Share

52. Aku Selalu Rindu

Agnes tidak benar-benar mandi. Hanya sekadar menyingkirkan keringat yang terasa lengket dengan air suam-suam kuku.

“Aku mau duduk di sofa saja,” pinta Agnes. Aksa menuntunnya ke sana tanpa banyak tanya.

Ranjang rumah sakit—tak peduli sebagus apa pun itu—tetap saja menjadi tempat paling tidak nyaman untuk dihuni. Semakin lama berbaring di sana, Agnes merasa dirinya bertambah lemah. Mungkin karena sugesti bahwa dia sedang sakit ikut menyedot energinya.

Jari-jari panjang Aksa bergerak lincah, membantu Agnes berganti pakaian. Sesekali tangan nakalnya membelai permukaan kulit halus Agnes.

'Dasar suami piktor! Masih saja curi-curi kesempatan!' Agnes mendumel dalam hati sambil matanya melotot garang pada Aksa.

Aksa pura-pura tidak menyadari kedongkolan Agnes. Dia tetap bersikap santai seraya memamerkan senyuman tipisnya nan menawan. Tak lupa ia juga mendandani sang istri tercinta. Lagaknya sudah seperti MUA profesional saja.

“Aku selalu rindu memandang wajahmu.” Aksa menatap lekat wajah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status