Share

Ep 2

Talita bangun pagi-pagi sekali, bahakan matahari pun belum menampakkan wujudnya. Dia terbangun karena getar ponselnya yang ada di nakas meja sebelah dirinya saat ini. Segera saja dia langsung mematikan bunyi alarm di Hpnya agar suaminya yang sedang tidur membelakangi tidak terbangun.

“Setengah lima, aku harus bangun dan menyiapkan semua buat mas Fahri” ucap Talita, dia segera bangkit dari tempat tidur secara hati-hati tentunya.

“Mana ya kopernya mas Fahri, baju dinasnya diakan masih ada di dalam koper” pungkas dena berjalan kearah koper yang ada disudut kamar.

Lita segera membuka koper milik suaminya, untuk mengambil baju dinas polisi disitu. ia akan menyetrikanya. Sehingga ketika suaminya berangkat dinas nanti bajunya sudah siap.

Ternyata bajunya ada tepat di atas sendiri sehingga memudahkan Lita untuk tidak mengobrak-abrik dalam koper Fahri. Ia mengambil baju berwarna coklat itu beserta celananya dan membawanya pergi dari kamar saat ini.

Diluar kamar, tanpa sengaja Lita berpapasan dengan mbok Jum yanga akan menuju ke dapur.

“Loh sudah bangun non Lita,.” Mbok Jum tampak terkejut melihat Lita yang jam segini sudah bangun.

“Sudah mbok, aku mau menyetrika baju dinas mas Fahri. Setrikaannya dimana ya?” Lita menunjukkan baju itu pada Mbok Jum.

“Sudah sini biar mbok saja yang menyetrikanya, kamu tidur lagi saja sana. Ini masi terlalu pagi” Mbok Jum berniat mengambil baju itu dari tangan Lita tapi Lita mencegahnya.

“Tidak mbok, aku yang akan menyetrikanya. Ini tugas pertamaku menjadi istri” ucap Lita.

“Ya sudah kalau itu keinginanmu, Mbok ke dapur dulu ya. Buat ngarahin Sekar sama Tari” Mbok Jum langsung meninggalkan Shena setelah perempuan itu mengangguk.

“Oh iya mbok lupa, belum ngasih tahu kamu tempat setrika” Mbok Jum berbalik sambil menepuk jidatnya.

“Dasar mbok,.” Senyum Lita.

“Tempatnya di sebelah kamar tamu ya non” ucap Mbok Jum memberitahu.

“Oke Mbok” Lita langsung pergi setelah mbok jum pergi.

……………

Fahri sudah bangun dan dia sudah begitu rapi akan berangkat Dinas. Baju yang Lita setrika tadi sudah terpakai ditubuh Fahri saat ini. Dia berjalan kemeja makan, dengan hidangan yang sudah siap semua di atas meja.

Fahri mendudukkan dirinya, matanya menelisik ke seluruh sudut rumah yang sekarang menjadi rumahnya juga.

“Dia dimanjakan kemewahan seperti ini” senyum meremehkan keluar begitu saja dari bibir seorang Fahri. Entah kenapa dia berkata serta tersenyum sinis begitu.

“Mas Fahri sudah bangun, Baru aja aku mau bangunin mas. Ini aku bawakan teh hangat” Lita baru keluar dari dapur sambil membawa secangkir teh dan meletakkannya di depan pria yang sudah menyandang status sebagai suaminya.

“Ya,..” hanya kata singkat itu yang keluar dari mulut Fahri. Dia langsung menyeruput teh itu,

Syurrr..

Fahri menyemburkan teh itu tepat di wajah Shena yang langsung terkejut menerima semburan tiba-tiba dari suaminya.

“Kau bisa membuat teh atau tidak, kenapa rasanya asin begini”

“Ma..masak mas. Aku memasukkan gula bukan garam, apa aku yang salah. Mau aku buatkan lagi mas”

“Tidak usah, aku akan berangkat dinas. Kau merusak pagi ku saja,” Fahri langsung berdiri dari duduknya.

Lita terkejut dengan itu,

“Mas nggak makan dulu mas, aku sudah membuatkan makanan kesukaanmu” Lita mengejar Fahri yang berjalan melewatinya begitu saja.

“Mas,.” Lita menahan tangan Fahri karena pria itu mengabaikan ucapannya.

“Lepaskan tanganmu,” Fahri menatap tajam Lita yang menahannya.

“Makan dulu mas, aku sudah..”

“Aku tidak lapar, minggir lah. Kau membuatku terlambat berdinas” Fahri mendorong Lita yang menghalangi jalannya.

Hal itu membuat Lita terdorong dan untungnya dia tidak terjatuh kelantai. Lita menatap kepergian suaminya dengan nanar, ia merasa sesak dan tercabik-cabik hatinya atas sikap Fahri barusan

“Sebenarnya mas Fahri kenapa? Kenapa dia marah begitu padaku sedari semalam?” ucap Lita merasa tidak tahu salahnya apa. Ini hari pertamanya menjalani pernikahan, seharusnya ia bahagia tapi kenapa situasinya begini. ada apa dengan Fahri yang ia kenal kenapa menjadi kasar begitu.

.............

Fahri sudah berada di tempat kerjanya dia duduk sendiri di bangku bawah pohon sambil memegang secarik kertas warna putih yang sudah terlipat rapi.

“Maaf Dira, aku harus mengambil keputusan ini. Untuk membalaskan apa yang terjadi padamu” gumam Fahri menatap pilu kertas tersebut.

“Briptu Fahri, Kapolres sudah bisa ditemui” seorang pria berseragam polisi mendatangi Fahri yang sedang duduk sendiri.

Fahri langsung menoleh melihat rekannya yang baru datang itu.

“Siap, kalau begitu aku menemui komandan dulu” Fahri langsung berdiri dari duduknya, menepuk pundak rekannya sambil tersenyum sebelum pergi.

“Kenapa Fahri sekarang jadi lebih dingin semenjak Dira tiada,?” heran polisi yang bernama Rendi. Dia menatap rekan sekaligus sahabatnya sejak kecil yang melangkah pergi begitu saja.

Fahri masuk kedalam ruangan pimpinannya,

“Hormat Ndan,.” Ucap Fahri.

“Ya, silahkan duduk Briptu Fahri. Ada apa ya ingin menemui saya?”

“Saya ingin menyerahkan ini pada komandan” Fahri yang sudah duduk menyodorkan kertas putih yang sedari tadi sudah ia pegang ke arah atasannya.

“Apa ini?”

“Lapor, itu surat pengunduran diri saya sebagai anggota kepolisian Ndan” pungkas Bara menatap serius atasannya itu yang tampak terkejut.

“Pengunduran diri? Maksudnya?”

“Saya ingin keluar dari kepolisian ndan”

“Ini keputusan dari dalam hatimu atau ada penekanan dari luar?”

“Siap keputusan saya sendiri”

“Kalau memang ini keputusanmu sendiri, saya terima. Entah apa alasan yang mendasari dirimu untuk keluar dari kepolisian. Aku harap kamu selalu berjaya di manapun” atasan Fahri seakan berat melepas salah satu anak buahnya.

“Siap terima kasih Ndan, kalau begitu saya ijin keluar dari ruangan”

“Iya silahkan”

Fahri langsung keluar dari ruangan atasannya tersebut, dia menutup pintu atasannya. Dia menghela nafasnya dengan berat.

“Semoga ini keputusan yang tepat” ucapnya dalam hati, dia langsung melangkah pergi meninggalkan tempat itu.

...................

Lita duduk di meja makan seorang diri sambil memegang tangannya yang tadi agi tidak sengaja teriris pisau demi membuatkan sarapan untuk Fahri. Ini hal pertama yang dia coba ingin lakukan yaitu memasak.

Selama ini dia tidak pernah memasak karena selalu tersedia di meja makan saat dia sudah bangun tidur. Dia tadi bangun pagi-pagi sekali demi belajar memasak pada mbok Jum agar bisa membuatkan sarapan untuk Fahri. Tapi pria itu malah tidak menyentuh makanannya sama sekali.

FLASHBACK ON

Fahri dan Lita duduk disebuah rumah makan kecil di pinggir jalan. Shena duduk sangat dekat dengan Fahri saat ini yang nyaman menyantap makanannya.

Lita sendiri tampak gelisah, ia melihat sekeliling rumah makan itu yang terlihat tidak rapi membuatnya merasa risih.

“Kenapa tidak makan?” ucap Fahri saat menyadari Lita yang belum melahap makanannya sama sekali.

“Kita pindah tempat makan saja yuk, aku tidak nyaman disini” ucap Lita meminta pindah tempat.

“Kenapa? Makanan disini enak. Cobalah “

“Aku tidak suka tempatnya dan makanannya, aku tidak suka makan sayur lodeh” pungkas Lita melihat kearah fahri.

“Lihat aku, dan dengarkan apa yang ku katakan sayang. Jangan menilai sesuatu itu dari Covernya tapi dari dalamnya yaitu dari rasanya. Cobalah, aku suapi ya”

“Aku tidak mau sayang,” tolak Lita.

“Sayang, ayo. Jangan menyia-nyiakan makanan. Banyak orang diluar sana yang tidak bisa makan loh.” Lita terdiam, memikirkan perkataan Fahri itu dan secara perlahan ia menerima suapan dari Fahri.

FLASH BACK OFF.

“Kau yang bilang padaku jangan menyia-nyiakan makanan. Tapi apa ini, kamu sendiri yang menyia-nyiakan makanan buatan ku” ucap Lita melihat makanannya yang masih utuh belum terjamah sama sekali.

“Non Shena kenapa? Kok sedih begitu?” mbok Jum datang menghampiri Lita yang menatap pilu masakan didepannya.

“Tidak apa bi,” ucapnya mencoba menguatkan hatinya sendiri.

“loh kok makanannya masih utuh non. Den Fahri tidak makan?’

“tidak mbok, dan tolong ya mbok Jum suruh Sekar sama Tari buat beresin ini. Aku mau ke kamar” ucap Lita dan langsung melangkah pergi dari meja makan.

Mbok Jum hanya melihatnya saja. Tapi dia menangkap keanehan dalam diri Lita yang tidak seperti biasanya terlihat lesu begitu Lita yang ia kenal selama ini selalu ceri tidak murung seperti ini. Apa ada masalah dengannya, batin mbok Jum.

°°°

T.B.C

...............

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status