Setelah kata maaf itu, tidak ada kata-kata lain yang Noel katakan padanya. Noel memakai bajunya dalam diam walau kini dia tidak malu lagi dan melakukan itu semua di samping BIanca yang masih melakukan posisi itu. Saat kakinya mulai hilang rasa, suaminya mendekati Bianca dan melihatnya dengan kening berkerut lalu duduk di mejanya tanpa bicara.“Wanita konyol itu masih melakukan pose itu. Tak tahukah dia posenya itu membuatku sulit bernapas?” Noel mulai menulis dengan tangan gemetar. “Tubuhnya begitu sempurna, harum dan mulus, membuatku tidak pernah puas menyentuhnya. Suaranya yang sensual membuatku menggila. Bianca Thomas benar-benar menguasaiku. Bagaimana aku bisa mengendalikan diri kalau dia terus melakukan ini?” tulis Noel di buku coklatnya itu. “Bahkan hanya untuk memeriksa email saja, aku tak sanggup,” tulisnya lagi. “Bianca hentikan itu, cepat sana mandi.” Bianca tersentak kaget. Suaminya tampak begitu marah. Dia menurunkan kakinya pelan-pelan lalu duduk dipinggir tempat t
Bianca kembali membuka dirinya dan menampilkan tubuhnya yang polos. Noel berusaha menahan dirinya dengan menggertakkan rahangnya kuat-kuat. Tanpa kelembutan seperti tadi, pria itu memasang salep di punggung Bianca, dan juga di daerah bokong serta paha wanita itu. Bianca menggigit bibir bawahnya untuk tidak mendesah seperti tadi. Pria itu lalu kembali tegak dan segera ke kamar mandi tanpa berkata apa-apa.Bianca menghela napas panjang dengan penuh kekecewaan. Dia lalu mengenakan gaun pendek dari katun berwarna biru muda dengan leher rendah sehingga dengan jelas memperlihatkan bekas-bekas kecupan suaminya tadi. Tapi setelah apa yang terjadi tadi, dia sungguh tak peduli lagi. Noel tak tahan, setelah terburu-buru memberikan salep, dia segera ke kamar mandi. Bagaimana bisa dia kembali bergairah saat tadi dia baru mendapatkan pelepasan yang luar biasa? Sebelum pernah melakukan ini, dia baik-baik saja, kenapa sekarang selalu pikirannya ke arah itu. “Aku telah berubah menjadi pria mesu
Semalam mereka memang kurang tidur karena kegiatan tidak terduga mereka, dan dilanjutkan oleh kesalahan Noel lagi tadi, wanita itu pasti sangat kelelahan. Tanpa Noel sadari dia sudah berjalan dan mendekati Bianca. Buku Arabella tadi terjatuh di lantai karena pembacanya sudah tertidur cantik. Dia mengembalikan buku itu dalam rak dan menatap istrinya. Posisi tidurnya sangat aneh, nanti pasti dia akan pegal jika dibiarkan begitu, karena itu Noel berinisiatif untuk menggendongnya dan membawanya ke tempat tidur. Namun saat Noel meletakkan Bianca di atas tempat tidur, Bianca malah memeluknya dengan erat. Awalnya Dia pikir wanita itu hendak merayunya. Noel dengan cepat menarik tangan wanita itu dari kerah bajunya. Hanya untuk menyadari kalau wanita itu masih tertidur dengan pulas, namun sedang mengalami mimpi buruknya lagi.Wanita itu begitu jahat padanya, sampai dalam mimpi pun, Bianca masih bisa merasakan tamparannya. Di saat Bianca sudah menghabiskan begitu banyak waktu untuk membua
Pria itu dapat melihat kalau istrinya ragu-ragu.“Apa yang kamu lakukan sih? Mau masuk atau tidak?” hardik Noel kesal. Bianca tersentak dan melangkah masuk ke dalam. Dia menatap keluar dengan penuh kerinduan.“Sudah mulai sore, sebaiknya kamu tidak berkeliaran keluar lagi, nanti jatuh lagi ke lobang komodo,” dengus Noel lalu berjalan kembali ke kamarnya. Dia agak kesal pada dirinya, sejak kapan dia tidur siang, hanya karena bersama wanita ini, dia malah jadi ketiduran tadi, padahal pekerjaannya masih banyak.“Aku mau jalan-jalan,” cicit Bianca seperti anak kecil meminta permen. Suaminya menoleh dengan kesal, baru saja dia bilang sudah mulai sore, nanti bisa masuk ke lobang komodo lagi, bisa-bisanya dia malah mau jalan keluar.“Tidak boleh,” tegas Noel kesal. “Aku mau,” rengek Bianca tiba-tiba ingin bermanja-manja dengan suaminya. Noel mengamati istrinya dan melihat apakah wanita itu masih belum sadar sesungguhnya atau dia memang benar-benar berlaku manja dengan dirinya? Wanita i
Dengan cepat Noel berlari melewati kolam renang dan keluar dari gerbang terluar kastil kecilnya itu. Dia melihat ke kanan dan ke kirinya mencoba mencari istrinya. “Bianca, kamu kemana?” tanyanya dalam hati dengan kerisauan yang tak pernah ada dalam hatinya. Angin mulai bertiup lebih kencang, dan matahari mulai kemerahan turun di ujung laut. Noel mencoba peruntungannya dan menuju ke kiri kastil dan menyusuri pinggir pantai. Langkahnya terasa berat, karena tiba-tiba ada ketakutan yang muncul dalam hatinya yang Noel tidak tahu asalnya dari mana. “Bianca!” teriaknya mencari sosok istrinya sampai akhirnya dia seperti melihat sosok bidadari yang sedang bermain air di pinggir pantai. Wanita itu tersenyum sambil menendang-nendang ombak kecil di kakinya. Hatinya bergetar melihat pemandangan indah di hadapannya. Wanita itu begitu cantik, dia begitu polos dan seperti anak kecil yang bisa tertawa gembira karena bermain dengan ombak.Dia mendekat dan emosi di dalam hatinya meluap-luap antar
Emily mencari Andi yang kini bebas tanpa ada nenek sihir yang harus dia layani 24 jam. Setelah memastikan pengantin baru itu berbaikan dan menuju kamar mereka, Emily mencari pria tampan miliknya di seluruh ruangan kastil kecil itu. Betapa senang hatinya ketika ternyata pria itu tidak ikut, dia malah berdiri memandangi foto-foto yang ada di dinding kastil. Dengan cepat, Emily memeluk pria itu dari belakang. “Oh Andi hari ini Noel dan Bianca merepotkan sekali, belum juga si Karen itu, tadinya mau perpanjang inapnya, tapi begitu dapat kabar suaminya mau mengadakan pameran dia segera riang gembira seperti kutu loncat dan kabur dari pulau ini. Sekarang aku bebas, ayo kita bermain di gubukku, aku punya lingerie baru lho,” ucap Emily dengan suara yang semakin mendesah pada akhir kalimat. Tapi sesaat dia baru menyadarinya, aroma tubuh pria ini berbeda, apakah Andi mengganti sabun dan parfumnya?Emily segera memekik kaget saat pria jangkung itu berbalik dan menatapnya dengan senyuman menggo
“Apanya yang keluar?”Tiba-tiba Bianca mendengar suara pria yang dia cintai itu dari seberang tempat tidur. Ternyata pria itu tidak meninggalkan dirinya sendiri, dia bekerja di mejanya, dan kini memandangnya dengan tatapan yang aneh.“Um … itu, cairan dari kamu, harusnya tak keluar. Aku harus hamil, kalau keluar bagaimana aku bisa hamil?” erang wanita berambut kecoklatan itu sambil memandang inti dirinya tanpa malu. Wajah Noel terasa panas mendengar kata-kata Bianca yang vulgar, apalagi menatap apa yang istrinya lakukan sekarang. Wanita itu mengangkat kakinya agar dirinya dapat melihat inti dirinya sendiri. Tanpa Noel kehendaki, adik kecil miliknya segera bereaksi.“Bianca, hentikan itu, dan bersihkan dirimu,” hardik Noel kasar, walau dia tak ada maksud untuk berkata kasar. Bianca tersentak dan segera menurunkan kakinya. Dengan kikuk, dia berjalan dengan tubuh polosnya ke kamar mandi, matanya melirik pria yang sudah menjadi suaminya itu. Wajah pria itu terlihat marah, hatinya langsu
Karena suaminya sendiri hanya diam saja jadi Bianca hanya mengikuti mereka ke ruang makan. Makan malam sudah tersedia dengan apik, lagi-lagi dengan tatanan menu yang aneh. Bianca awalnya mau duduk di posisi awal saat sebelum mama Karen datang, tapi ketika dia mau mengarah kesana, suaminya segera menarik tangannya dan mendudukkannya di samping pria itu persis.Bianca menatap wajah tegang suaminya lalu duduk di sebelahnya segera. Noah tertawa sambil menepuk tangannya begitu melihat menu yang disajikan. “Waaah, sepertinya ibu tiriku benar-benar tak mau buang-buang waktu ya, makanan yang sangat terjamin untuk membuat anak!” Pria itu duduk segera di seberang Noel. “Tiram … alpukat, ini … gingseng? Astaga kakakku, bagaimana bisa kamu nggak berhasrat melihat kecantikan Bianca?” tanya Noah dengan nada mengejek. Wajah Bianca memanas karena malu. “Pria itu nggak tahu aja, betapa panasnya percintaan kami tadi,” dengus wanita itu dalam hati.“Aku sangat iri padamu, andai aku punya istri sepe