Share

48. Masih Mengisi Hati

Author: Writergaje23_
last update Last Updated: 2025-07-26 20:04:02

"Neo!" Naya memanggil dari lantai atas membuat Arya, Abia dan Neo yang juga ada di sana kontan menoleh.

"Kenapa?" tanya pria sipit itu heran melihat wajah tidak santai sang istri.

"Cepat ke sini! Kita perlu bicara," ajak Naya serius yang dibalas Neo dengan dengkusan.

"Kau saja yang ke sini! Memangnya harus sekali membicarakannya berdua?" tanya Neo sewot yang dibalas Naya dengan pelototan kian tajam.

"Jika kau tidak peduli, yasudah tidak jadi!" sahut perempuan dengan badan masih berbalut baju tidur itu sensi.

Berikutnya, Naya sudah masuk ke kamarnya lagi. Arya melirik penuh peringatan pada sang putra. Membuat Neo yang sadar akan lirikan sang Ayah, balik melotot tak kalah garang.

"Kenapa Daddy melihatku begitu?!" tanya Neo ngegas.

"Temui istrimu. Mungkin dia ingin membicarakan hal yang penting," titah Arya tanpa nada penekanan sama sekali.

Namun sayangnya, sudah mampu membuat Neo bangkit berdiri dengan malas-malasan. "Mana mungkin dia bisa membicarakan hal penting," sebal pria sipit itu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Istri Rahasia Kesayangan CEO Duda   50. Aku Menyukai Tubuhmu

    Neo mengusap lembut rambut Naya. Kali ini, perempuan itu tengah berbaring dengan paha Neo sebagai bantalnya. Mereka tengah menonton televisi di kamar dengan Neo yang duduk bersandar di kepala ranjang.Sepertinya, televisi hanya alat pemecah kecanggungan di antara mereka. Sebab sedari tadi, yang dilakukan Neo hanyalah menatap kosong ke depan tanpa tahu apa yang ia tonton. Sedangkan Naya, hanya menikmati usapan lembut di kepalanya dari sang suami."Kenapa kau menungguku tadi? Sekarang, kenapa juga kau malah tidak tidur. Kau kan tidak bisa begadang, Nay." Neo bertanya sambil menatap wajah istrinya yang sebagian tertutupi rambut ikal perempuan itu.Naya yang semula berbaring menyamping menghadap TV, kontan berbaring terlentang. Membuat wajah Neo langsung terlihat tepat di atasnya. Hidung mancung, bibir basah yang sedikit tebal, juga mata sipit dengan rahang yang tegas.Naya tidak bohong kalau suaminya memang setampan itu. Tapi, tentu saja dia enggan mengakuinya di depan pria ini secara la

  • Istri Rahasia Kesayangan CEO Duda   49. Dilema Dua Hati

    Ini hari minggu. Seperti janjinya pada Nara lewat pesan, mereka akan pergi kencan akhir pekan. Jadi, pagi-pagi sekali pria sipit itu sudah mandi.Hal tersebut tentu saja membuat Naya curiga. Tidak biasanya pria sipit itu mandi pagi saat libur bekerja. Apa suaminya ingin pergi ke suatu tempat?"Kau sudah rapi saja sepagi ini. Mau ke mana?" Abia bertanya sambil tersenyum menggoda begitu melihat penampilan putranya di meja makan. Perempuan itu seolah tengah mewakili pertanyaan yang ada di kepala Naya namun gengsi perempuan itu tanyakan.Dilihat dari gaya berpakaiannya saja, Abia sudah tahu bahwa makhluk ini akan pergi semacam hangout-an dan sebagainya. Neo menyengir tanpa menjawab kemudian mulai memakan sarapannya."Apa kau ingin pergi jalan-jalan dengan istrimu? Tapi kenapa Naya belum mandi?" tanya Abia lagi tanpa henti.Naya meletakkan kopi di dekat piring Neo dan ayah mertuanya. Perempuan itu kemudian ikut duduk dan melanjutkan sarapan."Dia tidak bilang akan mengajakku jalan-jalan, B

  • Istri Rahasia Kesayangan CEO Duda   48. Masih Mengisi Hati

    "Neo!" Naya memanggil dari lantai atas membuat Arya, Abia dan Neo yang juga ada di sana kontan menoleh."Kenapa?" tanya pria sipit itu heran melihat wajah tidak santai sang istri."Cepat ke sini! Kita perlu bicara," ajak Naya serius yang dibalas Neo dengan dengkusan."Kau saja yang ke sini! Memangnya harus sekali membicarakannya berdua?" tanya Neo sewot yang dibalas Naya dengan pelototan kian tajam."Jika kau tidak peduli, yasudah tidak jadi!" sahut perempuan dengan badan masih berbalut baju tidur itu sensi.Berikutnya, Naya sudah masuk ke kamarnya lagi. Arya melirik penuh peringatan pada sang putra. Membuat Neo yang sadar akan lirikan sang Ayah, balik melotot tak kalah garang."Kenapa Daddy melihatku begitu?!" tanya Neo ngegas."Temui istrimu. Mungkin dia ingin membicarakan hal yang penting," titah Arya tanpa nada penekanan sama sekali.Namun sayangnya, sudah mampu membuat Neo bangkit berdiri dengan malas-malasan. "Mana mungkin dia bisa membicarakan hal penting," sebal pria sipit itu

  • Istri Rahasia Kesayangan CEO Duda   47. Jangan Terlalu Cantik

    Naya dan Neo pergi ke rumah sakit dengan diantar Bagas. Tapi, karena ada jadwal latihan di pelatnas, pria itu pamit pergi setelah mengantar kedua pasangan suami istri itu.Mobilnya memang sengaja Neo tinggalkan di rumah sang Ayah karena merasa itu bukan miliknya. Mobil itu dulu dibelikan oleh Arya sebagai hadiah ulang tahunnya.Begitu menemukan ruangan sang Ayah, Neo segera masuk diikuti Naya. Begitu mendapati kehadiran putra dan menantunya, Abia tersenyum senang."Daddy kenapa, Ma?" tanya Neo sambil memandangi Ayahnya yang masih terbaring tak sadarkan diri dengan infus di tangan juga alat bantu pernapasan."Maag kronisnya kambuh. Kau kan tahu Daddy-mu tidak bisa terlambat makan, apalagi tidak makan seperti beberapa hari belakangan." Abia menjelaskan yang membuat bahu Neo merosot."Memangnya kenapa dia tidak makan?" tanya Neo meski tahu alasan sang Ayah sampai seperti ini."Setiap makan di rumah, dia selalu teringat padamu. Jadi dia selalu melewatkan sarapan maupun makan malam. Biya b

  • Istri Rahasia Kesayangan CEO Duda   46. Tolong Pulang

    Pagi sekali, Neo sudah mendengar suara grasak grusuk dari arah dapur. Entah karena tumben mengetahui istrinya berkutat di dapur sepagi ini atau memang kontrakan yang sempit, suaranya jadi begitu nyaring terdengar sampai kamar.Karena sudah tidak bisa tidur lagi, Neo akhirnya beranjak bangun dan berjalan menuju dapur. Sambil bersandar pada ambang pintu dapur, Neo memandangi kegiatan istrinya dengan mata setengah terpejam."Kau sedang melakukan apa, Naya?" tanya Neo heran sambil sesekali menguap karena masih sangat mengantuk.Semalam, dia memang sulit tidur karena kepikiran pada Abia dan Arya. Terlebih Abia. Neo belum menjelaskan dengan benar pada sang Mama membuat perempuan itu menangis saat ia pergi dari rumah kemarin.Memikirkan itu membuat Neo akhirnya terjaga sampai sekitar pukul dua atau tiga malam. Naya pun menemaninya semalam dengan alasan masih belum mengantuk, padahal perempuan itu sudah menahan mati-matian matanya agar tidak terpejam.Tapi, pagi ini perempuan itu juga bangun

  • Istri Rahasia Kesayangan CEO Duda   45. Tidak Boleh Sakit

    Begitu kembali dari kantor, Arya mendapati istrinya sudah menunggu di ruang tengah sambil berkacak pinggang. Perempuan itu terlihat kesal dengan mata menyorot galak."Kau kemana saja sampai tidak mengangkat teleponku?" tanya Abia sebal tanpa berani berbicara dengan nada tinggi pada sang suami."Aku sibuk. Banyak pekerjaan di kantor," jawab Arya santai sambil hendak berlalu menuju kamar.Abia kontan mengejarnya dan berlari menaiki tangga. "Hei, Mas! Kita perlu bicara!" panggil perempuan itu begitu Arya seolah mengabaikannya."Kau tidak tahu putramu pergi dari rumah? Dia mengemasi barang-barangnya dan bilang tidak akan tinggal di sini lagi! Kenapa kau bisa sesantai itu?" tanya Abia tidak habis pikir sambil berlari mengejar suaminya di undakan tangga.DUGH!"Aww ...." Abia meringis begitu kakinya tersandung di undakan tangga kemudian jatuh berguling hingga undakan terakhir.Arya yang panik kontan menoleh dan berlari menghampiri sang istri. Tangannya menyentuh bagian betis bawah bagian be

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status