Share

Bab 5 Bagian 2

Penulis: Manila Z
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-30 17:08:09

Madiya menaikan sebelah alisnya ketika melihat ekspresi wajah suaminya yang terlihat aneh. Seperti ada hal yang disembunyikan oleh suaminya sekarang.

"Bagus kalau begitu," ujar Richard hendak akan pergi meninggalkan Madiya setelah mendengar jawaban yang diberikan oleh wanita itu padanya.

Madiya masih merasa mengganjal dalam hatinya ketika mengingat tadi Robi meminta kartu identitas kepada dirinya. Bukannya ini sedikit aneh, mereka hanya akan menikah pura-pura saja bukan?

"Tadi Robi datang sambil meminta kartu identitasku. Apa yang sebenarnya sedang kamu rencanakan, Richard?" tanya Madiya karena dia masih merasa penasaran dengan rencana Richard.

"Memangnya kenapa? Itu hanya data pernikahan saja."

Mendengar hal tersebut, Madiya merasa kurang puas. Terlebih mereka hanya akan menikah pura-pura saja. Tidak ada yang spesial dari ini. D

"Hanya untuk itu? Kenapa gak pakai data yang palsu saja? Bukannya kita hanya menikah pura-pura saja?"

Richard yang mendengar hal tersebut pun malah tersenyum dengan penuh arti. Secara tiba-tiba tangannya malah menarik pinggang Vani membuat jarak mereka malah semakin dekat.

Deg

Jantung Madiya malah berdetak lebih kencang karena jarak antara keduanya yang memang bisa dikatakan dekat.

"Jaga bicaramu agar tidak ada orang yang mendengar," bisik Richard pada telinga Madiya, terlihat seperti pria itu sedang mencium pipi Madiya.

"Okeh aku paham, lepaskan tanganmu!" paksa Madiya karena merasa gugup dengan jarak yang dekat seperti itu.

Berbeda dengan ekspresi wajah Richard yang justru malah terlihat senang karena Madiya yang menurut dirinya menggemaskan. Apa sebelumnya wanita itu tidak pernah dekat dengan pria.

"Apa sekarang lo merasa gugup?" bisik Richard kembali.

"Tidak, aku sama sekali tidak merasa gugup, jadi menyingkir." Madiya berusaha untuk mendorong tubuh Richard agar menjauhinya. Posisi ini memang sangat memalukan apalagi kalau sampai ada orang yang melihat mereka berdua seperti ini.

"Aku hanya ingin melakukan semuanya dengan data aslimu. Sudah jangan banyak protes. Aku sudah membayar mu untuk jadi istri sewaan ku. Jadi turuti keinginanku," bisik Richard ditelinga Madiya membuat wanita itu sedikit merasa gugup sekarang.

Madiya mendorong tubuh Richard agar tidak berdekatan lagi dengan dirinya. Jujur saja sekarang dia merasa gugup sekali dan dia tidak tahu harus berbuat apalagi.

Richard hanya tersenyum tipis ketika melihat tingkah dari Madiya barusan. Wanita itu sangat barbar sampai menginjak kakinya segala seperti itu.

Sampai ada seseorang  yang memanggil dirinya. "Nyonya Madiya, ada yang memanggil anda."

"Siapa?" tanya Madiya menaikan sebelah alisnya heran.

"Itu seorang desainer baju," jawab orang tersebut.

Mata Madiya akhirnya tertuju pada seorang wanita yang memakai jes warna biru muda, wanita itu memperlihatkan sebuah guan putih yang begitu sangat bagus. Dengan desain renda yang unik ditambah mutiara yang membuat gaun tersebut terlihat mewah.

"Saya membawakan gaun yang akan dipakai nanti oleh Bu Madiya."

Madiya yakin kalau harga baju itu sangat fantastis. Apalagi terlihat begitu sangat elegan dan cantik. Padahal mereka hanya menikah pura-pura saja. Tetapi mengapa Richard sampai membelikan gaun yang terlihat istimewa seperti ini.

Desainer tersebut melihat was-was kearah Madiya karena takut wanita itu tidak akan menyukainya dan mah menyuruh dirinya untuk merombak ulang desainnya.

"Apa Bu Madiya suka dengan guan ini?" tanya desainer tersebut kepada Madiya.

Madiya langsung tersenyum ketika melihat desainer itu malah terlihat ketakutan. Mungkin jika dia bilang tidak suka maka, Richad yang akan marah nanti pada desainer tersebut.

"Tidak, aku malah merasa kagum dengan gaun pernikahan ini. Terlihat mewah dan pasti harga sangat mahal."

"Tidak apa, Pak Richard akan membayar semuanya jika anda menyukai gaun ini," terang desainer tersebut dengan sopan kepada Madiya. Justru akan merepotkan jika Madiya tidak menyukai baju ini karena dia harus kembali mencari yang cocok lagi.

"Itu benar, lebih baik kamu pakai sekarang Madiya," suruh Richard.

"Baiklah kalau begitu aku akan memakainya."

Madiya hanya menuruti keinginan Richard lalu dia berjalan ke tempat dia akan ganti baju sekarang. Menggunakan gaun pernikahan yang memang sepertinya dirancang begitu spesial.

"Saya yakin kalau ukuran itu cocok. Apalagi anda memesannya 5 tahun lalu. Hanya wanita saja yang berbeda," ujar desainer tersebut.

Richard terdiam ketika mendengar penuturan dari orang tersebut, gaun itu adalah gaun yang akan di pakai oleh calon pengantinnya dulu. Sebelum kejadian naas itu terjadi dan membuat dia kehilangan wanita yang dia cintai.

"Jangan membahasnya di sini," peringat Richard.

"Maaf, saya keceplosan."

BERSAMBUNG

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Istri Sewaan CEO Arogan    Bab 102

    Sebuah pemakaman, Madiya hanya menabur bunga ditemani oleh Richard yang kini ada dihadapannya. Dia menangis karena merasa kasian di sana. "Semoga setelah ini, kamu akan tenang.""Bagaimana pun dia adalah adikmu," ujar Richard merangkul Madiya sambil ikut menaburkan bunga. Haris terdiam kaku sambil melirik kearah makam tersebut. Dia terus saja bungkam dan tidak mau mengatakan apapun juga. Sampai Robi tiba-tiba datang menghampiri Haris. "Ini ikut menaburkan bunga juga.""Aku tidak menyangka kalau dia sudah tidak ada. Semuanya terasa masih mimpi," ujar Haris. Shela ikut melayat di sini, dia langsung memeluk Ratih dengan erat. "Tante yang sabar yah."Ratih hanya bisa mengangguk sambil tersenyum tipis. Dia menghapus kembali air matanya dengan cepat. Bisa tidak enak kalau terjadi sesuatu di sini. "Iya gak papa.""Ayo kita pulang."Ratih mengatakan itu kepada semua orang yang ada di sini setelah prosesi pemakaman sudah selesai. Dia hanya melihat dengan sekilas saja. Richard merangkul

  • Istri Sewaan CEO Arogan    Bab 101

    Madiya datang ke rumah sakit bersama dengan ibunya setelah mendengar kamar kalau Sabira kena tusuk Nita. Dia tidak menyangka kalau Sabira akan nekat seperti ini. Ketika mereka berdua sudah sampai di rumah sakit, Madiya langsung menghampiri Haris yang sudah berlumuran darah. "Haris, bagaimana keadaan Sabira?" tanya Ratih. Begitu pun dengan Madiya sekarang, dia sangat khawatir dengan keadaan adiknya sekarang. Dia tidak menyangka kalau hal ini akan terjadi dengan adiknya. "Dia telah ditangani oleh dokter," jawab Haris. Sampai dan lama kemudian, Richard dagang juga ke rumah sakit setelah dia menyelesaikan misi tentang Roy. Haris menatap kearah Richard dengan sekilas. "Bagaimana dengan Roy, dia sudah ditangkap?""Iya, dia sudah ditangkap oleh pihak kepolisian. Dia akan dikenai pasal pembunuhan karena sudah membunuh Nita."Madiya yang mendengar itu pun menutup mulutnya dengan tidak percaya. "Madiya mati?""Iya," jawab Richard. "Innalilahi," ucap Ratih yang sama terkejutnya dengan hal

  • Istri Sewaan CEO Arogan    Bab 100

    Pagi hari yang begitu cerah, Richard masuk ke kantor setelah dia berpamitan dengan istrinya. Dia masih memikirkan tentang orang tersebut. "Aku pamit ke kantor dulu.""Kamu semalam tidur hanya sebentar, udah mau masuk kantor?" tanya Madiya. "Iya, kebetulan ada urusan yang harus aku selesaikan. Kamu tahu kalau orang yang sudah membantu Nita kabur itu juga rekan bisnisku," terang Richard memberitahu istrinya. Madiya yang mendengar itu pun sedikit terkejut dan tidak menyangka sama sekali. "Kok bisa?" tanya Madiya. "Aku baru melacak nomor plat mobilnya, semuanya sudah diatur dengan baik.""Syukurlah kalau begitu. Aku akan mengatur semuanya.""Kalau begitu aku berangkat yah," kata Richard sambil memberikan kecupan di kening istrinya dan mengelus perut anaknya. Sebelum akhirnya dia kembali naik ke dalam mobil. "Iya hati-hati di jalan."Madiya mengatakan itu sambil melambaikan tanganmya, dia melihat suaminya yang kini sudah pergi mengendarai mobilnya. Sampai akhirnya Madiya memutuskan un

  • Istri Sewaan CEO Arogan    Bab 99

    Haris menatap kearah Sabira yang tadi memberikan nomor ponselnya dengan mudah begitu saja. Dia harus menanyakan langsung. "Kenapa tadi kamu memberikan nomor ponsel kepada istrinya Pak Roy?" tanya Haris dengan nada yang sedikit penasaran. Apalagi dia yakin kalau istrinya pasti menyembunyikan sesuatu tanpa dia ketahui kebenarannya. Sabira yang memang tengah ada di mobil dan hendak pulang setelah acara pernikahan antara Robi dan Shela selesai. Sebenernya tadi Sabira merasa curiga. "Kenapa diam?" tanya Haris. Sabira langsung mengatakan yang sebenarnya. "Kamu merasa gak sih tadi, istrinya Roy itu sedikit agak aneh.""Maksud kamu, bagaimana?" tanya Haris yang merasa heran. "Gelagat itu loh, mengingatkan aku akan sesuatu, dia terlihat sedikit gugup ketika berjabat tangan denganku dan raut mukanya juga terlihat seperti ketakutan begitu," ujar Sabira. "Iya itu wajar Sabira. Kan kalian baru saja bertemu." Haris mengatakan itu dengan santai. Tetapi Sabira punya pikiran lain karena tadi d

  • Istri Sewaan CEO Arogan    Bab 98

    Nita sudah siap dengan yang akan dia lakukan selanjutnya. Dia berjalan bersama dengan Roy sambil menyalami tangan Shela dan Robi. "Selamat yah atas pernikahan kalian berdua."Shela menjawab dengan ramah karena dia tidak tahu sosok Roy yang sebenernya. Shela mengira kalau memang itu teman dekat suaminya.Roy menatap kearah Robi yang sedari tadi diam saja, dia langsung menepuk pundak pria itu dengan pelan. "Selamat yah bro.""Iya," jawab Robi dengan singkat. Lalu mata Robi melihat kearah wanita yang dibawa oleh Roy barusan. Dia merasa heran sendiri karena melihat wanita yang dibawa oleh Roy sangat sederhana dengan pakaikan yang tidak mencolok sama sekali. Sedangkan Robi tahu kalau selera Roy adalah wanita yang sedikit modis. "Kamu bawa sekertarismu buat datang ke sini?" tebak Robi karena mungkin saja Roy tidak mempunyai pasangan makanya dia membawa wanita itu. Roy menggelengkan kepalanya, lalu dia mendekap wanita yang ada disampingnya itu dengan mesra. Dia hanya ingin memperlakukan

  • Istri Sewaan CEO Arogan    Bab 97

    Acara pernikahan antara Robi dan Shela. Madiya sudah siap dengan baju yang memang dia gunakan dengan baik. Kebetulan ini adalah pemberian dari mertuanya. "Mana suamimu, kok belum muncul?" tanya Ratih ketika melihat anaknya hanya datang sendiri. "Richard tadi sedang menerima telepon dari seseorang bun. Dia masih mencari kebenaran Nita yang kabur dari lapas," jawab Madiya. Ratih yang mendengar itu pun sedikit terkejut. "Jadi sampai sekarang Nita belum ditemukan juga?" "Iya bunda, sampai sekarang Nita belum ditemukan sama sekali."Ratih yang mendengar itu pun jadi ikut khawatir. Apalagi dia tahu kalau Nita orang yang nekat, dia bahkan tidak yakin kalau semuanya akan jadi seperti ini. "Apa Richard sudah berusaha untuk mencarinya?""Iya tentu saja. Dia sudah berusaha untuk mencarinya.""Sampai sekarang belum ditemukan?" tanya Ratih. "Iya Bunda." Madiya hanya menjawab dengan jujur saja. Sampai tak lama kemudian, muncul Richard yang menghampiri dirinya. Dia sudah memikirkan semuanya

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status