Share

Bertemu Lagi

Author: Stefani
last update Last Updated: 2024-01-19 10:50:43

Memasuki musim semi, harum aroma bunga tercium dimana-mana. Kampus Universitas Harvard sedang mengumpulkan orang-orang terkenal di bidang pengetahuan teknologi.

Hari ini salah satu dari orang terkenal tersebut adalah Hanna Miller. Hanna saat ini adalah seorang dokter ahli bedah jantung ternama di dunia dan dia akan hadir disana untuk memberikan seminar.

Layar besar elektronik di alun-alun kampus menampilkan tulisan, "Seminar Hari Ini Bersama Profesor Dokter Hanna Miller", kemudian menampilkan video tayangan seorang wanita cantik yang mengenakan baju dokter dengan kedua tangan dimasukkan kedalam saku bajunya.

Tidak ada ekspresi lebih pada wajahnya. Wajahnya yang tenang tampak dingin, elegan, dan sombong.

Tidak lama kemudian datang sebuah mobil Cadillac berwarna merah. Mobil ini berhenti tepat di depan kerumunan reporter Amerika dan asing.

Para reporter mengangkat kamera bersiap mengabadikan sosok yang sudah mereka nantikan.

Pintu belakang mobil perlahan terbuka dan memperlihatkan sepatu hak tinggi yang perlahan-lahan turun, pergelangan kaki yang menyangga tubuh yang ramping dan proporsional.

Wanita itu mengenakan celana panjang berwarna putih pas badan, namun tidak ketat, atasan panjang tulle hitam dengan leher V memperlihatkan kulitnya yang putih, tersembunyi di dalam celana memperlihatkan pinggang yang ramping dan membuat orang yang melihatnya terpesona.

Pada pergelangan tangannya tersemat gelang yang dikelilingi berlian yang tampak sederhana dan tidak terlalu mencolok.

Namun bagi yang mengetahuinya, itu adalah gelang yang hanya bisa dimiliki oleh anggota keluarga Kerajaan Inggris dan tidak untuk diperjual belikan.

Tapi belum lama ini, dia telah menyelamatkan putra Pangeran Will, sehingga kerajaan menganugerahkan gelang berlian berharga itu kepadanya.

Berlian itu bernama, 'Jiwa Suci'. Meskipun berlian itu tidak sebanding dengan bakat dan keterampilannya di dunia medis, tapi cukup untuk membuktikan identitas sebagai seorang dokter yang hebat.

Dia memakai kacamata hitam besar yang menutup mata dan sebagian besar wajahnya.

Dagunya sehalus salju dan bibirnya merah tua. Dengan heels setinggi 8 cm dia melangkah dengan anggun menuju ke aula.

Dibelakangnya mengikuti dua orang asisten dan dua pria berbadan besar yang terlihat seperti bodyguard.

Didalam aula telah menunggu Rektor Universitas Harvard dan alumni-alumni berprestasi angkatan-angkatan sebelumnya.

Begitu melihat orangnya masuk, rektor yang berusia paruh baya berambut pirang dan bermata biru itu menghampiri Hanna dengan ramah berkata, "Hanna,selamat datang."

"Terima kasih," balas Hanna dengan ringan dan penuh senyuman.

"Mia, apakah kamu sudah mengecek semua persiapannya?" Hanna bertanya pada asistennya.

"Tenang, Hanna, semuanya sudah dipersiapkan dengan sangat baik, kamu bisa memulai pidatomu di auditorium sekarang."

Meskipun berpidato di hadapan talenta-talenta ilmu pengetahuan dan teknologi terbaik, wajahnya terlihat tenang dan tidak panik, tidak ada sepatah kata pun yang berisi omong kosong.

Dia menjelaskan tentang rencana-rencana pengobatan dan teknologi terbaru operasi jantung.

Ketika pidatonya berakhir, dia memasuki sesi tanya jawab.

Hanna berdiri dibawah lampu sorot, dan seluruh tubuhnya terlihat bersinar, tidak ada senyum di wajahnya tapi orang tidak merasa bahwa dia kasar.

Kecantikannya terlihat dingin, tapi wanita mengaguminya dan pria mendambakannya.

Tangan Hanna yang ramping bertumpu pada dudukan mikrofon.

"Sekarang mulailah pertanyaan kalian, aku harap semua pertanyaan berkaitan dengan topik kali ini, dan tolong hindari pertanyaan tentang kehidupan pribadiku."

"Tapi sepertinya aku lebih penasaran tentang kehidupan pribadimu, Dokter Hanna Miller."

Datang pertanyaan dari seorang pria yang bahkan jika hanya dilihat sekilas, penampilannya lebih menonjol dibandingkan orang-orang di sekitarnya.

Tiba-tiba mulut Hanna menganga karena kaget, rahangnya seperti akan terjatuh ketika melihat lagi pria ini.

"Ka..kamu..?" suara Hanna sedikit gemetar.

"Hahaha, maaf, Dokter, saya hanya bergurau. Saya cukup tertarik dengan rencana-rencana anda tentang pengobatan jantung tadi."

"Jika boleh saya ingin membahas beberapa hal yang berhubungan dengan kerjasama atau investasi 'bedah jantung' setelah acara ini."

"Bagaimana, Dokter?"

"Uh..uu..ya tentu saja!" jawab Hanna dengan sedikit panik di wajahnya.

Kemudian sesi tanya jawab berlangsung selama kurang lebih 20 menit. Semua hal yang dibahas hanya berkaitan seputar metode-metode pengobatan, operasi jantung terbaru, dan rencana-rencana teknologinya.

Berbagai istilah-istilah profesional berserakan dan proyek medis yang fasih dijelaskan olehnya.

Setelah selesai Hanna dengan terburu-buru ingin pergi. Tetapi ketika dia berbalik, Aiden sudah berdiri di belakangnya.

"Dokter Hanna, mau ke mana sepertinya terburu-buru ?" Aiden bertanya dengan bingkai senyum usil di wajahnya.

"Sa..saya ada jadwal pertemuan yang lain setelah ini." jawab Hanna dengan panik.

"Tapi, bukankah tadi kamu berjanji untuk menemuiku setelah selesai seminar?"

"Maaf, Tuan Bradley, Nona Hanna sedang terburu-buru untuk jadwal selanjutnya."

Mia mencoba membantu Hanna.

"Bukankah seingatku Hanna mempunyai peran pengganti? Bagaimana jika kamu menggunakan wanita yang kamu bawa bersamamu di bandara waktu itu untuk menggantikan Hanna sebentar."

"Itu eehmm...." Mia tampak bingung mencari alasan. Dia tahu pria ini masih menyimpan dendam setelah beberapa waktu yang lalu, mereka menipunya dengan membawa 'peran pengganti 'Hanna' untuk mengelabuinya di bandara.

"Mari, Dokter Hanna, aku hanya akan membahas proyek kerjasama denganmu. Tidak perlu takut padaku."

"Huh, kenyataannya kamu memang menakutkan," keluh Hanna dalam hati.

"Baiklah, mari, Tuan Bradley," ujar Hanna mencoba untuk tetap terlihat tenang.

Mereka kemudian telah berada di ruang VVIP yang disediakan khusus untuk Hanna dari pihak kampus Harvard untuknya beristirahat.

Ketika di dalam ruangan Aiden hanya menatap Hanna lama tanpa berbicara.

"Ehmm, ja..jadi bagaimana, Tuan Bradley? Apa yang ingin anda bahas dengan saya?"

"Mengapa harus terburu-buru, Dokter? Kita bisa perlahan membicarakannya."

Mia melihat Hanna yang sudah merasa gelisah "Tapi Tuan, nona Hanna akan melakukan operasi dalam waktu 1 jam lagi, dan dia harus bersiap segera."

"Hmmm..oke. Jefri, berikan itu pada nona Miller!"

"Baik, Tuan!" Kemudian Jefri memberikan dokumen klausul kerjasama beserta kontraknya.

Mia menerima dokumen tersebut kemudian membacanya.

"Apaaa?" Mia tampak kaget membaca dokumen tersebut.

"Han... Hanna...." Mia memberikan dokumen tersebut kepada Hanna.

Dalam dokumen tersebut tertera pengalihan pemilik laboratorium riset dan teknologi jantung tempat Hanna melakukan penelitian. Sekarang pemilik dan investor utamanya adalah Aiden Bradley.

"Bagaimana jika aku keberatan dan mengundurkan diri dari sana?" tanya Hanna kesal.

"Yaa, bukankah sangat jelas dalam kontrak kerja anda bahwa jika anda mengundurkan diri dari posisi ketua tim peneliti dari proyek ini dengan sengaja, maka anda akan mendapatkan sanksi denda yang besar dan kemungkinan juga beserta sanksi penjara?" tegas Aiden.

"Ugh, mengapa pria ini selalu menggangguku."

Hanna hanya berani berucap dalam hati.

"Jadi, Nona Miller, mulai saat ini anda akan bekerjasama dengan saya karena saya adalah pimpinan baru dari perusahaan riset teknologi ini." ujar Aiden sambil menjulurkan tangannya.

Dengan berat hati Hanna menjulurkan tangannya menjabat tangan Aiden "Hmm, ya."

"Oke, saya tidak berlama-lama lagi. Sampai jumpa besok di perusahaan." Kemudian Aiden beranjak pergi dari sana dengan senyuman lebar di wajahnya.

"Mia, ini... bagaimana ini? Benarkah aku tidak dapat mengundurkan diri sebagai ketua tim dalam proyek ini?" Hanna bertanya dengan tertunduk sedih.

"Hanna, jika kamu mengundurkan diri maka dendanya luar biasa besar. Dan jika kamu dituntut penjara, maka kemungkinan kariermu akan hancur segera setelahnya."

Hanna hanya bisa mendengus dengan kesal tanpa bisa berbuat apa-apa.

"Itu artinya aku akan sering bertemu dengannya bukan?"

Mia hanya bisa menjawab dengan anggukkan kepala.

"Aarrgghhh, sungguh sial!" teriak Hanna.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Yang Menghilang   Nyawaku adalah Milikmu

    "Siapkan ruang operasi!" Ujar Alena memerintahkan perawat yang bertugas. Kemudian Alena mengeluarkan jarum perak dari dalam tasnya. Dia menusukkan jarum-jarum itu di beberapa titik di tubuh Aiden. Alena berbisik ke telinga Aiden, "Bertahanlah, Aiden. Kumohon." Tit tit tit tit Pada layar monitor alat pengukur detak jantung, terlihat jantung Aiden kembali bereaksi. "Persiapkan pasien, aku akan mensterilkan diri." Alena bergegas membersihkan dirinya di ruang steril. Sekitar setengah jam kemudian Alena masuk kembali ke ruang operasi. Aiden telah dipersiapkan dan juga telah diberi anestesi. Alena membelah bagian dada Aiden dan membuka tulang bagian dadanya. "Benar dugaanku, tulang rusuknya patah dan mengenai paru-paru dan jantungnya." Gumamnya. Alena menusukkan lagi beberapa jarum akupuntur di beberapa titik yang mengalami pendarahan. Tangannya dengan terampil dan dia segera menemukan bagian-bagian vital Aiden yang terluka. Tiiiiiiittttt "Dokter, pasien kritis." Dokte

  • Istri Yang Menghilang   Berjanjilah Satu Hal

    "Hari ini, Elsa Burch putri dari Tony Burch, pesaing ketat Eddy Caleman dalam pemilihan calon perdana menteri ditangkap atas dugaan percobaan pembunuhan terhadap dokter Bianca Hart dan putranya. Selain itu juga diadakan penyelidikan atas tuntutan 'penyalahgunaan kekuasaan' yang dilayangkan Bianca Hart terhadap Tony Burch. Jika Tony Burch terbukti bersalah, kemungkinan besar dia akan ditangkap dan masuk ke dalam tahanan menyusul putrinya. Dengan demikian, Eddy Caleman akan melenggang dengan pasti memjadi calon terpilih perdana menteri berikutnya." Berita ini ditayangkan di layar gedung tertinggi di pusat kota. Hampir setiap pejalan kaki yang lewat melihat dan mendengar pemberitaan itu. "Cih, dia layak mendapatkannya. Dia dan putrinya adalah orang yang sangat sombong. Mentang-mentang anggota parlemen, lalu seenaknya saja memaki dan menghina orang lain." "Benar, dia selalu berlagak setiap kali berbelanja di tokoku. Elsa selalu merasa seolah dia adalah orang paling hebat dari orang

  • Istri Yang Menghilang   Klinik Tidak Boleh Beroperasi

    Bianca pagi ini tiba di depan kliniknya untuk bekerja seperti biasa, namun sayang sekali pintu kliniknya disegel. "Dokter, Anda akhirnya tiba?" Dona terlihat agak panik."Ada apa ini Dona?" Bianca sedikit bingung melihat kliniknya yang diberi garis polisi."Tony Burch melaporkan kita ke polisi, katanya Anda melakukan malapraktik sehingga Elsa Burch cacat. Anda diduga melakukan metode kecantikan yang tidak seharusnya."Bianca tersenyum sinis di wajahnya, "Benarkah?""Bagaimana ini Dokter?" tanya Dona."Aku akan mengatasinya, kalian bersantailah hari ini. Anggap ini sebagai hari libur. Oke?" Bianca tidak ingin Dona dan stafnya yang lain berdiri dengan sia-sia disini."Baiklah, Dokter."Kemudian para stafnya memilih pergi dan membubarkan diri di sana.Bianca mengambil ponselnya menekan tuts di layarnya.Tidak lama terdengar suara tawa dari seberang telepon, "Hahaha, Ayahku benar. Dia berkata kamu akan segera menghubungi dan memohon. Kenapa? Kamu takut dipenjara dan klinik kecantikan mil

  • Istri Yang Menghilang   Tony Burch Mendatangi Bianca

    "Dimana Bianca?!" Tony masuk ke dalam klinik kecantikan milik Bianca dengan wajah yang terangkat tinggi, seolah setiap orang harus tunduk dan hormat padanya. "Tuan, Anda tidak boleh masuk ke ruang praktek dokter begitu saja. Dokter Bianca sedang ada pasien!" Dona mencoba menghalangi Tony Burch yang memaksa masuk ke ruang praktek Bianca. Tony Burch merasa kesal karena wanita yang sepertinya adalah asisten pribadi Bianca, terus berusaha menghalanginya. "Minggir kamu!" Dia sudah tidak sabar dan mendorong tubuh Dona hingga terhuyung. Ceklek Sosok Tony Burch yang angkuh terlihat di pintu ruang praktek yang terbuka. Dan dia masuk begitu saja ke dalam ruang praktek Bianca. Bianca saat ini sedang melakukan metode perawatan laser pada pasiennya. Dan dia tidak dapat meninggalkan pekerjaannya hanya untuk menemui Tony Burch yang lancang. "Maafkan aku Dokter, Tuan ini memaksa masuk." Dona merasa tidak enak karena Bianca mengalami gangguan saat bekerja. "Tidak mengapa Dona, tolong arahka

  • Istri Yang Menghilang   Wanita Itu Membuat Anakku Lumpuh

    Aiden segera menuju ke titik lokasi tanda SOS yang dikirim oleh Vince melalui jam tangannya. Dia sampai pada sebuah gudang barang yang tidak dipergunakan lagi. Beberapa pria lari terbirit-birit dari dalam gudang, seperti sangat takut akan sesuatu. Aiden menghalangi salah satu dari pria itu. "Mengapa kalian begitu terburu-buru? Ada apa?" "Minggir, jangan halangi jalanku!" pria itu melotot kepada Aiden. "Apa kamu melihat anak ini?" Aiden menunjukkan sebuah foto di layar ponselnya. "Apa kamu tidak mengerti? MINGGIR!" pria itu berteriak kepada Aiden yang bersikeras menghalangi jalannya. "Baiklah, jika kamu tidak ingin dengan cara yang baik-baik!" Aiden mengekang tangan pria itu dibelakang punggungnya dan mendorong wajahnya ke tembok dalam sekejap. "Aku akan menelepon polisi, dan pasti kamu lah orang yang akan dicurigai pertama kali!" Aiden mengancam. Tentu saja pria itu takut dan gemetar. Jika dilaporkan ke polisi, dia pasti akan ditangkap atas percobaan penculikan seorang

  • Istri Yang Menghilang   Vince dan Bianca Diculik

    "Halo, putraku yang tampan. Mengapa wajahmu cemberut?" Bianca menjemput putranya di taman kanak-kanak. "Mama, mulai besok aku tidak mau masuk ke sekolah. Kecuali Mama memindahkan aku ke sekolah dasar." "Apa kamu yakin mau lompat kelas Vince?" "Iya Ma. Pleaseeeee!" Bianca membukakan pintu mobil untuk Vince, agar dia masuk ke dalam mobil. "Baiklah, nanti mama urus ya Vince. Sudah, jangan cemberut lagi Sayang. Sekarang kita mau kema_ hmmmfff!" Mulut Bianca tiba-tiba dibekap, sama halnya dengan Vince. Mereka dipaksa masuk ke dalam sebuah mobil Van oleh tiga orang pria asing. Bianca bersikeras memberontak, namun tangannya dipegang dengan kuat oleh dua orang pria tersebut, dan seorang lagi terlihat memegang Vince. "Siapa yang menyuruh kalian menculik kami?" tanya Bianca. "Nanti kamu akan bertemu dengan Bos kami ketika ajalmu akan menjemput. Tenang saja, kami tidak akan membuat kalian berdua mati penasaran." "Benarkah?" Bak Buk Bak Buk "Hei, ada apa dengan kalian? Men

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status