Share

125. Tamu Bulanan

Penulis: pramudining
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-27 16:28:51

Happy Reading

*****

"Im, kamu kenapa? Kalau sakit nggak usah ke resto," kata Haidar sambil mengetuk pintu kamar mandi. Suara muntahan Hazimah terdengar sangat keras membuat lelaki itu makin bingung dan khawatir.

"Ma, bundanya Ilyas kenapa?" tanya Haidar pada Yana.

"Biar Mama yang melihat keadaannya." Yana mengetuk pintu kamar mandi supaya diijinkan masuk.

"Azza, buka pintunya dulu," pinta Yana. Namun, perempuan yang ada di kamar mandi itu belum mau membuka pintu.

Yana dan Haidar menunggu dengan panik di luar kamar mandi. Beberapa saat kemudian setelah tak terdengar lagi suara muntahan dari Hazimah, pintu itupun terbuka.

"Im, kamu baik-baik saja?" tanya Haidar yang melihat wajah pucat istrinya.

Lemas karena semua isi perutnya sudah keluar tadi, Hazimah cuma bisa menganggukkan kepalanya sebagai tanda bahwa dia baik-baik saja.

"tapi, mukamu pucat banget. Kita ke dokter sekarang, ya." Haidar merangkul sang istri. Namun. karena lelaki itu merangkul Hazimah dengan keadaan sedang menggendon
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Istri Warisan Sahabat   134. Haidar yang Aneh

    Happy Reading*****Sesampainya di mall, Haidar langsung mengajak bunda dan istrinya ke super market dan mencari buah-buahan yang sejak dari rumah sudah diincar. Binar kebahagiaan lelaki itu terpampang nyata ketika melihat semua buah-buahan yang dia inginkan berjejer rapi di rak display super market."Sayang, lihat itu," tunjuk Haidar pada mangga muda. "Duh, ngiler lihatnya. Pengen segera tak makan saja. Seger pastinya."Aliyah bergidik ngeri membayangkan Haidar menggigit potongan buah mangga muda. "Apa nggak ngilu giginya, Mas. Aneh-aneh saja," ucapnya."Engga, Sayang. Pasti seger banget kalau makan mangga itu. Duh, apalagi itu kedondongnya. Hmm menggiurkan sekali," kata Haidar. Dia bahkan sampai menarik air liurnya sendiri. Membayangkan betapa lezatnya buah-buahan itu ketika bersatu dalam satu piring bersama bumbu buatan sang istri.Sania dan Aliyah cuma bisa menggeleng-gelengkan kepala melihat antusias Haidar untuk memakan buah-buahan tersebut."Biarkan saja dia mau ngomong apa, Nd

  • Istri Warisan Sahabat   133. Rujak Buah 2

    happy Reading*****Walau mulutnya mengucap sederet larangan pada Haidar, tetapi diam-diam Aliyah sudah mengirimkan pesan pada Hazimah. Dia menceritakan sikap aneh suaminya itu dan sang istri muda, hanya membalas dengan stiker tertawa keras. Bukan sekali dua kali, Haidar menunjukkan keanehan sikapnya, tetapi hampir tiap hari. "Terus, sekarang dia berulah apalagi, Al?" tanya Hazimah melalui chat yang dia kirim."Minta rujak buah dengan buah-buahan yang asam dan kecut. Aneh, kan?" balas Aliyah. Hazimah pun terbahak membaca balasan yang dikirimkan partnernya itu."Kenapa senyum sendiri, Nduk?" tanya Sania saat berpapasan dengan menantu pertamanya di ruang depan televisi. "Eh, Bunda. Ini lho, ayahnya Ilyas, Bun. Masak sudah sore gini minta dibeliin rujak buah yang banyak asamnya. Terus beliau menyebutkan buah-buahan yang semua kecut padahal beliau baru aja muntah-muntah di kamar mandi. 'Kan aneh? Dari kemarin mintanya aneh-aneh terus," jelas Aliyah. "Kenapa masmu gitu ya, Nduk? Azza 'k

  • Istri Warisan Sahabat   132. Rujak Buah

    Happy Reading*****Tri semester pertama kehamilan, Hazimah harus istirahat total. Segala aktifitas, dia limpahkan sepenuhnya pada Haidar sebagai suami. Riwayat kandungan lemah menjadi kekhawatiran tersendiri bagi ibu muda itu dan juga keluarganya. Belum lagi jarak kehamilan yang terlalu dekat dengan kehamilan pertama. Memasuki bulan kedelapan kehamilan Hazimah, Haidar sempat dibuat pusing dengan keadaannya. Pasalnya tiap pagi, dia selalu merasakan mual. Dokter mengatakan hal itu wajar terjadi. Terkadang memang ada sebagian lelaki yang merasakan mual-mual saat istrinya tengah hamil, begitulah perkataan dokter ketika Haidar sempat bertanya. "Sayang, Mas kok agak aneh, ya," tanya Haidar pada Aliyah saat dia baru pulang mengecek resto."Aneh gimana, Mas?" jawab Aliyah. Dia membantu membukakan kancing baju suaminya. Terlihat jelas wajah Haidar yang memucat dari jarak dekat. "Mas, jadi sering mual dan pengen yang asam-asam terus." Haidar segera masuk ke kamar mandi. Namun, suara dari da

  • Istri Warisan Sahabat   131. Couple Ayah Anak

    Happy Reading*****Selesai dengan percakapan mereka, Hazimah keluar dari kamar Aliyah. Istri kedua Haidar tersebut mengambil paper bag yang sempat ditaruh oleh suaminya di rung tengah. "Sudah selesai, Mbak?" tanya Sania ketika melihat sang menantu."Sudah, Bun," jawab Hazimah dan langsung memindahkan Ilyas ke gendongannya. "Mbak jangan menggendong anak ganteng itu. Biar aku saja yang menggendongnya. Kamu lagi hamil muda, aku takut kenapa-kenapa," cegah Aliyah dari ambang pintu kamarnya."Bener kata Aliyah, Mbak. Tri semester pertama kehamilan sangat riskan apalagi dengan riwayat hamil sebelumnya. Sini biar bunda saja yang menggendong," ucap Sania yang mengambil kembali cucunya untuk digendong. "Terima kasih, Bun, Al. Padahal aku nggak masalah kalau cuma gendong dia sebentar.""Enggak usah keras kepala, Sayang. Kami semua enggak mau kamu kenapa-napa," sahut Haidar yang langsung mengambil alih si kecil ke gendongannya. "Beruntung sekali kamu, Nak. Disayang semua orang." Hazimah men

  • Istri Warisan Sahabat   130. Berusaha Adil 2

    Happy Reading*****"Al, aku juga nggak bermaksud mengabaikanmu. Sungguh," ucap Hazimah. Tangannya meraih telapak tangan istri pertama suaminya. Aliyah menatap Haidar dan Hazimah bergantian. Dia maki tidak enak hati ketika dua orang itu menatapnya penuh rasa bersalah. "Mas, Mbak, Al nggak pernah berpikir seperti itu, lho." Aliyah mulai gusar. Takut-takut apa yang sempat dia pikirkan tadi terbaca oleh suaminya. Haidar mengangguk dan tersenyum. "Mas, percaya kamu enggak berpikir buruk padamu. Cuma alangkah baiknya Mas akan menjelaskan semuanya. Tadi, bundanya Ilyas sudah meminta Mas pulang terlebih dulu, tapi untuk menghemat waktu Mas menolak. Jadi, sekalian aja langsung belanja karena yakin kamu akan dengan senang hati menerima pilihan bundanya Ilyas. Sungguh enggak ada maksud apa pun dari kami. Tolong maafkan kami berdua, sekiranya sudah membuatmu terabaikan." Haidar mencoba menggenggam kedua tangan Aliyah. "Mas, jangan buat aku jadi orang yang jahat dengan pikiranku tadi," Tetes

  • Istri Warisan Sahabat   129. Berusaha Adil

    Happy Reading*****"Iya," jawab Aliyah masih dengan wajah dan suara yang terdengar sedih.Haidar melihat semua perubahan dari istri pertamanya, tetapi dia sengaja mengabaikan hal itu. Setelah ini, dia akan menjelaskan semua agar kesalahpahaman tak terus berlanjut. Sungguh tidak ada niat untuk mengabaikan kehadiran Aliyah karena kabar bahagia yang baru dia dapatkan mengenai kehamilan Hazimah.Hazimah menengok ke belakang dan melihat wajah Aliyah yang berubah sedih. Ada juga rasa kekecewaan yang dia tangkap. "Mas," pangginya pada sang suami."Enggak masalah. Biar Mas yang jelaskan nanti. Aliyah pasti ngerti, kok dengan alasan kita," bisik Haidar yang semakin membuat Aliyah merasa tersisih dengan tingkah keduanya."Ya Allah, kenapa aku sedikit kesakitan melihat semua ini. Ada apa dengan diriku?" tanya Aliyah dalam hati.Dari arah kamarnya, Sania tergopoh memeluk menantu keduanya ketika melihatnya masuk. Tadi pagi, perempuan paruh baya tersebut sempat diberitahu oleh Aliyah bahwa Hazim

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status