Share

Bab 8

Penulis: Senchaaa
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-01 21:30:07

Ya ampun Ay ... lo beruntung banget, bisa nikah sama pak Alister. Lo tahu enggak, pas undangan lo nyampe ke anak-anak di RS, beuh ... mereka heboh, gonjang-ganjing dunia persilatan. Termasuk si Sarah juga kepanasan tuh denger lo dinikahin anak keluarga Byantara,” cerita Dewi heboh.

Saat ini Dewi sedang berkunjung ke kamar rias pengantin yang ada di salah satu hotel bintang lima taraf internasional. Rencana pernikahan kedua Alister memang digelar dengan begitu mewah meski dengan waktu persiapan yang relatif singkat.

Aya masih mematut diri di cermin, menatap datar pada dirinya yang sebentar lagi akan resmi dipersunting suami orang. Benarkah Aya akan tetap melanjutkan kegilaan ini demi uang 10 miliar? Mendadak hati wanita itu jadi gusar. Terlebih usai melihat respons orang tuanya tempo hari, mereka seperti tidak peduli pada bagaimana perasaan Aya. Selagi pernikahan ini menguntungkan mereka maka hal lainnya tidak penting lagi.

“Rumah sakit gonjang-ganjing heboh nyinyirin gue, gitu maksudnya?”

“Ada sih beberapa yang nyinyir, yang ngatain lo pelakor juga ada. Tapi menurut gue sih ya, mereka kayak gitu karena isi aja sama lo. Yakin gue, kalau mereka ada di posisi lo tetap bakal diembat juga kesempatan emas ini. siapa juga sih yang bakal nolak kalau dilamar pak Alister?”

Dewi membayangkan jika itu dirinya yang mendapat lamaran Alister, pasti saat ini dia sedang menebar senyum kebahagiaan kepada seluruh dunia. bukannya malah cemberut dan bad mood seperti yang ditunjukkan Aya sekarang.

“Omong-omong kok lo tahu semua berita di rumah sakit? Lo kan lagi diskors sama kayak gue.”

Aya sedikit heran, sejak diberhentikan oleh dokter Rasyad, Aya sama sekali memutuskan hubungan dengan teman-temannya di sana. dia malas saja mendapat kata-kata prihatin yang terbang ke aplikasi chatting-nya hampir setiap hari. Sebagian besar dari mereka mengungkapkan rasa bela sungkawa atas kasus mal praktik yang dialami Aya. Kesannya seperti sedang  menunjukkan rasa peduli dan solidaritas pada sesama rekan satu profesi padahal semuanya bullshit!

Aya tahu sebagian besar orang di rumah sakit itu bahagia karena AYa mendapat musibah, apalagi rival abadinya—Sarah. Mungkin sekarang dia sedang berpesta dan semakin besar kepala.

“Sebelumnya maafin gue ya, Ay, karena enggak langsung ngasih tahu masalah ini sama lo. Sebenarnya sejak minggu lalu gue udah balik lagi kerja. Dokter Rasyad manggil gue dan katanya masa skors gue dipercepat karena gue enggak begitu terlibat dalam kasus salah diagnosis itu. Pas gue tanya tentang lo, dokter Rasyad enggak mau bahas apa-apa.”

Dewi agak tidak enak menceritakan tentang ini pasalnya hanya gadis itu yang selamat dari masalah kemarin, sedangkan Aya semakin terperosok terlalu dalam hingga dampaknya berlarut-larut seperti ini. Aya mengembuskan napas berat, dia meneguk air mineral di meja riasnya dan langsung menghabiskan sebotol hingga tandas. Aya minum dengan penuh nafsu, Dewi jadi ngeri melihatnya.

“Enggak apa-apa, Dew, itu emang bukan salah lo. Nasib gue aja kali yang sial.”

“Jangan ngomong gitu dong, Ay, gue jadi merasa enggak enak gini. Soalnya malam itu gue yang mohon-mohon minta lo gantiin si Rustan.”

“Emang tapi kan tetep gue yang salah diagnosis jadi elo enggak berkontribusi apa-apa dalam kasus pemecatan gue. Santai aja.”

Meskipun berusaha tegar, Dewi tahu Aya kecewa sangat dalam. Dia kehilangan berbagai kesempatan emas dalam kariernya hanya karena kejadian waktu itu.

“Yang terpenting kan sebentar lagi lo bakal jadi menantu orang nomor satu di Asia, Ay. Nanti kesempatan yang lebih besar bakal lebih mudah lo dapetin.”

Aya angguk-angguk lemah, “Ya, semoga saja,” harapnya tanpa meyakini doa Dewi itu akan terwujud.

Menantu orang terkaya di Asia? Ah, rupanya itu titel baru yang akan segera Aya sandang. Mulai hari ini dan seterusnya gerak-gerik Aya akan banyak dipantau baik oleh masyarakat maupun oleh pihak-pihak yang mau menjatuhkannya.

“Selamat keluar dari zona nyaman, Rayasa, ini kan yang lo mau?” batin Aya menertawakan kebodohannya yang dengan sadar akan segera menyeburkan diri ke lembar permasalahan.

***

“Weiss, calon manten,” goda Vincent begitu memasuki kamar calon pengantin pria.

Alister baru selesai dirias sedemikian rupa, mulai dari satu set pakaian dan sepatu kulit mahal sudah terpasang dengan apik di badan atletis pria berlesung pipi itu.

“Lo ngiri?” sahut Alister berbalik menghadap Vincent sambil membenarkan kancing kemeja di bagian lengan.

“Jelas, gue sekali aja belum pernah nikah lah ini udah mau dua kali. Respect suhu!”

 Vincent mendekati Alister, pria itu diminta ke sana oleh orang tua Alister karena sebentar lagi acara pemberkatan akan dimulai. Di hari spesial ini, Vincent akan didapuk sebagai pendamping pengantin pria. Tentu saja dia sudah tampil menawan dengan jas formal berwarna putih dan celana bahan hitam. Dia siap mengantar kawan anehnya itu menuju gerbang pernikahan yang di luar nalar.

Kenapa Vincent sebut ini di luar nalar? Karena tujuan pernikahan ini memang di luar nalar. Entah itu tujuan pengantin laki-laki maupun tujuan pengantin perempuan. Yang satu menikah karena perlu uang banyak, yang satunya lagi menikah karena ingin menyiksa istri pertamanya. Coba, kurang gila apa mereka? Hanya Alister dan Rayasa yang bisa melakukannya.

“Makanya cepet nikah, enggak bosen lo jomlo terus dari zaman kuliah?”

Setali tiga uang dengan sahabatnya, rupanya sang pewaris takhta ini juga cukup pandai dalam hal ejek mengejek. Vincent sampai tertawa sumbang mendengarnya.

“Sok tahu banget lo! Kata siapa gue jomlo dari zaman kuliah, hah? Gue pernah pacaran beberapa kali, Cuma emang semua cewek ngebosenin aja. Makanya gue putusin mereka semua. Sekate-kate lo ngatain gue kayak gitu.”

“Gue bercanda, emosian banget heran,” kata Alister sambil terkekeh.

Vincent menatap penuh selidik pada temannya itu. Ada yang aneh dengan Alister, begitu pikir Vincent. Karena tidak mau terbebani dengan pikirannya maka dari itu Vincent langsung bertanya.

“Bahagia banget kayaknya lo, ada apa nih?” Vincent memicing curiga.

“Enggak ada apa-apa.”

“Alah lo mau bohongin siapa sih, Al? Buaya mau lo kibulin, ya enggak bakal bisa. Roman-romannya lo kayak pengantin baru yang bener-bener bahagia dengan adanya pernikahan ini. Apa mungkin lo emang udah demen sama tuh cewek  freak?”

“Elo yang sok tahu, ngapain juga gue suka sama cewek aneh itu.”

“Eh, aneh-aneh gitu juga temen gue dari orok, tuh.”

“Iya, gue tahu, mau berapa ratus kali lo bilang hal itu ke gue, hm?” balas Alister bosan sekali mendengar perkataan serupa berulang kali dari Vincent.

“Pokoknya tiap gue ketemu lo pasti gue bakal bilang kayak gini. Sebenarnya gue agak keberatan ya lo nikahin Aya dengan tujuan balas dendam kayak gini. Walau kelihatan edan tapi Aya itu cewek baik, Al. Emang sih akhlaknya agak minus tapi dia enggak seburuk itu. Jadi gue mau titip pesan sama lo, tolong jangan sakiti dia selama kalian hidup bersama. Gue juga berharap lo enggak ngerusak dia kalau pada akhirnya lo bakal menceraikan dia di akhir masa tugasnya.”

Vincent terlihat sangat serius ketika mengatakan itu, seperti seseorang yang tidak ingin melihat gadis yang dicintainya tersakiti. Alister menatap penuh tanya, setitik rasa penasaran berhasil membuat pria itu untuk memperpanjang obrolan tentang hubungan Vincent dengan Rayasa ini.

“Lo suka sama Aya, Vin?” tanya Alister langsung ke intinya.

“Muke gile, kagaklah!” bantah Vincent tegas.

“Serius? Tapi gue lihat barusan lo peduli banget sama dia, kayak enggak rela aja gitu dia nikah sama gue.”

“Sulit dijelaskan Al, gue sama sekali enggak ada perasaan khusus sama si Aya. Cuma emang kalau ada yang nyakitin dia gue pasti ada di garda terdepan buat nolongin dia.”

“Perhatian lo ini justru sangat mencurigakan, melampaui perhatian sahabat buat sahabatnya sih kalau menurut gue. Kalau emang lo suka sama dia, kenapa lo malah merekomendasikan dia buat jadi istri kedua gue?”

“Eh, nih orang bahasannya malah makin ngawur. Sumpah deh Al, gue kagak suka sama Aya. Orang kami udah sama-sama dari orok juga. Kalau gue suka sama dia, udah dari dulu gue ajak kawin itu cewek. Kan ini kagak, gue malah sebel sama dia karena sering gangguin hidup gue. Intinya gue enggak mau dia disakiti sama cowok lagi. Itu aja, jadi lo jangan berani-berani sakitin dia. Kalau pernikahan kalian adalah bisnis ya lakukan bisnis itu dengan profesional sampai akhir. Kalau kalian mau saling cinta beneran ya bagus, gue malah seneng.”

Perkataan Vincent menyimpulkan berbagai spekulasi di benak Alister. Salah satunya adalah asumsi bahwa Rayasa pernah disakiti oleh pria lain di masa lalunya sampai membuat Vincent—sahabatnya—separno ini. Jujur Alister cukup penasaran dengan masalah itu namun ia tidak begitu peduli juga.

“Lo tenang aja, Vin, gue enggak ada maksud buat nyakitin itu cewek selagi dia bisa jaga sikap dan marwahnya sebagai istri gue. Dan beberapa kali gue tegasin, pernikahan gue sama Rayasa itu bukan settingan. Perkara ini akan berakhir selamanya atau kandas setelah tujuan gue terpenuhi ya itu urusan belakangan. Biar waktu yang menjawab.”

Vincent angguk-angguk lalu menepuk pundak Alister tiga kali.

“Gue percaya sama lo, Al. oke deh, enggak usah basa-basi lagi, kuy ke tempat pemberkatan. Acara udah mau dimulai.”

Senchaaa

Jangan lupa like, komen, dan simpan di pustaka kalian ya guyss.

| 2
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (4)
goodnovel comment avatar
evayludgerda
bagus banget ceritanya. aku jd semangat membaca dan nunggu kelanjutan ceritanya. semangat thor untuk publish lanjutan2 ceritanya. terima kasih yah sudah kreatif menciptakan cerita sebagus ini.
goodnovel comment avatar
Triple Kimia
akhirnya aku donlot juga aplikasi ini lagi, soalnya penasaran sama kelanjutan cerita ini. up terus ya Kaka ...
goodnovel comment avatar
Senchaaa
siappp, nnti sore up
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Istri Settingan 10 Miliar   Bab 22

    "Astaga... orang ini benar-benar mabuk ternyata, terus kenapa tadi dia seperti orang sadar? Apa memang itu gaya mabuk khasnya?" tutur Aya saat ia kepayahan kenapah Alister memasuki unit apartemennya. Sungguh malam yang sangat panjang dan tidak mudah, dini hari Aya harus menanggung beban berat badan sang suami dan berusaha sendiri membawa pria itu menuju kamarnya yang berada di lantai 20. Peluh keringat bercucuran, sekujur tubuh gadis kamu, ia baru bisa bernapas lega ketika berhasil menghempaskan sang suami ke kasur di kamarnya. "Huhhh, akhirnya. Ahh, pinggangku rasanya seperti mau remuk. Lihat saja kamu yaa, aku enggak akan pernah ngizinin kamu mabuk-mabukkan kayak gini lagi!" Setelah mengatakan itu Aya bergegas mengambil air minum, kebetulan di kamarnya ada kulkas mini. Ia teguk semua minuman kaleng pilihannya lalu berdiri sambil memperhatikan Alister yang menggeliat kegerahan di kasurnya. Aya ingin abai tapi tak bisa, ada dorongan dalam dirinya yang meminta gadis itu untuk m

  • Istri Settingan 10 Miliar   Bab 21

    "Wah... mas Al cilik lucu sekali ya, Nek. Pipinya gemoy tapi lesung pipinya dalam, ahhh menggemaskan," puji Aya saat dia membuka album foto masa kecil Alister yang ditunjukkan nenek Maria. Setelah berbincang dengan Vincent siang tadi, Aya memang memutuskan untuk langsung berkunjung ke rumah orang tua Alister tanpa bilang pada suaminya. Dia datang membawa sebucket Lily putih karena katanya nenek Maria sangat menyukai bunga itu. Kemudian dia juga membeli beberapa kue dan camilan manis sebagai buah tangan. Berkunjung ke rumah mertua memang harus seperti itu, sebagai tanda bahwa kita seniat dan se peduli itu pada mereka. Terserah jika orang lain tidak terima pandangan ini, yang pasti Aya sangat meyakininya. Ini ajaran dari keluarganya, jadi dia setuju-setuju saja, toh ini juga masuk akal. "Iya, Alister kecil memang sangat lucu dan menggemaskan. Dia itu sebenarnya aktif dan humoris, lihatlah semua foto-foto ini, senyumnya sangat lebar dan tulus. Ini adalah ekspresi yang paling nenek

  • Istri Settingan 10 Miliar   Bab 20

    Mila memasuki rumah dan suasananya tampak sepi. Ia melihat jam di tangannya, baru pukul 07.38. Sebenarnya ini juga bukan pemandangan baru, Alister memng jarang di rumah, tapi Rayasa? Kenapa pengangguran itu tidak terlihat sejauh Mila memasuki rumahnya. Biasanya setiap ada Mila, Aya selalu saja menempel dan berkata hal-hal tidak penting yang semakin membuat emosi Mila meradang. ~ "Mbak, tahu enggak kemarin aku dibeliin bunga sama mas Al, bucketnya gede banget. Aku pengen bawa pulang tapi enggak jadi. Masa aku dapat sedangkan Mbak enggak, kan gak adil ya?" "Mbak Milaaa, mas Al minta dimasakin sop buntut, katanya dia lagi pengen makanan rumah. Mau bantuin aku enggak? Sebagai istri kan kita mesti berbakti sama suami ya, karena di rumah ini ada dua istri makanya Mbak harus ikut biar Mas Al bisa sama-sama makan masakan istri-istrinya." "Mbak Mila, ini aku sama mas Al kan belum sempat bulan madu ya. Kira-kira Mbak ada saran destinasi yang cocok buat honeymoon? Aku ngarepnya sih bula

  • Istri Settingan 10 Miliar   Bab 19

    "Rayasa kebiasan lo ya, udah gue bilang jangan ganggu gue di waktu kerja!" protes Vincent sambil menyimpan tas kerjanya di meja dan duduk di kursi samping Aya."Sori, ini mendesak banget jadi gue enggak bisa nunda-nunda. Walaupun gue tahu ini jam sibuk lo tapi please kali ini gue butuh saran dan pencerahan dari lo, Vin."Vincent menghembuskan napas berat, dia meneguk segelas mocktail yang sudah tersaji di atas meja itu. Vincent yakin itu miliknya tanpa perlu bertanya terlebih dulu pada Aya."Kali ini apa lagi? Si Ali bertingkah lagi?""Enggak, bukan Alister yang bertingkah tapi keluarganya. Lama-lama gue kasihan deh Vin sama Alister. Hidupnya ruwet banget, sebagai pengamat gue aja ampe bingung. Dia kerja keras tiap hari, terus ditekan sana-sini dan kehidupannya benar-benar penuh masalah."Vincent cengo mendengar penuturan Aya itu, geli rasanya melihat Rayasa bersikap sok peduli pada orang yang kehidupannya jauh lebih stabil dibanding dirinya. Apakah dia tidak sadar jika saat ini kondis

  • Istri Settingan 10 Miliar   Bab 18

    "Jadi orang tua Mila punya bukti tentang keterlibatan ayah Nindy dalam kasus korupsi?" Aya menegaskan setelah Alister cerita panjang lebar. Jujur Alister juga tidak paham kenapa dia jadi over sharing begini pada Aya. Meskipun perempuan itu sudah jadi istri sahnya, tetapi tidak ada jaminan bahwa Aya akan menjaga rahasia ini supaya tidak bocor keluar. Usia menamatkan cerita tentang masa lalunya, Alister sibuk bertanya pada dirinya sendiri. Apakah dia sudah sepercaya itu pada Rayasa? Apakah perempuan itu bisa menjaga semua rahasia ini? Bagaimana pun kebersamaan mereka didasari oleh perjanjian yang saling menguntungkan satu sama lain. Walaupun tidak mengikutsertakan ketulusan, seharusnya Rayasa tetap berada di pihak Alister bukan? Ya, hanya ini logika masuk akal yang bisa Alister tegaskan pada dirinya sendiri atas kepercayaan yang ia berikan pada istri keduanya. "Setahuku begitu, setidaknya hal itulah yang mendorongku untuk menjalani pernikahan dengan Mila selama

  • Istri Settingan 10 Miliar   Bab 17

    Rayasa sedang duduk santai sambil menikmati jus sehat nan segar usai berenang di kolam yang ada di kediaman Alister Biantara. Sudah satu bulan dia menjadi nyonya rumah di sana, tapi baru kali ini dia bisa benar-benar menikmati semua fasilitas dengan tenang dan santai.Hal ini tak lain dan tak bukan karena perempuan yang hobi memeranginya sudah tidak di sana. Ternyata kalau tidak ada Mila, rumah itu benar-benar damai dan tidak seperti sarang lebah. Ya, bagi Aya, semua ocehan pedas Mila bak suara lebah yang mengiung dan memekakkan telinga."Ternyata begini ya rasanya jadi istri satu-satunya. Bebas melakukan apa saja tanpa diawasi dan direcoki. Coba kalau setiap hari begini, aku pasti akan sangat betah diam di sini," ungkap Aya sambil membenarkan bathrobe untuk menutupi bikini renangnya.Meskipun di rumah itu selalu sepi, bukan tidak mungkin jika ada pelayan laki-laki atau tukang kebun yang melintas ke area kolam renang. Bisa bahaya nanti, Aya tidak mau sedekah dengan cuma-cuma. Alister y

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status