Home / Romansa / Istri Pilihan Untuk Aryan / Bab 7 Sebuah Keputusan

Share

Bab 7 Sebuah Keputusan

Author: Iinyoursoul28
last update Last Updated: 2025-12-12 11:21:48

Setelah dipikirkan kembali akhirnya Aghnia memilih untuk menjalani pernikahannya bersama Aryan sesuai saran yang diberikan oleh Doni pagi ini. Tentu dengan harapan kalau cintanya yang tulus dan juga penuh gairah dapat membuat pria itu berubah hingga jatuh cinta kepadanya.

Walau hatinya sempat sakit ketika menerima kenyataan kalau Aryan menikahinya dengan alasan lain tapi wanita itu sudah benar-benar jatuh cinta dengan segala perlakuan manis serta rasa perhatian yang diberikan pria itu sebelum Aghnia tahu kebenarannya.

“Jadi, apakah kamu sudah memikirkannya? Maksudku, apakah kamu ingin bercerai atau tetap menjalani pernikahan ini?”

Suara Aryan mampu mengagetkan Aghnia yang baru saja keluar dari kamar mandi setelah mengganti pakaiannya. Pria itu memang langsung masuk ke kamarnya ketika melihat Aghnia yang keluar dari mobil melalui jendela yang ada di ruang kerjanya.

“Apakah kau tidak bisa menunggu sebentar? Setidaknya jangan muncul tiba-tiba seperti ini karena kau hampir membuat jantungku copot,” omel Aghnia.

Aryan tersenyum seolah tidak menyadari kesalahannya apalagi setelah mendapatkan tatapan tajam dari wanita itu. Jujur saja saat ini Aryan merasa senang ketika berhasil membuat Aghnia kesal.

Rasanya seperti ada kepuasaan tersendiri yang dirasakan oleh pria itu, tapi apakah hal itu bisa dibilang dengan munculnya benih cinta yang tidak disadari oleh Aryan?

“Maaf karena sudah membuatmu terkejut tapi hal ini sangat penting bagiku jadi aku harus tahu keputusan apa yang akan kau ambil.”

Aghnia mengeryitkan dahinya dengan kedua manik matanya yang masih menatap Aryan. Tapi tiba-tiba saja Aghnia ingin tahu bagaimana reaksi pria itu jika ia menggodanya.

“Tunggu, kenapa kau bilang hal ini sangat penting bagimu? Apakah kau takut jika aku meninggalkanmu? Atau kau takut jika terus bersamaku, kau akan jatuh cinta kepadaku, Aryan?”

Pertanyaan macam apa itu? Kenapa rasanya terdengar tidak menguntungkan untuk Aryan. Apakah mungkin Aghnia ingin tahu tentang isi hari pria itu?

“Aku mohon jawab pertanyaanku dengan jujur, aku masih berharap kalau kau juga merasakan cinta yang sama denganku walau rasa itu hanya sedikit, Aryan.”

Jujur saja ketika melemparkan beberapa pertanyaan tersebut kepada Aryan, wanita itu merasa gugup serta takut jika jawaban tidak sesuai dengan harapannya hingga sakit hatinya akan semakin dalam.

“Mungkin jawaban yang lebih tepat adalah aku takut jika kau meninggalkanku,” jawab Aryan sambil memalingkan wajahnya.

“Tapi lebih tepatnya aku takut jika kau memilih untuk bercerai dan kakek akan terus memaksaku untuk kembali menikah dengan wanita pilihannya yang lain jadi....”

Ingatan Aryan kembali berputar tentang obrolannya bersama Doni di telepon setelah wanita itu benar-benar pergi meninggalkan paviliun.

“Ha—halo Mas Aryan,” sapa Doni dengan suaranya yang terdengar sedikit bergetar. Sepertinya pria itu takut dimarahi oleh Aryan karena sudah menceritakan tentang masa bosnya.

“Kenapa lama sekali kau menjawab teleponku?” omel Aryan karena sudah beberapa kali panggilan teleponnya tidak dijawab oleh asisten pribadinya tersebut.

“Ma—maaf Mas tapi tadi saya....”

“Sudahlah aku tidak mau mendengarkan alasanmu tapi kau harus membantuku sekarang karena Agnhia sudah tahu kalau aku menikahinya karena paksaan dari kakek.”

“Apa? Kenapa Mas Aryan membiarkan Mbak Aghnia tahu tentang hal itu?”

Doni terkejut karena sekarang wanita itu sudah tahu banyak bahkan tentang Aryan yang selama ini pura-pura menyukainya. Tentu saja pria itu semakin bersalah kepada Aghnia yang dianggapnya adalah wanita yang sangat baik tersebut.

“Malam itu aku merasa muak karena harus terus berpura-pura jadi tanpa sadar aku mengatakannya tapi sekarang aku harus bagaimana?” tanya Aryan dengan nada suaranya yang perlahan terdengar melemah.

Bingung, mungkin kata itu yang tepat menggambarkan keadaannya saat ini. Aryan memang tidak pandai hidup dengan penuh kebohongan sehingga malam itu tanpa sengaja mengungkapkan isi hatinya begitu saja kepada Aghnia.

Memang terdengar menyakitkan tapi itulah Aryan yang selalu bersikap ceplas-ceplos. Tapi ada baiknya juga karena Aghnia sudah tahu sebelum mereka membuat kenangan terlalu banyak.

Doni terdengar membuang napas berat karena sang bos yang selalu saja berulah. Kalau sudah begini pria itu yang juga akan ikutan repot karena harus mencari solusi atas masalahnya.

“Kalau begitu lebih baik Mas Aryan berdoa saja kalau Mbak Aghnia masih ingin mempertahankan pernikahan kalian karena kalau saya jadi beliau juga saya ogah lama-lama hidup sama Mas Aryan yang....”

“Jadi kau sudah bosan bekerja denganku? Begitu ‘kan maksudmu?” potong Aryan dengan nada bicaranya yang terdengar sedikit meninggi akibat merasa kesal mendengar jawab dari asisten pribadinya.

“Ih Mas bukan begitu loh maksud aku.”

“Kali ini aku tidak akan memaafkanmu jika kau tidak bisa memberikan solusi untukku, jadi lebih baik cepat pikirkan cara terbaik yang harus aku lakukan untuk membuat Aghnia mempertahankan pernikahan kami,” ancam Aryan.

“Tunggu sebentar Mas biar aku pikirkan.”

Obrolan mereka pun hening hingga beberapa detik sampai akhirnya Doni kembali membuka suaranya.

“Mas saat ini saran yang aku punya hanyalah berusaha bersikap baiklah kepada Mbak Aghnia atau mulai saja dengan membuka hatimu kepadanya agar pernikahan kalian bisa bertahan lama.”

Membuka hati rasanya terdengar sulit bagi Aryan apalagi di hatinya masih ada nama yang sejak beberapa tahun ini bersemayam di hatinya yaitu “Bella”.

Wanita itu adalah cinta pertama sekaligus orang yang mengenalkan Aryan rasa manis dan juga pahitnya tentang sebuah arti cinta. Tapi Aryan tidak pernah menyalahkan wanita itu atas kepergiannya walau sampai saat ini pria itu masih merasakan sakit kehilangan tersebut.

Aryan mengerti kalau Bella mungkin tidak tahan jika terus hidup bersamanya yang selalu sibuk mempersiapkan diri untuk menjadi pewaris Athaya Group.

“Mungkin aku akan memilih opsi pertama yaitu berusaha berbuat baik kepadanya tapi untuk membuka hati rasanya itu mustahil.”

Jadi wajar saja jika Aryan memberikan jawabanya yang mampu membuat hati wanita itu terasa berbunga-bunga. Hanya ini cara yang pria itu punya agar Aghnia masih mau mempertahankan pernikahan mereka.

“Baiklah, aku setuju untuk mempertahankan pernikahan kita.” Jawaban Aghnia berhasil membuat sudut bibir pria itu tertarik dengan lebar hingga pria itu menoleh.

“Tapi sampai kapan kita akan seperti ini?” tanya Aghnia.

“Entahlah aku belum memikirkannya tapi mu—“

“Kalau begitu, bolehkah aku saja yang menentukannya kali ini?” potong Aghnia dengan nada memohon yang langsung dijawab anggukan oleh pria itu.

“Jadi aku berniat mengakhiri pernikahan kita jika dalam tiga kali pernyataan cintaku ditolak olehmu,” lanjut Aghnia yang kali ini menghindari kontak mata dengan Aryan dengan menatap ke arah lain.

“Kenapa harus seperti itu? Apakah mungkin kau benar-benar sudah jatuh cinta kepadaku, Aghnia?” tanya Aryan dengan nada bicara yang terdengar sangat berhati-hati.

Biasanya mungkin Aryan akan mengabaikan wanita yang mengungkapkan isi hatinya kepadanya tapi kali ini jika Aghnia yang mengungkapkannya apa yang harus pria itu lakukan?

Rasanya Aryan benar-benar terjebak dengan permainannya sendiri sekarang. Pria itu tidak bisa membayangkan jika Aghnia nanti akan mengatakan isi hatinya lalu setelah itu mereka akan bercerai.

“Menurutmu, apakah aku tidak akan jatuh cinta setelah dalam waktu satu bulan kau memperlakukanku seperti layaknya ratu yang akan hidup di hatimu selamanya?”

Aghnia sengaja menjawab pertanyaan sang suami dengan pertanyaan juga. Selain itu, Aghnia tidak ragu menatap kedua mata pria itu seolah untuk menunjukkan kalau wanita itu memang sudah jatuh cinta kepada Aryan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Pilihan Untuk Aryan   Bab 18 Terbagi Menjadi Dua Kubu

    Pukul sembilan akhirnya Arion tiba di perusahaan Athaya Group dengan tatapan penuh tanya dari sepasang mata yang memandangnya.Untuk kedua kalinya pria itu menginjakkan kakinya tapi kali ini dengan hati yang mantap Arion datang untuk bekerja bukan hanya sekedar menggantikan saudara sepupunya.“Kakek, maaf aku terlambat,” ucap Arion ketika baru saja masuk ke dalam ruangan sang kakek.Haris yang sedang minum teh dengan Cakra yang berdiri di sampingnya langsung menoleh seraya melemparkan senyumnya dan menyuruh sang cucu untuk duduk.“Apa kamu sudah sarapan Arion?” tanya Haris sambil meletakkan secangkir teh di hadapan cucunya.Pria paruh baya tersebut memang sengaja menyiapkan satu cangkir lagi untuk Arion agar keduanya bisa mengobrol sambil minum teh bersama.“Sudah Kek tadi sekalian sarapan sama mama di rumah.”Arion meraih cangkir yang ada di hadapannya lalu menengguk isinya secara perlahan

  • Istri Pilihan Untuk Aryan   Bab 17 Terukir Di Hatiku

    “Ke mana dia? Kenapa lama sekali pergi ke toilet?” Aghnia memutar bola matanya ke sekeliling area candi karena sudah dua puluh menit pria itu belum kembali dari toilet.Wanita itu juga dengan sengaja tidak melanjutkan perjalanannya hanya karena untuk menunggu Aryan.“Kebetulan sekali,” lirih Aghnia ketika ponselnya berdering dengan nama Aryan di sana.“Halo Aryan, berapa lama kamu akan di….”“Aku ada urusan penting jadi kamu lanjutkan saja berkeliling Jogja dengan tour guide,” potong Aryan.“Baiklah.”Sambungan telepon mereka pun terputus begitu saja tanpa ada salam perpisahan atau kata apa pun dari pria itu.Aghnia pikir mungkin pria itu sedang sibuk dengan urusan pekerjaannya sampai tidak bisa ikut berkeliling dengannya.“Mas Rudi, ayo kita lanjutkan perjalanan hari ini karena mendadak suami saya ada urusan pekerjaan,” kat

  • Istri Pilihan Untuk Aryan   Bab 16 Aku Merindukanmu, Bella

    “Halo Sayang, apakah kalian sudah sampai di Jogya?” tanya Ayu yang memutuskan untuk menghubungi putranya lewat panggilan telepon sebelum memutuskan untuk berkebun.“Kami baru saja sampai tapi sekarang kami sedang berada di hotel untuk istirahat sebentar sebelum berkeliling Jogya,” jawab Aryan sambil menahan rasa di hidungnya.Beberapa menit yang lalu petugas hotel sudah membawakan es batu serta peralatan p3k yang sempat diminta oleh Aryan melalui saluran telepon kepada resepsionis.Pria itu juga merasa beruntung saat sang mama menghubunginya melalui panggilan telepon biasa sehingga tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dengan wajahnya saat ini.Selain itu, Aghnia sendiri tidak ada di kamar bersamanya karena masih merasa kesal dengan ulah jahilnya.“Ya sudah kalau begitu selamat bersenang-senang di sana dan jangan lupa untuk selalu berusaha agar kami bisa segera mendapatkan cucu dari kalian.”Aryan y

  • Istri Pilihan Untuk Aryan   Bab 15 Melampiaskan Rasa Kesal

    Dua hari kemudian akhirnya sepasang pengantin yang masih terhitung baru tersebut pergi berbulan madu sesuai dengan yang Haris sudah rencanakan.Pria paruh baya itu sengaja mengirim Aryan dan juga Aghnia bulan madu di dalam negeri karena jika sampai ada hal mendadak gampang ditemui atau bahkan mereka bisa secepatnya kembali.Keduanya akan menghabiskan waktu bulan madu selama tiga hari dua malam di Yogyakarta. Memang bulan madu mereka terkesan singkat tapi jika setelah ini Arion bersedia bahkan mampu mengurus perusahaan tanpa Aryan mungkin di lain waktu Haris akan merencanakan bulan madu yang sesungguhnya untuk mereka.Sesampainya di bandara mereka langsung dijemput pihak hotel sekaligus Rudi yang akan menjadi tour guide keduanya selama di Yogyakarta.“Selamat pagi Mas Aryan dan juga Mbak Aghnia, perkenalkan nama saya Rudi yang akan me—““Tidak usah dijelaskan saya tahu siapa anda tapi sepertinya selama di sini nanti

  • Istri Pilihan Untuk Aryan   Bab 14 Rahasia Pernikahan

    Kini Arion dibuat bingung oleh sikap mamanya yang menolak keras untuk kembali tinggal bersama keluarganya. Bisa pria itu simpulkan kalau mamanya memang masih menyimpan rasa sakit hati yang mendalam tentang kejadian di masa lalu.“Sekarang aku harus melakukan apa, Pa?” monolog Arion yang seolah sedang bicara dengan mendiang papanya yang saat ini sedang duduk di sebelahnya ketika pria itu sudah ada di kamar.Pria itu tidak bisa meninggalkan mamanya sendirian hanya untuk tinggal dengan kakeknya karena beberapa pesan terakhir sang papa seolah sedang membelitnya.“Aku benar-benar tidak bisa meninggalkan mama hanya untuk menjaga kakek dan juga sebaliknya aku tidak bisa meninggalkan mama hanya untuk menjaga kakek.”Sebanyak apapun Arion mengeluh tentang apa yang sedang dirasakannya, tentu tidak membuat masalah sedikit demi sedikit menghilang atau pun masalah itu selesai dengan sendirinya.Harus ada keputusan yang pria itu ambil agar semua bebannya berkurang.***Di kediaman Athaya mereka sem

  • Istri Pilihan Untuk Aryan   Bab 13 Tak Ingin Kembali

    “Nona Aghnia, anda dari mana saja?” tanya Rina sambil melangkahkan kakinya mendekat ke arah Aghnia dengan raut wajahnya yang sangat khawatir.Aghnia baru saja masuk ke dalam paviliuan dengan senyuman di wajahnya seolah tidak ada beban karena sudah berhasil membuat Rina dan para pelayan mencarinya.Namun bukannya menjawab wanita itu malah melemparkan pertanyaan kepada Rina. “Apakah mama Ayu sudah pulang?”“Seharusnya Nyonya besar sudah pulang tapi sampai sekarang belum terlihat.”Detak jantung Aghnia kembali normal saat tahu kalau mama mertuanya belum sampai di rumah. Setidaknya dengan begini tidak ada yang tahu kalau tadi wanita itu sempat menghilang.“Kalau begitu, aku mohon jangan katakan apa pun mengenai aku yang tadi sempat menghilang ya,” mohon Aghnia dengan wajah memelas.Rina bergeming sambil mempertimbangkan permohonan wanita itu. Dan di detik berikutnya Rina menjawab dengan anggukan kepala. Tentu mendengar hal itu langsung membuat sudut bibir Aghnia tertarik lebar.“Tapi lain

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status