Share

6. Tuan Mesum

Author: anyaaang
last update Last Updated: 2025-03-07 15:34:55

"Kamu punya pacar, Algazka?"


Pertanyaan yang akhirnya terlontar dari mulut Allesandra. Sebuah pertanyaan yang tidak pantas juga dinilai memiliki kesalahan mengingat hak yang sepatutnya dia perjuangkan walau terasa diangan-angan.

"Kamu punya pacar, Algazka?" Pertanyaan Allesa yang terdengar sangat ingin tahu. Namun Algazka tidak menjawab. Seakan memberikan jawaban atas kebenaran dari pertanyaan milik Alesandra.

Algazka telah memiliki kekasih ternyata. Jadi benar kalau tanda merah ini pasti lipstik yang dimiliki oleh kekasih Algazka. Begitu pula parfum yang Allesa cium. Tidak menyangka juga kalau Algazka memiliki seorang kekasih. Siapa perempuan yang kejatuhan sial itu untuk berada di kehidupan Algazka. Berbagai pertanyaan menghampiri pikiran Allesa yang semakin penasran.

"Kenapa? Kamu bertanya seperti ini seakan kamu adalah istri sesungguhnya, Allesandra!" Algazka akhirnya membuka suara sekaligus menyadarkan status Allesa yang tidak perlu diseriuskan.

Tidak sepantasnya Allesa berbicara. Algazka jadi mulai berpikir, apakah perempuan itu mulai menanamkan perasaan dan ingin memperlihatkan haknya sebagai istri. Status sampah yang tidak akan pernah Algazka anggap sedetik pun.

Allesa bukan siapa-siapa. Bahkan jika Allesa hilang dari bumi ini pun, Algazka tidak akan merasa kehilangan. Karena itu lah yang Algazka inginkan dari kehidupan Allesandra. Menghilangkan nyawanya secara perlahan.

"Ya nggak apa-apa sih," ucap Allesa yang membungkam mulut Algazka saat dia ingin berbicara lagi. "Kan cuma nanyaaaa! Jadi kamu tadi sempat tidur sama pacar kamu yang namanya Casper itu?" sambung Allesa dengan tebakannya mengingat nama Casper yang disebutkan oleh Algazka.

Wangi parfum yang sangat melekat di kemeja milik Algazka. Sudah pasti lelaki idiot itu berbuat yang tidak-tidak. Mesum!

"Kamu ngomong apa?!" tanya Algazka tajam.

"Iya si Casper itu. Dia pacar kamu? Jadi ini rupanya bibir merah Casper yang ada di kemeja kamu?" Allesa kembali memperhatikan warna merah yang menodai kemeja Algazka.

"Casper itu anjing saya!" Algazka mulai kesal. Teringat akan keadaan Casper yang belum membaik meski sudah berhasil ditangani.

Allesa terdiam sesaat. Jadi Casper itu nama anjing milik Algazka? Hihihi. Allesa terkekeh geli di dalam hatinya.

"Dia binatang peliharaan saya yang hampir terbunuh karena kamu!" Algazka menatap tajam Allesa yang sudah menoleh dirinya.

"Kenapa gara-gara aku? Aku aja di rumah sejak sebulan ini. Gimana bisa si Casper itu terbunuh gara-gara aku?!" Allesa ikut kesal. Tidak terima dengan ucapan Algazka yang mulai menuduhnya. Apalagi dia tipikal yang sangat menyayangi binatang.

"Memang karena kamu, Allesandra! Kalo aja tadi pagi saya nggak mengurusi kamu yang seenaknya ngatain saya idiot. Saya pasti udah ada di Falcone dan Casper nggak mungkin kena sasaran!"

"Ya bodo amat! Lagian bukan salah aku. Siapa juga nyuruh kamu ngejar-ngejar aku?!"

"Kamu iniii ..."

"Apaaa?! Kamu juga seenaknya udah sama perempuan padahal status kamu itu menjadi seorang suami. Kamu harus sadar itu, Algazka!"

"Saya? Suami kamu? Jangan pernah bermimpi kamu menganggap status itu sebagai sungguhan. Kamu hanya istri saya diatas kertas. Bukan di dalam kehidupan apalagi hati saya!" Algazka menegaskan. Hubungan yang perlu Allesa ketahui dan sadari.

"Mau diatas kertas kek, diatas printer kek. Itu urusan kamu. Yang jelas kamu jaga dong harga diri kamu. Mau dibilang apa kamu kalo ketauan nanti udah menikah, tapi masih pacaran mesum gini!"

"Apa kamu bilanggg?" Algazka semakin tidak menyangka dengan ucapan yang dikeluarkan oleh Allesandra.

"Iya mesum! Kamu pasti abis berbuat aneh-aneh kan sama pacar kamu?! Itu namanya apa kalo bukan mesum?" tanya Allesandra tanpa ketakutan menatap Algazka.

Meski dia juga tidak menanggapi status dirinya sebagai istri Algazka, setidaknya hal tersebut tidak boleh dilakukan. Apalagi jika ada orang lain tahu. Mau diletakkan dimana wajah dia yang pasti akan dikatakan tidak bisa mengurusi suami idiotnya itu. Seharusnya Algazka membuang saja pakaian dia dan tidak meninggalkan bukti.

Algazka mengatur nafasnya yang mulai memburu. Allesandra benar-benar perempuan yang ingin dia bunuh jika saja niatnya tidak mau melihat Allesa menderita.

"Lagian bisa-bisanya kok anjing pelihara anjing!" cetus Allesa yang langsung ngeloyor keluar kamar Algazka membawa pakaian milik suami brengseknya itu.

Mata Algazka melebar. Apa yang dikatakan Allesa barusan? Dirinya dikatakan apa?

Anjinggg??? Sepertinya kali ini, dia tidak bisa melepaskan wanita itu lagi!

"Kau..." tatapnya tajam dan memperkecil jarak keduanya. Napas mereka bahkan menyentuh kulit satu sama lain!



***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Tawanan Tuan Tiran   236. Terbongkar

    Wajah Algazka tersenyum melihat Allesa yang sudah memejamkan mata dan tertidur pulas. Betapa lucu dan menggemaskan gadisnya itu. Tidak dia sangka kalau malam pertama di hari pernikahan malah dilewati dengan umpatan Allesa dan juga tingkah gemasnya.Allesa terlalu lucu sekali bagi Algazka. Sosoknya sudah sangat menghibur hati dia yang sering membuatnya tersenyum.Apalagi tadi saat dia yang melakukan ciuman dengan Algazka. Tingkah polosnya benar-benar membuat Algazka tidak habis pikir. Ternyata ada wanita sepolos Allesa yang benar-benar ada.Tangan Algazka membelai rambut Allesa secara lembut dan juga hangat."Selamat tidur, Allesayang." Algazka berbisik lembut dan mengecupnya.Menyelimuti sampai setengah tubuh Allesa agar tidur dia tetap hangat dan juga nyaman. Rasa bahagia Algazka yang lagi-lagi seperti mimpi. Sekarang ada sosok perempuan yang berada di dalam kamar untuk menemaninya tidur.Algazka secara hati-hati menuruni tempat tidur. Berusaha tidak mengeluarkan suara karena mencega

  • Istri Tawanan Tuan Tiran   235. Tantangan Jahil

    "IHHH LEPASINNNN!" teriak Reina yang sudah menghempaskan tangan Daskar sampai akhirnya terlepas.Reina tidak suka dan sama sekali tidak suka dengan sikap Daskar yang sudah semena-mena. Apalagi dia sampai melarang dan juga membawa Reina masuk ke dalam hanya karena dia yang tidak suka dengan Alano.Entah apa alasannya yang jelas Reina tidak suka."Aku nggak suka sama sikap kamu dan aku nggak mau ngeliat kamu!" Reina menatap Daskar kesal seratus persen.Saat itu mereka berada di ruang pantry seperti biasa karena tempat pantry adalah tempat biasa mereka selama ini. Duduk sambil ngobrol dan Reina yang biasanya juga membuatkan cemilan untuk Daskar.Namun kali itu tempat pantry menjadi tempat yang tidak Reina sukai. Apalagi Daskar yang tadi sudah menarik Reina dari luar sampai membawanya masuk ke dalam pantry."Aku nggak mau ngeliat kamu, Daskar!" Reina yang masih menyorot tajam Daskar.Tidak ada jawaban dari Daskar. Dia langsu

  • Istri Tawanan Tuan Tiran   234. Drama Romantis

    "Jangan-jangan bener kan kalo kamu udah ngumpulin banyak anak di yayasan?" Allesa yang sudah menuduh Algazka dengan pikiran liarnya."Mulutnya, Allesa!" Algazka sontak menoleh ke arah Allesa yang berbicara dengan wajah tengil.Pikiran Allesa selalu saja berhasil dengan cara suka-suka. Entah apa imaginasi yang selalu ada di dalam otaknya itu."Kamu emang bener-bener ya selalu menghayal tingkat tinggi." Algazka mulai protes pada pikiran Allesa yang sering berada di luar batas.Entah apa jadinya jika Algazka tidak menghentikan khayalan Allesa."Tapi kan aku nggak salah. Emang bener kan? Aku bilang sesuai yang kamu bilang. Kamu sendiri yang bilang biasanya perempuan suka adegan romantis. Maksudnya apa?" tanya Allesa yang tidak mau disalahkan."Maksudnya kan umum. Bukan berarti perempuan yang pernah sama aku. Kamu ngerti nggak sih kata biasanya. Sekarang aku tanya, memangnya kamu nggak suka diperlakukan baik dan manis oleh aku? Padaha

  • Istri Tawanan Tuan Tiran   233. Debat Malam

    "BODOHHHH!" makian yang tidak ada habis-habisnya dilontarkan pada Akari dari tuannya. Tuannya itu tidak terima dengan kegagalan Akari yang seharusnya tidak pernah melesat. Dia tidak peduli juga bahwa rencananya memakan korban seperti Sagi yang dimana dia adalah salah yang paling dekat juga dengan Akari. Tapi yang jelas dia sama sekali tidak terima dengan kegagalan yang tidak seharusnya terjadi. Akari menunduk dengan rasa sakit yang dia tahan. Beberapa pukulan dan layangan pecut yang juga telah diberikan secara istimewa pada Akari sebagai balasan yang pantas dia terima. "Maaf, Tuan Nakuto." Akari menundukkan kepalanya. Dia akui dan tahu akan kesalahan yang telah dia lakukan meski rasa kehilangan jauh lebih dia rasakan atas kepergian Sagi yang dia saksikan oleh kedua matanya. "Maaf kamu sama sekali tidak berguna. Dan kamu tahu apa sekarang? Gara-gara kamu tidak bisa membawa gadis itu, Algazka sedang senang-sena

  • Istri Tawanan Tuan Tiran   232. Sesak Nafas

    "Kamu kenapa sih daritadi aku lihat gelisah banget?" tanya Garvin dengan nada pelannya. Jaga-jaga agar Almana tidak terbangun karena dia yang baru saja tertidur.Namun yang menjadi pusat perhatianya adalah Nadya, istri tersayang Garvin yang tampak gelisah. Dia berjalan mondar-mandir setelah menidurkan Almana."Gapapa." Nadya berusaha menenangkan diri meski hatinya memang gelisah.Garvin langsung mendekati Nadya dan memegang kedua bahunya sehingga dia berhenti dari mondar-mandir."Kenapa? Daritadi kamu kayak ulet mondar-mandir. Terus kamu masih mau bilang gapapa?""Enak aja ngatain aku kayak ulet!" Nadya merengut dan langsung duduk di sofa yang terdapat di dalam kamarnya.Kamar yang ditempati Nadya dan Garvin memiliki ruang yang luas sekali. Meski sifat Algazka sangat menyebalkan, tapi dia rela memberikan kamar yang layak. Padahal Nadya sempat mengira kalau Algazka akan menyuruh keluarga Allesa untuk tinggal di gudang. Tapi ternya

  • Istri Tawanan Tuan Tiran   231. Dua Lawan Satu

    Tangan Alano yang sudah dicengkeram membuat dia menoleh dan juga Reina yang melebarkan kedua matanya."Daskar?" Reina yang sangat terkejut ketika mendapatkan Daskar berada diantara mereka. Bukan hanya sekedar melihat posisinya yang di tengah-tengah mereka sekarang, tapi sikap Daskar yang sungguh membuat Reina terkejut.Genggaman tangan Daskar yang benar-benar menahan gerakan tangan Alano saat ingin meraih tangan Reina. Bahkan menyentuh saja belum sama sekali."Kamu ngapain?" tanya Reina pada Daskar. Meski Reina malas berbicara dengan Daskar, tapi melihat sikap dia yang sudah seperti ingin mengajak ribut jadi membuat Reina mau tidak mau berbicara lagi.Lagian apa-apaan sih Daskar yang selalu saja banyak tingkah akhir-akhir ini. Reina semakin lama tidak mengerti dengan apa yang Daskar lakukan. Curiga banget kalau sikap tuannya menular sama dia."Saya udah memperingatkan kamu, Alano!" Daskar menegaskan ucapannya tanpa menanggapi Reina sama s

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status