Share

Bab 3 Luka hati Alisa

"Saya akan menyiapkan air hangat dan pakaian anda tuan, " Ucap Alisa seraya berlalu.

Alisa bergegas menyiapkan handuk dan air hangat di kamar mandi. Mengganti keset lama dengan keset yang baru dan menyiapkan baju ganti untuk Darma.

Alisapun menunggu Darma datang dan memastikan airnya masih hangat. Beberapa saat kemudian, suara pintu terbuka membuat perhatian Alisa teralihkan. Alisa langsung bangkit seperti biasanya dan menunggu hingga Darma masuk ke kamar mandi. Alisa mengambil pakaian kotor Darma dan meletakkan di ranjang kotor.

Setelah memastikan semua tugasnya sudah selesai, Alisa-pun keluar dari kamarnya.

Alisa sudah bertahan selama beberapa bulan namun sampai detik ini, Darma belum bisa menerima Alisa sebagai istri seutuhnya. Bukankan kita akan dikatakan suami istri jika kita sudah saling menyatu.

'Aditya, Mungkin mama jahat, sayang. Tapi sekarang mama kandungmu sudah datang sayang, jadi Mama harus sadar diri dan pergi, Mama sayang Aditya, tapi mama juga tidak bisa menghalangi kebahagiaan Papa dengan Mama kandungmu, Nak. Maafkan Mama jika mama tidak bisa bertahan lebih lama lagi, ' bathin Alisa seraya menatap wajah Aditya.

"Alisa, Darma mana? " tanya Neneknya Aditya.

"Masih mandi, Nek." jawaban Alisa bersamaan dengan turunnya Darma.

"Itu Papa, Nek, " Ucap Aditya seraya menunjuk kearah Darma, biasanya Alisa menatap kearah tangan Aditya, tapi saat ini ia lebih memilih menundukkan kepalanya.

Rasanya sudah lelah mencintai seseorang dengan sendirinya.

Seharusnya Alisa dari awal bisa menjaga hatinya agar tidak jatuh cinta pada pria yang memiliki wanita lain dalam hatinya.

******

”Darma, sesekali kau bawalah Alisa makan di luar berdua, Kenapa kau kaku sekali? " Tanya sang Nenek seraya melihat kearah Darma dan Alisa secara bergantian.

"Kau bersiaplah! " Ucap Darma dengan cepat tentu itu membuat Alisa langsung terhenyak.

"Aditya jangan ikut ya, Aditya sama nenek buyut disini, nanti akan ada nenek muda kesini, " Bisik neneknya buyut Aditya.

"Benarkah, Nenek buyut? " Tanya Aditya dengan gembira

"Tentu, tapi jangan bilang sama Papa dan Mama, ya? " bisik nenek buyut lagi.

"Alisa, pergilah! Kau harus mencari kebahagiaanmu sendiri, Nak. Mintalah apapun pada Darma, " Ucap Neneknya.

"Baik, Nek, " hanya kata itu yang keluar dari mulut Alisa setelah itu Alisa berlalu meninggalkan Darma dan yang lainnya.

Ia bahagia karena Darma tidak menolak dengan perintah neneknya, Ia berharap ini adalah awal dari hubungan baik mereka.

"Seharusnya kau bersabar sebentar lagi, Alisa. Tidak mudah melupakan orang pertama yang ada di hati kita, ' bathin Alisa seraya memilih syar'i yang akan ia gunakan, pilihannya jatuh pada gaun berwarna Sage.

Ia memoles wajahnya dengan make up tipis menatap pantulan dirinya di cermin.

Beberapa saat kemudian, Darma masuk.

"Carikan aku baju! " Ucap Darma dengan dingin, dengan segera, Alisa mencarikan baju untuk Darma, semua pilihan Alisa selalu cocok untuknya.

Selama dalam perjalanan tidak ada satu kata pun yang mereka ucapkan, suasana di dalam mobil menjadi hening dan sunyi. Alisa menatap pemandangan melalui jendela mobil, lampu yang indah menghias di setiap perjalanan. Tanpa Aliaa sadari, mobil itu terhenti di depan restoran yang terkenal dengan masakan luar.

Alisapun keluar dari mobil ketika Darma sudah ada di luar mobil. Alisa mengira jika mereka ada waktu berdua, mereka akan semakin dekat. Namun Alisa salah, Darma tetap lah Darma.

Kecantikan yang Alisa miliki mungkin tak terlihat karena pakaian Alisa, tapi percayalah.... Banyak kaum Adam yang menatap Alisa dengan tatapan kagum. Membuat Darma mengepalkan kedua tangannya.

Darma pun membuat Alisa duduk di sampingnya sehingga tak banyak orang yang bisa melihat karna terhalang oleh Darma.

"Kau mau pesan apa, Kau bisa kan makan ala seperti ini? " tanya Darma

"Tentu jawabnnya tidak bisa, Mas. Dia wanita rendahan yang belum pernah makan di tempat mahal seperti ini, " Ucap tiba-tiba seseorang yang kini duduk di hadapan Darma dan Alisha.

Terkejut, itulah yang Alisa rasakan. Ia tidak menyangka Jika ternyata Dharma juga membawa Reni dalam acara makan malam ini, jika Alisa tahu kalau Reni juga hadir mungkin Alisa akan mencari cara untuk menolak permintaan neneknya.

"Aku masih ingat akan makanan kesukaanmu, Mas. Biar aku yang pesankan, ya" ucap Reni.

Tepatnya itu bukanlah sebuah pertanyaan namun keputusan yang Reni ambil dengan sendirinya, tanpa menunggu jawaban dari Dharma, Reni memanggil seorang pelayan dan mencatat semua pesanannya.

Alisa hanya diam, terlihat Darma menoleh kearah Alisa yang tertunduk.

'Alisa, kau harus kuat, jangan tampakkan kau yang lemah, ayolah... jangan sampai dua manusia di dekatmu ini mempermainkan harga dirimu, ' bathin Alisa.

"Maafkan saya, mbak Reni. Tapi apakah mas Darma yang mengundang anda kesini? " Tanya Alisa dengan berani, membuat Darma tak percaya dan menoleh kearahnya, tentu pertanyaan itu membuat Reni langsung menatap kearah Darma, meminta Darma untuk menjawab pertanyaan Alisa.

"Apa maksud dari pertanyaanmu itu, Apa kau fikir ... Darma sudah mencintaimu, jangan harap Alisa, Darma menikahimu karena dia butuh seorang ibu untuk anaknya dan perawat untuk neneknya, selebihnya kau bukanlah apa-apa disana, " ucap Reni dengan tajam.

"Mas Darma, saya bertanya, Apakah anda yang mengundang mbak Reni? " Tanya Alisa seraya menguatkan diri untuk menatap Darma.

"Jika iya, kenapa? " Tanya Reni.

"Jika iya, maka saya yang akan pergi, Mbak. Assalamu'alaikum, " Ucap Alisa dengan rasa yang kecewa karena Darma tidak mengeluarkan jawaban apapun, diamnya Darma sudah Alisa anggap jika memang Darma-lah yang mengundang Reni, lalu apa arti dari makan malam ini.

Alisa begitu terluka ketika menyadari jika ia bagaikan orang bodoh saat ini, bahkan Darma tidak berusaha untuk mengejarnya. Alisa pergi dengan membawa sesayat luka yang baru.

Alisa bertekad untuk pergi dari rumah itu malam ini juga, mungkin terdengar egois tapi percayalah, Alisa sudah lelah menjalani semuanya, Alisa sudah lelah untuk pura -pura di hadapan semua orang, Alisa sudah lelah pura-pura bahagia.

'selamat tingal mas, Semoga kau bahagia bersama mbak Reni, ' Bathin Alisa seraya masuk kedalam mobil taksi yang sudah ia pesan.

*******

"Ibu, bagaimana hubungan Darma dan Alisha? " Tanya mamanya Darma.

"Ada sedikit perkembangan, sih, Kenapa? " Tanya neneknya Darma.

"Wanita itu telah kembali kesini, bu. Mira takut Darma akan kembali dengannya atas nama anaknya, Mira sudah sangat bahagia ketika Darma menikah dengan Alisa, tapi apa sekarang? Wanita itu kembali setelah menelantarkan anak dan cucuku, " Ucap Mira ibunya Darma.

"Aku yakin, Darma tidak akan sekejam itu pada Alisa, walau bagaimana-pun, Alisa lah yang merawat Aditya selama ini, bukan Reni, " Ucap Nenek buyut Aditya.

Tanpa mereka sadari, Alisa sudah membawa tas kecil yang hanya berisi beberapa baju bawaannya dulu lalu pergi tanpa pamit, membawa luka hati yang semakin hari semakin membuat hatinya hancur tak bertepi.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status