Setelah Arga pergi, Sarah memilih masuk kekamarnya dan kembali mengotak-atik ponselnya, Sarah menjadi kecanduan membuka aplikasi sosial media yang dulu sangat ia benci karena menganggap hanya akan membuang-buang waktunya saja.
Sarah memang banyak menghabiskan waktunya untuk bekerja, sekedar untuk bertemu dengan teman-temannya saja tidak ada, jadi wajar Sarah tidak banyak mempunyai teman dekat, sejak mulai ketagihan membuka sosial media, Sarah kembali menemukan teman-teman lamanya, walaupun tidak bisa bertemu langsung tetapi Sarah sudah merasa bahagia.
Setelah puas bercengkrama online dengan teman-teman lamanya, tangan Sarah mencoba mencari nama yang membuat fotonya viral beberapa hari ini. Mata Sarah tertuju pada satu foto yang baru saja di upload oleh perempuan bernama Ayu itu.
"Terimakasih Sayang sudah menepati janjinya malam ini, kadonya lucu banget, nanti aku pakai saat kita bulan madu ya." Tidak berapa lama, Ayu kembali mengupload foto dia sedang memeluk seorang laki-laki yang hanya tampak tangan, tetapi ada yang mengganjal di hati Sarah, setelah diperhatikan lebih lama ternyata Sarah melihat jam tangan yang sama dengan yang ia belikan untuk Arga.
"Kok foto lelakinya tidak nampak wajah mbak, jangan-jangan Suami orang." Ujar Sara membalas dikolom komentar dengan tangan sedikit bergetar karena dia benar-benar takut jika tangan itu memang milik Suaminya.
Sarah yang tadinya berniat istirahat langsung mencoba menghubungi Arga, tetapi sudah panggilan kelima telepon tidak kunjung tersambung, ini semakin membuat Sarah merasa tidak enak hati.
"Awas kamu ya Mas kalau itu benar-benar kamu, aku akan buat perhitungan." Ujar Sarah geram.
Malam semakin larut mata belum juga bisa dipejamkan karena terus memikirkan apa yang harus ia lakukan, jika benar Suaminya sedang bermain dibelakang nya setelah delapan tahun pernikahan.
Saat Sarah sibuk dengan pikirannya sendiri, tiba-tiba terdengar suara mobil dihalaman rumah, yang bisa Sarah pastikan itu adalah Suaminya. Sarah memilih berpura-pura tidur untuk melihat respon Suaminya. Sebelum masuk kedalam kamar, terdengar Arga mandi dikamar mandi belakang, tidak biasanya Arga mau mandi malam-malam seperti ini.
Tidak lama setelah mandi, Arga masuk kedalam kamar dan langsung mengecup kening Sarah yang masih pura-pura tidur.
"Sayang bangun dong, Mas punya hadiah untuk kamu." Arga berbicara tepat ditelinga Sarah dengan suara basnya.
Sarah menggeliat kan badannya, lalu mengucek-ucek matanya seakan seperti orang yang baru bangun tidur.
"Tumben nih dalam rangka apa?" Tanya Sarah, Arga mengelus-elus kepala Sarah, Arga memang jarang sekali mau menberikan hadiah untuk Sarah kecuali hari ulang tahun.
"Mas baru dapat rezeki, jadi ya Mas pikir tidak ada salahnya nyenengin Istri, mana tahu dengan seperti ini rezeki Mas bertambah."
Senyum sumringah diberikan Arga kepada Sarah saat memberikan kotak merah jambu ketangan Sarah.
"Dipakai sekarang ya Sayang, pasti kamu lebih seksi kalau pakai ini." Arga membukakan kotaknya lalu menyerahkan baju dinas malam berwarna merah, dengan senyum menggoda kearah Sarah.
"Loh kok merah Mas? bukannya kamu tidak suka warna merah?" Tanya Sarah sambil mengernyitkan dahinya, perasaannya semakin tidak karuan. Saat mengingat foto tentang tangan dengan jam yang sama pada postingan Ayu tadi. Banyak pertanyaan yang seketika membuat dada sesak tetapi Sarah masih bisa mengendalikan dirinya dan memilih tidak banyak bertanya kepada Arga.
"Ayo dong dek, buruan dipakai Mas sudah tidak sabar mau lihat kamu pakai baju ini." Sarah sudah tahu arah tujuan Arga, karena jika sudah banyak memuji seperti ini, Arga ingin segera dilayani.
Sarah bukannya segera menukar bajunya, dia lebih fokus kepada Arga yang memanggilnya dengan sebutan "Adek". Sadar dengan kesalahannya, Arga buru-buru menarik ucapannya dan sibuk mencari alasan.
"Loh kok malah adek ya, maaf ya sayang Mas kebawa anak baru dikantor yang Mas panggil adik?" Arga kelihatan salah tingkah saat Sarah terus menatapnya tajam.
"Jangan menatap Mas seperti itu Sayang, Mas cuman salah sebut saja abisnya anak baru itu ngeselin banget jadi kebawa sampai kerumah jangan marah ya." Berulang kali Arga melayangkan kecupan dikepala Sarah, kelihatan sekali Arga sedang salah tingkah.
"Sekali berbohong pasti akan berbohong lagi untuk menutup kebohonganmu Mas." Ujar Sarah masih terus kesel dalam hati.
Arga semakin mendekati Sarah, ia melingkarkan tangannya kepinggang ramping Sarah yang saat ini duduk bersebelahan dengan Arga, Arga memeluk Sarah dengan sangat erat.
"Ayo dong Sayang ganti bajunya." Arga mencoba memberi serangan-serangan kecil keleher Sarah, tetapi Sarah malah berusaha menghindar dan melepaskan tangan Arga membuat Arga kelihatan sangat kecewa.
"Lain kali saja ya Mas, aku besok harus bangun pagi karena masih ada audit dikantor." Sarah langsung berbaring dan menutup badannya dengan selimut, sedangkan Arga terus menatap Sarah, tidak menyangka Sarah akan menolak dinas malam ini setelah sekian lama Arga tidak meminta untuk dilayani.
Arga menunjukkan rasa kecewanya dengan pergi keluar kamar dengan membanting pintu kamar cukup keras, malam ini Arga memilih tidur disofa ruang tamu. Arga memang orang yang sulit menerima penolakan, dia akan diam seperti anak kecil yang sedang merajuk sampai keinginannya tercapai. Usia Arga yang lebih muda dari Sarah membuat Sarah harus banyak mengalah dengan sifat egois Arga selama ini.
Pagi ini, Arga masih kelihatan sangat kesal, ia tidak mau memandang Sarah padahal mereka sarapan dimeja yang sama.
"Enak ya tidur sendirian? Nanti malam atau bila perlu untuk beberapa malam aku tidak pulang kerumah biar kamu puas." Ujar Arga dengan nada ketus.
"Mau kemana kamu Mas? apa karena aku menolak tadi malam kamu mencari kesenangan diluar, kalau aku tidak capek pasti aku akan melayani kamu Mas?" Emosi yang ditahan beberapa hari ini akhirnya meledak juga.
"Bukannya ini yang kamu mau? kamu sibuk dengan kerjaan kamu terus, jangan mentang-mentang punya banyak uang kamu lupa dengan kodrat kamu sebagai Istri, aku ini Suami kamu yang wajib kamu layani dengan baik kapanpun aku mau."
Tidak selesai sampai disitu saja, Arga masih terus berbicara.
"Ingat kita ini belum punya anak, kalau kamu nolak terus kapan kita bisa punya anak? apa sampai tua kamu mau sendirian terus? ingat umur Sarah!" Ujar Arga dengan nada bicara cukup tinggi, Arga langsung mengambil kunci motornya dan pergi begitu saja meninggalkan Sarah yang masih berdiri mematung.
Sarah memang sadar waktunya banyak dihabiskan untuk bekerja, tetapi dia bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga, kalau hanya mengharap dari gaji Arga tentu tidak akan cukup.
Sebagai seorang Istri Sarah memang mengakui kalau dia sering menolak ajakan Suaminya, kegiatan dikantor menjadi alasan Sarah karena terlalu kecapean membuat Sarah malas-malasan jika diajak dinas malam oleh Arga "Apa karena itu kamu punya perempuan idaman lain Mas?" Tanya Sarah pada dirinya sendiri.
BERSAMBUNG..
Hari ini Sarah tidak masuk bekerja, Randi memberinya waktu untuk mempersiapkan semua keperluannya sebelum kepindahannya besok, setelah melalui pertimbangan yang matang akhirnya Sarah mengambil kesempatan untuk pindah kekantor cabang. Tidak banyak barang yang Sarah bawa saat pindah nanti, karena perusahaan sudah menyiapkan semua yang Sarah butuhkan.Arga meminta Sarah meninggalkan mobil untuknya."Mobil kamu ditinggal saja ya, kamu kan sudah diberi fasilitas dari kantor buat apa bawa mobil lagi, mendingan mobilnya untuk aku saja disini." Ujar Arga, sejak kejadian tempo hari, sikap Arga masih dingin kepada Sarah walaupun dia tahu Sarah akan pindah meninggalkannya beberapa hari lagi."Tapi itu mobil kesayangan aku Mas, lagian kamu kan biasa pakai motor, kalau pakai mobil nanti nambah dong biaya minyaknya." Ujar Sarah masih berusaha menolak keinginan Arga."Sama Suami perhitungan banget sih sekarang kamu." Sarah menghela nafas panjang, Arga memang sudah lama meminta dibelikan mobil tetap
Sarah masih tidak percaya ternyata berita miring tentang Suaminya belakangan ini tidak hanya isapan jempol belaka, saat ini Sarah melihat secara langsung dengan mata dan kepalanya, Suaminya keluar dari Hotel dengan seorang perempuan dengan sangat akrab dan cukup mesra. Berkali-kali Sarah menarik nafas dan menguatkan diri, akhirnya setelah melihat mobil yang ditumpangi Arga dan perempuan itu pergi, Sarah juga memutuskan untuk pulang kerumah tetapi sebelum pulang ia singgah kewarung bakso didekat rumahnya, tujuannya untuk berjaga-jaga kalau Arga ternyata sudah sampai dirumah lebih dulu, Sarah tidak ingin Arga tahu bahwa dia sudah mengetahui semua perbuatan Arga dibelakangnya sebelum dia membalas semua perbuatan Arga. "Dari mana saja kamu keluyuran malam-malam begini? mau alasan urusan kerjaan lagi?" Arga kelihatan sangat marah, Sarah memilih tidak menanggapi Arga, Sarah hanya menunjukkan kantong plastik yang berisi bakso yang ia beli tadi. "Ternyata kamu sudah pintar mencari alasan y
"Kenapa harus aku yang mengganti, bukannya kamu yang sengaja membanting handphone kamu sendiri? pasti ada yang sedang kamu sembunyikan." Ujar Sarah, Arga bukannya menjawab dia memilih pergi dan meninggalkan Sarah. Sarah semakin kesal, ia langsung membuka handphonenya dan membuka akun sosial media milik Ayu, Sarah berusaha mencari nomor handphone perempuan yang sudah membuat rumah tangganya bersama Arga bermasalah, Usaha Sarah membuah kan hasil, ternyata Ayu mencantumkan nomor handphonenya untuk mempromosikan sebuah Cafe. Tanpa berpikir panjang lagi, Sarah langsung mencoba menghubungi Ayu. "[ Hallo ini siapa ya]" Suara perempuan sangat lembut terdengar dari ujung sambungan telepon itu. "[Aku Sarah istrinya Mas Arga]" Ujar Sarah tanpa basa basi."[Ada urusan apa kamu menelponku?]" Nada Ayu seketika berubah yang tadinya sangat lembut saat ini berubah menjadi ketus. "[Tentu kamu ada urusan denganku karena kamu sudah lancang memposting fotoku tanpa izin, aku mau bertemu dengan kamu sek
Setelah melakukan perjalanan tiga puluh menit akhirnya Sarah tiba didepan rumah sahabatnya Clara, malam ini dia berniat bermalam disini sebelum ia memutuskan akan kemana nantinya."Hai besti, akhirnya kamu sampai juga digubukku." Ujar Clara sambil memeluk Sarah seperti sudah lama sekali tidak berjumpa, sejak menikah Sarah memang tidak pernah lagi mengunjungi rumah sahabatnya itu, walaupun mereka satu kantor tetapi intensitas pertemuan dan komunikasinya tidak selancar waktu mereka masih sama-sama gadis, Clara adalah seorang janda yang ditinggal meninggal oleh Suaminya beberapa bulan yang lalu, saat ini Clara hanya tinggal sendirian, saat mengetahui sahabat lamanya berniat menginap dirumahnya Clara menyambut dengan sangat antusias."Maaf merepotkan ya Cla, aku tidak tahu mau kemana, untuk menenangkan diri." Ujar Sarah dengan wajah sendu, Sarah sudah menceritakan semua kecurigaannya terhadap Suaminya kepada Clara."Ya ampun pipi kamu kenapa Sarah?" Clara baru menyadari pipi sahabatnya itu
Hati Sarah benar-benar remuk, saat Suaminya lebih mengkhawatirkan Ayu dibandingkan dengan perasaan Istrinya sendiri.Arga mengemudikan mobilnya dengan sangat kencang, berulangkali Sarah memohon agar Arga menurunkan laju mobil itu tetapi Arga tidak menggubrisnya."Aku kira kamu Istri yang baik Sarah tetapi ternyata aku salah, kamu perempuan bar-bar yang dengan tega menyakiti perempuan lain, apa salahnya Ayu yang dengan ikhlas memberikan aku handphone, itu demi kelancaran pekerjaanku, kamu tahu kan handphoneku hancur gara-gara kamu, bukannya mengganti malah sibuk marah-marah, harusnya kamu berterimakasih kepada Ayu.""Demi kelancaran pekerjaan atau kelancaran hubungan kalian Mas." "Jangan banyak omong kamu Sarah, lama-lama aku muak dengan sikap arogan kamu seperti ini, lebih baik cepat-cepat kamu pindah kerja, biar aku sedikit tenang."Sarah mengehela nafas berusaha menenangkan hatinya. Dia tidak menyangka Arga berbicara sekasar itu kepadanya. "Mau apa kita kesini Mas?" Tanya Sarah sa
"Sarah maafkan Ibu ya kalau Ibu sudah menyakiti hati kamu, Mas yakin dari lubuk hatinya dia tidak bermaksud menyakiti kamu, Ibu hanya sedang pusing memikirkan Dara yang sebentar lagi mau menikah."Sarah memilih diam diujung ranjang tempat tidur. Arga mendekatinya dan mengelus rambut Sarah."Mas juga minta maaf ya kalau sikap Mas tadi di Cafe menyakiti hati kamu, Mas cuma tidak ingin kehilangan pekerjaan Sarah, mudah-mudahan kamu bisa paham dan mengerti ya, setelah Mas mendapatkan Cafe itu sepenuhnya, Mas akan menjauh dari Ayu, untuk sekarang ikuti saja alurnya seperti ini."Sarah menatap Arga dengan perasaan belum percaya dengan apa yang diucapkan Suaminya itu "mana ada sih maling mau ngaku" Ujar Sarah lirih."Jadi apa maksud Ayu memanggilmu dengan panggilan Suamiku Mas? apa kah ini juga bagian dari sandiwara? aku tidak akan memaafkan kamu jika kamu berani bermain api dibelakangku Mas."Arga semakin mendekat, ia mengelus tangan Sarah, tidak tahu kenapa Sarah yang tadinya menggebu-gebu
"Maaf Bu, sedang apa disini? kalau ingin ke Cafe, hari ini Cafe sedang tutup karena didalam sedang ada acara keluarga pemilik Cafe ini." Lelaki berperawakan gempal dengan memakai baju security memberi penjelasan kepada Ayu.Sarah kaget bukan kepalang, hampir saja jantungnya copot karena takut ketahuan."Oh ternyata sedang tutup ya, Saya kira buka hari ini karena sudah langganan.""Ibu sering kesini ya?" Tanya Security itu.Dijawab anggukan oleh Sarah."Kebetulan lagi lewat daerah sini makanya sekalian mampir, tapi sayang malah lagi tutup." Sarah memasang wajah sedih, agar Security itu percaya."Iya lain kali saja datang lagi ya Bu, karena Owner nya sedang ada acara." Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan, Sarah mencoba menggali informasi dari Security yang Sarah nilai cukup ramah itu."Ownernya sedang ada acara apa Pak? sayang banget Cafenya sampai ditutup ya? padahal Saya yakin pengunjung pasti banyak yang datang karena hari libur." "Ya jelas ditutup lah Mbak, orang Ownernya sedang
"Mas Abi?" Lelaki yang dari awal memperhatikan Sarah itu mengangguk dan tersenyum kearah Sarah. "Lagi ngapain Kamu disini Sarah? bukannya rumah Kamu tidak jauh dari sini? Arga mana?" Abi adalah sahabat Arga, Sarah memamg dekat dengan Abi dan Mona Istrinya, Mereka dulu sering menghabiskan waktu libur bersama.Sarah menjawab hanya dengan senyuman, lalu pamit meninggalkan Abi yang masih mematung menunggu jawaban. Melihat ada yang tidak beres dengan Istri sahabatnya, Abi mengejar Sarah yang melangkah menuju kamar yang sudah ia pesan, tanpa disangka kamar yang mereka pesan ternyata berdampingan. Sebelum masuk kedalam kamarnya Sarah menoleh kebelakang ternyata Abi berjalan dibelakangnya. "Mas Abi mau kemana? kok ngikuti Aku terus." Protes Sarah."Ini Kamarku Sarah." Abi membuka pintu kamarnya, Sarah melototkan matanya kearah nomor kamar, dia hanya bis menggeleng-grlengkan kepalanya."Awas saja kamu beri tahu Mas Arga kalau aku ada disini ya Mas." Ancam Sarah sambil menatap Abi. "Aku j