Home / Romansa / Istri Seksi Sang Casanova / Bab 7. Tubuh yang Seksi

Share

Bab 7. Tubuh yang Seksi

last update Huling Na-update: 2024-04-03 22:20:54

Dada Mutia diringkus sesaknya buih bening menandai kedua netranya, hatinya pias. Tidak menyangka jika ibu mertuanya tega mengatakan itu.

Tetapi Mutia tidak punya pilihan, selain menyetujui Glady untuk menjadi pembantu di rumah mewah itu daripada ia mati kelaparan.

Lagi pula tugasnya sebagai menantu keluarga Lander memang harus berbakti, bukan? Meski statusnya hanya istri sebatas kontrak selama sebulan—lalu bercerai dari Firheith jika terbukti tidak hamil.

Semoga saja begitu. Masalah hotel crousant berbalik menjadi miliknya nanti setelah bercerai, Mutia tidak terlalu berharap yang penting ia terbebas dari Firheith yang ternyata sangat berbahaya, kejam dan licik.

“Di mana Mutia? Kenapa ia tidak ikut sarapan bersama kita, pagi ini?”

Pertanyaan itu ditujukan Gabriel pada Firheith yang sibuk sendiri, karena ia tak melihat Mutia sejak tadi hingga selesai makan.

“Mutia di dapur membantu Espen beberes. Padahal aku sudah melarangnya dan menyuruhnya beristirahat, tapi dasar kampungan yang terbiasa bekerja kasar. Ia tetap saja tidak mau mendengarku!” sahut Glady dengan nada mengejek.

“Apa benar begitu Glad?”

“Tatapanmu seolah meragukanku, Briel! Apa sekarang aku terlihat berbohong?”

“Di setengah usiaku, kita berumah tangga. Aku hafal betul tabiatmu Glady. Apalagi sampai detik ini kamu belum menerima Mutia sebagai istri Fir. Lalu bagaimana bisa aku percaya?”

“Aku tidak menerimanya, karena ia memang tidak layak untuk Fir dari segi apapun. Dan aku yakin dengan keputusan bodohmu kemarin, akan menyengsarakan kita semua! Dasar suami dari dulu tidak ada fungsinya! Menjadi benalu saja!" maki Glady meluapkan emosi.

Gabriel menahan kesabaran dengan meremas garpunya yang tertancap di atas sandwich. Setiap hari, istrinya selalu merendahkannya karena malu punya suami yang berasal dari anak bekas seorang pembantu.

Meremehkan pekerjaannya sebagai kaki tangan organisasi mafia, yang menurutnya berpenghasilan tidak jelas.

Hanya demi Firheith dan menebus rasa bersalahnya telah menghamili Glady, Gabriel pun menikahinya dengan syarat dari wanita itu.

Gabriel harus berhenti dari dunia mafia, sebagai gantinya ia ditugaskan ayah Glady untuk mengelola bisnis akomodasi miliknya. Tetapi gara-gara hal itu, Glady kerap menjadikan alat mendiskriminasi Gabriel.

"Mau tidak mau, kamu harus menerima Mutia sebagai menantu Glady. Aku rasa Mutia adalah gadis baik dan tidak neko-neko. Lihatlah Fir kita sekarang! Sudah mulai berubah sedikit, kan? Itu pasti karena pengaruh Mutia.”

Firheith berusaha mengabaikan pembelaan sang papa pada Mutia dengan melanjutkan sarapan. Sementara itu, Celine sudah pergi lebih dulu ke sekolah karena ada ujian.

"Gadis baik katamu?" Glady tertawa sumbang. "Baik di depan, belum tentu di belakang! Apalagi setelah tahu keputusan gilamu yang akan menyerahkan hotel jerih payah keluargaku padanya jika Fir bercerai?! Pasti wanita itu sekarang jemawa dan menyusun rencana supaya itu terjadi. Lalu, menendang kita semua dari rumah ini!!"

Firheith membenarkan ucapan sang mama barusan. Buktinya, Mutia sendiri mengakuinya kemarin malam. Sial! Kini Firheith terjerat permainannya sendiri. Berniat cari untung dengan pernikahan itu, malah menjadi buntung.

***

"Nona muda, minumlah airnya dulu sembari mengganjal perut?" tawar Espen kasihan, melihat Mutia memegangi perut sejak tadi.

Bibir Mutia juga pucat dan wajahnya kelelahan setelah membantu Espen membersihkan rumah tiga lantai ini dan memasak untuk sarapan keluarga Lander.

"Tidak, Espen. Nanti kalau Nyonya Glady marah bagaimana? Aku tidak mau itu sampai terjadi. Karena kamu juga pasti terkena imbasnya," jelas Mutia.

Espen terharu dengan Mutia yang dirasanya sangat baik dan rendah hati. Hanya saja ia menyayangkan, kenapa Mutia bisa sampai dinikahi Tuan mudanya yang brengsek?

Apakah Mutia tidak tahu kalau Firheith itu casanova? Tidak bisa setia dengan satu wanita dan sulit berkomitmen untuk menikah?

"Anda sangat baik, Nona Muda. Tuan Fir beruntung menikahi bidadari sepertimu."

Mutia menipiskan bibir. “Jangan menyanjungku terlalu berlebihan Espen. Aku juga memiliki kekurangan."

Espen semakin salut dengan kepribadian Mutia, mendadak ia ngefans.

“Tubuhku lengket semua, pasti mandi lagi akan menyegarkanku." Mutia menggeliat sesaat merenggangkan otot, lalu menatap wanita paruh baya itu. "Aku akan ke kamar dulu, Espen.”

“Baik, Nona Muda.”

Setibanya di kamar, Mutia langsung menuju ke kamar mandi. Ia merasa tidak perlu mengunci pintunya, karena Firheith pasti sedang berada di ruang tamu bersama pengacara untuk mengurus peralihan warisannya itu dengan Gabriel dan Glady.

“Akhirnya... Hotel Crousant jatuh ke tanganku." Firheith mengembangkan senyum, sembari melepaskan kaosnya dan bertelanjang dada saat memasuki kamar. "Astaga! Kenapa pagi ini mendadak gerah? Aku ingin mandi lagi."

Bahkan Ac sedikitpun tak membuatnya segar, hingga ia memutuskan berjalan ke arah kamar mandi. Tetapi, langkahnya terjeda begitu Firheith baru menyadari ada seorang wanita di balik kaca transparan itu dengan tubuh polosnya di bawah guyuran shower.

Glek!

Glek!

Sepasang netra tembaga Firheith melotot, menyaksikan keindahan tubuh Mutia. Jakunnya turun naik dengan napas memburu yang membawanya berjalan sendiri semakin dekat. Ingin melihat lebih jelas, lekukan tubuh mulus yang memiliki pinggang bak jam pasir itu.

Firheith meraup wajahnya kasar. "Milikku bangun hanya dengan melihatnya mandi!"

Dengan sorot mendamba, Firheith masih setia mengintip Mutia. Berdiri di depan pintu menyaksikan setiap belaian tangan Mutia mengusap gundukan menantang dan pusat sensitifnya, dengan gerakan yang menggoda iman. Jika saja Firheith tak gengsi sudah pasti ia menerkamnya detik itu juga.

Keparat!!

Firheith yang egonya tinggi itu pun terpaksa membatalkan niatnya mandi. Kemudian duduk di sofa dan sengaja mengalihkan fantasi liarnya dengan bermain game.

"Sial!" umpat Firheith begitu frustasi, berpikir bermain game dapat menurunkan kadar libidunya justru membakarnya. Saat iklan tak senonoh menjeda permainan game nya itu.

Bersamaan Mutia muncul keluar dari kamar mandi, hanya berbungkus handuk se-dada. Tak sengaja tertangkap mata Firheith yang menoleh, begitupun Mutia terkejut mendapati adanya Firheith di kamar itu.

"Ke-kenapa ada di sini? Keluarlah!" Mutia gelagapan, cepat menyilangkan tangan ke depan dada untuk melindungi tubuhnya dari tatapan cabul Firheith.

Firheith tersenyum miring. "Kamu lupa ini kamar siapa? Ini kamarku!"

"Tapi ini juga menjadi kamarku sekarang," sahut Mutia dengan berjalan mundur karena panik. Ia takut Firheith memperkosanya lagi melihatnya seperti ini.

"Kalau begitu, kita harus berbagi kamar. Mengingat hubungan kita yang suami istri!"

"Tiba-tiba saja kamu menganggapku istri? Ingat! Kita hanya menikah kontrak, bukan sungguhan!"

Firheith tak mempedulikan ocehan Mutia, sembari terus berjalan ke arah kamar mandi. Tapi Mutia yang mengira Firheith akan berbuat macam-macam, terlihat ketakutan.

"Aaaaah!” jerit Mutia terpeleset karena tak hati-hati lantai kamar mandinya licin.

Melihat kepala Mutia akan terbentur dinding. Firheith dengan cepat berlari lalu menahan pinggangnya.

"Kamu tidak apa-apa Muti?" tanya Firheith ketika Mutia memegangi kepala.

"Pusing," jawab Mutia lemas, dengan bibirnya yang terbuka.

Firheith melihat bibir ranum itu yang pucat, tapi entah kenapa terlihat begitu menggoda. Apalagi tangannya salah menyentuh bokong Mutia.

Madinah Ayyara

Gimana chapter ini? Hai, aku penulis baru di GoodNovel. Semoga pembaca di sini suka dengan cerita yang aku buat, ya. Aku berharap kalian setia mendukung cerita "Istri Seksi Sang Casanova" Dan mengikutinya hingga akhir. Visual dan spoiler novel ini secara khusus bisa kalian lihat di IG: meidiana.ayyara Terima kasih buat kalian yang membaca bukuku ini. Salam sayang untuk kalian semua... ❤❤

| Like
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (10)
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Yeaay ....
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Benar kak hihihi
goodnovel comment avatar
Lavender
Kira2 bisa nahan gak ya si Fir? penasaran selanjutnya
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Istri Seksi Sang Casanova   Ending

    Berkaca dari masalahnya, dan bagaimana perilaku Firheith sebelumnya. Mutia yang gampang terprovokasi oleh Jerome kini tak menggubris suaminya itu yang terus memanggil. "Lajukan mobilnya, Jer!" suruh Mutia bersikeras. Bukankah ini kemauannya? Lalu kenapa Jerome pura-pura bingung? "Tapi kan, kita akan ke kantor polisi Mutia?" "Lain kali saja, Jer!" jawab Mutia ketus sembari mengalihkan perhatiannya dari Firheith yang mengetuk kaca mobil sebelahnya duduk. Jerome menarik sudut bibirnya, merasa senang melihat Firheith mengemis-ngemis seperti itu dendamnya sedikit terbalaskan. ‘Kau pikir merebut kepunyaan orang lain akan membuatmu aman, Fir? Tidak! Sudah waktunya aku mengambil Mutia dan anak kalian di rahim Mutia? Sungguh, aku tak sudi! Aku akan mencari cara untuk melenyapkannya!’ batin Jerome berniat buruk. Sementara itu, Firheith tak pantang menyerah. Dia ingat tujuannya dan setelah tahu Gabriel tak bersalah, Firheith semakin percaya diri menemui istrinya itu. "Buka kaca jendelanya

  • Istri Seksi Sang Casanova   Bab 72

    Gabriel langsung keluar dari mobil pasca berhenti. Situasi jalanan yang ramai membuat Gabriel yang buru-buru harus berhati-hati menyebrang. "Pak, tunggu!" Gabriel memanggil seseorang yang dikenalinya dengan pakaian compang-camping. "Berhenti! Tolong berhenti sebentar saya ingin bicara!" Sayangnya orang itu sekalipun tak menggubris Gabriel. Sopir keheranan dengan yang dilakukan Gabriel lalu menahan senyum. "Dia pergi sejauh ini hanya ingin mencari orang gila? Pakai bahasa Inggris lagi? Mana dia mengerti? Ada-ada saja kelakuan bule zaman sekarang." Tanpa sopir itu tahu, sebenarnya orang yang dianggap tak waras itu mengerti perkataan Gabriel. Bahkan mengenalnya tapi berpura-pura sebaliknya. "Aku harus cepat pergi sebelum Gabriel menemuiku," kata orang itu berjalan dengan cepat saat Gabriel mengikutinya dari belakang. "Goddamn it! Dia memang Ekadanta, walau rambutnya menggimbal, wajah dan tubuhnya burik seperti pakaiannya itu? Ck, gila!" gumam Gabriel mengatainya, "Apa tujuan dia beg

  • Istri Seksi Sang Casanova   Bab 71

    Sejurus kemudian mobil telah sampai di rumah Mutia. Kedua jantung Ayah dan putranya itu berdebar kencang padahal hanya melihat depan rumah itu. "Kita turun, Fir!" suruh Gabriel duluan tanpa menunggu dibukakan sopir. Firheith menyusulnya. Gabriel berdiri di tepi jalan, mengatur napas dan nyalinya sebelum menemui istri dari mendiang temannya. Rumah itu tampak sepi dan pintunya tertutup rapat. Mungkinkah penghuninya keluar? Dan tak ada siapapun di dalam! "Pa."Gabriel menoleh pada Firheith. Seakan tahu arti tatapan putranya, Gabriel langsung menjawab, "Ketuklah pintunya."Firheith mengangguk. Hanya dengan sekali ketukan, seorang wanita paruh baya menggunakan kebaya putih membuka pintu. "Siapa?" tanya Ida sebelum pintunya terbuka dengan lebar. Firheith dan Gabriel sesaat bertukar pandangan. "Saya, Bu." "Fi-Fir??"Tubuh Ida tersentak dan membeku melihat Firheith di hadapannya tiba-tiba. "Maafkan saya, Bu." Gegas Firheith merendahkan diri dengan memegangi tangan Ida. "Saya tidak be

  • Istri Seksi Sang Casanova   Bab 70.

    "Kau yakin dengan keputusanmu bercerai dari Fir, Muti?" tanya Ida pada putrinya yang beranjak ke ruang tamu menemui Jerome siang itu. Ida sengaja menemui Mutia di kamar dan membahas topik itu sebelum Mutia keluar. Tapi Mutia tetap kukuh bercerai, bahkan kedatangan Jerome bermaksud untuk menemani putrinya ke kantor polisi membuka kembali laporan kematian Ekadanta yang sudah ditutup sejak lama. "Keputusan Mutia sudah benar, Bu Ida." Jerome menyahut ketika Mutia terlihat berjalan ke arah ruang tamu. Pandangan Ida dan Mutia tersapu ke Jerome yang bangkit dari duduk. Menyapa Ida dengan anggukan dan senyuman. Tapi entah kenapa dari awal bertemu Jerome, Ida tak begitu menyukainya walau pria itu bersikap ramah? "Maaf Nak Jerome, ini urusan keluarga kami. Tolong jangan ikut campur," ucap Ida sopan.Tapi Mutia yang tak enak dengan Jerome, karena ibunya yang terlalu sarkas. Lalu membisikkan sesuatu pada ibunya, "Bu, jangan begitu. Jerome ke sini niatnya baik.""Iya, Bu. Tolong maafkan saya

  • Istri Seksi Sang Casanova   Bab 69.

    Firheith teralihkan suara Celine yang begitu geger. Kini ia sendiri pun dapat melihat Glady berdiri tegak di depannya setelah lama lumpuh, sehingga pria itu refleks menjatuhkan ponselnya ke lantai. “Ma.”Sepasang mata Glady basah memandangi putranya, tangannya menggapai wajah Firheith yang bergeming sebelum ia peluk. “Tolong dengarkan mama kali ini, Sayang. Percaya mama, kalau papamu tidak membunuh ayahnya Mutia? Tolong jangan salah paham, ya?” bisik Glady coba membujuk. Sontak Firheith melepas tangan Glady dari tubuhnya. Dan tanpa berkata apapun Firheith sedikit menjauhi ibunya itu, hingga Glady merasa cemas karena ia melihat ketidak percayaan Firheith dari tatapannya yang lesu. “Jika papa terbukti membunuh Tuan Ekadanta, silakan kau bunuh papa,” ucap Gabriel tiba-tiba mengejutkan keluarganya.Celine syok dan hampir terhuyung lalu Adam merangkulnya. “Kau baik-baik saja, Celine?” tanya Adam khawatir. Hubungan keduanya kini membaik lantaran Celine berhasil memenangkan hati duda

  • Istri Seksi Sang Casanova   Bab 68. Sebuah Keajaiban

    Sebelumnya….“Mutia, tolong dengarkan aku sebentar?”Wanita itu tampak menghela napas, mulanya dia tak ingin mengangkat ponselnya yang terus berdering jika bukan Ida—ibunya. Sayangnya yang malah dia dengar pertama kali adalah suara Jerome, pria yang masih kerabatnya dan menyukai Mutia namun dia tolak. “Kenapa kau masih menggangguku Jer? Sudah kukatakan, lupakan aku karena aku sudah menikah.”Takut Mutia memutus telepon, Jerome yang berstatus pengacara itu pun mengatakan sesuatu yang membuat Mutia syok. “Aku tahu siapa yang membunuh Paman Ekadanta.”Hening, Mutia coba mengatur napasnya dan jantungnya yang berubah cepat.“Siapa?”Dengan suara lirih Jerome mengatakan sesuatu yang mengejutkan. “Pembunuh ayahmu adalah Tuan Gabriel!”Kedua bola mata Mutia Aurora terbelalak, tubuhnya bahkan sedikit terdorong ke dinding mendengar itu. Lalu dengan logikanya Mutia berusaha mencerna ketegangan yang menguasainya, dia tersenyum kaku sambil menggeleng.“Tidak mungkin, Papa Gabriel itu orang

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status