Share

Bab 347

Author: kamiya san
last update Huling Na-update: 2025-07-07 15:54:42

Dimas menahan perasaan yang terkejut sebab pemberitaan Amira yang tidak disangka sama sekali. Bukan sekadar terkejut, lebih kepada perasaan lumayan shock.

“Kenapa tidak jadi pergi ke Indonesia denganku, Amira?” tanya Dimas merasa tidak puas hati. Amira justru telihat cerah dan penuh senyum. Tidak ada raut berat yang beban sama sekali di wajah cerahnya.

“Lebih baik aku bersama temanku saja. Terima kasih ya, Mas Dimas udah berniat baik. Gak papa, kan?” tanya Amira, melihat ekspresi Dimas yang tampak tidak suka. Menyangka bahwa Dimas mungkin diam-diam sedang kecewa, membuat Amira merasa puas.

“Temanmu orang mana, Amira?” tanya Dimas berbisik. Mereka masih dalam bioskop. Alur cerita film horor pada layar sudah ketinggalan jauh dan tidak menarik lagi untuk diikuti. Jawaban Amira yang jelas adalah paling penting baginya saat ini.

“Sama denganku, sama-sama orang Melayu saja.” Amira menyahut singkat.

Dia kembali menyembunyikan wajah di balik lengan dan bahu. Begitu erat dan men
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (6)
goodnovel comment avatar
kamiya san
yg nulis lagi anu, Kak
goodnovel comment avatar
Ulfa Riinaa
Kelanjutan ny mn?
goodnovel comment avatar
kamiya san
ngakak dikit lagi layarnya ngembang, Kak tungguin teruuusss
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 487

    Bab “Shit!” Juan mengumpat saat mereka sampai di pintu pagar. Matanya reflek melirik pada Nanang, lelaki itu terlihat salah tingkah. “Segera putar balik, Nang! Nih, jangan lupa besok pukul tujuh!” seru Juan sambil menyelip selembaran merah pada sopirnya. “Lekas balik!” serunya lagi. Nanang pun sigap berputar arah dan meluncur meninggalkan area pagar dan rumah keluarga Juanda. Bukan apa-apa, saat tiba, hal pertama yang terlihat adalah dua orang yang sedang saling pangku di teras dan bermesraan. Kini mereka sudah berdiri, mungkin terkejut dengan kedatangan Juan. Dipikir benar-benar menginap di rumah Intana. “Kenapa kembali? Di mana istrimu?!” sapa lelaki di teras tanpa basa basi yang adalah Anthony. Berjalan lebih maju menyongsong abang ipar “Apa kau sangat girang jika aku tidak pulang? Sana, bawa istrimu ke kamar! Kau pikir ini hotel dan teras ini adalah balkon?! Ini bukan di kota, ini kampung!” sembur Juan juga tanpa basa-basi. “Yunita masuklah, hawa malam tidak bagus.

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 486

    Turun dari kawasan villa di dataran atas, Juan bukan pulang ke rumah, melainkan pergi membelok ke persimpangan. Melaju kencang dan kemudian berhenti mendadak. Juan menghampiri sebuah rumah minimalis dengan kolam ikan kecil di depan terasnya. Seorang lelaki tampak membuka pintu rumah dan keluar menyongsong mobil Juan di luar pagar. Dia adalah lelaki yang tidak asing lagi bagi keluarga Juanda. Siapa lagi ... Nanang! “Antar aku clubbing, Nang!” seru Juan sambil bergeser duduk. “Hadeh, ngapain, Mas?! Sama Bapak kan gak boleh, lagian sampean sudah pernah janji gak anu lagi lho, Mas!” Seru Nanang bimbang. Sekilas ingat Intana, perempuan cantik dengan bodi bak model yang tadi siang dinikahi si bos. Apa yang terjadi, kenapa gak meniduri istrinya malam-malam yang dingin begini? Lagian ini malam pertama buat mereka. Eh, pengantin lelaki malah nyari klub malam. Si bos ini normal tidak?! “Lekas, Nang! Gak banyak minumnya!” seru Juan. Berharap kali ini tidak dibantah. “Aku ambil jaket,

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 485

    “Kenapa makanmu sedikit saja, Intana?” tanya Bu Agus yang diam-diam memperhatikan. “Eh, anu, Ma, tadi sebelum turun, sudah makan banyak di villa. Perutku masih penuh, padahal makanannya enak-enak ini, Ma!” sahut Intana. Berusaha keras berkata baik pada ibunya Juan. Meski ini sangat susah, dirinya tidak biasa berbicara manis demi kebohongan. Namun, ini dengan wanita yang bergelar mertua, terpaksa! Padahal yang sebetulnya, bibirnya pedih sebab terluka. Juan memang gila! Saat makan malam usai, Intana tidak mau lagi masuk ke dalam kamar Juan. Menunggu dengan mengobrol bersama kedua mertua di ruang keluarga. Sempat ditemani sebentar oleh Yunita. Tetapi Anthony datang dan menjemput untuk dibawa turun kebun ke Kota Wlingi untuk jalan-jalan saat malam. Pak Agus dan Bu Agus ingin dibawa juga tetapi keduanya menolak dengan alasan jauhnya jarak tempuh. Lebih baik istirahat lebih awal malam ini. Tidak lama, Juan keluar kamar dan mengajak Intana berangkat ke villa lebih cepat. Niatn

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 484

    Yang mulanya hanya cukup dengan satu kepala keluarga, kini di meja makan telah mengembang menjadi tiga kepala keluarga dalam waktu super singkat. Keluarga Pak Agus dan istri, keluarga Yunita dengan suami, juga kelurga Juan plus istri. “Kamu tidak ingin tinggal lebih lama di sini, Yunita?” tanya Pak Agus. Meski selama ini terlihat datar dan diam, rupanya sedih juga setelah anak perempuan menikah dan dibawa suaminya. Kini anak lelaki yang jadi andalan, bisa jadi akan pergi jauh kembali. Sedih sekali rasanya menyadari hal ini. “Pak Azlan tidak membolehkan, Pa. Mungkin lain kali jika pekerjaannya tidak sangat banyak, kami pasti tinggal lebih lama.” Yunita yang mengerti perasaan orang tuanya, coba menenangkan hati mereka. Ingin hati tinggal dengan orang tua, tetapi ikut dengan suami rasanya juga bahagia. Apalagi Anthony sudah kembali menyentuhnya dan berjanji akan selalu setia, demi Yunita ikut kembali ke Surabaya. Tentu saja, suami mana yang ingin berjauhan dengan istri, apalag

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 483

    Tanpa bicara, Juan menjauh dari Intana dan menyandar di pintu. Tidak melakukan apa yang diminta oleh Intana. Perempuan kurang ajar, meminta memakaikan celana dalamnya. Jangan harap! Ketukan itu kembali terdengar, Juan membisu dengan raut garangnya, seolah sedang tuli. Tetapi memberi perintah lagi pada Intana agar memakai celananya dengan gerakan dagu dan sorot matanya. “Iya, Mak! Sebentar lagi aku keluar!” seru Juan. Orang yang mengetuk pintu dan menunggu di luar rupanya adalah asisten rumah tangga di rumahnya. Segera terdengar langkah menjauh setelah mendengar jawaban dari penghuni kamar. “Lekas dipakai calana kamu itu, Intana!” hardiknya lagi tetapi terdengar lirih sebab Intana terus berdiri dan mematung. Tidak juga bercelana. “Tidak perlu mengikutiku jika tidak patuh padaku!” bentak Juan dengan perasaan sangat kesal. “Suami jahat! Istri ingin dimanjakan, tapi malah marah! Jahat kamu ya, masnya Yunita!” Intana pura-pura marah dan mengomel. Padahal, puas sekali melihat lel

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 482

    Saat keluar dari kamar mandi dengan wajah basahnya, Intana merasa haru, Juan sudah menyiapkan satu sajadah lebar untuknya. Menyangka lelaki itu akan menjadikan dirinya makmum. Rasanya ini akan menjadi ibadah yang patut dia kenang di sepanjang usianya saat ini. “Mana sajadah kamu, masnya Yunita?” tanya Intana saat Juan menyodorkan sajadah itu padanya. Lelaki itu berdiri menjauh. “Ini sajadahku, pakai saja.” Juan makin bergeser mundur. Memandang Intana yang segera membungkus dirinya dengan mukena. “Aku sudah siap nih, masnya Yunita! Tapi, bolehkah kamu shalat tanpa beralas sajadah? Biasanya cicak suka berkhianat, ninggalin jejak lewat kotoran di mana-mana. Lagian lantai kamarmu kan gelap….” Intana berkomentar cepat. Memandang pada dinding kamar Juan yang dicat putih bersih tetapi lantai granitnya hitam legam. Aneh memang selera pria, cenderung suka gelap! “Kau lumayan ngerti juga, Intana. Pernah ngaji?” tanya Juan tertarik. Menatap Intana dengan tidak berkedip. “Aku dulu … sek

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status