Share

Bab 415

Penulis: kamiya san
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-07 23:55:03

Yunita menghampiri Amira di balkon.

“Amira, aku sudah enakan!” sapa Yunita yang sudah berdiri dekat dengan Amira. Dia tidak menelepon lagi, mungkin sedang berbalas pesan. Jarinya sibuk menari di layar ponsel.

“Eh, benarkah, Mbak? Syukurlah!” Amira menyambut dan berdiri. Meletak ponselnya di saku kemeja.

“Ayo masuk balik, Mbak. Anginnya kuat sangat! Soalnya badan aku tadi rasa gerah!” Amira ingin membawa Yunita kembali ke dalam kamar.

“Amira, Terima kasih sudah menolongku, membawaku ke kamarmu. Oh, iya … aku tadi belum sempat mengucapkan selamat. Selamat ya, sudah akan ada Amira dan Dimas junior ….” Yunita berbicara di belakang Amira. Seketika perempuan hamil yang ada suami itu berbalik.

“Terima kasih ucapan selamatnya, Mbak. Semoga, Mbak Yunita juga lekas menyusul. Eh, maksudku lekaslah jumpa jodoh dan …,” ucap Amira tersenyum lebar. Tetapi merasa aneh sebab ekspresi Yunita justru muram, bukannya mengaminkan doa baik yang dia dengar. Seketika jadi tidak enak hati. Senyu
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
kamiya san
Otewe, Kaaaak
goodnovel comment avatar
Albiyan Ariza
kapan update lagi ka?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 419

    Yunita keluar dari ruang kerjanya dan mencari Santi di meja sekretaris. Meski ruang administrasi masih ada beberapa orang di meja masing-masing, tetapi suasana terasa lengang. Mereka sibuk menutup pekerjaan menjelang pulang. “San, tamu dari Surabaya di ruang tunggu depan atau di lobi?!” Yunita berseru di pintu. Satu-satunya pemilik nama San di ruangan itu seketika menoleh dan berdiri. “Di lobi, Mbak ….!” sahut Santi yang diam-diam merasa heran. Biasanya si bos tidak pernah lupa dengan apa yang udah dilaporkan. Soalnya tadi sudah dia kabarkan jika tamu dari Surabaya menunggu di lobi pabrik. Bukan ruang tunggu di depan rumah besarnya sana. “Oke, San!” sahut Yunita sebelum berlalu. Langkahnya cepat. Lima belas menit lagi para karyawan akan pulang pukul Lima sore. Tidak ingin menghadapi tamu dari Surabaya dengan kondisi pabrik yang kosong. Berjaga-jaga andai Rendra datangnya dengan Anthony. Lelaki itu selalu membuatnya bersiaga satu! Dadanya kembali berdebar keras. Beberapa

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 418

    Merasa lega, wanita yang paling dicintai sedunia telah berundur dan pergi. Ibunya sedang ditunggu seorang tamu di depan, rupanya emak-emak tukang pijat langganan yang datang untuk mengurut tubuh ibunya. “Yun, Mama sudah pesan agar Mak Tun datang lagi besok pagi! Mama rasa kamu ini sudah lama banget tidak pijet. Satu tahun pun ada!” seru mamanya saat Yunita akan pergi dan melewati teras rumah. Nanang, sopir keluarga sudah terlihat menunggu. Ibunya duduk berbincang dengan seorang wanita tua di teras. Yunita sempat melempar senyum saat menyalami mereka berdua. “Benar, Nduk! Besok aku urut kamu ya! Kayaknya kamu ini lagi gak enak badan!” seru Mak Tun yang Yunita juga kenal. Wanita itu adalah tukang pijat tersohor di kampung dan di perkebunan. Yunita hampir mengiyakan jika tidak ingat akan kondisi dan rahasianya. Mungkin terasa sangat nikmat jika dipijat lembut di seluruh bagian tubuh. Namun, rumor jika dukun pijat bisa mendeteksi kehamilan, bahkan juga bisa membaca keadaan gadis y

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 417 b

    Obat dari Amira lumayan lebih bagus dari yang diberikan oleh dokter di Hotel M. Raganya terus membaik di sepanjang perjalanan. Hampir seluruh waktu lima jam dia habiskan untuk tidur. Tiba-tiba saja asisten driver membangunkan sebelum tiba di rumah beberapa kilometer saja. Yunita bersiap dengan memangku tas kesayangan. Berdoa semoga semua baik-baik saja tanpa kedua orang tua tahu apa yang sebetulnya sedang dia tanggung. “Yunita!” sapa wanita setengah baya yang tengah malam seperti ini belum tidur. Rumah mereka terang benderang dengan aktivitas para pekerja lembur yang sedang memilah biji kopi. Wajah ibunya terlihat cerah saat menyongsongnya di pintu pagar. Mobil travel pun berlalu setelah memutar balik arah menuju ke Kota Wlingi lagi. “Nanang bilang, kamu akan pulang beberapa hari lagi. Katanya urusan dengan kampusmu itu ada banyak yang belum selesai. Kok sudah pulang, apa sudah beres?” tanya ibunya dengan senyum. Terlihat senang dengan kepulangan anak perempuan satu-satunya.

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 417

    Hotel syariah di jantung Surabaya adalah tujuan wanita sedih itu. Kamar luas, bersih, rapi, dan ada mushola room kecil di dalam sungguh nyaman. Set obat baru telah di genggaman, persis punya Amira yang telah ditebusnya dari apotik besar di Tunjungan. Pergi diam-diam dari Hotel M dan sedikit berbelanja di swalayan, dia lakukan cepat-cepat. Tidak ingin terendus oleh pemilik Hotel M. Menghindari segala pertanyaan dan desakan apapun untuk sementara ini. Jujur, kehamilan di perutnya yang tidak disangka adalah beban batin yang merongrong kesehatan mentalnya. Testpack yang didapat dari mencuri itu rasanya bicara jujur. Garis dua kemerahan terbaca jelas di alat tes bukti hamil yang akuratnya tertulis 97% valid tersebut. Dia menangis lagi. Mengingat masa depan pabrik yang belum terang benderang dan masih tahap pengembangan. Orang tua tidak bisa diharapkan untuk mengambil alih pabrik kembali. Sakit mereka masih timbul tenggelam yang sehari sehat dan beberapa hari kemudian tumbang lagi.

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 415

    Yunita menghampiri Amira di balkon. “Amira, aku sudah enakan!” sapa Yunita yang sudah berdiri dekat dengan Amira. Dia tidak menelepon lagi, mungkin sedang berbalas pesan. Jarinya sibuk menari di layar ponsel. “Eh, benarkah, Mbak? Syukurlah!” Amira menyambut dan berdiri. Meletak ponselnya di saku kemeja. “Ayo masuk balik, Mbak. Anginnya kuat sangat! Soalnya badan aku tadi rasa gerah!” Amira ingin membawa Yunita kembali ke dalam kamar. “Amira, Terima kasih sudah menolongku, membawaku ke kamarmu. Oh, iya … aku tadi belum sempat mengucapkan selamat. Selamat ya, sudah akan ada Amira dan Dimas junior ….” Yunita berbicara di belakang Amira. Seketika perempuan hamil yang ada suami itu berbalik. “Terima kasih ucapan selamatnya, Mbak. Semoga, Mbak Yunita juga lekas menyusul. Eh, maksudku lekaslah jumpa jodoh dan …,” ucap Amira tersenyum lebar. Tetapi merasa aneh sebab ekspresi Yunita justru muram, bukannya mengaminkan doa baik yang dia dengar. Seketika jadi tidak enak hati. Senyu

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 414

    Hatinya begitu sakit dengan ucapan Anthony. Bisa-bisanya menuduh Yunita tidur dengan Dewangga. Bertemu pun baru satu kali dan waktu mereka habis di restoran. Mau bercinta di mana?! Geram sekali rasanya! Adakah sesuatu negatif yang dikatakan Dewangga pada Anthony sehingga sampai hati menuduh Yunita yang bukan-bukan? “Sayangnya akan ada rapat penting.” Anthony tiba-tiba sudah merapat di ranjang dan membungkuk. Mengambil wajah Yunita yang berpaling dengan sebelah tangan. Ternyata pipinya basah sebab air mata. Tepisan kuat membuat tangannya menggantung. Perempuan sedih itu menolak sentuhannya. “Kenapa kamu sangat membenciku?” tanya Anthony dingin sambil menarik tangannya dan berdiri kembali. “Kamu tidak pernah merasa telah berlaku bejat padaku? Melihatmu membuatku mual. Sentuhanmu juga membuatku ingin muntah!” ucap Yunita keras-keras. Anthony terkejut, dipandanginya tajam Yunita. “Seperti itu? Baiklah, sayangnya aku harus lekas pergi rapat. Selesai nanti, aku ingin bicara

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status