"Aaakkhhh kamu ngapain gak pakek baju begitu sih? Algi mesum!" Rania histeris sambil melempar tasnya ke tubuh Algi, sehingga lelaki buru-buru mengambil celana yang tak jauh dari tempatnya berdiri dan kembali memakainya seperti semula.
"Kamu bisa ada suaranya gak sih, kalau masuk ke kamar?""Aku pikir kamu belum pulang. Cepet pakek bajunya!""Iya ini, sabar!"Memang baginya sangat tumben sekali kalau Algi pulang sebelum pukul sembilan malam. Bahkan sebelumnya Algi selalu pulang hampir menyentuh jam 12 malam. Jadi bukan salah Rania, kalau dia menganggapnya rumahnya masih sepi.Setelah memakai baju, Algi juga mengenakan lagi bajunya!"Udah belum?""Apanya?""Pakek bajunya!""Kamu ngapain tutup mata gitu segala, bukannya kamu sering ngeliat cowok telanjang!""Apa kamu bilang?" Rasa kesal wanita itu sepertinya tidak bisa ditahan lagi, sudah capek seharian belanja di Mall, pulang-pulang malah mendengar tuduhan tak jelas lagi. Sekali-kali harus ditegasin lah, biar gak tuman. "Ngomong sekali lagi!"Plak!!Belum Algi menjawab, Rania sudah lebih dulu menjatuhkan sebuah tamparan ke pipi tirus suaminya, terlihat kepalanya yang menoleh ke arah lain."Aku emang gak sekaya kamu ya Algi, tapi aku masih punya harga diri. Laki-laki telanjang yang pernah gue liat cuma kamu, barusan! Dih ngapain gue capek-capek jelasin, gak penting juga!"Puas sekali sudah berhasil membuat mulut Algi tertutup rapat."Kamu udah berani nampar aku? Kamu gak tau aku siapa?""Algi Darmigo, seorang penyanyi terkenal, papan atas, yang pernah melakukan tour ke seluruh dunia, punya fans jutaan. Siapa yang gak kenal kamu? Sayang aja mereka gak tau kalau ternyata idola mereka gak jauh dari pengecut yang cuma bisa menyembunyikan istrinya!"Merasa tertantang sekali diajak debat malam-malam, Algi pikir Rania adalah istri-istri protagonis di sinetron adzab kali yang hanya akan menangis ketika ditindas oleh suaminya. Tapi Rania berbeda, selama dia tak salah, dia akan lawan siapapun yang menindasnya termasuk Algi itu sendiri."Pengecut?" Algi mengulang pengucapan Rania lagi."Terus apa namanya? Menyetujui pernikahan cuma gara-gara gak mau kehilangan sponsor, habis itu bikin surat perjanjian pernikahan yang isinya masih harus menyembunyikan status pernikahan. Apa namanya kalau bukan pengecut? Oh aku tau, sampah!"Mendengar ocehan Rania, bukannya semakin sadar Algi malah seperti kertas yang tersulut api dan dengan tangannya, dia meremas sisi baju Rania hingga terangkat ke atas."Ngomong apa kamu barusan?""Sampah! Kenapa emangnya??"Mata Algi benar-benar setajam pedang menusuk bola mata Rania yang membulat menatap dirinya."Kamu itu cuma status doang buat aku, gak ada apa-apanya. Aku mau buang kamu malam ini juga bisa! Asal kamu tau ya, keputusan pernikahan kita itu, ada sama aku. Jadi kamu jangan berasumsi bahwa kamu paling dirugikan di sini!""Lepasin, Algi!" Rania hendak mendorong tubuh suaminya, namun tenaga dia masih kalah kuat dengan yang mencengkram."Aku ingetin lagi ya, kamu jangan banyak tingkah. Rahasiakan pernikahan kita seumur hidupmu, karena sebentar aku pasti bisa nyingkirin kamu!"Algi melepas cengkaramannya sampai Rania sedikit terhuyung ke belakang, lalu dirinya segera beranjak meninggalkan kamar itu. Tak baik jika masih berada satu kamar dengan Rania, mungkin bisa jadi ia akan berubah menjadi psikopat sadis."Aku penasaran, sampai di mana kesombongan kamu itu!" Napasnya masih naik turun dalam tempo cepat akibat perlakuan suaminya yang membuat dia amat emosi itu. Rania tentu masih menutup mulutnya, akan pekerjaan yang akan dia lakukan besok.Mungkin saja, dia akan memberikan sedikit kejutan untuk suaminya??***Keesokan harinya, seperti biasa Algi sudah bangun lebih dulu untuk bersiap-siap karena hari ini ada tiga agenda yang harus dia lakukan. Dia memasuki kamarnya hanya untuk membawa baju, namun pergerakannya terhenti saat melihat Rania yang sudah berdandan rapi di depan meja rias.Hatinya ingin tetap cuek tapi mulutnya gatal sekali ingin bertanya, mau ke mana istrinya itu."Mau ke mana kamu?" Akhirnya Algi lebih memilih menggaruk mulutnya."Kerja!" jawab Rania singkat, karena sisa amarah tadi malam masih melekat di dalam ingatannya."Ya kerja di mana? Jauh? Kalau sekiranya membuat orang-orang jadi tau tentang pernikahan kita, mending kamu keluar aja dari kerjaan itu!" Rupanya perdebatan tadi malam masih terus berlanjut sampai pagi. Atau mungkin bisa jadi sampai selamanya."Kepo banget sama kerjaan aku, tenang aja, aku gak bakal sangkut pautkan kamu sedikitpun. Buat apa juga, gak penting!!"Singkat padat dan jelas sekali jawaban dari Rania, hingga perempuan itu langsung berdiri dan meninggalkan Algi yang mematung di tempatnya.Dia akan menaiki sebuah taksi, untuk itu Rania tidak boleh terlambat apalagi ini hari pertamanya. Di dalam tasnya yang lumayan besae itu, tersimpan alat-alat make up, yang di siapkan saat akan mengikuti para artis ke tempat kerjanya."Gak waras! Bodo ah, aku gak urus!" decit Algi sambil melanjutkan kembali aktivitasnya.Menghabiskan waktu perjalanan sekitar 15 menit, taksi yang dia tumpangi sudah sampai di gedung agensi GoldHuman dan seperti apa kata HRD kemarin, Rania harus mendatangi atasannya beranama Jessie Carolina yang akan memberitahu pekerjaan apa yang akan dia lakukan."Ini Kak Rania, ya?" sapa wanita berambut bop blonde itu."Benar, saya Rania Artalezia, saya baru saja ditugaskan bekerja di hari ini!""Oke aku udah dengar tentang kamu tadi. Sekarang kita ke ruang make up dulu yuk, kenalan sama semua staff dan juga sudah ada beberapa artis yang datang. Semangat ya, semoga betah kerja di sini!" papar Jessie dengan senyuman cerianya, membuat Rania yang tadinya merasa amat gugup, seketika mejadi rileks."Makasih Kak Jes," jawab Rania dan mereka berdua berjalan dari lantai satu ke lantai 3 ruang makeup dan pakaian. Untuk membuat kejutan, Jessie meminta Rania untuk menunggu di luar sejenak dan memintanya masuk ketika namanya dipanggil nanti."Guys guys, perhatian sebentar, hari ini kita kedatangan staylish baru looohh!! Rencananya dia yang akan menghandle keperluan aktor Rangga Dwijaya, dan Artis Viola Gabriel," papar Jessie yang juga memiliki jenis pekerjaan yang tidak jauh beda dengan Rania. Tetapi dia merangkap sebagai manager style yang khusus menangani penampilan artis dalam acara-acara penting seperti award, undangan pernikahan pejabat, ceremony dan sejenisnya."Siapa tuh? Cewek atau cowok?" sahut yang bersangkutan. Di sisinya ada Algi yang sedang dirias karena sebentar lagi dia harus memenuhi undangan podcast. Dengan cueknya, Algi tak mau mendengar ocehan orang-orang yang lebay itu."Cewek dong, lajang pula. Siap-siap yang jomblo merapat!" kata Jessie menggodanya."Azeekk, kalau begini mah gue semangat kerja!""Langsung aja ya, ini dia, Kak Rania silakan masuk!!"Algi yang sangat tak asing dengan nama Rania buru-buru menoleh, dan apa yang dia lihat saat ini benar-benar membuat jantungnya nyaris berhenti."Hai, aku Rania Artalezia, mulai hari ini aku akan bekerja sebagai stylish. Mohon bantuannya semua!"Saat selesai memperkenalkan diri, mata Rania memutar ke seluruh ruangan, lalu menangkap sosok lelaki yang amat dia kenal sedang ternganga dengan mata yang tidak berkedip."Kena kan, kamu!" cibir Rania dalam hatinya.***"Hush hush aku mohon pergi, pergi dari situ please.. jangan bikin Algi makin murka ama aku!" Rania dengan segala ketakutannya, momohon sekali lagi, mencoba mengusir hewan menjijikan yang tak mau beralih itu. Entah kenapa biasanya kecoa akan langsung pergi kalau melihat manusia, tapi ini malah diam di tempat. Air mata Rania sampe menetes sangking takutnya pada amarah Algi nanti.Dan aktivitas wanita itu terlihat jelas oleh Algi dibalik kaca bening, kamarnya. Tadinya laki-laki itu memang bakal memarahi Rania yang sudah menimbulkan suara mencurigakan, tapi karena melihat Rania sibuk mengusir alasan gaduhnya, Algi malah justru melemah dan amarahnya seketika hilang."Hah, nambahin kerjaan aku, aja tuh anak!"Dia beralih sebentar, lalu membawa semprotan serangga dan membuka pintu kamarnya sampai yang di dalam tersentak."Hah, Algi..." Rania kikuk.Dia sadar, dia tau, kalau suaminya pasti akan mengomel karena dia melanggar janjinya, tapi ketahuilah, tadinya Rania juga anteng-anteng saja di
Mana bisa Rania harus tidur lagi, dia pasti penasaran setengah mati tentang suaminya yang sedang mengobrol di bawah sana. Mana suara tawa Elvera sangat melengking sekali, sampai-sampai terdengar hingga ke lantai atas. Terpaksa, dia bangun dari tidurnya dan melakukan aktivitas apapun itu, selagi masih di dalam kamar.Tujuannya pun jatuh pada nonton drama Korea kesukaannya. Ya walaupun sesekali dia gak fokus karena pikirannya ada di bawah sana, tapi Rania masih terus melanjutkan menontonnya itu hingga di menit ke 20.Mata jelinya tak sengaja melihat ada seekor hewan yang melintas di bawah tempat tidur menuju meja rias."Tunggu, itu kecoa bukan sih?" Jantungnya langsung terpacu lebih cepat setelah dia menunduk, meyakinkan penglihatannya bahwa hewan hitam yang berjalan cepat itu adalah kecoa."Anjir kecoa... aaakkhhh, aku harus gimana ini?" Teriak gak bisa, mau bunuh takut, minta tolong Algi juga mustahil. Sedangkan hewan kecil itu berlarian bulak balik antara kasur juga bawah meja yang me
"Bangun! Bangun! Bangun woy! Bangun!""Hhnggh ah!""Bangun bangun!"Rania mengusak kepalanya dengan sebal karena tidurnya terganggu oleh guncangan serta suara berisik seseorang, yang sudah dipastikan itu adalah Algi. Kenapa harus di pagi harinya yang amat berharga ini, sih? Kenapa ganggunya gak, tunggu menjelang siang aja."Bangun! Cepetan Ran, please bangun.""Enghh. Ck! apahh sih?" tanya Rania dengan suara seraknya, sebelah matanya terbuka dengan susah payah sambil menggaruk-garuk leher."Ada Elvera di depan rumah, kamu ngumpet dulu ya!"Rania reflek menggerakan tubuhnya random untuk melampiaskan rasa kesalnya, astaga ini bahkan masih terlalu pagi (untuknya) dan Algi sudah ribut memintanya bersembunyi karena di luar ada mantan pacarnya?Ingin sekali rasanya Rania saja yang membuka pintu itu biar dia tau sekalian keberadaan dirinya yang tak perlu disembunyikan lagi."Emang tu mantan pacar mau kamu bawa ke kamar kah? enggak kan?""Ya enggak sih, tapi aku antisipasi aja takutnya dia sa
Walau deg-degan di jantungnya, Radit selaku menager Algi tetap memberanikan dirinya mengetuk pintu atasan untuk menghadap dan menjelaskan perihal rumor yang beredar. Karena atasannya berhak tau apa yang sudah terjadi pada semua artis dibawah management nya.Termasuk rumor yang beredar pagi ini, yang menyeret nama Algi dan membuat para fans menghujat agensi GoldHuman yang dinilai lalai menjaga kesehatan para artisnya. Begitulah, jadi bintang idola itu memang gak ada enaknya."Jadi gini Pak Dion, itu si Algi dapat kiriman kue dari temannya, katanya dia lagi buka usaha kue, dan rupanya tertukar sama yang memang tidak ada campuran tapenya. Temannya juga udah minta maaf kok dan masalah udah kelar," terang lelaki bertopi ke belakang itu yang tentu saja dengan pernyataan penuh kebohongan. Mana mungkin dia bilang kalau kue itu dari istrinya?Sedangkan Rania sendiri juga mendapat kue itu dari pemberian orang lain, bukan dia beli sendiri."Teledor itu namanya. Mau saya tingkatkan keamanan di d
Taksinya sudah ia berhentikan tepat di tiga rumah sebelum rumah Algi, karena dia biasa berhenti di sana. Dia tidak diperbolehkan secara langsung keluar masuk dari tempat itu apalagi sampai di ketahui kalau dia istri Algi Darmigo. Jadilah Rania penunggu gardu, yang letaknya tak jauh dari rumah suaminya tersebut."Ini Pak uangnya, terima kasih ya." Setelah turun dari taksi, memastikan mobil itu telah pergi, Rania lalu berlari sekencang-kencangnya untuk sampai di rumah. Sudah dari pagi pikirannya terpenjara di rumah ini, membuat dia terus melakukan kesalahan ini dan itu. Sekarang baginya, meminta maaf tidak ada salahnya kan? Supaya nanti dia terbebas dari rasa bersalah."Hai Ran-""Hmmhh halo Bang Radit, daah!" Kasihan sekali, dua orang itu kembali papasan di depan pintu tapi Rania tidak berbicara banyak. Dia hanya menyapa alakadarnya, lalu berlarian melewati lelaki gemuk itu untuk segera sampai di rumahnya."Padahal aku sekarang dipanggil atasan gegara wanita itu, tapi malah dicuekin.
Rania memasukkan obat sekaligus menuangkan air sedikit demi sedikit ke mulut Algi hingga dia rasa telah berhasil ditelannya. Obat berwarna hijau itu dia pilih karena Rania pikir gambar lambung di bungkusnya membuktikan kalau obatnya memang untuk asam lambung. Tidak berpikir banyak karena rasa panik, mengalahkan segalanya."Aku harap kamu masih idup ya! Kalau nanti kamu mati, aku cuma bisa bilang sorry karena aku gak sengaja ngasih obat itu!" celotehnya dengan senyuman jahil.Dirasa tugasnya udah selesai dan jam kerja sudah semakin dekat, Rania memutuskan untuk meninggalkan Algi sendiri dan segera mempersiapkan keperluan kerja.Itu juga dia lakukan setelah memberikan handuk basah pada kening Algi dengan tujuan menurunkan demam. Ada juga handuk lain yang dia taruh di atas gayung, sewaktu-waktu Algi kembali muntah tapi tidak diketahui managernya.Dia turun ke lantai bawah, lalu memberitahukan keadaan Algi pada kedua managernya, begitulah akhirnya bang Radit bisa berakhir mengetuk kamar A