Share

BAB 6

Sejak hari dimana Edward dan juga Alenta membicarakan tentang kesepakatan, Edward jadi sedikit lebih banyak meluangkan waktu untuk tinggal di rumah.

Bermain bersama Elea sesekali, meski tetap saja masih banyak waktu yang di habiskan dengan pekerjaannya.

Alenta memilih untuk menyibukkan diri selama Elea bersama Ayahnya. Tapi, semua itu tidak pernah bertahan lama karena Elea sebentar-sebentar justru mencari keberadaan Alenta.

Tak memiliki pilihan lain, pada akhirnya Alenta datang untuk menemui keponakan yang sudah bagaikan anak untuknya.

"Bibi!" Teriak Elea girang.

Elea mengulurkan kedua tangannya, tak perduli saat itu dia sedang berada di gendongan Ayahnya.

Edward tak menunjukkan ekspresi apapun. Dia membiarkan saja Elea terus seperti itu.

Alenta tentu saja merasa tidak tega, dia segera mengambil Elea dari gendongan Edward.

"Bi, makan..." pintanya segera.

Alenta tersenyum, dia mengangguk karena paham benar apa yang diinginkan oleh Elea.

"Camilanmu sudah Bibi siapkan, kita ambil sekarang ya?" Ajak Alenta.

Alenta sebentar menatap Edward, namun Edward justru dengan cepat mengalihkan pandangan.

Alenta memaksakan senyumnya, hatinya sakit namun dia tahu dia tidak berhak untuk marah dan juga tersinggung.

Edward menatap kepergian Alenta bersama dengan Elea dengan segala pemikirannya. Sebenarnya, dia ingin membicarakan sesuatu dengan Alenta, tapi tiba-tiba saja dia merasa ragu dan memutuskan untuk tidak jadi mengatakan apa yang ingin dia katakan.

Begitu sampai di dapur, Alenta dengan segera mengeluarkan camilan buatannya. Camilan itu dibuat Alenta semalam karena dia tidur bisa tidur.

Alenta mengeluarkan sewadah camilan yang mirip seperti kentang goreng. Padahal, camilan itu terbuat dari tepung terigu yang dicampur dengan tepung tapioka, telur, ayam yang sudah di haluskan dan sedikit garam.

Elea bertepuk tangan menyambut makanan yang datang padanya dengan ekspresi wajah yang bahagia.

Alenta terkekeh melihat ekspresi wajah Elea, dia sangat bahagia karenanya. "Makan yang lahap, Sayang!"

Alenta membantu Elea untuk memakan camilan buatannya. Dia bahkan sampai lupa kalau dia sendiri belum makan.

Kruk...

Alenta mengerutkan dahinya, mengusap perutnya yang berbunyi karena rasa lapar.

Tidak ingin membuat tubuhnya kekurangan gizi yang berakibat sakit sehingga tidak bisa menjaga Elea, Alenta bergegas mengambil peralatan untuk makan. Seadanya saja yang dia ambil, yang penting dia kenyang.

Alenta menikmati makan siangnya, tapi sepertinya itu tidak bisa bertahan lama.

Elea terus saja tidak bisa tenang, tangannya terus terulur meminta Alenta untuk membawanya ke dalam pangkuannya.

Alenta mencoba untuk mengacuhkan saja, Ia benar-benar terlalu lapar saat itu.

Elea masih saja merengek, dan semakin menjadi.

Alenta tidak tega melihat hal itu, dia meletakkan piringnya sebentar untuk bangkit dan membawa tubuh Elea di dalam gendongannya. Alenta juga mengambil camilan Elea yang masih belum habis meskipun dia sangat kesulitan menggunakan satu tangannya.

"Makanlah camilanmu dengan nyaman, oke? Bibi juga harus makan," pinta Alenta penuh harap.

Meskipun Elea menjawab, "oke," nyatanya Elea hanyalah balita yang tidak memahami benar apa arti kata itu sehingga dia terus bergerak dan tidak tenang.

Alenta mengabaikan hal itu, dia harus menghabiskan makanannya sesegera mungkin.

Tanpa disadari oleh Alenta, ternyata sejak tadi Edward melihat hal itu dari kejauhan.

Edward sebenarnya masihlah memiliki perasaan kesal luar biasa terhadap adik iparnya, tapi melihat bagaimana adik iparnya memperlakukan putrinya, Edward hanya bisa terdiam.

Sama sekali Edward belum pernah melihat Julia makan sembari menggendong atau memangku Elea dan menenangkan Elea.

Edward merasa, Alenta justru seperti Ibu kandungan Elea saja.

Tidak ingin terus melihat Alenta meskipun dia merasa kasihan, nyatanya Elea juga pasti akan menolak Jika dia menggendongnya.

Edward melangkahkan kakinya, segera meninggalkan tempat ia berdiri untuk melihat Alenta dan juga Elea beberapa saat tadi.

Edward masuk ke dalam ruang kerja pribadinya, ruangan itu berada di ujung lorong melewati kamarnya dan juga kamar Julia.

Di dalam sana, Edward mulai membuka laptop yang berada di atas meja. Dia menatap laptopnya. "Masih berfungsi juga ya?" Gumam Edward. 

Sebenarnya, tidak ada hal yang harus dikerjakan oleh Edward mengenai perusahaan. Namun, karena tiba-tiba saja dia terlintas di kepalanya untuk melihat rekaman kamera pengawas yang ada di kamar Elea, dan di sekitaran tangga di hari istrinya terjatuh, Edward jadi ingin memeriksa rekaman kamera pengawas secara rinci. 

Maklum saja, sejak kajadian itu meski sudah berlalu 2 bulan lebih nyatanya Edward juga tidak terpikirkan sebelumnya untuk melihat rekaman kamera pengawas. 

Setelah mencari beberapa saat, akhirnya Edward bisa mengakses rekaman video dari kamera pengawas di tanggal tersebut. 

Edward mengerutkan dahinya, dia benar-benar menonton rekaman video dengan sangat detail. 

"Mau bagaimanapun memikirkannya, Alenta memang tidak sengaja. Tapi, tetap saja semua karena Alenta mengepel tumpahan jus kiwinya Julia, kan?" Tanya Edward frustasi. 

Edward menutup laptopnya. Dia menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi yang dia duduki saat itu. Wajahnya mengadah menatap langit-langit ruangan sembari berpikir, Kenapa dia jadi merasa ragu untuk menyalahkan Alenta? 

Andai saja Julia tidak menumpahkan jus kiwi,  andai saja Elea tidak menangis, andai saja Julia lebih berhati-hati Saat berjalan dengan heels tingginya. 

Edward menegakkan tubuhnya lalu mengusap wajahnya dengan kasar, Ia benar-benar sangat frustasi semakin memikirkan tentang hal itu. 

"Tapi sekarang, bahkan Alenta juga sudah menjadi istriku juga, kan?" Gumamnya pusing sendiri. 

Edward menghela nafasnya, dia tidak ingin lagi memikirkan itu. 

Satu Minggu ini dia sudah menghabiskan waktunya sedikit lebih banyak untuk berada di rumah, sesuai dengan permintaan ibunya. 

Edward bangkit dari duduknya, dia berjalan menuju ke pintu ruangan kerja pribadinya. 

"Alenta?" 

Begitu Edward membuka pintu ruangan kerja pribadinya, ternyata Alenta ada di depan pintu. Alenta berdiri dengan ekspresi yang tidak dapat diartikan oleh Edward. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status