismu, Osara.” Erick bicara lembut dan sudah keluar kamar tidak lagi di pintu. “Kan aku hanya minta tolong untuk dipinang saja, bukan dinikahi. Itu jauh sekali konteksnya, paham gak sih?” t

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 241

    Emak pembawa sapu merasakan langkah kaki mendekat. Berbalik dan mendapati seorang wanita muda berparas cantik tetapi sedikit kurus dengan menggendong balita laki-laki berbadan gendut. Namun, meski baginya golongan kurus, wanita cantik itu sudah semampai dan luwes. “Maaf, Mak Cik. Boleh tumpang tanya ke?” tanya Osara dengan logat sedikit kaku. Meski kedua orang tua adalah warga Indonesia, dia terlahir di bumi Malaysia. Namun, dalam keseharian, dia juga jarang menggunakan bahasa Melayu. “Boleeeh, nak tanya apa, Kak?” Jawaban wanita itu ternyata lebih kaku logat serta pengucapannya dari Osara. Seketika perempuan penggendong bocah gendut pun memahami. “Maaf. Mak Cik orang Indonesia kah?” Osara menebaknya. Biasanya cara bicara seperti itu adalah para pendatang yang sedang belajar dan berusaha berbicara dalam Melayu. “Betul sangat, Kak. Emak nih datang dari Indon dibawa oleh Nyonyah. Sejak datang negara ini, langsung masuk sini dan tak lagi pergi mana-mana hingga kini.” Semangat

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 240

    Tengku merasa isi kepalanya seperti koma setelah mendengar langsung pengakuan Erick yang akan menikah dengan Osara. Terlebih perempuan yang ditanya benar tidaknya akan hal itu tanpa menjawab dan hanya diam mengalihkan pandangan matanya. Sikap Osara sudah memberi tahu segalanya. Bahwa kabar yang didengar dari sumbernya langsung itu memanglah benar-benar fakta. Apalagi yang bicara adalah Erick, seorang berpendidikan dan bagus dalam pekerjaannya. Tidak mungkin bicara mengada-ngada dan mengarang cerita. Meski kecewa luar biasa, merasa tidak dianggap dan tidak dihargai, sebab selama ini Osara diam saja. Membalas pesan satu kali pun tidak. Namun, jiwa Ksatria Tengku yang seorang pria berdarah aceh terus menyala. Menyadari bahwa diri dan Osara kemungkinan memanglah bukan jodoh. Mau apa lagi... “Jika seperti itu, aku minta maaf. Sudah sempat mengganggu calon istrimu. Tapi aku tidak sengaja sebab aku memang betul-betul tidak tahu jika kalian ada sesuatu. Juga, seperti tidak bisa kuperca

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 239

    Setelah bersalaman serta sedikit basa basi dengan Papa Handy dan keluarga, Erick kembali menghilang. Keergiannya justru membuat perasaan Osara jadi senang. Padahal dirinya sudah berusaha tidak peduli. Tetapi masih saja merasa kikuk setiap bertatapan mata tak sengaja dengan lelaki itu. Meski sebenarnya sikap Erick masih biasa seperti pertemuan sebelumnya. Orang tua Erick menghampiri meja mereka untuk berbasa basi dengan Papa Handy kembali. Berakhir dengan permintaan mereka agar pulang sedikit lambat malam ini. Setidaknya hingga selesai berjamaah shalat isya bersama di mushola belakang rumah. Sepasang suami istri pemilik acara berbahagia itu meminta pada keluarga Handy untuk ikut menunggu hingga acara berakhir dan para tamu sudah undur diri. Dari ekspresi dan gelagatnya, seperti ada sesuatu penting yang ingin dibicarakan oleh mereka pada keluarga Papa Handy. Mama Azizah yang lelah dan tidak sanggup berada dalam keramaian terlalu lama, dibawa ke sebuah kamar tamu oleh mamanya Er

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 238

    “Mir, besok sore, aku pergi menghadiri undangan di acara ultah kawin saudaranya Papa Handy. Jangan ngarep aku datang ke rumah kamu. Lusa saja, ya,” Osara yang baru turun dari treadmill, mesin untuk olahraga jalan kaki, mendekati Amira sambil menarik kursi khusus bocil tempat Irgi ditahannya. “Gak lupa, kamu sudah bilang, Osa. Dah beli gamis baru belum? Biar lebih cetar….” Amira memberikan usulan. Menatap Osara dari ujung kepala ke ujung kaki. Merasa puas, sahabat sudah banyak mendapat perubahan bentuk bodi. Amir juga turun dari treadmil dan duduk dekat Osara yang sambil melurus kakinya. Sesekali juga di goyang-goyangkan melurus. “Temani, yuk, Mir!” sambut Osara bersetuju akan usul Amira. Berpikir perlu juga memakai gamis model terbaru dan bukan itu-itu saja di depan umum. Gamis di almarinya adalah koleksi stok lama sebelum menikah beberapa tahun lalu. Hati yang membeku, membeli baju model baru pun tidak napsu. Osara teringat gamis-gamis bagus dan mahalnya di rumah Surabaya

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 237

    Lelaki berdarah India dan Melayu, putra dari seorang pengusaha tekstil khusus sutra yang tampan itu menghela napas berat setelah Osara menyampaikan penolakan. Meski disampaikan dengan halus dan sopan agar tidak menyakiti, tetap saja seperti terhina dan dipandang sebelah mata. Merasa kedatangannya sudah begitu Ksatria dan terus terang dalam menyampaikan pinangan yang bertanggung jawab. Namun, gagal juga memberikan kesan terbaik agar wanita yang diidamkan menerima. Sebutan janda dingin itu masih bertahan untuk melekat pada Osara. “Kami minta maaf, salam untuk orang tua. Jangan pernah putus tali silaturrahim keluarga kita, ya.” Mama Azizah meluncurkan kalimat sakti untuk lelaki yang berpamit pulang dengan hampa. Kalimat sama andalannya pada setiap lelaki yang datang dan berpamit pulang setelah mendapat penolakan. Lelaki berperawalan gagah dan berwajah tampan itu telah pergi, meninggalkan suara samar deru mobil yang melaju. “Seperti itulah, Erick. Tante pening. Padahal kami su

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 236

    Tidak menyangka, tamu yang datang itu adalah Erick. Kini menyambut di teras dan berdiri menghadang di depannya. Terlihat gagah dan tampan seperti sebelum-sebelumnya. “Pak Erick….” Sapa Osara dengan masih merasa terkejut. “Apa kabar, Osara dan Irgi?” tanya Erick lagi sebab Osara tidak juga menyahut. Wajah yang mulai berisi dan terlihat cerah itu lebih cantik dari yang diingatnya tahun lalu. Irgi, semakin tampan dan berbadan tebal. Bahkan sekilas seperti bujur sangkar. “Aku… aku baik. Kami… baik. Apa Pak Erick sedang menungguku?” tanya Osara memastikan. Sungguh tidak menyangka jika Erick lah tamu yang dimaksud oleh sopir Osara. Tamu yang menunggu untuk melamarnya. Meski rasanya tidak mungkin, sebenarnya pun tidak percaya yang seorang Erick meminangnya. Namun, tiba-tiba otak Osara sedang memiliki rencana luar biasa untuk solusi masalahnya! “Jelas menunggu, Osa. Aku sedang menunggu kamu kembali bersama Irgi saat ini.” Erick membenarkan sambil mengulurkan tangan pada Irgi. Ajaibn

  • Istri Perawan Disangka Janda   Ban 235

    Dua belas bulan kemudian. Osara sedang menyusui Irgi di rumah Amira. Bocil gendut berusia dua tahun kurang beberapa hari itu mengantuk tetapi belum tidur juga meski sudah lama menyusu. Justru ibunya yang terantuk-kantuk ingin tidur tetapi bertahan membuka mata. “Ayo makan dulu!” Amira menyembul di pintu. Bau bawang berhembus, khas aroma dapur. Dia sedang bereksperimen bersama asisten rumahnya untuk mencoba resep menu baru. “Anakku belum tidur, Mir…,” sahut Osara lirih sambil memberi kode agar Amira tak berisik. “Tidurkan dulu, kutunggu!” seru Amira dengan suara kecil. Osara mengangguk sambil tersenyum. Memandang menghilangnya pemilik rumah di balik pintu. Enam bulan belakangan, Amira rajin menjemput Osara dan Irgi untuk dibawa ke rumahnya. Amira kembali putus cinta dengan lelaki yang terlanjur disayangi segenap jiwa. Merasa membawa Irgi yang lucu bersama ibunya sangat memberi hiburan dan tentu mereka tulus kepadanya. “Sudah lelap?” sambut Amira saat Osara masuk ke rua

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status