“Cut!” teriak sutradara, pertanda syuting telah mendapatkan scene yang diinginkan.
Doni dan Dona menarik napas lega. Mereka saling melempar senyum manis.
“Dona, Doni, luar biasa. Kalian memang pasangan yang sempurna di layar kaca. Chemistry kalian benar-benar menyatu. Seluruh penonton selalu tertipu dengan akting kalian. Seandainya kalian benar-benar pasangan di dunia nyata, pasti seluruh dunia sangat memuja kalian sebagai couple goal. Kalian tidak pernah gagal membawakan apapun peran kalian berdua sejak pertama kali kalian dipasangkan berdua,” puji Hanung, sang sutradara.
“Dona benar-benar berbakat dan profesional, Mas. Selain sangat cantik dan sempurna tentunya,” puji Doni pada Dona sambil memandang ke arah Dona dengan pandangan nakal.
“Mas Doni terlalu melebihkan. Apalah Dona tanpa Doni. Pesona Mas Doni itu paripurna dan menular,” balas Dona tidak mau kalah.
“Apa-apan ini? Kalian saling memuji satu sama lain. Kalian sedang pamer atau apa? Aku telah salah mengambil topik pembicaraan tadi,” seloroh Hanung yang sudah lama bekerja bersama dengan Doni dan Dona itu sambil terkekeh dan menggelengkan kepalanya, “Baiklah. Syuting iklan hari ini sudah selesai. Kalian sudah bebas. Terima kasih sudah memberikan yang terbaik hari ini dan meringankan beban pekerjaanku,” ucap Sutradara itu lagi.
“Sama-sama, Mas,” ucap Dona dan Doni hampir bersamaan.
Hanung meninggalkan Doni dan Dona kembali mengatur sisa pekerjaannya.
Doni melingkarkan tangannya di pinggul ramping Dona. Membuat Dona tersenyum dan melihat ke arah tangan Doni.
“Yakin mau menggodaku sekarang?” tantang Dona.
Doni terkekeh mendengar tantangan dari Dona.
“Itu yang aku suka darimu,” bisik Doni di telinga Dona.
“Aku tunggu di apartemen. Jangan lama-lama atau..” ucapan Dona terputus.
“Atau apa?” tanya Doni bingung.
“Atau belikan aku apartemen lagi.”
Doni menghelakan napas lega, “Kalau cuma itu, gampang sayang. Asalkan kamu gak pergi dari aku aja. Kalau itu aku benar-benar gak sanggup.”
Dona tersenyum tersipu. Dengan gemas Doni meremas penuh gairah bagian belakang Dona sambil menggigit bibir bawahnya menahan segala gejolak yang ada di dalam hatinya. Dona terkejut dengan remasan Doni ditempat sensualnya itu.
“Mas,” bisik Dona setengah mendesah, “Kita masih dilokasi syuting loh. Kalau ada yang lihat kita gimana?” Dona berusaha mengingatkan.
Baru saja Doni akan menjawab ucapan Dona, tiba-tiba asistennya berlari ke arah mereka.
“Mas Doni, Ada mbak Jihan,” ucap Rony, Asisten Doni dengan cepat.
Dona dan Doni serentak menjauhkan diri mereka satu sama lain. Tangan Doni dengan cepat terlepas dari pinggul Dona.
“Halo!” ucap Jihan saat masuk ke dalam ruangan.
“Jihan!” ucap Hanung, sang sutradara membalas sapaan dari Jihan.
Jihan berjalan mendekati Hanung dan memberikan ciuman dipipi Hanung.
“Sudah lama sekali kita tidak ketemu ya. Kamu selalu cantik. Bukan, kamu semakin cantik. Model terbaik Indonesia yang sangat diperhitungkan oleh dunia,” ucap Hanung pada Jihan.
“Mas Hanung memang sangat pandai memuji,” ucap Jihan tersenyum bangga.
“Kamu benar-benar tidak ingin terjun di dunia modeling lagi? Setidaknya ambil tawaran beberapa iklan. Aku yakin tawaran iklan masih begitu deras menghujanimu kan?”
“Untuk apa? Aku sudah punya kehidupan yang sangat bahagia. Suami ganteng, baik dan royal.” Jihan tertawa lepas, “Ngomong-ngomong, dimana suamiku?” Jihan mengedarkan matanya ke sekeliling ruangan.
“Itu dia masih di lokasi shoot. Kami baru saja selesai,” jawab Hanung, “Aku baru meminjam Doni dua jam sudah langsung dijemput,” seloroh Hanung.
Jihan tertawa mendengar ucapan teman lamanya itu. Setelah berpamitan dengan Hanung, Jihan dengan cepat berjalan mendekati Doni.
“Hai sayang!” Jihan memeluk dan mencium pipi suaminya itu. Doni segera memasang aksi dengan merangkul pinggang istri manjanya itu.
“Kenapa kemari?” tanya Doni.
“Aku bosan. Aku mau makan siang bareng kamu,” jawab Jihan manja.
Jihan melihat ke arah Dona yang sedang pura-pura tidak mendengar percakapan Jihan dan Doni.
“Hai Dona,” sapa Jihan.
“Hai Mbak Jihan.” Dona melambaikan tangannya dengan senyum yang begitu ramah.
“Dona, kamu begitu cantik dan akting kalian berdua begitu sempurna. Aku cemburu,” ucap Jihan sambil mencemberutkan bibirnya ke arah Doni dan Dona bergantian.
“Sayang, kamu ngomong apa sih?” bantah Doni.
“Mbak Jihan ada-ada saja. Mana mungkin aku bisa dibandingkan dengan mbak Jihan. Jauh banget pastinya,” jawab Dona tersenyum.
“Benarkah sayang?” Jihan melihat ke arah Doni.
“Sudahlah. Ayo kita makan siang. Aku sudah lapar.”
“Don, lunch bareng kita yuk,” ajak Jihan.
“Maaf mbak. Aku harus segera pulang. Aku sudah ada janji dengan seseorang di apartemenku,” ucap Dona sambil melirik ke arah Doni.
Doni yang merasa tersindir dengan ucapan Dona pun ikut melihat ke arah Dona.
“Kamu sudah punya pacar?” tanya Jihan serius, “Wow, ini bisa jadi gosip hangat. Selama ini kan kamu begitu tertutup dengan urusan asmaramu. Tapi tenang, aku akan jaga rahasia ini.” Jihan memberi isyarat pada bibirnya.
Dona tersenyum. “Aku duluan ya Mbak, Mas.”
Dona berjalan meninggalkan Doni dan Jihan.
“Laki-laki itu begitu beruntung mendapatkan Dona. Ya kan mas?” ucap Jihan.
“Benar. Dia sangat beruntung,” jawab Doni yang terus melihat ke arah Dona sampai hilang dari pandangannya.
***
Tepat pukul sepuluh malam, bel pintu apartemen Dona berbunyi. Dona segera membukakn pintu apartemennya dan menyunggingkan senyum datang begitu melihat siapa yang telah membunyikan bel pintunya itu.
“Mas ke sini malam-malam begini?” tanya Dona bingung.
“Kamu tidak ingin bertemu dengan Mas malam ini?”
“Masuklah. Nanti ada yang melihat Mas,” ucap Dona sambil berjalan masuk ke dalam apartemennya.
Doni segera masuk ke dalam dan menutup pintu apartemen Dona.
“Istrimu sudah aman, Mas?” tanya Dona berdiri sambil bersedekap menghadap Doni.
“Kamu kan juga istriku.” Doni berjalan mendekati Dona dan mulai menciuminya.
“Aku hanya selingan,” ucap Dona pelan sambil memalingkan wajahnya dari ciuman Doni.
“Kamu sedang marah padaku?”
Dona masih terus menghindari wajah Doni yang saat ini berada hanya beberapa senti dari wajahnya.
“Dona, harus berapa kali aku bilang kalau kamu juga adalah istriku yang sah. Jihan hanya istriku diatas kertas, namun kamu adalah satu-satunya wanita yang menguasai hatiku.”
“Buktikan padaku,” ucap Dona kembali menatap wajah Doni.
“Bagaimana caraku membuktikannya?”
“Ceraikan Jihan.”
“Belum bisa sayang. Mas janji suatu hari nanti Mas pasti mewujudkan keinginanmu itu.”
“Benarkah? Aku tidak mau berstatus sebagai istri siri lebih lama lagi.”
“Haruskan aku bersumpah pocong disini?” Doni tersenyum.
Dona tertawa mendengar ucapan Doni. Mendengar tawa Dona, hasrat Doni kembali memuncak. Dipeluknya wanita kesayangannya itu dan mulai menciumi leher dan bibir Dona.
“Aku sudah menahannya sejak tadi. Kamu benar-benar membuatku menderita Dona. Please, buat aku puas dan bahagia malam ini,” ucap Doni sambil terus melumat lembut bibir Dona.
Dona melepas ciuman Doni membuat Doni mengernyitkan keningnya.
“Ada apa?” tanya Doni.
“Duduklah sebentar. Aku harus ke kamar mandi dulu.”
Doni menyunggingkan senyumnya kemudian menganggukkan kepalanya. Dona dengan cepat melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar mandi.
“Bersiaplah menerima permintaan maafku yang manis malam ini, Sayang,” ucap Doni.
Aaron berdiri menatap ke arah jendela ruangannya. Kedua matanya menatap jauh ke arah langit yang begitu cerah pagi itu. Batin dan pikirannya melayang ke kejadian kemarin. Wajah cantik wanita yang tanpa sengaja ditabraknya kemarin begitu membekas diingatannya.Lamunannya buyar begitu mendengar suara ketukan pada pintu ruangannya.“Masuk!” perintah Aaron pada seseorang yang berada dibalik pintu ruangannya.Aaron membalikkan tubuhya begitu mendegar suara langkah yang berjalan masuk ke arahnya.“Sudah kamu temukan siapa wanita itu?” tanya Aaron dengan serius.“Sudah, Pak. Ini semua identitas dan foto yang telah kami temukan.”Aaron mengambil beberapa berkas dari tangan sekretarisnya itu.“Kamu tidak salah orang kan? Sudah kamu periksa benar-benar nomor polisi mobil yang saya berikan kemarin?”“Sudah, Pak.” Sekretarisnya menganggukkan kepalanya dengan yakin. “Silahkan bapak cek dulu foto yang ada di dalam, apakah benar dia yang bapak cari.”Aaron membuka berkas itu dan mengambil lembaran f
“Mas kemana semalam? Ada syuting dimana sampai tidak pulang? Bukannya Mas syutingnya sudah selesai?” cecar Jihan begitu Doni masuk ke dalam rumah.“Mas ada meeting sampai larut malam dengan sutradara dan beberapa artis yang akan terlibat dalam project mas selanjutnya. Mas sudah kecapekan jadi Mas memutuskan menginap di hotel tempat kami meeting. Mas ketiduran waktu akan mengabari kamu. Baru ingat pagi ini.”Jihan terdiam sambil menatap suaminya.“Kamu nggak lagi bohong dengan aku kan, Mas? Kamu harus lebih cerdas kalau mau berbohong dengan aku. Aku juga sudah lama berkecimpung di dunia hiburan, Mas.”“Kamu kenapa sih, Sayang? Lagi dapet ya? Dari tadi marah-marah mulu sih.”“Aku tahu bagaimana liarnya wanita di dunia hiburan, Don. Aku tidak mau kamu terpatuk bisa ular betina yang berkeliaran di sekitar kamu. Aku tidak mau kehilangan kamu. Kamu tahu kan betapa besarnya rasa cintaku padamu?” Jihan menatap dalam kedua manik hitam suaminya dan merangkul dada bidang Doni.Doni tersenyum tip
"Ada tawaran pekerjaan yang menggiurkan untuk kamu, Don," ucap Gina sambil tersenyum. Kedua matanya berbinar sembari berjalan dengan cepat menghampiri Dona yang sedang asyik menyeruput kopinya di balkon apartemennya."Tawaran pekerjaan apa? Jangan bilang tentang naked photoshoot atau semu blue film ya. Gin. Aku sudah pernah mengatakan kalau aku tidak akan mengambil job seperti itu.""Ini bukan job seperti itu, Dona. Aku tidak mungkin mengajukan job seperti itu padamu. Ini job film layar lebar dengan peran aman namun bayaranmu tiga kali lipat dari standar yang sudah kita tetapkan."Dona terkesiap. Wajahnya yang tadi terlihat santai menikmati kopinya berubah menjadi serius menatal manajernya itu. Siapa yang berani membayar tiga kali lipat honor fantastis artis yang sedang naik daun itu?"Siapa yang sanggup membayar honorku tiga kali lipat?" tanya Dona serius. Gina menyunggingkan senyum puasnya karena akhirnya berhasil menyita perhatian Dona."Kamu baru saja bertemu dengannya beberapa h
"Maaf sudah mengganggu waktu sibuk kamu," ucap Aaron begitu duduk bersama dengan Dona di sebuah kafe yang berada tidak jauh dari lokasi syuting Dona."Bisa kita langsung ke inti pembicaraan? Tidak perlu berbasa basi."Aaron tersenyum geli bercampur kagum mendengar respon ketus Dona. Senyum tipis bercampur tatapan tajam merupakan kombinasi yang begitu mempesona di wajah cantik Dona bagi Aaron."Baiklah." Aaron menganggukkan kepalanya. "Saya menerima balasan penawaran kerjasama dari manajer kamu pagi ini, isinya menyatakan bahwa kamu menolak kerjasama itu. Boleh saya tahu alasan kenapa kamu menolaknya?""Aku sedang terikat banyak kontrak kerja saat ini. Mungkin lain kali. Itupun kemungkinannya sangat kecil mengingat banyak mitra bisnis yang berlomba-lomba ingin bekerja sama dengan saya."Gotcha! Kesan sombong dan angkuh. Seharusnya Aaron tersinggung dan muak dengan respon dan kesan arogan yang terang-terangan ditunjukkan oleh Dona. Tapi kenyataannya, Aaron malah semakin tertarik dengan
"Sial! Kenapa Jihan bisa ada di sini?" umpat Doni dengan geram setelah membaca isi pesan yang dikirimkan Jihan padanya."Ada apa, Mas?" "Jihan ada di sini sekarang dan dia melihat mobil Mas terparkir di depan.""Pergilah. Temui dia.""Arghh! Aku muak jika harus mendengar cecara interogasi dari mulutnya. Entah sudah berapa ribu kali aku harus mendengarkan pertanyaan-pertanyaan yang sama berulang-ulang."Dona tersenyum sambil menyesap minumannya pelan."Dia istrimu, Mas. Pantas dong dia menanyakan segala hal tentang kamu. Akupun pasti akan melakukan hal yang sama jika menjadi dia.""Dia memuakkan, Sayang. Berbeda dengan kamu.""Pergilah. Temui dia dan ajak dia makan siang. Aku akan keluar dari tempat ini diam-diam." Dona mengambil handbagnya kemudian mulai berdiri."Dona..""Its okay, Mas. Aku juga ingin istirahat. Syuting hari ini lumayan menghabiskan tenagaku."Dona melemparkan senyum manisnyabke arah Doni kemudian perlahan keluar dari dalam ruangan privat itu meninggalkan Doni.Dona
"Dia datang hanya untuk menanyakan tentang alasan kenapa kontrak kerjasama yang dia ajukan kamu tolak tadi pagi?" Suara Gina menggema dalam apartemen Dona.Dona menganggukkan kepalanya pelan sambil menyeruput pelan teh lemon hangat di tangannya."Itu artinya dia memang benar-benar serius ingin bekerjasama dengan kamu, Don. Tidak mungkin seorang pemilik perusahaan turun gunung langsung menemui kamu kalau tidak karena hal yang serius.""Aku tidak peduli, Gina. Aku tidak suka dengan caranya yang menggampangkan segala sesuatu dengan uang. Selain itu, aku tidak ingin Doni berpikir yang tidak-tidak antara aku dan laki-laki itu.""Tentang Doni lagi.." Gina menghelakan napasnya dengan kasar. "Doni itu hanya kekasihmu, Dona. Jangan pertaruhkan masa depan karirmu demi seorang laki-laki buaya seperti dia. Sudah punya istri masih aja gatal dengan perempuan lain."Dona tersenyum tipis sambil melihat ke arah managernya itu. Dia dan Doni memang sengaja merahasiakan pernikahan siri mereka dari manage
“Meet and greet? Untuk apa, Sayang?” tanya Doni setengah berbisik saat Dona menelpon siang itu.Doni baru saja terbangun dari tidurnya, langsung tersentak duduk mendengar permintaan dari istri sirinya itu. Pusing akibat semalaman berperang hebat dengan Jihan masih belum hilang, sekarang Dona dengan semangat menambah intensitas nyeri di sekujur isi kepalanya.“Aku mendapat banyak DM di semua sosial mediaku, Mas. Komunitas penggemar kita berdua sangat ingin kita mengadakan meet and greet. Kebetulan bulan ini adalah anniversary sinetron pertama kita sebagai couple yang ketiga. Ayolah, Mas. Aku nggak mau membuat mereka kecewa. Nama besar kita sekarang kan karena loyalitas mereka yang terus aktif mengkampanyekan apapun projek yang kita jalani.”“Tapi hal seperti itu bukan hal yang mudah dilakukan begitu saja, Sayang. Kita harus membicarakannya dengan pihak managemen juga. Pemilihan lokasi dan sistem keamanannya juga harus dipersiapkan dengan matang.”“Iya, Mas. Aku ngerti kok maksudnya. Ak
Dona menyunggingkan senyum bahagia di wajahnya tatkala melihat sebuah postingan di beranda media sosialnya. Sebuah foto profil yang menampilkan sepasang sejoli nan rupawan menghiasai akun si pembuat status itu. Foto sepasang selebriti yang sempat digadang-gadang sebagai couple goal oleh seluruh orang.Sebuah foto langit hitam tampak pada postingan itu. Sang pemilik akun menyematkan sebuah kalimat yang mewakili postingan itu.“Aku pernah mati-matian memperjuangkanmu. Mengabaikan semuanya hanya demi kamu. Bahkan mengorbankan impianku hanya demi impianmu. Menjadi tahu diri adalah adab penting dalam hidup.”Dona tertawa lepas begitu selesai membaca status yang diposting oleh Jihan lima menit yang lalu itu. Hatinya merasa begitu bahagia membaca status yang menyiratkan makna kekecewaan itu. Jelas Dona tahu pada siapa status itu ditujukan.“Satu tikus usdah masuk ke dalam perangkap. Kita lihat nanti apakah tikus dalam perangkap ini bisa menarik pasangannya untuk mati bersamanya?” ucap Dona s