Share

Ketahuan

Sarah masih tidak percaya ternyata berita miring tentang Suaminya belakangan ini tidak hanya isapan jempol belaka, saat ini Sarah melihat secara langsung dengan mata dan kepalanya, Suaminya keluar dari Hotel dengan seorang perempuan dengan sangat akrab dan cukup mesra.

Berkali-kali Sarah menarik nafas dan menguatkan diri, akhirnya setelah melihat mobil yang ditumpangi Arga dan perempuan itu pergi, Sarah juga memutuskan untuk pulang kerumah tetapi sebelum pulang ia singgah kewarung bakso didekat rumahnya, tujuannya untuk berjaga-jaga kalau Arga ternyata sudah sampai dirumah lebih dulu, Sarah tidak ingin Arga tahu bahwa dia sudah mengetahui semua perbuatan Arga dibelakangnya sebelum dia membalas semua perbuatan Arga.

"Dari mana saja kamu keluyuran malam-malam begini? mau alasan urusan kerjaan lagi?" Arga kelihatan sangat marah, Sarah memilih tidak menanggapi Arga, Sarah hanya menunjukkan kantong plastik yang berisi bakso yang ia beli tadi.

"Ternyata kamu sudah pintar mencari alasan ya, kamu tahu kan kalau Istri keluar rumah itu mesti mendapatkan izin dari Suami, kamu sudah izin belum sama aku tadi, tahu kan ini sudah malam, kalau terjadi apa-apa siapa yang mau disalahkan?" Ujar Arga sambil menatap Sarah sinis, Sarah memilih diam dan masuk kedalam rumah, tetapi Arga menarik dan mencengkeram tangan Sarah sampai Sarah meringis kesakitan.

"Jawab jujur kamu dari mana?" Teriak Arga semakin tidak bisa mengendalikan emosinya.

"Kalau pertanyaan itu aku kembalikan ke kamu, kamu mau menjawab jujur juga??" Tanya Sarah, ia menghempaskan tangannya dari genggaman Arga.

"Menurut kamu aku berbohong? Harusnya Suami pulang kerja itu disambut dengan baik ini malah cari ribut, lama-lama aku muak dengan semua sikap kamu ya Sarah."

Tidak sampai disitu saja, Arga kembali mengeluarkan kata-kata yang membuat Sarah sangat sakit hati.

"Dasar perempuan tidak tahu terimakasih" Desih Arga lirih tetapi masih dengan jelas didengar oleh Sarah.

"Apa kata kamu Mas? aku harus berterimakasih untuk apa? ingat ya aku yang mencari uang dirumah ini, seharusnya kamu yang berterimakasih sama aku karena setiap bulan aku yang memberi kamu uang, bukan kamu!"

Karena terlalu emosi Sarah melemparkan bungkusan bakso yang masih panas kearah Arga, tidak menyangka Sarah akan berbuat seperti ini Arga tidak melakukan perlawan apa-apa, akibatnya tangannya tersiram kuah bakso yang panas itu.

"Kurang ajar kamu ya, harusnya kamu bersyukur aku nikahi, kalau tidak pasti saat ini kamu masih menjadi perawan tua dan tidak akan ada yang mau dengan perempuan tua dan kasar seperti kamu." Teriak Arga, sambil menghempas-hempaskan tangannya karena kepanasan.

Sarah memilih meninggalkan Arga yang sibuk meniup-niup tangannya, Sarah tidak perduli lagi mau tangan Arga melepuh sekalipun Sarah tidak ambil pusing, Sarah memilih masuk kedalam kamar dan menutup seluruh badannya dengan selimut untuk menanangkan pikiran dan hatinya, tidak lama kemudian terdengar suara mobil yang menandakan Arga pergi dari rumah.

Arga adalah lelaki pilihan Ibunya, saat itu usia Sarah memang tidak lagi muda, cibiran perawan tua sudah menjadi makanan untuk Sarah jika ia pulang kekampung halamannya. Sudah berulang kali Sarah dijodohkan oleh lelaki pilihan Ibunya tetapi semuanya Sarah tolak karena merasa tidak cocok.

"Untuk kali ini Ibu tidak ingin mendengar kamu menolak lagi Sarah, masih beruntung ada lelaki yang mau menerima kamu saat usia kamu sudah tidak lagi muda Sarah." Ujar Ibu Imah saat itu, atas dasar itu lah akhirnya Sarah menerima Arga menjadi Suaminya, walaupun Sarah tahu Arga lebih muda darinya dan belum memiliki pekerjaan tetap.

"Uang bisa dicari bersama Sarah." Ujar Ibunya menambah keyakinan Sarah untuk menerima Arga, Arga dikampung memang dikenal sebagai lelaki yang taat beragama, jadi tidak heran semua orang tua menginginkan Arga menjadi menantunya tidak terkecuali IbunyaSarah.

Setelah menikah Sarah mencoba mencarikan pekerjaan untuk Arga, beruntung temannya bersedia membantu, dan Arga akhirnya memperoleh pekerjaan. Tetapi tidak dipungkiri kalau gaji yang Arga terima memang masih sangat jauh dari gaji yang Sarah dapat, itu yang membuat Arga sering meminta tambahan uang, terkadang hanya untuk membeli rokok nya saja Arga meminta uang kepada Sarah padahal Arga tidak pernah memberi gajinya kepada Sarah, seperti layaknya kepala keluarga.

***

Sudah hampir subuh Arga tidak juga kunjung pulang, semalaman ini Sarah tidak bisa tidur memikirkan masalah yang sedang ia hadapi, pagi ini yang seharusnya menjadi hari dimana Sarah pindah tetapi Sarah memilih menundanya.

Sarah memilih menghubungi Arga, Sarah ingin menyelesaikan masalahnya secepatnya karena semakin lama dibiarkan Sarah merasa terganggu termasuk dengan pekerjaannya.

Sudah hampir sepuluh kali Sarah mencoba menghubungi Suaminya tetapi tidak kunjung diangkat, Sarah mencoba menghubungi nomor kantor Arga, tetapi Sarah malah mendapat kabar yang membuat dia sangat syok.

"[Bisa berbicara dengan Bapak Arga bu? saya Sarah Istrinya]" Ujar Sarah setelah nomor kantor Arga tersambung.

"[Maksud Ibu Bapak Arga Pratama Bu? Beliau sudah dipecat dua bulan yang lalu karena sering tidak masuk kantor?]"Jawab resepsionis membuat Sarah sangat kaget.

"Jadi kemana saja kamu Mas, saat kamu pamit pergi bekerja." Sarah memukul-mukul kepalanya kedinding.

Tidak lama kemudian terdengar deru mobil dihalaman rumahnya, Sarah segera menghampiri Arga yang kelihatan berantakan.

"Dari mana saja kamu Mas?" Tanya Sarah.

"Tidak usah sok-sok perduli, sudah puas kamu membuat tanganku luka seperti ini."

"Kemana saja kamu dua bulan ini? setiap pagi pamitnya pergi kerja? tapi kenyataannya kamu dipecat kan?" Sarah menatap lekat wajah Arga, yang seketika berubah menjadi merah.

"Aku tidak dipecat, aku mengundurkan diri, karena aku yakin setelah keluar dari tempat kerja usahaku akan sangat maju." Ujar Arga berkilah, Arga kelihatan salah tingkah dan menghindar dari Sarah, Arga memilih masuk kedalam kamar dan langsung tertidur pulas saat Sarah masuk kedalam kamar untuk mengambil ponselnya.

Saat melihat handphone Arga tergeletak Sarah berinisiatif memeriksa handphone Suaminya itu, berharap mendapatkan bukti kalau Arga memang sudah menduakannya, tetapi ternyata Arga belum benar-benar tertidur, dia sadar Sarah sedang memeriksa handphonenya.

"Jangan lancang kamu ya Sarah." Arga langsung merampas handphone yang berada ditangan Sarah.

Dert.. Dert

Handphone Arga berbunyi, Arga langsung pergi menjauh dari Sarah, karena penasaran Sarah mencoba menguping pembicaraan Arga.

"[Iya sayang, Mas sebentar lagi kesana ya, baru juga jumpa udah kangen aja]" Sarah mendengar sangat jelas omongan Arga ditelepon itu walaupun Arga berbicara dengan bisik-bisik.

"Siapa yang kamu panggil sayang kecuali aku Mas?" Tanya Sarah dengan berusaha merebut handphone Arga, tetapi ternyata Arga lebih sigap ia memilih melempar handphonenya kelantai dari pada Sarah mendapatkan benda pipih itu.

" Kamu ganti tuh handphone aku, aku minta handphone keluaran terbaru, ini semua gara-gara kamu." Ujar Arga saat melihat handphonenya hancur berantakan, karena Arga melempar cukup keras.

BERSAMBUNG...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status