Share

Bab 17 Pengumuman Penting

Author: Iin Romita
last update Last Updated: 2025-02-24 20:05:30

Di aula pertemuan besar kantor pusat Wijaya Group, suasana yang biasanya penuh semangat mendadak sepi.

Para pegawai duduk dalam keheningan, menunggu pengumuman penting yang akan disampaikan oleh Presiden Direktur, Damar, dan Kakek Wijaya.

Wajah-wajah mereka dipenuhi tanda tanya. Semua orang telah mendengar desas-desus tentang wanita masa lalu Damar yang telah ditemukan, tetapi tak ada yang menyangka bahwa hari ini mereka akan mendengar pengumuman tentang pernikahan.

Damar berdiri di depan ruangan, wajahnya tampak tenang namun tatapannya tajam. Di sebelahnya, Kakek Wijaya tersenyum bangga, seolah-olah semua yang telah direncanakannya berjalan sesuai keinginan.

Di sudut ruangan, berdiri Anna. Ia tampak terkejut dan cemas, tak tahu apa yang akan terjadi. Ia merasa tak ada firasat buruk, namun getaran aneh mengguncang hatinya. Dan yang paling tak terduga, nama dirinya akan disebut.

Damar melangkah maju ke podium, mikrofon di genggamannya. Suasana tegang, semua mata tertuju padanya.

Dam
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Noor Sukabumi
harusnya itu saran dan nasehat buat mereka ke km Delia bukan ke Anna.heran aq sampe kpn thor c damar lemot digoblokin sama asisten dan kekasihnya?pdhal kan c damar orang berkuasa kok bisa semudah itu pd orang baru eh yg nuata mlh dihina hbs2an pdhal depan muka
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Istri Tuli Yang Kau Campakkan itu Ternyata....   Bab 28

    Damar segera memeluk tubuh Delia erat. "Jangan katakan apapun lagi, aku sudah katakan. Tidak terjadi apapun di dalam kamar mandi itu, Hanna. Percayalah."***Pagi itu ..."Tuan Damar, hari ini aku minta izin untuk keluar. Aku sangat merindukan tempat tinggal ku dulu. " Anna berdiri dengan takut—meminta izin pada Damar yang kala itu sedang menyeruput kopi di depan rumah. Tidak sedetikpun ia menengok Anna disampingnya."Tuan ... Apa saya mohon berikan saya izin."Karena risih Damar menoleh cepat. Tangannya yang Kokok dan kekar menggebrak meja. Hingga cangkir berisi kopi yang tinggal separuh itu tumpah."Aku tidak perduli, kamu mau pergi ke manapun! Pergi saja sesuka hatimu, wanita hina!" umpatnya. Setelah itu ia berdiri meninggalkan Anna seorang diri.Karena Damar telah menjawab demikian, ia pun pergi. Anna mengayunkan kakinya pergi, sampai di pintu gerbang, Anna berpapasan dengan Asisten Lian. Pria itu menghentikan mobilnya, dan keluar menghampiri Anna."Maaf Nyonya, saya menghalangi p

  • Istri Tuli Yang Kau Campakkan itu Ternyata....   bab 27

    Sore itu, Anna yang baru selesai mandi di kamar tamunya merasa panik. Keran air tiba-tiba berhenti mengalir saat ia masih penuh dengan busa sabun. Matanya perih karena busa yang masuk ke dalamnya, dan dalam kebingungan, ia meraba-raba keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit tubuhnya.Anna dalam hati, panik. "Aduh, kenapa airnya mati sih sekarang?! Aduh, mataku... Pedih! Bibi! Bibi! Tolong!"Sambil meraba-raba dengan satu tangan, yang lain mengusap-usap matanya yang perih, ia berhasil menangkap lengan seseorang yang ia kira adalah asisten rumah tangga. Tanpa berpikir panjang, Anna langsung ditarik olehnya.Anna berjalan penuh kehati-hatian. Ia mengira seseorang yang berada di hadapannya itu adalah asisten rumah tangga yang akan membantunya. Tapi ..."Bik. Antarkan aku ke kamar mandi kamu Bik! Kran dikamar mandi ku tidak keluar. Cepat Bik, tuntun aku. Mataku pedih sekali. Aku malu jika Tuan Damar nanti melihatku seperti ini, aku takut jika dia berpikir macam-macam terhadapku,

  • Istri Tuli Yang Kau Campakkan itu Ternyata....   Bab 26

    Delia mendekati Anna dan bertanya, "Aku tidak akan membiarkan Damar meninggalkan kamu, Ann."Anna tersenyum tanpa sepengatahuan nya. 'Dasar pembohong besar kau. Bilang saja saat ini kau tengah ketakutan, jika kedokmu Terbongkar!' batin Anna."Sudahlah. Banyak asisten rumah tangga yang akan menemani dia. Lagian, aku tidak ingin melihatnya bermanja-manja di kediaman ku. Aku bisa tegaskan padanya, jika dia bukan siapa-siapaku? Dia hanya istri di atas kertas!!" Berbicara tanpa melihat ke arah Anna. Hanna palsu datang menghampirinya dengan senyum yang tampak tidak tenang, meski dalam hatinya, rasa takut menggeliat. Ia tahu, jika Damar benar-benar akan membawanya ke desa itu, semua kebohongan yang selama ini ia jalin bisa runtuh dalam sekejap. "Aku sudah memutuskan, Hanna. Kita akan pergi ke desa itu sekarang. Hari ini aku mau libur untuk bersamamu saja. Aku ingin kembali ke tempat di mana semuanya dimulai," ucap Damar dengan nada datar.Delia terkejut mendengar ketegasan suara Damar. Jan

  • Istri Tuli Yang Kau Campakkan itu Ternyata....   bab 25 Mulut Buaya

    'Sial! Wanita itu mengetahui aku ketiduran di sini! Pasti dia berpikir yang bukan-bukan! Aku tidak mau kehilangan harga diriku jika sampai dia memiliki pikiran demikian.'"Tuan, kenapa saya bisa di kamar tidur Anda?" Sungguh Damar menganggap itu sebuah pertanyaan b0d0h. Bagaimana ia memiliki pikiran demikian? Sudah jelas-jelas tadi malam keadaannya sangat lemah."Dasar wanita hi na! Kamu jangan anggap aku perduli terhadapmu!"Anna memegang kepalanya, terasa sakit. Damar yang mengetahui itu diam saja. Hampir saja mulutnya keceplosan akan mengutarakan pertanyaan perkara keadaannya. 'Huft ... Hampir saja.'Bibi datang, sebelum ia bertanya ia menundukkan kepala. "Maaf Nyonya ... Bagaimana keadaan Anda sekarang?"Pertanyaan bibi membuat Damar lega. Ia selamat dari cecaran Anna. Meski ia minim bertanya, tapi Damar dapat menangkapnya.Anna mengambangkan senyuman. "Syukurlah, Bu. Anna tidak apa-apa. Keadaan Anna sudah membaik. Bibi tidak perlu khawatir."Mendengar itu Damar sendiri ikut mera

  • Istri Tuli Yang Kau Campakkan itu Ternyata....   Bab 24 Keadaannya Buruk

    "Anna ... Bangun! Kau dengar suaraku 'kan?" Damar menepuk-nepuk pipi Anna beberapa kali. Wanita itu masih terpejam tubuhnya sangat lemas.Terlihat dari wajah Damar tampak sekali mengkhawatirkan keadaan Anna. "Seharusnya aku tidak menghukum mu dengan cara seperti itu, Anna."Damar berdiri di sisi tempat tidur, perasaannya campur aduk saat memandang Anna yang terbaring tak sadarkan diri. Tubuhnya gemetar, bukan karena dingin, tetapi karena rasa bersalah yang terus membayanginya. Kenapa ia begitu kejam pada Anna? Bagaimana bisa ia membiarkan perempuan itu menderita hingga kondisinya seperti ini? Penyesalan mulai merayap di setiap sudut hatinya.Suara langkah kaki asisten rumah tangga terdengar mendekat. Wajahnya penuh kekhawatiran saat melihat Anna yang masih terpejam di atas tempat tidur.Bibi ikut gelisah, dengan nada cemas. "Tuan Damar. Kenapa tidak membawa Nyonya Anna ke rumah sakit saja? Dokter keluarga belum juga datang. Saya takut kondisinya makin buruk..."Damar terdiam sejenak,

  • Istri Tuli Yang Kau Campakkan itu Ternyata....   Bab 23 Bayangan Anna Menghantui Pikiran

    Malam itu di dalam gudang yang pengap, dada Anna terasa sesak. Benar, ia melihat kesana ke mari tidak ada satu pun pantulan cahaya masuk. Tidak ada satupun cela ventilasi. Anna menekan dadanya kuat-kuat. Teramat sakit. "Apakah aku akan selamat di ruangan ini? Rasanya aku tidak bisa bernafas lagi."Terpaksa Anna menggebrak pintu yang terbuat dari ukiran kayu. Beberapa kali namun tak ada yang menyahut. "Tuan Damar ... Tuan ... Tolong buka pintunya ..." Sesekali ia memukul-mukul pintu itu. 'Amar ... Apakah dengan cara kau menyiksaku seperti ini, kau lebih bahagia?' Anna dengan suara serak, putus asa. “Tuan Damar! Tolong… buka pintunya… Aku mohon… Aku tidak bisa bernapas…!"Suaranya terdengar serak dan lemah, bercampur antara tangis dan keputusasaan. Ia berdiri dan mencoba menggedor pintu lagi dengan sisa-sisa tenaganya, meski tahu tidak ada gunanya.Anna menangis, suaranya semakin lemah, "Tuan Damar, kumohon… lepaskanlah aku dari ruangan ini ..."Namun, di ruang utama rumah, Damar

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status