Share

7. Membuntuti Miya

Penulis: Aksara Ocean
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-05 07:01:53

Bab 7 Membuntuti Miya

"Udahlah, kamu nggak perlu tau, Miya! Kita nggak usah bahas ini lagi," ujar Elang.

Setiap pulang dari bekerja, yang Elang butuhkan hanyalah sambutan hangat dan kasih sayang dari Miya. Tapi, akhir-akhir ini hanyalah pertengkaran yang dia dapatkan. Maka dari itu, Elang ingin menyudahi semuanya. Dia hanya mau damai dan tentram hidup berumah tangga.

Miya sendiri juga tak mempermasalahkan hal itu lagi. Dia kembali melayani suaminya dengan baik, mereka berbaikan dan saling mengobrol hingga berujung bersenda gurau.

Keesokan harinya, seperti biasa Elang hendak bekerja. Dia pamit pada Miya pergi ke kantor. Tak lupa, Elang kembali mengingatkan pada istrinya. Untuk tidak mencari pekerjaan tambahan di luar lagi, apalagi bekerja keras dan panas-panasan. Keluyuran di siang hari. Elang sudah mewanti-wanti Miya.

"Nanti aku pulang agak malam, ya! Hari ini aku rencananya mau ambil lemburan lagi. Kamu nggak papa kan, aku tinggal sendiri sampai malam? Ingat, ya! Jangan lagi keluyuran atau cari kerja serabutan! Diam di rumah aja sampai aku pulang, Miya!" ujar Elang yang hanya diangguki saja oleh Miya.

Setelah berpamitan kepada istrinya, akhirnya Elang pun benar-benar berangkat ke kantor, dengan menggunakan mobil seperti biasanya. Sementara itu, Miya pun langsung saja melanjutkan pekerjaannya di rumah. Mulai dari membersihkan rumah, menyapu, mencuci piring dan lain sebagainya.

Tugas sebagai ibu rumah tangga memang tidak akan ada habisnya. Kebetulan Miya dan Elang memang belum memiliki keturunan. Jadi, pekerjaan rumah tangga masih bisa diselesaikan sebelum tengah hari.

Karena kesepian dan tidak tahu lagi harus berbuat apa di dalam rumah, Miya pun akhirnya memutuskan untuk pergi keluar. Niatnya, dia hanya ingin melihat-lihat saja di pasar. Tetapi ternyata, jiwa mandirinya masih saja melekat dengan keras. Dia mengingkari janjinya kepada Elang. Miya kembali membantu beberapa orang yang berlalu-lalang di pasar, demi mendapatkan uang tambahan.

Semua itu tentu saja dia lakukan dengan senang hati. Sebab, dia selalu mencintai apapun itu pekerjaannya. Sementara itu di kantor, Elang yang memang awalnya berniat untuk lembur pun seketika membatalkan rencananya. Tiba-tiba saja perasaannya itu tak enak.

Dia khawatir, jika Miya tidak benar-benar menuruti perintahnya. Elang juga ingin tahu sendiri. Dia hanya ingin mencari bukti, apa benar jika istrinya itu memang sudah berubah, untuk tidak mengulangi hal-hal yang dilarangnya kemarin? Elang pun terburu-buru mengendarai mobilnya pulang ke rumah.

Padahal, waktu sudah menunjukkan sekitar pukul 15.00 sore. Elang langsung saja pulang lebih awal, karena memang pekerjaannya sudah selesai.

Dia masuk ke dalam rumah dan merasa heran. Sebab Miya lagi-lagi tak berada di rumah. Dia sudah curiga jika istrinya itu pasti mengunjungi tempat kemarin. Tempat yang dikunjungi oleh ibunya, untuk mengambil bukti Miya, yang sedang mencari tambahan uang.

Akhirnya, Elang pun langsung saja menuju ke pasar. Dia ingin melihat dengan mata kepalanya sendiri, bahwa sang istri mencari pekerjaan tambahan.

Setelah beberapa menit menyusuri jalanan di dalam pasar, akhirnya Elang benar-benar menemukan Miya. Namun bedanya, istrinya itu tak lagi mengangkat barang-barang pembeli. Elang melihat Miya yang sedang duduk-duduk di kursi kayu, tepat di depan kios sembako. Istrinya itu sedang mengipasi wajahnya dengan menggunakan kardus bekas air mineral, yang sudah disobek sebagian.

Elang langsung saja mengambil ponsel dari saku celananya, dia mengarahkan kamera pada Miya dengan sembunyi-sembunyi. Ingin rasanya menghampiri Miya sekarang juga. Tapi, Elang masih berpikir panjang, dia hanya tidak ingin membuat keributan yang berujung malu nantinya.

Akhirnya, Elang berjalan mundur dan menghilang keluar dari pasar, setelah berhasil membidik beberapa jepret foto Miya dan dua video Miya untuk dijadikan bukti nanti.

Elang tentunya merasa sangat kesal. Dia juga kecewa setengah mati rasanya. Jelas sekali terlihat, wajah Miya kelelahan. Keringat mengucur deras dari pelipisnya. Belum lagi, penampilannya yang acak-acakan. Elang sudah bisa menebak bahwa istrinya baru saja selesai bekerja.

Tak ingin kembali ke rumahnya langsung. Elang malah membelokkan mobil ke arah rumah Olga.

Kedatangan Elang yang tiba-tiba, jelas membuat Olga sedikit terkejut. Dia langsung saja menyambut kehadiran Elang dengan hangat.

"Elang, kamu mampir ke sini kok nggak bilang? Kamu nggak lembur?" tanya Olga seraya menatap penampilan Elang dari atas ke bawah.

"Nggak! Aku habis pulang dari pasar, tempat kemarin Mama melihat Miya. Hari ini, dia juga masih berada di sana," ujar Elang dengan wajah lelah.

"Tuh, kan! Apa juga Mama bilang? Istri kayak gitu kok masih saja dipertahankan sih, Elang? Apa sebaiknya kamu Mama kenalin aja sama anak teman Mama? Dia cantik, menarik dan yang jelas … nggak malu-maluin kayak Miya!" ujar Olga antusias.

"Ehm, gitu ya, Ma? Tapi …." Perkataan Elang menggantung saat dirinya teringat akan sesuatu.

"Tapi apa?"

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Istri Yang Sering Keluyuran   125. Happy Ending?

    EXTRA PART 5 – THE HAPPY ENDING?Miya segera dilarikan ke rumah sakit terdekat karena kondisinya benar-benar mengkhawatirkan. Elang sudah menghubungi keluarganya untuk memberi kabar mengenai kondisi Miya. Dokter yang menangani Miya keluar dari ruangan beberapa menit kemudian. Elang segera bertanya bagaimana kondisi istrinya. “Bagaimana kondisi istri saya dan kandungannya, Dok?”Dokter menghela napas berat. “Kondisi istri Anda sedang kritis. Detak jantung bayi dalam kandungannya juga lemah, karena air ketubannya sudah pecah dari dua jam lalu tetapi bayi tidak segera dikeluarkan. Saya mendeteksi bahwa bukan hanya luka fisik yang diderita oleh istri Anda, melainkan luka psikologis juga. Apa mungkin sebelum dibawa ke rumah sakit, istri Anda mengalami kejadian mengejutkan?”Elang jelas tahu apa maksud dokter. Pasti yang dimaksud oleh dokter itu adalah kejadian di mana Miya melihat kakaknya sendiri ditembak tepat di depan matanya untuk melindunginya. Elang bahkan tidak tahu bagaimana kondi

  • Istri Yang Sering Keluyuran   124. —

    EXTRA PART 4 – AKHIR CERITA SEBENARNYA.Miya terus mencoba berlari masuk ke dalam hutan untuk menghindari beberapa pria yang masih mengejarnya. Dalam hatinya terus berdoa agar Elang juga bisa melarikan dari preman-preman itu. Lagipula, siapa yang ingin mencelakai mereka? Apa motifnya? Sekeras apapun Miya berpikir, dia tetap tidak bisa menemukan kemungkinan siapa pelakunya.Bugh.“Aww!” Miya merintih saat kakinya tersandung ranting kayu dan tubuhnya terjerembab ke depan. Untung saja kedua tangannya setia berada tepat di depan perut buncitnya, jadi perut buncit Miya tidak secara langsung berbenturan keras dengan tanah. “Sshh… Kenapa perutku menjadi keras sekali?” keluhnya ketika merasakan perutnya semakin mengencang kuat.Miya berusaha bangkit dari posisinya, tetapi sakit di perutnya yang semakin intens tidak mengijinkan. “Kemarin malam dan tadi pagi aku juga merasakan sakitnya, tapi tidak se-intens ini. Apa mungkin – ini tanda-tanda kontraksi?” Pikiran Miya semakin kalut saat rasa sak

  • Istri Yang Sering Keluyuran   123. Elang dan Miya Disergap! (Ekstra Part 3)

    EXTRA PART 3 – MIYA DAN ELANG DISERGAP?!Sinar yang memantul dari lantai kamar Miya membangunkan wanita itu dari tidur lelapnya. Miya meregangkan tubuhnya yang semakin kaku seiring perutnya yang kian membesar. Namun, Miya tidak pernah mengeluh, kedua calon bayi dalam perutnya adalah anugerah terindah yang pernah Miya dapatkan. “Kamu sudah bangun, Sayang?” Pertanyaan itu mengalihkan perhatian Miya. Dia menoleh ke samping, memposisikan dirinya bangun untuk bersandar di kepala ranjang. Dia hanya mengangguk menjawab pertanyaan dari suaminya, Elang.Pria itu kemudian menaruh nampan di tangannya, ikut naik ke atas ranjang. Tangan kiri Elang melingkari bahu Miya sementara tangan kanannya berada di atas perut hamil istrinya, yang menjadi tempat favorit Elang beberapa bulan terakhir.Semenjak ukuran perut Miya semakin membesar, Elang suka sekali meletakkan tangannya di atas perut istrinya karena calon kedua bayinya akan langsung merespon sentuhan Elang dengan tendangan halus, walau terkadang

  • Istri Yang Sering Keluyuran   122. Surprise (Ekstra Part 2)

    EXTRA PART 2 – SURPRISE!Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, Miya sampai di alamat yang ditujukan. Tempat itu ternyata pangkalan yatch, beberapa yatch terlihat di sana. “Di mana ini?” Miya kebingungan saat melihat banyak sekali yatch bersandar di tepi laut.Pikiran Miya dipenuhi banyak hal buruk sehingga membuat perutnya kram. “Aww, perutku,” ringis Miya dengan tangan memegangi perut buncitnya. Setelah sebelumnya turun dari mobil, dia pun berhenti sejenak agar perutnya tak lagi sakit. “Pasti karena aku terlalu gelisah, makanya sakit begini. Sayang, yang kuat, ya? Mama butuh bantuan kalian untuk menyelamatkan uncle. Bantu Mama, ya, Sayang,” bisik Miya menahan sakit, sambil mengusap perutnya. Berharap kedua anak kembarnya bisa membantu.Walaupun alasan kegelisahan dan kecemasan yang melanda sejak kemarin sudah terjawab, dia tak mau memikirkannya. Yang terpenting dia bisa menyelamatkan Zelo, bagaimanapun caranya.Kalau saja Zelo menuruti permintaannya untuk tidak pergi saat in

  • Istri Yang Sering Keluyuran   121. Ada Apa dengan Mas Zelo? (Ekstra Part!)

    EXTRA PART 1 – ADA APA DENGAN MAS ZELO?!Sebulan kemudian, Elang bersama Miya datang ke penjara untuk mengunjungi Dicky. Pria itu ditahan karena tuntutan Pak Taufan yang sudah memperkosa Cindy. Elang dan Miya duduk menunggu Dicky dipanggil oleh penjaga tahanan. Tak lama kemudian datanglah Dicky dengan pakaian tahanan, dengan wajah penuh penyesalan.“Mbak Miya … Mbak Miya maafin aku. Aku salah karena udah tergiur bujukan dari Mbak Cindy waktu itu. Seharusnya aku nggak berbuat kayak gitu. Sekarang aku dapat balasan yang sangat menyakitkan. Aku kehilangan ibu yang sangat aku sayangi dan aku sekarang di penjara,” sesal Dicky sedih, menyentuh tangan Miya dengan sangat erat.Miya tersenyum sendu. ”Innalilahi, Mbak ikut berduka dengan kepergian Budhe, ya? Kamu yang sabar, ya, Dik. Mbak juga udah maafin kamu. Yang penting kamu udah sadar dengan kesalahan kamu dan jangan diulangi lagi,” jawab Miya mengusap tangan Dicky dengan lembut sebagai tanda dia sudah melupakan semua yang terjadi di masa

  • Istri Yang Sering Keluyuran   120. Akhir Cerita!

    BAB 120 – AKHIR CERITAElang menatap Miya yang duduk sendirian termenung di pinggir kolam. Dengan perlahan dia berjalan mendekat, dan mendudukkan tubuhnya tepat di samping Miya.Miya yang tak menyadari kedatangan Elang, cukup terkesiap kaget saat mendapati suaminya itu telah duduk di sampingnya, dengan wajah yang tersenyum."Mas," panggilnya dengan helaan napas ringan."Kamu ngapain malam-malam di sini sendirian, Sayang?" tanya Elang sambil menyelipkan anakan rambut Miya yang tergerai menutupi pipi.Pantulan lampu yang membias di air kolam yang bergerak, memantul mengenai wajah cantik Miya. Membuatnya terlihat menawan dan bercahaya. Elang tersenyum sendiri, apalagi yang kurang dalam diri wanita yang telah menjadi istrinya itu? Tak ada, semua begitu sempurna. Elang jadi merasa menjadi lelaki paling beruntung di dunia ini."Aku cuma lagi menenangkan diri, Mas," jawab Miya dengan mata yang sendu. Menatap pada air yang beriak kecil.Tangan Elang terjulur ke atas kepala Miya, mengelus perl

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status