author-banner
LeneRina
LeneRina
Author

Novels by LeneRina

Istri Simpanan Sang Aktor

Istri Simpanan Sang Aktor

Doni terjebak dalam cinta lokasi dengan seorang model cantik bernama Dona dalam project sebuah syuting iklan. Perkenalan yang manis berlanjut ke pertemuan-pertemuan intens dan panas yang lain membuat Delon merasa nyaman. Doni akhirnya menikahi Dona secara siri menjadi istri keduanya. *** “Angkat dulu, Sayang. Mana tahu panggilan penting,” ucap Dona. “Tidak ada yang lebih penting bagi ku saat ini selain hal ini, Sayang.” “Angkat dulu sayang. Nanti kita bisa teruskan sampai puas.” Dona bangkit dari baringnya dan duduk menghadap Doni. Doni menggeram. Dengan terpaksa dia beranjak dari sofa menuju meja tempat dia meletakkan tasnya dan mengambil ponselnya. “Jihan,” ucap Doni sambil melihat ke arah Dona. Dona mengerti maksud ucapan Doni. Dengan cepat dia mengangguk dan memakai kembali pakaiannya. “Halo sayang,” ucap Doni begitu mengangkat panggilan telepon dari istri pertamanya itu. Dona tersenyum sinis mendengar pembicaraan Doni pada Jihan. Dona berdiri dan melangkahkan kakinya ke dapur untuk mengambil air minum. Tenggorokannya tiba-tiba terasa kering. Dona menghabiskan satu gelas penuh air minum dingin. Diraihnya kursi di meja makan dan duduk sendiri disana. “Lihat saja Jihan, akan kamu rasakan kepedihan yang aku rasakan dulu. Kamu harus menerima pembalasan atas perbuatan kejammu terhadap aku sepuluh kali lipat dari yang aku rasakan dulu. Bukan, seratus kali lipat dari itu." Dona meremas gelas kosong yang ada di tangannya.
Read
Chapter: Tirai Terakhir
Sepuluh tahun kemudian.Waktu memiliki cara kerja yang aneh di Pulau Nusakambangan. Bagi dunia luar, satu dekade adalah waktu yang cukup untuk mengubah peta politik, melahirkan teknologi baru, dan menumbuhkan generasi yang berbeda. Namun, di balik tembok beton Penjara Batu yang lembap dan berlumut, waktu hanyalah tetesan air keran yang bocor: lambat, monoton, dan menyiksa.Di bangsal isolasi rumah sakit penjara, Doni Pratama terbaring lemah. Tubuhnya yang dulu dipuja jutaan wanita kini tak lebih dari rangka tulang yang dibungkus kulit pucat kekuningan. Penyakit paru-paru kronis, ditambah dengan gangguan jiwa yang tak pernah pulih, telah menggerogoti sisa-sisa nyawanya.Napasnya berbunyi ngik yang menyakitkan, beradu dengan suara hujan deras di luar sana. Badai sedang menghantam pulau itu lagi, seolah alam semesta ingin mengulangi latar belakang tragedi hidupnya."Suster..." panggil Doni dengan suara serak, nyaris tak terdengar. Matanya yang cekung menatap langit-langit yang retak.Seo
Last Updated: 2025-12-12
Chapter: Harga Sebuah Masa Depan
Deburan ombak di bawah tebing Bali pagi itu terdengar lebih tenang, seolah laut telah kenyang menelan satu nyawa yang penuh dosa. Polisi dan tim forensik telah meninggalkan villa mewah tempat Aaron dan Dona menginap. Garis polisi berwarna kuning yang sempat terpasang di balkon kini sudah dilepas.Laporan resmi telah dibuat: Seorang pasien gangguan jiwa yang melarikan diri dari RSJ Grogol, menyusup ke area hotel, dan tewas terjatuh dari tebing karena kecelakaan saat hendak menyerang tamu.Tidak ada yang tahu bahwa wanita itu adalah Jihan, mantan supermodel dan mantan istri Doni Pratama. Wajahnya hancur terbentur karang, dan sidik jarinya sudah rusak karena terlalu lama menggelandang. Dia dimakamkan di pemakaman umum tak bernama di desa terdekat, tanpa nisan, tanpa pelayat, kecuali Dona yang mengirimkan seikat bunga mawar putih tanpa kartu ucapan.“Sudah selesai,” ucap Aaron, meletakkan ponselnya di meja sarapan. Dia baru saja memastikan semua berita di media massa terkendali. Tidak ada
Last Updated: 2025-12-12
Chapter: Tamu Tak Diundang Dari Masa Lalu
Hari pernikahan Dona dan Aaron tiba. Sebuah hotel bintang lima di tepi tebing Bali dipilih sebagai lokasi. Ombak memecah karang di bawah sana, langit biru bersih tanpa awan, dan dekorasi bunga Lily of the Valley—bunga yang melambangkan kebahagiaan yang kembali—memenuhi setiap sudut venue.Namun, di balik keindahan itu, Aaron Dwirangga tidak bisa tersenyum.Dia berdiri di balkon suite pengantin pria, memegang ponselnya erat-erat. Kemeja putihnya sudah rapi, tapi keringat dingin membasahi punggungnya.“Bagaimana bisa kalian kehilangan jejaknya?!” desis Aaron pada kepala keamanannya di telepon.“Maaf, Pak. Dia cerdik sekali. Dia mencuri pakaian perawat dan menumpang truk sayur yang keluar dari area RSJ. Sinyal terakhir terdeteksi di pelabuhan Gilimanuk pagi ini.”“Gilimanuk? Itu di Bali! Dia sudah menyeberang!” Aaron memijat pelipisnya. Jihan ada di pulau yang sama. Jihan datang untuk merusak hari ini.“Perketat keamanan. Siapapun yang tidak punya undangan barcode, jangan biarkan mendeka
Last Updated: 2025-12-12
Chapter: Undangan Dari Neraka
Satu tahun kemudian.Pulau Nusakambangan, Penjara Batu.Suara deburan ombak Samudra Hindia yang menghantam karang terdengar sayup-sayup dari balik tembok beton setinggi lima meter yang memisahkan dunia luar dengan neraka bagi para pendosa kelas kakap. Di sini, waktu seolah berhenti. Tidak ada kamera, tidak ada tepuk tangan, tidak ada cahaya blitz. Hanya ada lembap, dingin, dan kesunyian yang bisa membunuh jiwa seseorang perlahan-lahan.Di Sel Nomor 109, Doni Pratama duduk bersila menghadap tembok.Penampilannya sudah tidak bisa dikenali lagi. Rambutnya memutih sebagian, meski usianya baru menginjak awal tiga puluhan. Tubuhnya tinggal tulang berbalut kulit, dengan tato nomor narapidana di lengan kirinya. Matanya, yang dulu memiliki sorot tajam nan memikat, kini keruh seperti kolam air yang sudah lama tidak dibersihkan."Dona bilang dia suka warna biru..." gumam Doni pada seekor cicak yang merayap di dinding. "Nanti resepsi kita pakai tema laut ya, Cak? Kamu setuju kan?"Cicak itu diam
Last Updated: 2025-12-12
Chapter: Puing-puing Ego
Cahaya pagi yang lembut menerobos masuk melalui jendela kaca setinggi langit-langit di Penthouse Aaron, menyinari sebuah boks bayi berwarna putih gading yang dihiasi kelambu sutra. Di dalamnya, Bima—bayi yang baru berusia dua hari—tertidur pulas. Napasnya teratur, pipinya kemerahan, tampak begitu damai dan tidak sadar akan badai dosa yang melingkupi kelahirannya.Dona berdiri di sisi boks itu, tangannya memegang secangkir teh chamomile yang sudah dingin. Dia mengenakan gaun tidur satin berwarna champagne, rambutnya tergerai bebas. Dia menatap bayi itu bukan dengan tatapan seorang ibu yang penuh cinta tanpa syarat, melainkan dengan tatapan seorang pemahat yang sedang mengagumi karya seni terbarunya."Dia tidak mirip Jihan," gumam Dona pelan, jari telunjuknya menyentuh jemari mungil Bima. "Dia juga tidak mirip Doni. Syukurlah."Aaron muncul dari arah dapur, membawa botol susu formula hangat. Dia sudah rapi dengan setelan kerjanya, siap untuk kembali menguasai dunia bisnis Jakarta, seola
Last Updated: 2025-12-12
Chapter: Tangisan Di Tengah Badai
Langit di atas kaki Gunung Salak seolah terbelah dua. Kilatan petir menyambar-nyambar dengan ganas, menerangi hutan pinus yang gelap gulita dalam sekejap mata, diikuti oleh dentuman guntur yang menggetarkan kaca-kaca jendela rumah tua itu. Hujan turun bukan lagi seperti air, melainkan seperti jarum-jarum es yang menghantam atap seng dengan suara bising yang memekakkan telinga. Namun, di dalam salah satu kamar yang lembap dan berbau apek di rumah isolasi itu, ada suara lain yang berusaha menandingi kegaduhan alam: jeritan seorang wanita yang sedang bertaruh nyawa.“AAAAARGHHH!!! SAKIIIT!!! MAS DONIII!!!”Jihan mencengkeram besi ranjang tua itu hingga buku-buku jarinya memutih. Keringat dingin membanjiri sekujur tubuhnya, membuat daster lusuh yang dipakainya basah kuyup seolah dia baru saja diangkat dari kolam. Wajahnya yang dulu dipuja jutaan orang sebagai wajah bidadari, kini tak ubahnya topeng kematian. Tulang pipinya menonjol tajam, matanya cekung dengan lingkaran hitam pekat, dan b
Last Updated: 2025-12-12
You may also like
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status