Share

Bab 66

Author: kamiya san
last update Last Updated: 2025-02-10 19:48:10

Khaisan berjalan cepat sebab penasaran. Perempuan berhijab serta bergamis panjang itu turun tangga dengan langkah cepat dan kini menuju ruang makan yang sama tujuan dengannya.

Siapa? Clara… ah, bisa jadi, mungkin gadis itu belum mandi. Mengingat hanya dia di rumah ini yang tergerak hati untuk menutup diri dengan busana syar'i meski tidak jarang ditanggalkan. Tetapi, Clara dari mana? Bukankah kamarnya di ujung?

Namun, siapa sosok pembuat penasaran itu segera terjawab saat Khaisan menarik kursi di meja makan dan menghadap perempuan itu. Sazlina…!

“Akan ke mana kamu, Saz?” tanya Khaisan tidak tahan membungkam. Merasa heran dengan penampilan Sazlina yang tidak seperti biasanya.

“Tidak ke mana-mana. Aku hanya ingin menutup aurat dan berbaju layak sebagai muslimah. Meski… ilmu agamaku tidak sedalam palung dan hanyalah sebatas parit.” Sazlina menyahut cepat dengan ekspresi yang biasa. Seolah kejadian menyakitkan dalam kamar mandi dengan Khaisan tidak pernah terjadi.

“Siapa yang tidak b
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
mommy can
ditunggu double updatenya ya Kaka ... yg banyak
goodnovel comment avatar
Sulikah Sulikah
hmmmm hmmmmmm
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 274

    Mereka keluar kamar dan bertolak pergi dari hotel tepat pukul sembilan pagi. Menyusuri jalanan indah di Bandaraya Melaka yang kanan kiri penuh dengan suguhan penampilan kota yang artistik dengan pengecatan warna warni. “Sebenarnya ingin lebih lama di sini…. Tetapi Pak Erick sedang ditunggu orang.” Osara mengeluh dengan sengaja. Barangkali tiba-tiba Erick tergerak hati untuk kembali berhenti dan transit. Menginap semalam lagi! Mereka sedang melewati Dataran Tinggi Melaka. Osara tahu, di sinilah tersembunyi spot-spot bersejarah yang menarik dan indah. Tidak heran jika kota ini ditetapkan sebagai salah satu situs warisan dunia oleh UNESCO di Malaysia. Selain Pulau Penang tentunya. “Aku pun apalagi, Osara. Kurasa menyenangkan tinggal lama di Bandaraya Melaka. Tempatnya sangat nyaman. Kehidupan modern dengan sentuhan budaya Melayu yang kental. Ini sangat indah dan artistik.” Erick menimpali. “Tapi bagaimana lagi. Maaf ya, lain kali kita datang kembali.” Erick menatap wajah Osar

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 273

    Luar biasa, Irgi tidak mencari saat subuh bahkan hingga terbit matahari sampai tiba sarapan pagi. Osara dan Erick saling pandang sambil tersenyum saat berdiri di depan pintu kamar. Tok Tok Tok Osara sengaja memberi tanda datangnya demi menghargai Suster Rahma di dalam. Ce Klerk Erick kemudian membuka daun pintu sebab tidak ingin merepotkan Suster Rahma. Andai dia jadi tergesa-gesa membuka pintu. Padahal mungkin sedang repot sekali di dalam sana. Assalamu'alaikum! Erick dan Osara hampir bareng bersalam. Terdengar sahutan jauh dari suara Suster Rahma dan sahutan dekat dari suara Irgi yang cadel. Ternyata, si bocil sedang di lantai beralas karpet bersama adik barunya. Keduanya anteng sekali sebab televisi besar itu menyala dangan lagu asyik anak-anak. Sedang Suster Rahma di pantry mini menghangatkan sebotol ASI yang baru dikeluarkannya dari cooler bag. Pilihan Erick akan suite room untuk mereka ini memang tepat. Mengingat kepentingan dan kebutuhan bayi cukup beragam d

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 272

    Hujan deras di luar tidak disadari oleh dua insan dalam kamar. Hanya dingin hawa di ruangan yang selalu tercatat tetapi mereka juga tidak merasakannya. Saling peluk erat telah membuat jadi hangat segalanya. Wajah lelaki pemeluk yang tampan penuh senyum. Bahagia yang dia rasa seperti mimpi yang tidak pernah dia sangka. Namun, wanita cantik dalam pelukan, wajahnya muram dalam tatapan suaminya. “Kenapa, senyum-senyum…,” tegur Osara dengan usil. Cup Bukan menyahut. Erick justru menyambar bibir itu dengan ciuman. “Kenapa tidak senyum?” desak Erick sambil mengetatkan pelukannya. “Kenapa, Osara?” desaknya lagi. Sebab yang ditanya kian muram. “Aku sedih, ingat almarhum. Maaf….” Osara bicara jujur. Merasa bersalah terhadap keduanya. “Aku paham. Tapi ini bukan salahmu. Jangan berlarutan.” Erick menghiburnya dengan berkata lembut. “Jika kamu bahagia, dia di sana juga lebih bahagia. Dia akan lebih tenang di alamnya. Jangan khawatir, Ini tidak masalah baginya, Osara.” Eri

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 271

    Ceklerk! Bunyi handle pintu bergerak. Mereka berdua terkejut dan menoleh ke arah pintu kamar seketika. Ternyata lelaki yang baru dibicarakan telah masuk dengan memakai kode angka di pintu. Tentu saja dia sudah hapal dan tahu sebab yang beli. Siapa lagi? Erick. “Sudah tidur semua, Osa?” tanyanya santai sambil mendekat ke ranjang. Bayi dan Irgi tidur di ranjang terpisah tetapi tidak berjauhan. Mereka terlihat lelap dan damai. “Apa mereka sudah kenyang?” Kali ini Erick tidak mencari jawaban sendiri. Tetapi memandang bergilir di wajah Osara dan suster. “Sudah, Encik. Mereka sudah pulas sebab kenyang.” Suster menyahut sebab Osara terdiam dan menatap Erick dengan bingung. Sesaat heran dengan kondisi pasutri yang terkesan canggung, kaki dan tidak romantis. Ada apa? Suster bertanya-tanya dalam hatinya. “Suster Rahma, jaga mereka. Aku dan istriku akan beristirahat, tepat di kamar sebelah. Jika ada apa-apa, segera telpon, jangan segan.” Erick berbicara setelah menyambar tangan Osara.

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 270

    Erick menatap bayi cantik yang tertidur pulas di atas tempat tidur. Perutnya buncit sebab kenyang. Telah meminum banyak susu dari seorang ibu susu yang datang bak malaikat tiba-tiba. Takjub sekali rasanya. Tidak menyangka perempuan mulia itu adalah istrinya sendiri. Kedua matanya bahkan berkaca-kaca. “Apakah sudah siap?” Osara datang menyusul ke dalam kamar. Baru saja makan malam bersama Irgi dan Erick di rumah Erlina. Malam ini juga mereka akan pulang kembali ke Kota Kuala Lumpur. Berpikir bahwa lebih cepat pergi akan lebih baik. “Semua sudah siap?” Erick balik bertanya. “Susternya beby lagi shalat isya.” Osara sambil mendekat ke ranjang. Merasa berdebar menatap bayi perempuan yang cantik itu. Sebentar lagi akan mereka bawa ke KL untuk dibesarkan sementara oleh Erick dan Osara mensupport nya. Meski nyatanya tidak rumit. Ada dua suster yang dibawakan oleh Zidane. Juga anggaran biaya yang tidak sedikit dari abangnya, Zayn, yang disadari jika anak kedua Erlina adalah darah d

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 269

    Kamar bayi sangat luas. Desain yang bagus dan mewah. Sayang sekali, harusnya terasa damai, justru kegusaran melanda. Tangis melolong terus mengudara di penjuru dalam rumah. Sangat bising dan cukup mengguncang jiwa. Irgi yang biasa aktif dan tidak bisa diam saat melihat mainan baru serta lingkungan baru, hanya diam dalam gendongan papa barunya. Bukan mengantuk, tetapi ikut merasa tegang akan bunyi tangis membahana. Maklum, dia adalah bocil yang jarang menangis hanya karena perasaan. Setelah suster bicara sejenak dengan bahasa Melayu kental dengan suster yang menggendong bayi menangis, Osara diminta duduk di ranjang. Bayi histeris itu diserahkan untuk coba disusukan olehnya. Namun, bayi perempuan cantik itu menolaknya mentah-mentah! “Biasa dia guna alat apa untuk minum ASI, Kak?” tanya Osara dengan ekspresi tenang pada dua suster. “Guna botol, Kak. Semenjak dua bulan lepas, guna botol dah…,” ucap Suster itu. “Kenapa harus secepat itu?!” Erick terkejut. Melangkah mendekat den

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status