Share

Melarikan Diri

Penulis: Stefani
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-18 11:32:50

Aiden telah menunggu selama 20 menit di meja makan dan Hanna belum juga datang.

"Mengapa dia lama sekali?" gumamnya gelisah.

Aiden kemudian beranjak dari meja makan dan berjalan menuju kamar yang dulunya adalah miliknya dan Alena.

Ketika membuka pintu dia terkejut melihat Mira pingsan dan tergeletak di lantai. Matanya melihat sekeliling dan dia tidak menemukan sosok Hanna.

"Mira! Mira!" ujar Aiden sambil menepuk-nepuk pipi dan pundak Mira.

Mira perlahan mulai membuka matanya dan ketika dia tersadar penuh dia berkata dengan gugup dan gelisah.

"Tuan, maafkan saya, saya telah lalai. Tadi Nyonya meminta obat untuk mengobati luka lecet di pergelangan tangan dan kakinya. Kemudian... kemudian saya merasa seperti sesuatu menyengat di kulit telinga saya dan tiba-tiba penglihatan saya gelap Tuan."

"Pengawal! Pengawal!" teriak Aiden memanggil.

"Ya, Bos!" para bodyguard Aiden kemudian datang.

"Segera kejar dan temukan Hanna!"

"Siap, Bos!"

"Sial, aku baru saja menemukanmu dari persembunyian setelah 2 tahun, Alena. Kali ini aku tidak boleh kehilanganmu lagi!" geram Aiden sambil mengepalkan tangannya.

. . . . . . . . . . . .

Hanna dengan susah payah menyusup dan melewati gerbang rumah Aiden Bradley.

Dia telah berjalan beberapa menit dan dia hanya berpikir untuk berlari saja tanpa tahu arah dan tujuan.

"Ugh! Bagaimana caranya aku menghubungi seseorang dan bisa pergi dari sini? Dompet, tas dan teleponku semuanya ada pada lelaki biadab itu," gumam Hanna.

Hanna mencoba untuk bertanya kepada seseorang yang dia temui di jalan.

"Permisi, Nyonya, bisakah saya meminjam telepon anda? Saya baru saja dicopet, dan ingin menghubungi seseorang untuk meminta pertolongan."

Beruntung baginya wanita itu mau meminjamkan telepon padanya.

Hanna kemudian menekan beberapa angka yang diingatnya. Setelah beberapa nada panggilan terdengar suara.

"Ya, halo, dengan siapa saya berbicara?"

"Mia! Mia ini aku, Hanna!" ujar Hanna gembira.

"Han... Hanna? Benarkah ini kamu? Astaga ke mana saja kamu selama 4 hari ini? Aku bahkan telah melaporkan kamu menghilang di kepolisian setempat. Apa kamu tahu? Ayah dan ibumu bahkan sudah bersiap dengan uang tebusan jika orang yang menculikmu meminta tebusan."

Ada kelegaan dan kekhawatiran yang terdengar bersamaan pada suara asisten pribadi Hanna itu.

"Dengar, Mia, sekarang aku tidak punya banyak waktu menjelaskan. Siapkan passport dan tiket penerbangan ke Amerika atas namaku dan namamu untuk pergi besok pagi. Kamu harus berangkat besok pagi dengan tiket tersebut, cari seorang perempuan yang penampilannya terlihat seperti aku untuk kamu bawa bersamamu."

"Baiklah, lalu bagaimana denganmu, Hanna?"

"Atur seseorang untuk mengantarku ke kota sebelah, lalu pesankan tiket penerbangan untukku kembali ke Amerika melalui kota tetangga. Ikuti saja pengaturanku ini, aku sungguh tidak punya waktu untuk menjelaskan banyak sekarang."

"Oke, aku mengerti Hanna. Kamu di mana sekarang, akan segera kuperintahkan seseorang menjemputmu."

"Baiklah, aku akan mengirimkan lokasiku saat ini padamu."

Setelah beberapa saat kemudian Hanna menutup panggilan teleponnya.

"Terima kasih, Nyonya, sudah meminjamkan telepon anda kepada saya." ucap Hanna sambil mengembalikan telepon ke pemiliknya.

"Syukurlah mimpi buruk ini segera berakhir." gumam Hanna lega.

. . . . . . . . . . . . . . . . . .

Di rumah Aiden sedang mendapat laporan dari orang-orangnya.

"Kami menemukan bahwa nama nona Hanna masuk dalam daftar penumpang pesawat menuju Amerika dengan jadwal keberangkatan pagi, Bos," laporan dari orang suruhan Aiden.

"Kalau begitu, blokir semua penerbangan ke Amerika besok pagi. Dan terus awasi asisten pribadi Hanna yang bernama Mia Coster."

"Siap, Bos!"

"Pergilah!" sahut Aiden.

Ketika dia telah sendirian, dia membuka sebuah foto di layar teleponnya. Di dalam foto terlihat seorang wanita cantik, wajahnya putih bersih dengan pipi merona, bibir tipisnya yang merah tersenyum cerah.

Rambut gadis itu dikuncir satu, dia menggunakan seragam dokter dan ada stetoskop tergantung di lehernya.

Aiden mengusap foto yang ditampilkan pada layar teleponnya.

"Alena... jangan pergi lagi, hukum aku dengan apa saja, tapi jangan pergi lagi."

Aiden teringat kejadian 2 tahun yang lalu hari ketika Alena menghilang. Hari itu mereka bertengkar hebat.

"Aku ingin bercerai, Aiden! Aku membencimu!"

"Tidak, Sayang, aku tidak bisa hidup tanpamu."

Aiden memohon sambil memegang tangan Alena.

"Kenapa kamu membunuh kakakku, Aiden? Kamu pria kejam!"

"Alena, itu semua tidak disengaja. Aku tidak bermaksud membunuhnya, aku bukan dengan sengaja mendorongnya ke dalam jurang."

"Bohong! Bukankah kamu selama ini menyiksaku dalam pernikahan palsu ini demi membalas dendammu pada kakakku?"

"Tidak Alena, sekarang aku benar-benar mencintaimu."

"Kamu kejam! Kamu tetap membunuh kakakku, padahal dia sudah membuktikan bahwa bukan dia yang membunuh Rose Bradley. Adikmu dibunuh Jake!"

"Aku sungguh tidak berniat membunuh Brian Hart."

Plakkkk!

Terdengar suara tamparan yang sangat keras mendarat di pipi Aiden.

"Selamat tinggal, Aiden. Aku berharap di kehidupan selanjutnya kita tidak akan pernah dipertemukan lagi."

Alena berlari pergi meninggalkan rumah itu dan memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Aiden pun segera mengejar mobil Alena di belakangnya. Tapi naas, malang tidak dapat dihindari.

Ketika berada di jalan tikungan tajam di kaki pegunungan, Alena kehilangan kendali pada mobilnya.

BRAKKKK!

Suara benturan keras mobil terdengar di depan. Aiden menatap histeris mobil yang menabrak pagar pembatas dan berguling jatuh ke laut itu.

"Alenaaaa..!"

Bangkai mobil Alena ditemukan keesokkan harinya, tapi jasad Alena tidak diketemukan di sana. Aiden percaya bahwa Alena mungkin saja masih hidup selama tidak diketemukan jasadnya.

Tapi menurut para ahli dan kepolisian setempat, sangat mustahil bagi seseorang bisa selamat dari kecelakaan tersebut. Meskipun telah dilakukan pencarian selama berbulan-bulan, jasad Alena tidak pernah diketemukan.

Setelah 1 tahun melakukan pencarian, Aiden kemudian menyerah. Dia mendirikan pusara indah bertuliskan, "Untuk isteriku tercinta Alena Hart."

Disebelah pusara Alena terdapat pusara kecil yang bertuliskan, "Beristirahat dengan damai Putera tercinta Alena Hart dan Aiden Bradley yang bernama Sam Bradley."

"Maafkan Papa, Nak. Papa tidak mampu menjaga kamu dan juga mamamu. Semoga kalian berbahagia di surga," ujar Aiden lirih.

Pusara itu memiliki bentuk dan ukiran yang sangat indah. Di sekelilingnya ditanami bunga lily putih.

Lily putih adalah bunga favorit Alena semasa hidupnya. Menurutnya. lily putih melambangkan kemurnian dan ketulusan, itulah mengapa Alena sangat menyukainya.

Alena lah yang menanam lily putih itu di sekeliling pusara puteranya. Sungguh tidak disangka bahkan pusaranya akan tergeletak disana juga tidak lama setelah kematian puteranya.

Selama 1 tahun pernikahan yang dijalaninya bersama Alena semasa hidup. Aiden tidak pernah memberikan cinta seorang suami kepada isteri pada Alena. Dan bahkan Aiden selalu bertindak kejam dan menyakiti hatinya.

Dia tidak pernah memperlakukan Alena dengan baik semasa hidupnya, bahkan Alena harus kehilangan anaknya yang baru lahir. Alena merasa depresi dan putus asa dengan pernikahannya, berkali-kali dia mencoba bunuh diri agar terlepas dari siksaan Aiden.

Sudah sangat terlambat ketika Aiden baru menyadari perasaan cintanya pada Alena ketika itu. Dia menyadarinya ketika Alena sudah putus asa dan menyerah padanya.

"Alena..." Aiden bergumam sambil meremas ponselnya. "Aku akan menemukanmu. Pasti! Kau harus berada di sisiku selamanya!"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Istri Yang Menghilang   Nyawaku adalah Milikmu

    "Siapkan ruang operasi!" Ujar Alena memerintahkan perawat yang bertugas. Kemudian Alena mengeluarkan jarum perak dari dalam tasnya. Dia menusukkan jarum-jarum itu di beberapa titik di tubuh Aiden. Alena berbisik ke telinga Aiden, "Bertahanlah, Aiden. Kumohon." Tit tit tit tit Pada layar monitor alat pengukur detak jantung, terlihat jantung Aiden kembali bereaksi. "Persiapkan pasien, aku akan mensterilkan diri." Alena bergegas membersihkan dirinya di ruang steril. Sekitar setengah jam kemudian Alena masuk kembali ke ruang operasi. Aiden telah dipersiapkan dan juga telah diberi anestesi. Alena membelah bagian dada Aiden dan membuka tulang bagian dadanya. "Benar dugaanku, tulang rusuknya patah dan mengenai paru-paru dan jantungnya." Gumamnya. Alena menusukkan lagi beberapa jarum akupuntur di beberapa titik yang mengalami pendarahan. Tangannya dengan terampil dan dia segera menemukan bagian-bagian vital Aiden yang terluka. Tiiiiiiittttt "Dokter, pasien kritis." Dokte

  • Istri Yang Menghilang   Berjanjilah Satu Hal

    "Hari ini, Elsa Burch putri dari Tony Burch, pesaing ketat Eddy Caleman dalam pemilihan calon perdana menteri ditangkap atas dugaan percobaan pembunuhan terhadap dokter Bianca Hart dan putranya. Selain itu juga diadakan penyelidikan atas tuntutan 'penyalahgunaan kekuasaan' yang dilayangkan Bianca Hart terhadap Tony Burch. Jika Tony Burch terbukti bersalah, kemungkinan besar dia akan ditangkap dan masuk ke dalam tahanan menyusul putrinya. Dengan demikian, Eddy Caleman akan melenggang dengan pasti memjadi calon terpilih perdana menteri berikutnya." Berita ini ditayangkan di layar gedung tertinggi di pusat kota. Hampir setiap pejalan kaki yang lewat melihat dan mendengar pemberitaan itu. "Cih, dia layak mendapatkannya. Dia dan putrinya adalah orang yang sangat sombong. Mentang-mentang anggota parlemen, lalu seenaknya saja memaki dan menghina orang lain." "Benar, dia selalu berlagak setiap kali berbelanja di tokoku. Elsa selalu merasa seolah dia adalah orang paling hebat dari orang

  • Istri Yang Menghilang   Klinik Tidak Boleh Beroperasi

    Bianca pagi ini tiba di depan kliniknya untuk bekerja seperti biasa, namun sayang sekali pintu kliniknya disegel. "Dokter, Anda akhirnya tiba?" Dona terlihat agak panik."Ada apa ini Dona?" Bianca sedikit bingung melihat kliniknya yang diberi garis polisi."Tony Burch melaporkan kita ke polisi, katanya Anda melakukan malapraktik sehingga Elsa Burch cacat. Anda diduga melakukan metode kecantikan yang tidak seharusnya."Bianca tersenyum sinis di wajahnya, "Benarkah?""Bagaimana ini Dokter?" tanya Dona."Aku akan mengatasinya, kalian bersantailah hari ini. Anggap ini sebagai hari libur. Oke?" Bianca tidak ingin Dona dan stafnya yang lain berdiri dengan sia-sia disini."Baiklah, Dokter."Kemudian para stafnya memilih pergi dan membubarkan diri di sana.Bianca mengambil ponselnya menekan tuts di layarnya.Tidak lama terdengar suara tawa dari seberang telepon, "Hahaha, Ayahku benar. Dia berkata kamu akan segera menghubungi dan memohon. Kenapa? Kamu takut dipenjara dan klinik kecantikan mil

  • Istri Yang Menghilang   Tony Burch Mendatangi Bianca

    "Dimana Bianca?!" Tony masuk ke dalam klinik kecantikan milik Bianca dengan wajah yang terangkat tinggi, seolah setiap orang harus tunduk dan hormat padanya. "Tuan, Anda tidak boleh masuk ke ruang praktek dokter begitu saja. Dokter Bianca sedang ada pasien!" Dona mencoba menghalangi Tony Burch yang memaksa masuk ke ruang praktek Bianca. Tony Burch merasa kesal karena wanita yang sepertinya adalah asisten pribadi Bianca, terus berusaha menghalanginya. "Minggir kamu!" Dia sudah tidak sabar dan mendorong tubuh Dona hingga terhuyung. Ceklek Sosok Tony Burch yang angkuh terlihat di pintu ruang praktek yang terbuka. Dan dia masuk begitu saja ke dalam ruang praktek Bianca. Bianca saat ini sedang melakukan metode perawatan laser pada pasiennya. Dan dia tidak dapat meninggalkan pekerjaannya hanya untuk menemui Tony Burch yang lancang. "Maafkan aku Dokter, Tuan ini memaksa masuk." Dona merasa tidak enak karena Bianca mengalami gangguan saat bekerja. "Tidak mengapa Dona, tolong arahka

  • Istri Yang Menghilang   Wanita Itu Membuat Anakku Lumpuh

    Aiden segera menuju ke titik lokasi tanda SOS yang dikirim oleh Vince melalui jam tangannya. Dia sampai pada sebuah gudang barang yang tidak dipergunakan lagi. Beberapa pria lari terbirit-birit dari dalam gudang, seperti sangat takut akan sesuatu. Aiden menghalangi salah satu dari pria itu. "Mengapa kalian begitu terburu-buru? Ada apa?" "Minggir, jangan halangi jalanku!" pria itu melotot kepada Aiden. "Apa kamu melihat anak ini?" Aiden menunjukkan sebuah foto di layar ponselnya. "Apa kamu tidak mengerti? MINGGIR!" pria itu berteriak kepada Aiden yang bersikeras menghalangi jalannya. "Baiklah, jika kamu tidak ingin dengan cara yang baik-baik!" Aiden mengekang tangan pria itu dibelakang punggungnya dan mendorong wajahnya ke tembok dalam sekejap. "Aku akan menelepon polisi, dan pasti kamu lah orang yang akan dicurigai pertama kali!" Aiden mengancam. Tentu saja pria itu takut dan gemetar. Jika dilaporkan ke polisi, dia pasti akan ditangkap atas percobaan penculikan seorang

  • Istri Yang Menghilang   Vince dan Bianca Diculik

    "Halo, putraku yang tampan. Mengapa wajahmu cemberut?" Bianca menjemput putranya di taman kanak-kanak. "Mama, mulai besok aku tidak mau masuk ke sekolah. Kecuali Mama memindahkan aku ke sekolah dasar." "Apa kamu yakin mau lompat kelas Vince?" "Iya Ma. Pleaseeeee!" Bianca membukakan pintu mobil untuk Vince, agar dia masuk ke dalam mobil. "Baiklah, nanti mama urus ya Vince. Sudah, jangan cemberut lagi Sayang. Sekarang kita mau kema_ hmmmfff!" Mulut Bianca tiba-tiba dibekap, sama halnya dengan Vince. Mereka dipaksa masuk ke dalam sebuah mobil Van oleh tiga orang pria asing. Bianca bersikeras memberontak, namun tangannya dipegang dengan kuat oleh dua orang pria tersebut, dan seorang lagi terlihat memegang Vince. "Siapa yang menyuruh kalian menculik kami?" tanya Bianca. "Nanti kamu akan bertemu dengan Bos kami ketika ajalmu akan menjemput. Tenang saja, kami tidak akan membuat kalian berdua mati penasaran." "Benarkah?" Bak Buk Bak Buk "Hei, ada apa dengan kalian? Men

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status