ISTRI PILIHAN IBUBab 19 Genderang Perang Ditabuh"Aku duluan yang dinikahi Mas Dewa. Mas Dewa nikahi kamu juga karena terpaksa. Hanya demi ibunya. Dia tidak pernah sekalipun menginginkanmu. Asal kamu tahu Gemi, Mas Dewa itu cinta mati sama aku." Devita merasa di atas angin, merasa dicintai Sadewa."Jangan ngimpi kamu bisa dapetin hatinya. Dasar pelakor!" Devita memaki-maki Gemi seenaknya, melampiaskan kekesalannya.Devita menuduh Gemi sebagai pelakor karena merasa ia dinikahi Sadewa lebih dulu. Sementara Gemi merasa ia lebih berhak atas Sadewa karena dinikahi secara sah secara agama dan negara. Ada bukti buku nikahnya dengan Sadewa. Sementara Devita hanya dinikahi di bawah tangan, tidak sah secara hukum.Devita melemparkan buku nikah milik Gemi itu ke sembarang arah, lalu pergi meninggalkan kamar sempit di sudut dapur yang ditempati oleh gadis desa itu dengan kemarahan yang meluap. Wanita cantik itu melangkah dengan tergesa-gesa menuju kamarnya dengan Sadewa. Napasnya memburu. Ia ak
Bab 20 Upaya Pendekatan Ketika Gemi menoleh, ternyata Devita sudah berdiri di samping gerobak sayur, memberikan tatapan kebencian kepadanya. Gadis desa itu sedikit gugup dan ketar-ketir, waspada dengan apa yang akan dilakukan Devita terhadap dirinya. 'Tidak biasanya Devita bangun pagi,' pikir Gemi heran.Tiba-tiba perasaan Gemi tidak enak. Devita pasti mempunyai maksud tertentu, yang pasti maksud buruk kepada dirinya. Aneh saja Devita yang tidak pernah masak ikut bergabung dengan ibu-ibu yang tengah berbelanja sayur."Ibu-ibu hati-hati, lho, dengan ART-nya," ucap Devita mulai memprovokasi warga kompleks. Deg! Gemi terhenyak, ia merasa jadi objek pembicaraan Devita."Memang kenapa, Bu Dewa?" komentar seorang ibu muda dengan pakaian kasual."Mungkin ART kalian yang dari kampung bisa aja jadi pelakor, lho." Devita berkata sambil melirik sinis ke arah Gemi."Oh, ternyata Devita ingin menjelekkan aku di depan warga kompleks," batin Gemi gemes."Ah ... Mana mungkin suami kita tertarik sam
ISTRI PILIHAN IBUBab 21 Sentuhan Tak Sengaja"Mas, tidur yuk! Aku sudah mengantuk," rajuk Devita sambil bergelayut manja di lengan Sadewa yang fokus menonton televisi.Semenjak terbongkar rahasia bahwa Gemi adalah istri sah dari suaminya, Devita sering bersikap mesra kepada Sadewa di depan madunya itu, sengaja untuk memanas-manasi, bermaksud membuat Gemi merasa cemburu. Gemi yang tengah mengambil air dingin di lemari pendingin merasa muak mendengar suara manja Devita. Buru-buru gadis desa itu meninggalkan dapur yang terhubung dengan ruang keluarga. Ia tidak ingin mendengar lebih banyak.Devita merasa menang, di atas angin karena Sadewa hanya mencintainya. Para tetangga dan semua teman kantor juga tahunya ia satu-satunya istri yang dimiliki Sadewa. Bagi orang-orang dalam circle kehidupannya, Gemi hanyalah dianggap seorang pembantu.Meski istri sah, Gemi merasa seperti istri simpanan yang dirahasiakan dari khalayak ramai. Ini membuatnya tak nyaman. Ia masih harus berperan sebagai ART
Bab 22 Cinta tak Harus Memiliki"Pakeeet!" Terdengar teriakan nyaring kurir ekspedisi dari arah pintu depan. "Gemi ambil sono paketnya!" perintah Devita masih saja berlagak bossy di rumah. Gemi bergegas keluar untuk menemui kurir yang mengirimkan paket. Ia hanya merasa kasihan kurirnya akan menunggu lama. "Paket buat siapa? Buat aku?" tanya Devita percaya diri saat Gemi sudah kembali ke meja makan dengan membawa sebuah paket terbungkus bubble wrap warna hitam itu dan kembali duduk di meja makan."Buat aku," jawab Gemi lantas membuka paket itu di depan Sadewa dan Devita. Isinya paket skincare. Senyum mengembang di bibir gadis berpostur mungil itu."Ih, Mas Dewa kok beliin skincare buat Gemi aja. Aku nggak dibeliin?" Devita merajuk, protes."Bukan aku yang beliin," sanggah Sadewa ketus. Kening pria tampan itu berkerut. "Ini dari Haris," ucap Gemi. Sadewa terkesiap dan merasa tidak suka Gemi diperhatikan lelaki lain, meski selama ini ia tidak pernah menganggap Gemi sebagai istrinya.
ISTRI PILIHAN IBUBab 23 Setitik Harapan "Makasih, Ris, ini semua berkat skincare pemberianmu," ucap Gemi dengan mata berbinar mendapatkan pujian dari Haris. Kepercayaan dirinya jadi berlipat hingga ia merasa yakin dan optimis bisa mengambil hati dan meraih cinta dari Sadewa."Alhamdulillah ... Semoga Mas Dewa jadi lebih menyukai wajah mulus dan cerahmu," doa Haris dengan tulus dari lubuk hati terdalamnya. Ia hanya ingin Gemi meraih kebahagiaannya.Dari lahir Gemi hidup sebatang kara, tidak pernah mengenal kasih sayang dari kedua orang tuanya. Ibunya meninggal dunia saat berjuang melahirkannya. Sementara ayah Gemi tidak ada yang tahu siapa orangnya. Ibunya Gemi tidak pernah mau bercerita siapa yang telah menghamilinya saat bekerja sebagai ART di ibukota.Haris berharap sahabat masa kecilnya itu bisa merasakan kebahagiaan dalam pernikahannya. Rasanya sudah cukup penderitaan yang dicecap oleh Gemi selama ini.Meskipun patah hati dan belum bisa move on dari Gemi, Haris mencoba untuk ikh
Bab 24 Belum Siap Melayani Suami"Mas Dewa, Paklik Man besok Sabtu katanya mau main ke Jakarta," ucap Gemi mengabarkan saat menemani Sadewa sarapan. Kali ini Gemi hanya menghidangkan roti bakar keju dan segelas kopi mochacino sasetan.Uhuk!Sadewa tersedak roti yang tengah dikunyahnya. Gemi buru-buru memberikan segelas air putih."Maaf, aku mengagetkan Mas Dewa." Gemi merasa bersalah ucapannya membuat Sadewa terkejut hingga tersedak makanan. Seharusnya ia membahas masalah Paklik Man nanti setelah Sadewa menyelesaikan sarapannya."Biar nanti kuajak Devita untuk menyingkir keluar rumah dulu. Mungkin aku akan mengajak Devita nginep di hotel saja," usul Sadewa."Terserah Mas Dewa aja." Gemi pasrah dengan apa pun rencana Sadewa. ***Malam ini Gemi hanya makan berdua dengan Sadewa karena Devita belum pulang. Setelah selesai makan, Gemi membereskan meja makan dan lanjut mencuci piring.Setelah itu Gemi masuk ke kamarnya. Gadis desa itu jarang menonton televisi. Hanya berduaan saja dengan S
ISTRI PILIHAN IBUBab 25 Haris Geram Seorang pria muda berbadan tinggi, tegap, berkulit agak gelap dan berambut ikal cenderung keriting beberapa kali melewati depan rumah Sadewa dengan mengendarai sepeda motor, seperti tengah memantau dan mengawasi rumah bercat biru langit, tempat tinggal Gemi.Pria itu adalah Haris. Ia merasa Gemi seperti menyembunyikan sesuatu darinya. Firasatnya mengatakan ada yang tidak beres dengan pernikahan sahabatnya itu. Pernikahan dadakan karena perjodohan. Haris tidak melihat aura bahagia yang biasanya terpancar dari sepasang suami istri yang baru menikah. Tatapan Gemi selalu terlihat sendu. Haris yang baru beberapa hari pindah indekos di Jakarta, seminggu ini mendapatkan giliran masuk kerja shift dua. Di mana waktu kerjanya mulai pukul tiga sore hingga pukul sebelas malam. Dari pagi sampai siang, lelaki berwajah manis itu mempunyai waktu untuk memantau keadaan rumah Sadewa secara diam-diam tanpa sepengetahuan Gemi tentunya.Ketika melihat seorang gadis
Bab 26 Tamu dari DesaGemi menutupi semua penderitaan darinya. Enggan bercerita. Ternyata hidup Gemi justru lebih menderita dan menyedihkan setelah tinggal di ibu kota. Haris akan memaksa Sadewa untuk melepaskan Gemi bila memang tak menginginkan gadis itu.Haris mencoba menenangkan diri. Waktu di ponselnya sudah menunjukkan pukul 14.05. Ia harus pergi dan bersiap berangkat kerja. Haris akan membuat perhitungan dengan Sadewa nanti. Hatinya sakit membayangkan penderitaan Gemi di rumah suaminya sendiri.Keesokan paginya, Haris kembali mengintai rumah Sadewa. Ia ingin berbicara empat mata dengan suami dari sahabatnya itu. Haris melihat Sadewa masuk ke dalam mobil diikuti seorang wanita cantik berpenampilan seksi. Emosinya langsung tersulut melihat kemesraan yang ditampilkan kedua orang itu.Pemuda berambut ikal itu bisa membayangkan sakitnya hati Gemi saat melihat suami yang dicintainya bermesraan dengan wanita lain di depan matanya. Pastilah api cemburu akan berkobar di dadanya.Haris