Share

Tidak Membutuhkan Mu

Author: Sayonk
last update Last Updated: 2023-07-08 08:46:39

Viona menyilangkan kedua tangannya, langkahnya berhenti sampai di anak tangga yang terakhir. 

Pemandangan ini tak pernah ia lewatkan selama kehidupan terakhirnya. Setelah menjalani kehidupan kedua kalinya, rasanya tidak mungkin kalau mereka akan jatuh cinta.

Perhatian Liliana pada Jaxon seperti seorang ibu kandung yang sangat menyayangi anaknya. Apa lagi Jaxon sangat dekat dengan Liliana dan setiap harinya Liliana akan membuatkan bekal dan mengatakan harus di makan siang, harus hati-hati dan segalanya dia perhatikan.

"Aku jadi kasihan kalau seandainya Liliana akan menangis dan kehidupan ini sama dengan kehidupan selanjutnya." Mungkin saat ini bagi Lilliana masih ada harapan, tapi ketika Beliana sudah datang Liliana pasti akan menangis. "Aku berharap kau bahagia Liliana, anggap saja aku masih berbaik hati pada mu agar dirimu tidak seperti ku."

Viona melihat ke bawah, tangan kanannya mengetuk dagunya seakan dia berpikir keras. 

"Aku harus mengatakan pada pengawal belakang, dia kan pengawal papa Ardey." 

Tanpa sadar kedua netra seorang pria menatapnya. Pria itu mengakui kecantikan Viona, tubuh mungil dan langsing, mengunakan dres berwarna maron selutut, membingkai tubuhnya itu. Wajahnya yang bersih dan halus dengan polesan make up sederhana, menambah kesan elegan dan kecantikan yang natural.

Dia memikirkan apa? Apa benar dia memikirkan Jaxon, tapi kenapa dia tidak kesini dan mengantarkan Jaxon batin Frank

"Ehem."

Tidak ada kesadaran pada Viona, dia masih mengetuk dagunya.

"Ehem."

"Vi.." Papa Ardeey memegang pelan pundak Viona. Sontak Viona menoleh dan tersenyum. 

"Kamu kenapa melamun?" Tanya papa Ardey. "Apa perasaan mu tidak nyaman?" Imbuhnya lagi.

Viona menggaruk kepalanya yang tak gatal. Dia tidak berani menatap Daddy Ardey. Selama ini, dialah yang menyusahkan sang Daddy mertua. Ia merasa, Daddy Ardey selalu memberikan nasihat padanya dan Frank. Namun nasihatnya sama sekali tidak berfungsi untuk Frank. 

Di kehidupan ini ia akan berbaik saja pada ayah mertuanya selagi ia belum pergi. "Aku baik saja Dad. Apa Daddy juga akan mengantarkan Jaxon?" 

"Tidak, Daddy ingin bersantai di sini dulu." Daddy Ardey mengusap pucuk kepala Viona. "Apa kau ingin mengantarkan Jaxon?"

"Tidak Dad."

Daddy Ardey mengangguk, ia paham kalau menantunya dan putranya belum bisa menjadi pasangan suami istri seperti yang lainnya. 

"Vi, tadi aku melihat betapa sayangnya Liliana pada Jaxon. Jaxon anak mu, sekarang kamu juga berhak memberikan perhatian. Apa lagi kamu adalah ibunya, jadi kamu juga berhak pada Jaxon." 

Ingin sekali Viona mengatakan kalau dia ingin bercerai. Dia tidak ingin terjatuh ke dalam jurang lagi. Dia harus mempersiapkan masa depannya. 

Maafkan aku Fi, aku harus mengikat mu dengan pernikahan putra ku. Karena aku yakin kamu akan menjadi ibu dan istri yang baik. Kamu orang yang sangat penyayang Fi. Semenjak aku bertemu dengan mu yang pertama kalinya. Keyakinan itu langsung muncul. Hanya waktu, waktu kebersamaan mu akan membuat mu mencintai putra ku dan cucu ku.

Jaxon menunduk dalam, sekali dia melirik Viona. Dia sangat takut pada mama tirinya itu. 

Viona berjongkok, dia menatap kedua netra Jaxon. "Bolehkah mama ikut mengantar mu?" Tanya Viona. Setidaknya di kehidupan ini dia berbuat baik pada Jaxon sebelum dia bercerai.

Jaxon mengangkat wajahnya dengan mata terbuka lebar. Dia merasa pendengarannya sedang bermasalah.

Viona mengelus kepala Jaxon. "Bolehkah Mommy ikut dengan mu?" 

"I-iya," ucap Jaxon. Kedua pipinya bersemu merah. Baru kali ini dia sedekat ini dengan Viona. Menatap dengan baik wajah sang ibu tiri. Ia akui, wajah mama tirinya sangat cantik melebihi kecantikan ibu kandungnya. Dia juga merasa Viona tidak terlalu buruk menjadi ibunya.

Dia langsung menyetujuinya karena merasakan kehangatan di setiap ucapan sang mama tiri tanpa ada ancaman.

"Cucu ku tersayang, kamu belajar dengan rajin ya," ucap Daddy Ardey sambil mengelus pucuk kepala Jaxon.

"Ya sudah, ayo berangkat! Nanti kamu telat Jaxon!"

Frank menengah, dia melirik Viona yang tersenyum. Jantungnya semakin berdebar-debar, kedua telinganya memanas. Dia pun melangkah pergi, meninggalkan Jaxon dan yang lainnya.

Sialan! Apa mau Viona? Dia berusaha mendekati tuan Frank

Viona membuang wajahnya keluar jendela. Kadang ia menggigit jarinya karena sedang memikirkan sesuatu. Sebelum pergi dia mengatakan pada pengawal belakang agar mengikutinya untuk mengawal Jaxon.

Hal itu jelas di larang keras oleh Frank, namun papa Ardey malah mengiyakannya. Papa Ardey justru mendukungnya. Viona membuktikan kalau dia memiliki sisi keibuan.

"Semua yang kau lakukan akan sia-sia. Kami ayah dan anak tidak akan berterima kasih." Frank merasa jengkel dengan Viona. 

Viona merasa jengah, ia tidak memperdulikan laki-laki yang tengah berbicara di depannya itu. 

Sedangkan Jaxon diam tak berkutik dan melirik Viona.

"Apa kamu pikir semuanya akan mengikuti mu?"

"Tidak! Kami tidak membutuhkan mu. Bagi kami sudah biasa hidup tanpa orang lain apa lagi orang asing."

Pura-pura tidak mendengar, namun sama saja telinganya mendengarkan perkataan Frank yang membuat gendang telinganya meledak.

"Aku tidak membutuhkan mu, tapi aku berusaha tidak merusak kepercayaan Daddy Ardey, terserah dirimu percaya atau tidak. Kita memang tidak saling membutuhkan." Tegas Viona. "Aku juga melakukannya bukan untuk mu, tapi untuk Jaxon. Setidaknya jika Beliana kembali dia akan berterima kasih pada ku."

"Apa Mommy akan meninggalkan ku?" Tanya Jaxon. Dia menatap nanar ke arah Viona. Dia di tinggalkan oleh ibunya, sekarang dia juga akan di tinggalkan lagi. "Apa Mommy sebegitu inginnya meninggalkan ku?"

"Iya," jawab Viona yang membuat Frank geram. 

"Viona sebaiknya kau keluar kalau kau ingin membuat Jaxon menangis dan mulai saat ini kau tidak perlu ikut mengantarkan Jaxon." 

"Sudah Dad, biarkan saja Mommy melakukannya." Jaxon menengah, ia pikir sang Mommy hanya ingin melakukannya saja. Namun ada rasa senang di hatinya, ibu tirinya kini perlahan melihatnya sekalipun ia harus mendengarkan ucapan yang menyakitkan.

Kalau sudah Jaxon yang berkata, Frank tidak akan berdalih lagi. Dia selalu menuruti apa perkataan Frank.

Drt

Drt

Frank mengangkat handphone yang berdering itu. Wajahnya langsung berubah geram, anak buahnya telah menghubunginya. Apa yang di katakan oleh Viona ternyata benar. 

Dia meminta pada pria di seberang sana untuk melakukan pengawalan ketat. Kali ini bagi seorang Frank terkecoh, ia tidak menyangka bisa kecolongan. 

Frank melirik Viona yang fokus ke arah luar jendela. Rasanya tidak mungkin seorang Frank berterima kasih, bisa-bisa menurunkan harga dirinya.

Mobil hitam itu berhenti di sebuah Taman Kanak-kanak. Viona langsung turun dan melihat keadaan sekitar. Ternyata sudah ada beberapa anak buah Frank yang menyebar. Sudah pasti kedua anak buah Derix itu di ringkus.

Jaxon menghampiri sang ayah, dia berpamitan sebelum memasuki gedung anak-anak itu.

Frank mencium pucuk kepala putranya, dia mencium kedua pipi gembulnya. "Ayah sangat menyayangi mu."

Jaxon mengangguk, dia beralih pada Viona. Keduanya saling memandang. Viona tersenyum, dia mencium pucuk kepala Jaxon. "Belajar yang rajin ya sayang."

Jaxon mengangguk, secepat kilat dia mencium pipi kanan Viona dan langsung berlari.

Viona tercengang, kemudian tersenyum. Di kehidupan lalunya, Jaxon memang anak yang penurut. Dia merogoh tasnya dan mengangkat handphonenya.

Viona mematikan handphonenya sesudah mengatakan keberadaannya. Dia melihat sebuah mobil berhenti dan Viona menyebrang jalan.

"Tunggu, kamu mau kemana?" Tanya Frank. Entah keberanian dari mana? Dia menanyakannya pada Viona.

"Aku mau keluar sebentar dengan teman ku." 

"Biar aku yang mengantarkan mu," tawar Frank. Anggap saja sebagai balasan rasa terima kasihnya tadi.

"Tidak perlu, o iya ini terkahir kalinya aku mengantarkan Jaxon." ucap Viona dengan nada ketus. Viona kembali melanjutkan langkah kakinya. Dia menyapa teman wanitanya itu. Memasuki mobil putih itu dan tidak menoleh pada Frank.

Apa aku keterlaluan padanya? Apa yang di katakannya memang benar, aku belum mengucapkan terima kasih.

"Nanti aku tanyakan saja pada Liliana. Dia kan wanita, mungkin dia tahu kesukaan seorang wanita." Gumam Frank.

Dia memasuki mobilnya kembali dan tersenyum tipis.

Sedangkan Viona, hatinya merasa lega telah menolong Jaxon. Hanya tersisa sedikit waktu lagi dia akan berpisah dengan mereka.

"Gimana Fi? Kamu bahagia gak dengan pernikahan mu ini sudah tiga bulan?"

"Bagaimana dengan pacar mu? Dia pasti sedih, kemarin dia menghubungi ku, katanya kamu tidak mengangkat panggilannya." Sebagai seorang teman, ia tidak ingin melihat temannya sebaik Viona harus terjebak pada pernikahan yang tidak bahagia. Layaknya burung yang berada di dalam sangkar emas.

"Entahlah, yang jelas aku akan bercerai dengannya. Beliana pasti akan kembali. Aku percaya itu."

"Vi, kamu tidak bahagia kan? Kamu mengatakan pada ku tentang Frank yang bersikap dingin pada mu." 

"Bagaimana kalau kamu berhubungan lagi dengan pacar mu? Lagi pula kan kamu hanya terpaksa, sama saja dengan Frank dia juga terpaksa."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Reinkarnasi Daddy Yang Kejam   Hari Bahagia

    Hari silih berganti, bulan pun berganti, kini tak terasa sudah setahun berlalu, Viona dengan telaten menemani Jaxon ke sekolah, layaknya seperti ibu. Kini ia sepenuhnya memaafkan Frank dan menerima kehadirannya kembali di kehidupan. Sedangkan Belian telah di penjara di ruangan khusus yang Frank buat sendiri karena telah terbukti kecelakaan yang menimpa Arel itu ulah dari Beliana.Lika liku kehidupan dan tancapan tajam yang telah mereka lalui kini telah sirna dengan ucapan janji setia kedua. Pernikahan keduanya hanya di hadiri oleh beberapa saudara. Padahal Frank meminta pernikahan mereka di meriahkan, namun Viona begitu enggan untuk di meriahkan. Ia tidak mempermasalahkannya jika harus sederhana. Frank menarik pinggang Viona dan kemudian mencium bibirnya. "Aku akan memintanya lagi."Jaxon, kakek Damian dan tuan Ardey tersenyum bahagia. Mereka kini bisa melihat bersatunya Frank dan Viona dengan landasan cinta. Mereka berharap Viona dan Frank bahagia hingga akhir hayatnya. Sedangkan A

  • Istri Reinkarnasi Daddy Yang Kejam   Permohonan

    "Aku tidak bisa melindungi mu, maafkan aku. Kau tak perlu memaafkan aku, tapi aku mohon akuilah Jaxon sekalipun dia bukan anak kandung mu. Aku hanya meminta mu memperhatikan Jaxon."Air mata Viona menetes keluar. Sesaknya seakan menghentikan detakan jantungnya. Frank menggenggam tersenyum, ia pun memalingkan wajahnya ke arah kanan. Ia memejamkan kedua matanya hingga air matanya mengalir lewat sudut kedua matanya itu.Viona menggigit bibir bawahnya. Tangannya gemetar ingin menyentuh pipi Frank. Ternyata selama ini ia salah paham pada Frank dan ternyata Frank kembali ke masa lalu.Viona beranjak ia meninggalkan Frank dan duduk di kursi tunggu, ia butuh ketenangan di hatinya. Ia pun menutupi wajahnya."Viona. " Kenan memegang bahu Viona. "Kau kenapa? bagaimana dengan Frank?""Dia tidak apa-apa, bagaimana keadaan Axel?""Dia baik-baik saja dan keadananya baik. Dua hari lagi Axel akan operasi, sahabat ku sudah menemukan pendonor.""Viona terima kasih karena sudah menyayangi Axel. Kau ibu t

  • Istri Reinkarnasi Daddy Yang Kejam   Tiga Hari Kemudian

    Tiga hari kemudian.Jaxon begitu senang bertemu dengan ibunya diam-diam walaupun ia harus mendapatkan sindiran pedas dari Axek, ketidaksukaannya padanya. Tiap ke sekolah dan pulang sekolah, Viona, Axel dan Kenan mengajaknya jalan-jalan. Ayahnya pun beberapa sudah membaik. Namun masih terkadang menangis dalam diam.Frank menyandarkan kepalanya ke dinding, hatinya merasakan kesakitan mendengarkan obrolan Viona dan putranya. Ia bersyukur Viona kembali, ia berharap apa yang ia lihat adalah Viona.Begitu obrolan Jaxon berakhir, Frank bergegas pergi ke kamarnya. Ia menyandarkan punggungnya ke kepala ranjang menunggu Jaxon berpamitan padanya."Daddy." Jaxon berlari ke arah Frank. "Jaxon berangkat dulu Dad, biarkan sopir nanti yang menjemput Jaxon. Daddy istirahat saja."Frank mengangguk dan mencium kening Jaxon. "Ya, Daddy menyayangi mu."Sesampainya di sekolahnya, ia bertemu dengan Viona, Aleta, Axel dan Kenan. Viona memang sengaja menunggu kedatangannya sebelum masuk ke sekolahnya."Sayan

  • Istri Reinkarnasi Daddy Yang Kejam   Biarkan Aku Hidup Dengan Perasaan Bersalah

    Pada malam harinya, Viona telah sampai di mansion Frank. Dia bergegas masuk dan berlari. Ia tidak sabar melihat Jaxon."Viona.""Kakek." Viona memeluk kakek Damian dengan erat. "Dimana Jaxon?" tanya Viona."Dia ada di kamar Frank." Viona bergegas ke kamar Frank. Dia membuka pintu kamarnya dan melebarkan kedua matanya. Ia melihat Frank di tahan oleh kedua penjaga. Sedangkan Jaxon menangis. "Daddy.""Aku harus menolong Viona!" teriak Frank. Dia menendang salah satu penjaga yang menahan di lengan kanannya. "Daddy." Tanpa sadar Jaxon terjatuh ke lantai akibat Frank yang menepis tangannya. Frank memukul penjaga yang menahan lengan kirinya dan berlari, namun langkahnya berhenti ketika melihat Viona di ambang pintu."Viona." Suaranya merendah. Tidak ingin membuang kesempatan. Ia berlari meneluk Viona dengan erat. "Viona kau selamat, maafkan aku, maafkan aku, maafkan aku. Sungguh aku tidak melakukannya, aku fi jebak oleh Beliana. Aku tidak melakukannya. Aku mohon percaya pada ku." Seoran

  • Istri Reinkarnasi Daddy Yang Kejam   Menggila

    Satu Bulan Kemudian.Kakek Damian menatap mansion mewah didepannya. Sebenarnya ia begitu enggan untuk menginjakkan lagi kadua kakinya ke mansion mantan menantunya. Seandainya bukan karena Viona yang kemarin menyuruhnya melihat keadaan Jaxon karena anak itu tidak bisa di hubungi sama sekali, bahkan Viona menanyakannya pada Aleta dan Aleta mengatakan Jaxon menjauhinya serta kadang tidak masuk sekolah, hasilnya pun tidak mendapatkan jawaban apa pun."Tuan." Sapa seorang pelayan. Dia tersenyum ramah pada mertua majikannya. "Apa Jaxon di dalam?" tanya kakek Damian.Ketua pelayan itu melirik pelayan di sampingnya. "Ada tuan, silahkan tuan masuk."Kakek Damian pun masuk, ia duduk di ruang tamu sambil menunggu kedatangan Jaxon. Sedangkan di tempat lain.Jaxon menggenggam tangan seorang pria. Pria itu seperti orang linglung, dia hanya diam dan di suapi makannya dan kadang tidak memakannya. Kadang dia menangis dan tidak ada yang bisa menghentikannya."Daddy sampai kapan seperti ini?" tanya Ja

  • Istri Reinkarnasi Daddy Yang Kejam   Keterpurukan Frank Ed Gilson

    "Frank aku sudah memaafkan mu, tapi tolong jangan mengganggu hidup ku lagi." Viona mengatupkan kedua tangannya seraya memohon kepada pria di depannya."Viona." Sapa seorang pria dari arah pintu. Dia terkejut melihat semua adegan di depannya itu. Ia pun melangkah menghampiri Viona, niat hati ingin melihat keadaan Viona. Ia takut terjadi sesuatu pada Viona yang melihat wajahnya terlihat layu.Viona melihat ke arah lainnya. Kenan menatap pria di depannya yang terlihat persis seperti Jaxon. "Siapa dia Viona?""Dia mantan suami ku," jawab Viona dengan jelas.Kenan tidak tau apa yang harus ia lakukan. Ia bingung harus menempatkan posisinya di masa lalu Viona. "Maaf aku datang di waktu yang salah." Ia memutuskan untuk pergi dan memberikan ruang pada mereka."Tunggu Kenan." Viona menahan langkah kaki Kenan. "Aku harus memperkenalkan mu.""Frank berdirilah, rasanya tidak sopan jika aku memperkenalkan mu seperti ini. Kenan kau duduklah temani Frank."Kenan menoleh, ia tidak yakin dengan perkata

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status