Share

Ribut

"Kenapa harus aku yang mengganti, bukannya kamu yang sengaja membanting handphone kamu sendiri? pasti ada yang sedang kamu sembunyikan." Ujar Sarah, Arga bukannya menjawab dia memilih pergi dan meninggalkan Sarah.

Sarah semakin kesal, ia langsung membuka handphonenya dan membuka akun sosial media milik Ayu, Sarah berusaha mencari nomor handphone perempuan yang sudah membuat rumah tangganya bersama Arga bermasalah, Usaha Sarah membuah kan hasil, ternyata Ayu mencantumkan nomor handphonenya untuk mempromosikan sebuah Cafe.

Tanpa berpikir panjang lagi, Sarah langsung mencoba menghubungi Ayu.

"[ Hallo ini siapa ya]" Suara perempuan sangat lembut terdengar dari ujung sambungan telepon itu.

"[Aku Sarah istrinya Mas Arga]" Ujar Sarah tanpa basa basi.

"[Ada urusan apa kamu menelponku?]" Nada Ayu seketika berubah yang tadinya sangat lembut saat ini berubah menjadi ketus.

"[Tentu kamu ada urusan denganku karena kamu sudah lancang memposting fotoku tanpa izin, aku mau bertemu dengan kamu sekarang]"

"[Kamu kira aku takut? ok aku tunggu kamu di Cafe AA sekarang tidak pakai lama]"

Sambungan dimatikan secara sepihak oleh Ayu, Sarah segera menukar baju terbaiknya untuk bertemu Ayu, setelah berulang kali bertukar baju, akhirnya pilihan terakhir Sarah jatuh pada gamis berwarna merah muda dipadukan dengan jilbab yang senada.

Tidak membutuhkan waktu lama, akhirnya Sarah sampai didepan Cafe yang saat ini lagi digemari anak-anak muda karena memiliki konsep yang sangat bagus untuk berfoto.

Sarah langsung masuk kedalam Cafe itu dan menuju meja 18 tempat dia janjian dengan Ayu. Ada perasaan tidak percaya diri saat Sarah melihat Ayu, Ayu kelihatan sangat cantik dengan balutan dress merah selutut.

"Aku tidak punya banyak waktu, apa yang mau kamu sampaikan langsung sampaikan saja." Ujar Ayu sinis menatap Sarah yang belum sempat duduk. Tanpa dipersilahkan Sarah langsung duduk didepan Ayu.

"Ada hubungan apa kamu dengan Mas Arga, apa tujuan kamu memposting fotoku?" Sarah menatap perempuan yang ada didepannya penuh selidik, bibir Ayu tersenyum tipis.

"Biar kamu sadar diri, kamu itu tidak cocok dengan Mas Arga, Kamu tahu ini Cafe siapa yang punya?" Sarah mengedarkan pandangannya mencoba mencari jawaban, lalu menggelengkan kepalanya.

"AA itu singkatan antara nama aku dan Mas Arga, jadi kamu bisa simpulkan sendiri, aku punya hubungan apa dengan Mas Arga." Kali ini Ayu tersenyum penuh kemenangan.

"Kamu tahu kan Mas Arga sudah punya Istri, lagian kamu cantik, masih muda kenapa mau dengan Suami orang sih, Aku yakin kamu bisa dapatin lelaki yang lebih baik dari Mas Arga, aku mohon pergi dari kehidupanku dan Mas Arga." Ujar Sarah geram, dia berusaha menahan emosinya, baru kali ini Sarah menghadapi perempuan yang terang-terangan memang menginginkan Suaminya.

Ayu mengetuk-ngetuk tangannya keatas meja dan membuang pandangannya keluar Cafe.

"Suami orang lebih menggoda, Kalau Aku nyaman berada disamping Mas Arga kamu bisa apa? Mas Arga juga merasakan hal yang sama kok, harusnya kamu mikir delapan tahun menikah belum juga mempunyai anak, jadi wajar saja kalau Mas Arga melirik wanita lain." Ayu kembali tersenyum mengejek.

Sarah sudah tidak tahan lagi menahan emosinya.

"Brengsek kamu ya Ayu, Dasar pelakor." Teriak Sarah dan menarik rambut panjang Ayu, tidak memperdulikan Ayu meringis kesakitan. Ayu tidak tinggal diam, dia langsung memanggil salah satu karyawan dan mereka akhirnya bisa dipisahkan. Karena sudah terlanjur emosi, Sarah tidak lagi memperdulikan orang sekitar yang memperhatikan keributan mereka.

"Jangan sebut namaku Ayu, kalau aku tidak bisa mendapatkan Mas Arga, perempuan mandul." Sarah semakin emosi dan kembali mencakar wajah cantik Ayu.

Kali ini Ayu membalas dengan menendang perut Sarah, Sarah yang tidak menyangka mendapat perlawanan langsung terjatuh, Ayu naik kebadan Sarah dan mencakar-cakar pipi putih Sarah.

"Mampus kamu." Teriak Ayu yang tidak perduli lagi dengan Dressnya, yang sudah tersingkap hingga mempertontonkan paha mulus miliknya.

Sarah yang ditindih tidak bisa banyak melakukan perlawan, orang-orang yang berada disana bukannya memisahkan, mereka malah sibuk mengabadikan moment itu dengan merekam dengan handphone mereka masing-masing.

"Hentikan!" Teriak lelaki yang suaranya sangat Sarah kenal.

Ayu yang sangat bernafsu menghabisi Sarah langsung menoleh kearah suara, dia berdiri dan merapikan bajunya lalu mendekati Arga.

"Dia yang memulai Mas, sudah aku bilang kalau kita tidak punya hubungan apa-apa malah dia mencakar pipiku ini."Ayu memegang pipinya.

Sarah tidak habis pikir, bisa-bisanya Ayu bersilat lidah padahal dia sendiri yang terang-terangan menginginkan Arga.

"Aku takut Mas." Rengek Ayu dan memilih berdiri dibelakang Arga seperti meminta perlindungan.

Arga mengelus pipi Ayu yang dipenuhi bekas kuku Sarah, Ayu melirik kearah Sarah menatap penuh kemenangan.

"Ya sudah biar aku yang menyelesaikannya, memang dia ini perempuan tidak tahu malu." Herdik Arga seperti akan menerkam Sarah hidup-hidup.

"Iya Mas, masa jadi perempuan kasar banget, pantesan saja kamu tidak betah dirumah ya." Ujar Ayu jadi kompor.

Mata Arga melotot menatap Sarah, Sarah bukannya takut malah menantang Arga.

"Berdiri kamu Sarah, tidak tahu malu kamu ya." Tangan Sarah ditarik paksa oleh Arga kedalam mobil.

Sarah yang berbadan kecil tidak bisa menolak padahal dia masih ingin menyelesaikan masalahnya bersama Ayu. Sepanjang perjalanan Sarah dan Arga diam membisu.

Sesampainya dirumah, Badan Sarah didorong ketembok, Arga seperti orang kesetanan tidak menyadari bahwa perempuan yang berada didepannya saat ini adalah Istrinya.

"Kau maunya apa sih Sarah? aku diam dirumah kamu sibuk menyuruh aku kerja, sekarang saat aku sedang merintis usaha, malah kamu hancurkan, gimana kalau Ayu menarik kembali modalnya."

"Jadi kamu lebih mementingkan perempuan gatal itu dibandingkan aku Istrimu Mas."

Plak

Arga menampar pipi kiri Sarah yang sudah banyak luka akibat tangan Ayu tadi, Sarah hanya bisa diam menatap Arga, Sarah mendongakkan kepalanya agar air matanya tidak keluar, Sarah tidak ingin dianggap lemah oleh Arga.

"Puas kamu Mas? Bila perlu nih satu lagi." Sarah menyodorkan pipinya yang kanan, Arga memilih mundur, dia sepertinya baru sadar atas apa yang sudah ia perbuat.

"Kenapa berhenti?"

"Diam kamu Sarah, itu akibatnya kalau kamu berani melawan aku!" Ujar Arga.

Sarah masuk kedalam kamarnya dan mngambil beberapa helai baju dan dimasukkan kedalam tas. Melihat Sarah bersiap pergi, Arga menarik tangan Sarah.

"Mau kemana kau Sarah, ingat keluar nya Istri dari rumah tanpa izin Suami itu dosa, masuk kedalam, kau harus menuruti semua perintahku." Titah Arga.

Sarah mendongakkan kepalanya, hingga terlihat jelas wajah Suaminya itu.

"Suami seperti apa dulu yang harus diikuti semua perintahnya Mas? Apakah Suami yang suka bermesraan dengan Perempuan lain? biar kan aku pergi, aku butuh ketenangan."

Arga akhirnya Melepaskan tangan Sarah dan membiarkan Sarah pergi karena Arga yakin Sarah akan segera kembali.

BERSAMBUNG...

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status