LOGINWanita itu akhirnya bisa memisahkan diri dari Rina yang memang sepertinya ditugaskan oleh ibu mertuanya untuk selalu mengawasi Aghnia ketika sedang tidak berada di rumah.
Aghnia mengerutkan dahinya ketika sampai di depan paviliun yang sama seperti yang ditinggalinya dan juga Aryan hanya saja tempat itu seperti tidak berpenghuni.
“Nona Aghnia, anda ada di mana?”
Suara Rina terdengar semakin dekat hingga membuat wanita itu terpaksa harus memasuki area paviliun yang tidak berpenghuni tersebut. Aghnia seakan tidak peduli dengan hal apa yang akan ditemuinya di dalam nanti mungkin saja hantu atau hal lainnya.
Karena yang ada dipikiran Aghnia saat ini adalah bebas sejenak dari semua rutinitas yang tanpa sadar mengikatnya. Setidaknya wanita itu ingin tidur selama beberapa menit saja.
“Semoga saja di sini tidak ada hantu,” gumam Aghnia sambil merebahkan tubuhnya di atas rumput dengan pohon rindang sebagai atapnya.
Wanita itu m
Pukul sembilan akhirnya Arion tiba di perusahaan Athaya Group dengan tatapan penuh tanya dari sepasang mata yang memandangnya.Untuk kedua kalinya pria itu menginjakkan kakinya tapi kali ini dengan hati yang mantap Arion datang untuk bekerja bukan hanya sekedar menggantikan saudara sepupunya.“Kakek, maaf aku terlambat,” ucap Arion ketika baru saja masuk ke dalam ruangan sang kakek.Haris yang sedang minum teh dengan Cakra yang berdiri di sampingnya langsung menoleh seraya melemparkan senyumnya dan menyuruh sang cucu untuk duduk.“Apa kamu sudah sarapan Arion?” tanya Haris sambil meletakkan secangkir teh di hadapan cucunya.Pria paruh baya tersebut memang sengaja menyiapkan satu cangkir lagi untuk Arion agar keduanya bisa mengobrol sambil minum teh bersama.“Sudah Kek tadi sekalian sarapan sama mama di rumah.”Arion meraih cangkir yang ada di hadapannya lalu menengguk isinya secara perlahan
“Ke mana dia? Kenapa lama sekali pergi ke toilet?” Aghnia memutar bola matanya ke sekeliling area candi karena sudah dua puluh menit pria itu belum kembali dari toilet.Wanita itu juga dengan sengaja tidak melanjutkan perjalanannya hanya karena untuk menunggu Aryan.“Kebetulan sekali,” lirih Aghnia ketika ponselnya berdering dengan nama Aryan di sana.“Halo Aryan, berapa lama kamu akan di….”“Aku ada urusan penting jadi kamu lanjutkan saja berkeliling Jogja dengan tour guide,” potong Aryan.“Baiklah.”Sambungan telepon mereka pun terputus begitu saja tanpa ada salam perpisahan atau kata apa pun dari pria itu.Aghnia pikir mungkin pria itu sedang sibuk dengan urusan pekerjaannya sampai tidak bisa ikut berkeliling dengannya.“Mas Rudi, ayo kita lanjutkan perjalanan hari ini karena mendadak suami saya ada urusan pekerjaan,” kat
“Halo Sayang, apakah kalian sudah sampai di Jogya?” tanya Ayu yang memutuskan untuk menghubungi putranya lewat panggilan telepon sebelum memutuskan untuk berkebun.“Kami baru saja sampai tapi sekarang kami sedang berada di hotel untuk istirahat sebentar sebelum berkeliling Jogya,” jawab Aryan sambil menahan rasa di hidungnya.Beberapa menit yang lalu petugas hotel sudah membawakan es batu serta peralatan p3k yang sempat diminta oleh Aryan melalui saluran telepon kepada resepsionis.Pria itu juga merasa beruntung saat sang mama menghubunginya melalui panggilan telepon biasa sehingga tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dengan wajahnya saat ini.Selain itu, Aghnia sendiri tidak ada di kamar bersamanya karena masih merasa kesal dengan ulah jahilnya.“Ya sudah kalau begitu selamat bersenang-senang di sana dan jangan lupa untuk selalu berusaha agar kami bisa segera mendapatkan cucu dari kalian.”Aryan y
Dua hari kemudian akhirnya sepasang pengantin yang masih terhitung baru tersebut pergi berbulan madu sesuai dengan yang Haris sudah rencanakan.Pria paruh baya itu sengaja mengirim Aryan dan juga Aghnia bulan madu di dalam negeri karena jika sampai ada hal mendadak gampang ditemui atau bahkan mereka bisa secepatnya kembali.Keduanya akan menghabiskan waktu bulan madu selama tiga hari dua malam di Yogyakarta. Memang bulan madu mereka terkesan singkat tapi jika setelah ini Arion bersedia bahkan mampu mengurus perusahaan tanpa Aryan mungkin di lain waktu Haris akan merencanakan bulan madu yang sesungguhnya untuk mereka.Sesampainya di bandara mereka langsung dijemput pihak hotel sekaligus Rudi yang akan menjadi tour guide keduanya selama di Yogyakarta.“Selamat pagi Mas Aryan dan juga Mbak Aghnia, perkenalkan nama saya Rudi yang akan me—““Tidak usah dijelaskan saya tahu siapa anda tapi sepertinya selama di sini nanti
Kini Arion dibuat bingung oleh sikap mamanya yang menolak keras untuk kembali tinggal bersama keluarganya. Bisa pria itu simpulkan kalau mamanya memang masih menyimpan rasa sakit hati yang mendalam tentang kejadian di masa lalu.“Sekarang aku harus melakukan apa, Pa?” monolog Arion yang seolah sedang bicara dengan mendiang papanya yang saat ini sedang duduk di sebelahnya ketika pria itu sudah ada di kamar.Pria itu tidak bisa meninggalkan mamanya sendirian hanya untuk tinggal dengan kakeknya karena beberapa pesan terakhir sang papa seolah sedang membelitnya.“Aku benar-benar tidak bisa meninggalkan mama hanya untuk menjaga kakek dan juga sebaliknya aku tidak bisa meninggalkan mama hanya untuk menjaga kakek.”Sebanyak apapun Arion mengeluh tentang apa yang sedang dirasakannya, tentu tidak membuat masalah sedikit demi sedikit menghilang atau pun masalah itu selesai dengan sendirinya.Harus ada keputusan yang pria itu ambil agar semua bebannya berkurang.***Di kediaman Athaya mereka sem
“Nona Aghnia, anda dari mana saja?” tanya Rina sambil melangkahkan kakinya mendekat ke arah Aghnia dengan raut wajahnya yang sangat khawatir.Aghnia baru saja masuk ke dalam paviliuan dengan senyuman di wajahnya seolah tidak ada beban karena sudah berhasil membuat Rina dan para pelayan mencarinya.Namun bukannya menjawab wanita itu malah melemparkan pertanyaan kepada Rina. “Apakah mama Ayu sudah pulang?”“Seharusnya Nyonya besar sudah pulang tapi sampai sekarang belum terlihat.”Detak jantung Aghnia kembali normal saat tahu kalau mama mertuanya belum sampai di rumah. Setidaknya dengan begini tidak ada yang tahu kalau tadi wanita itu sempat menghilang.“Kalau begitu, aku mohon jangan katakan apa pun mengenai aku yang tadi sempat menghilang ya,” mohon Aghnia dengan wajah memelas.Rina bergeming sambil mempertimbangkan permohonan wanita itu. Dan di detik berikutnya Rina menjawab dengan anggukan kepala. Tentu mendengar hal itu langsung membuat sudut bibir Aghnia tertarik lebar.“Tapi lain







