Share

5. Permainan

Penulis: anyaaang
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-01 20:00:08
"Kamu ini memang cuma datang dari keluarga pengecut. Maka dari itu saya lebih senang melihat kamu menderita daripada kamu mati begitu saja, Allesandra!"



Ucapan Algazka yang masih terngiang di kedua telinga Allesa saat dia kembali ke dalam kamarnya. Tali yang Algazka perintahkan tidak jadi diberikan dengan ucapan dia yang ingin jauh membuat Allesa menderita. Harga yang harus dibayar mahal oleh Garvin. Ayah yang masih tidak Allesa yakini bisa membunuh adik Algazka meski keberadaan dan pengakuan Garvin memang telah membunuh adik Algazka.



"Tapi kalo tadi Algazka beneran jadi kasih talinya, gue kan nggak mungkin juga nggak ambil. Masa iya gue tarik ucapan yang gue ucapin di depan kutu busuk itu. Mungkin talinya bakal gue pake buat ikat leher dia!" Allesa menggerutu mengingat ucapan dan sikap Algazka yang selalu seenaknya.



Allesa menghela nafas panjang. Mengamati jendela kamar sebagai pemandangan yang menjadi makanan dia sejak hari pertama kehidupan di kediaman Algazka.




"Jadi laper. Mau makan ah. Pasti Reina udah masak dan nyiapin di meja makan." Allesa mulai merasakan keroncongan di perutnya. Gara-gara melakukan perjuangan ingin keluar rumah tadi membuat lambung Allesa jadi kelaparan sebelum waktu biasa dia makan. Belum lagi saat berhadapan dengan Algazka. Sungguh menguras organ tubuh!




Allesa keluar kamar dan menutup kembali pintu kamarnya. Tatapannya melihat kamar milik Algazka yang berada di seberang kamar dia. Tidak tertutup rapat. Allesa berjalan pelan menghampiri kamar Algazka yang sepertinya sengaja dibuka atau lelaki idiot itu lupa menutup pintu kamar miliknya. Lorong lantai kamar Algazka dan Allesa tidak memiliki penjagaan. Itu menjadi peraturan Algazka yang masih menginginkan privacy tanpa bodyguard di lorong panjang yang terdapat kamar milik pribadinya.




"Gimana keadaan Casper? Saya mau dia baik-baik aja. Sampai sesuatu terjadi sama Casper lagi, saya yang akan membunuh kalian semua dengan busur panah beracun yang sama!!" ancam Algazka mematikan sambungan teleponnya.




Siapa Casper? Si Algazka pelihara hantu? Tuyul? Wah, wah, bener ini suami gue lelaki gila. Eh, siapa bilang dia suami gueee?




Allesa bergumam di hatinya sambil terus memasang telinga mendengar percakapan Algazka. Rasa penasaran pada nama Casper yang telah dia sebutkan. Nama asing yang tidak pernah Allesa dengar juga.




Percakapan yang sudah selesai membuat Allesa memberanikan diri untuk masuk ke dalam kamar Algazka. Dilihatnya Algazka yang berdiri sambil membuka jas kebangsaan yang selalu dia pakai. Langkah kaki Allesa berhenti saat Algazka menoleh dan menatap keberadaannya di ambang pintu. Perempuan yang masih saja berani melangkahkan kaki masuk meski ratusan kali Algazka ucapkan untuk dia tidak berbuat semena-mena apalagi di dalam area kamar Algazka tanpa izin.




Namun Algazka tidak membuka suaranya. Seakan dia membiarkan Allesandra berada di dalam kamarnya.




Lelaki tampan berparas angkuh dengan rahangnya yang tegas itu membuka jas hitamnya dan melempar kasar ke arah Allesa yang berdiri tidak jauh dari ambang pintu. Dan Allesa menunduk untuk mengambilnya yang jatuh tepat di kaki dia. Membawa ke dalam pangkuan lengan tangan dia sebagai hal yang selalu Allesa kerjakan saat hari pertama.




Yah, Allesa melakukannya atas bentuk kesadaran dia sebagai seorang istri yang tidak akan pernah diakui oleh Algazka. Status yang hanya tersirat diatas kertas dan agama. Kebiasaan yang Allesandra lakukan tanpa Algazka melarangnya. Dia seakan berbuat demikian dengan sengaja. Memperlakukan sebagai budak adalah bagian dari permainannya.




Algazka masih menatap Allesa yang berdiri sambil menunggu Algazka melepaskan semua pakaiannya agar dia bisa membawa ke tempat cucian yang akan diambil oleh alih oleh Reina nanti.




Kancing-kancing yang mulai dibuka oleh Algazka. Memperlihatkan tubuhnya yang putih, tegas, kokoh, dan memiliki dada bidang. Algazka memang sosok dengan fisiknya yang hampir sempurna. Setelah dia membuka kancingnya sampai bawah, Algazka melepaskan kemejanya dan kembali melempar kasar ke arah Allesa untuk diambil. Dia berjalan ke arah lemari dengan bagian punggung yang sudah Allesa lihat memiliki tatto angka romawi yang tidak Allesa mengerti. Tatto tersebut berada di bagian punggung kanan bawah dengan simbol empat kartu yang sepertinya saling berhubungan.




Allesa yang sudah mengambil baju milik Algazka berniat keluar. Sebentar lagi kegiatan mereka adalah makan malam di meja makan ruang utama. Namun Allesa mengurungkan niatnya untuk keluar. Dia melihat kemeja putih milik Algazka yang dia ambil tadi. Ada noda merah di bagian kerah lehernya seperti lipstik. Allesa menciumnya. Wangi aroma parfum seorang perempuan. Tidak biasanya. Selama sebulan bersama Algazka dan Allesa melakukan kegiatan tersebut, tidak sekalipun Allesa mendapatkan tanda-tanda demikian.




Algazka yang sudah mengenakan kaos hitam menoleh ke arah Allesandra. Dilihatnya perempuan itu yang masih berada di dalam kamar dia.




"Kamu nggak ada urusan lagi di kamar saya!" Algazka menyadarkan Allesa yang belum beranjak keluar dari kamarnya.




"Kamu abis ketemu sama siapa tadi?" tanya Allesa tanpa menghiraukan perkataan dan peringatan Algazka yang mengusirnya.




Algazka setengah mengerutkan keningnya. Allesandra semakin berani di hadapan dia. Sekarang dia mulai dengan pertanyaannya yang memposisikan sebagai seorang istri yang sesungguhnya. Tatapan Algazka melihat ke arah kemeja miliknya yang berada di tangan Allesandra. Gadis polos itu seperti menemukan sesuatu. Algazka tersenyum kecut.




"There's a problem with you?!"




Allesandra menggelengkan kepalanya. Namun dia masih penasaran akan aroma perempuan yang tercium dari kemeja putih milik Algazka.




"It's my own business!" cetus Algazka lagi tanpa berniat memikirkan perasaan Allesandra yang masih diam mendengarnya. Perkataan yang harus Allesa pahami bahwa apa yang dia lakukan tidak akan pernah menjadi urusan siapapun. Apalagi Allesandra!




Namun Allesandra masih penasaran. Bagaimana pun dia memiliki hak bertanya sebagai seorang istri.




"Kamu punya pacar, Algazka?"



Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Istri Tawanan Tuan Tiran   236. Terbongkar

    Wajah Algazka tersenyum melihat Allesa yang sudah memejamkan mata dan tertidur pulas. Betapa lucu dan menggemaskan gadisnya itu. Tidak dia sangka kalau malam pertama di hari pernikahan malah dilewati dengan umpatan Allesa dan juga tingkah gemasnya.Allesa terlalu lucu sekali bagi Algazka. Sosoknya sudah sangat menghibur hati dia yang sering membuatnya tersenyum.Apalagi tadi saat dia yang melakukan ciuman dengan Algazka. Tingkah polosnya benar-benar membuat Algazka tidak habis pikir. Ternyata ada wanita sepolos Allesa yang benar-benar ada.Tangan Algazka membelai rambut Allesa secara lembut dan juga hangat."Selamat tidur, Allesayang." Algazka berbisik lembut dan mengecupnya.Menyelimuti sampai setengah tubuh Allesa agar tidur dia tetap hangat dan juga nyaman. Rasa bahagia Algazka yang lagi-lagi seperti mimpi. Sekarang ada sosok perempuan yang berada di dalam kamar untuk menemaninya tidur.Algazka secara hati-hati menuruni tempat tidur. Berusaha tidak mengeluarkan suara karena mencega

  • Istri Tawanan Tuan Tiran   235. Tantangan Jahil

    "IHHH LEPASINNNN!" teriak Reina yang sudah menghempaskan tangan Daskar sampai akhirnya terlepas.Reina tidak suka dan sama sekali tidak suka dengan sikap Daskar yang sudah semena-mena. Apalagi dia sampai melarang dan juga membawa Reina masuk ke dalam hanya karena dia yang tidak suka dengan Alano.Entah apa alasannya yang jelas Reina tidak suka."Aku nggak suka sama sikap kamu dan aku nggak mau ngeliat kamu!" Reina menatap Daskar kesal seratus persen.Saat itu mereka berada di ruang pantry seperti biasa karena tempat pantry adalah tempat biasa mereka selama ini. Duduk sambil ngobrol dan Reina yang biasanya juga membuatkan cemilan untuk Daskar.Namun kali itu tempat pantry menjadi tempat yang tidak Reina sukai. Apalagi Daskar yang tadi sudah menarik Reina dari luar sampai membawanya masuk ke dalam pantry."Aku nggak mau ngeliat kamu, Daskar!" Reina yang masih menyorot tajam Daskar.Tidak ada jawaban dari Daskar. Dia langsu

  • Istri Tawanan Tuan Tiran   234. Drama Romantis

    "Jangan-jangan bener kan kalo kamu udah ngumpulin banyak anak di yayasan?" Allesa yang sudah menuduh Algazka dengan pikiran liarnya."Mulutnya, Allesa!" Algazka sontak menoleh ke arah Allesa yang berbicara dengan wajah tengil.Pikiran Allesa selalu saja berhasil dengan cara suka-suka. Entah apa imaginasi yang selalu ada di dalam otaknya itu."Kamu emang bener-bener ya selalu menghayal tingkat tinggi." Algazka mulai protes pada pikiran Allesa yang sering berada di luar batas.Entah apa jadinya jika Algazka tidak menghentikan khayalan Allesa."Tapi kan aku nggak salah. Emang bener kan? Aku bilang sesuai yang kamu bilang. Kamu sendiri yang bilang biasanya perempuan suka adegan romantis. Maksudnya apa?" tanya Allesa yang tidak mau disalahkan."Maksudnya kan umum. Bukan berarti perempuan yang pernah sama aku. Kamu ngerti nggak sih kata biasanya. Sekarang aku tanya, memangnya kamu nggak suka diperlakukan baik dan manis oleh aku? Padaha

  • Istri Tawanan Tuan Tiran   233. Debat Malam

    "BODOHHHH!" makian yang tidak ada habis-habisnya dilontarkan pada Akari dari tuannya. Tuannya itu tidak terima dengan kegagalan Akari yang seharusnya tidak pernah melesat. Dia tidak peduli juga bahwa rencananya memakan korban seperti Sagi yang dimana dia adalah salah yang paling dekat juga dengan Akari. Tapi yang jelas dia sama sekali tidak terima dengan kegagalan yang tidak seharusnya terjadi. Akari menunduk dengan rasa sakit yang dia tahan. Beberapa pukulan dan layangan pecut yang juga telah diberikan secara istimewa pada Akari sebagai balasan yang pantas dia terima. "Maaf, Tuan Nakuto." Akari menundukkan kepalanya. Dia akui dan tahu akan kesalahan yang telah dia lakukan meski rasa kehilangan jauh lebih dia rasakan atas kepergian Sagi yang dia saksikan oleh kedua matanya. "Maaf kamu sama sekali tidak berguna. Dan kamu tahu apa sekarang? Gara-gara kamu tidak bisa membawa gadis itu, Algazka sedang senang-sena

  • Istri Tawanan Tuan Tiran   232. Sesak Nafas

    "Kamu kenapa sih daritadi aku lihat gelisah banget?" tanya Garvin dengan nada pelannya. Jaga-jaga agar Almana tidak terbangun karena dia yang baru saja tertidur.Namun yang menjadi pusat perhatianya adalah Nadya, istri tersayang Garvin yang tampak gelisah. Dia berjalan mondar-mandir setelah menidurkan Almana."Gapapa." Nadya berusaha menenangkan diri meski hatinya memang gelisah.Garvin langsung mendekati Nadya dan memegang kedua bahunya sehingga dia berhenti dari mondar-mandir."Kenapa? Daritadi kamu kayak ulet mondar-mandir. Terus kamu masih mau bilang gapapa?""Enak aja ngatain aku kayak ulet!" Nadya merengut dan langsung duduk di sofa yang terdapat di dalam kamarnya.Kamar yang ditempati Nadya dan Garvin memiliki ruang yang luas sekali. Meski sifat Algazka sangat menyebalkan, tapi dia rela memberikan kamar yang layak. Padahal Nadya sempat mengira kalau Algazka akan menyuruh keluarga Allesa untuk tinggal di gudang. Tapi ternya

  • Istri Tawanan Tuan Tiran   231. Dua Lawan Satu

    Tangan Alano yang sudah dicengkeram membuat dia menoleh dan juga Reina yang melebarkan kedua matanya."Daskar?" Reina yang sangat terkejut ketika mendapatkan Daskar berada diantara mereka. Bukan hanya sekedar melihat posisinya yang di tengah-tengah mereka sekarang, tapi sikap Daskar yang sungguh membuat Reina terkejut.Genggaman tangan Daskar yang benar-benar menahan gerakan tangan Alano saat ingin meraih tangan Reina. Bahkan menyentuh saja belum sama sekali."Kamu ngapain?" tanya Reina pada Daskar. Meski Reina malas berbicara dengan Daskar, tapi melihat sikap dia yang sudah seperti ingin mengajak ribut jadi membuat Reina mau tidak mau berbicara lagi.Lagian apa-apaan sih Daskar yang selalu saja banyak tingkah akhir-akhir ini. Reina semakin lama tidak mengerti dengan apa yang Daskar lakukan. Curiga banget kalau sikap tuannya menular sama dia."Saya udah memperingatkan kamu, Alano!" Daskar menegaskan ucapannya tanpa menanggapi Reina sama s

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status