Share

BAB 7

"Ada apa?" Tanya Edward. 

Matanya menatap Alenta dengan tatapan penuh tanya. 

Mendengar pertanyaan dari Edward, Alenta bergegas mengatakan maksud kedatangannya ke sana. "Boleh aku membawa Elea ikut ke pusat belanja, kak?"

Alenta menatap Edward dengan tatapan memohon, dia tidak mungkin meninggalkan Elea di rumah untuk tinggal bersama dengan Ayahnya dan juga pelayan rumah. Elea pasti akan menangis mencarinya nanti. 

Edward berpikir sebentar, tentu lah dia dia tidak bisa menolak karena tahu benar bagaimana Elea yang tidak bisa jauh dari Alenta. 

Edward membuang nafasnya. 

"Aku akan mengantar kalian," ucap Edward. 

Mengingat Julia celaka karena sebuah kecerobohan, Edward tengah mencoba meminimalisir bahaya baru datang. 

Elea adalah anaknya, tidak mungkin dia tidak perduli. 

Alenta memaksakan senyumnya. Padahal, dia hanya ingin pergi berdua saja dengan Elea, pasti canggung sekali kalau Edward ikut bersama mereka. 

"Kalau begitu, aku pergi dulu ke kamar Elea. Aku harus mengganti pakaian Elea dulu, mengganti pakaianku juga," ungkap Alenta. 

Edward tidak menanggapi, dia diam saja dan sepertinya Alenta sudah paham apa maksudnya. 

Edward terdiam sembari menatap Alenta yang berjalan menjauh dari tempat dia berdiri. 

Meskipun sudah beberapa waktu mereka menikah, nyatanya mereka juga masih belum tidur di ranjang yang sama. 

Alenta berjalan semakin cepat, akhirnya dia sampai di kamar Elea. 

Ditatapanya bocah kecil yang sedang bermain itu, dia benar-benar terpesona melihat Elea yang tidak rewel dan selalu terlihat manis apapun yang sedang dilakukannya. 

"Bibi!" Panggil Elea senang. 

Elea mulai beranjak, cepat dia melangkah untuk menuju Alenta yang kini berjongkok agar Elea masuk ke dalam pelukannya. 

Diciumnya pipi Elea beberapa kali, Alenta tidak tahan dengan rasa gemasnya. 

Setelah sebentar bermanja-manja dengan Elea, Alenta segera membersihkan wajah Elea menggunakan tisu basah. Mengenakan pakaian yang cantik untuk Elea. 

"Sudah selesai, kau cantik sekali!" Puji Alenta senang. 

Karena Elea sudah selesai, bergegas Alenta mengambil pakaian untuknya. 

Kaos polos, celana jeans menjadi pilihan Alenta. 

Nyaman dan leluasa untuk bergerak, itu adalah alasannya Alenta menggunakan pakaian semacam itu. 

Setelah dia selesai berpakaian, Alenta berjalan untuk mendekat pada Elea. Dia mengangkat tubuh Elea dan membawanya untuk keluar dari kamar. 

Karena tidak begitu berani mendatangi Edward, Alenta memutuskan untuk berjalan sampai ke ruang tengah dan menunggu saja Edward di sana. 

Eh! 

Langkah kaki Alenta berhenti sejenak, Dia sangat terkejut karena ternyata Edward sudah duduk di ruang tengah menunggu Alenta dan juga Elea. 

"Cepatlah!" Titah Edward. "Mau membuang waktu seberapa banyak lagi?" tanyanya kesal. 

Edward sudah menunggu cukup lama di sana, dia kesal karena sebelumnya dia sama sekali tidak pernah menunggu seseorang seperti itu. 

Saat menjalin hubungan dengan Julia, dia juga tak pernah menunggu Julia dalam hal apapun. 

Sungguh menyebalkan! Batin Edward. 

***

"Bibi, mau!" Ucap Elea girang. 

Elea menunjuk sebuah boneka beruang berwarna merah muda, dia benar-benar terlihat menyukai boneka itu. 

Alenta berjalan cepat, mendekatkan Elea kepada boneka beruang tersebut agar Elea bisa mengambilnya sendiri. 

"Kau suka?" Tanya Alenta senang. 

Alenta tersenyum lebar, dia bahagia sekali melihat tingkah Elea yang terus saja memeluk boneka beruang tersebut. 

"Mau beli lagi?" Tanya Alenta. 

Dengan telaten, Alenta mengajak Elea untuk kembali melihat-lihat boneka yang Elea inginkan. 

Sungguh dia sibuk dengan Elea, sampai lupa kalau dia juga datang bersama Edward. 

Edward tak mengatakan apapun, dia hanya diam dan melihat saja bagaimana Alenta memperlakukan putrinya dengan sangat baik. 

Edward tercekat, membatin di dalam hatinya. 

Apakah bisa Julia melakukan seperti yang dilakukan Alenta? 

Edward menggelengkan kepalanya, dia tidak mau memikirkan hal aneh itu. Setiap manusia memiliki kekurangan dan kelebihan, tidak pantas kalau dia membandingkan Alenta dan Julia. Lagi pula, Alenta juga tidak bisa menjadi seperti Julia kan?

Edward melihat pergelangan tangan di mana yang menggunakan jam tangannya di sana, sudah pukul 16.00. 

Edward memutuskan untuk berjalan mendekati Alenta dan juga Elea, lalu mengatakan kepada Alenta untuk segera membeli apa yang ingin dibeli dan jangan sampai mereka pulang kemalaman, tidak boleh merusak jam tidur malam Elea. 

Alenta menganggukkan kepalanya. 

"Aku akan membeli beberapa pakaian, Kak. Jadi, aku minta tolong gendong Elea dulu ya?" Izin Alenta. 

Edward tidak menyahut, dia langsung mengambil Elea dan membawanya ke dalam gendongan. 

Alenta mengusap wajah Elea sebentar sebelum dia melangkahkan kakinya menuju tempat pakaian. "Sebentar saja, oke?" 

Elea masih saja ingin bersama Alenta, dia mengulurkan kedua tangannya dengan ekspresi wajahnya yang terlihat memohon. 

Alenta meninggalkan Elea bersama Ayahnya dengan perasaan tidak tega. 

Sebenarnya, ucapan Karina benar-benar membekas dan terngiang di kepala Alenta. 

Soal penampilan, mungkin saja Alenta bisa sedikit lebih baik kalau dia menggunakan pakaian yang lebih bagus. Alenta juga berniat membeli peralatan make-up, perawatan kulit tubuh dan wajah juga. 

"Aku sungguh tidak percaya, kenapa aku harus lakukan semua ini?" Gumam Alenta tak rela. 

Alenta menghela nafas kelu, matanya menatap banyaknya pakaian yang bagus dan mahal. 

Tidak ada yang sesuai dengan seleranya! 

Pada akhirnya, Alenta terpaksa mengambil beberapa helai pakaian yang modelnya adalah dress. 

Sungguh, dia melakukan itu karena pesan Herin sebelumnya. 

Edward terus menatap Alenta, dia yang bergonta ganti pakaian sejak tadi. Tak ada satupun pakaian yang dipilih oleh Alenta dan dicoba yang tak Edward lihat. 

"Sebenarnya, menggunakan pakaian seperti itu dia cukup enak untuk di lihat," gumam Edward tak sadar. 

Alenta meletakan beberapa pakaian yang akan dia beli kedalam keranjang belanjanya, namun matanya tak sengaja bertemu dengan mata Edward yang menatap juga ke arahnya. 

Deg!

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status