Share

Bab 100

“Aih, kau salah memakai kostum, Malati! Halo!” seru Sulis menatap gadis berparas minim ekspresi dengan meliuk liukan sebelah tangannya secara gemulai ke hadapan wajah Malati. Kebalikan dengan Malati, Sulis wanita ekspresif dan ceria. Jika bersedih hati maka ia terlihat sedih. Jika tengah bergembira maka ia terlihat gembira.

Jauh panggang dari api. Malati lebih banyak menampakan wajah datar apapun perasaannya, baik sedih atau bahagia. Hanya semenjak mengenal Aldino ia mengalami perubahan cukup signifikan. Sedikit. Ia bisa tersenyum, tertawa dan menangis sejadi-jadinya saat bersama pria bertubuh besar itu.

“Mau kemana?”

Malati bertanya berdasarkan pertanyaan Sulis.

“Mau berziarah ke makam Ferry Salim Tanujaya.”

Sulis menjawab dengan serius.

“Tunggu!” panik Malati. Bukankah Sulis mengatakan jika mereka akan bertemu dengan Claire, putri Laura Tan, Profesor Matematika.

Cit,

Ban mobil berdecit. Dengan keterpaksaan, Sulis mengerem mobil kijang legend milik ayahnya secara mendadak.

“Jangan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status