Share

6. Mengaku?

Author: Aksara Ocean
last update Last Updated: 2023-07-05 07:01:33

Bab 6 Mengaku?

"Sebenarnya, apa sih, Miya? Sudah dari kemarin ya, aku tanya baik-baik sama kamu! Sebetulnya apa sih, yang kamu sembunyikan dari aku? Kenapa kamu diam aja?" Elang semakin murka dan Miya masih diam saja.

"Coba berikan satu alasan padaku. Kenapa bisa siang-siang, kamu malah keluyuran di tengah pasar dengan keadaan kusam dan penampilan dekil begitu? Mana pakai bantuin orang angkat-angkat barang!

Kamu butuh uang?" tanya Elang kini dengan nada tinggi.

Sebetulnya dia tidak tega, jika harus berkata kasar. Apalagi menaikkan nada bicaranya pada sang istri. Hanya saja, rasanya Elang sudah emosi sekali.

Dia hanya berharap bahwa Miya itu mau, untuk menjelaskan semuanya. Bukan malah diam seribu bahasa, yang membuat pikirannya justru semakin menebak-nebak. Hal apa yang dilakukan oleh wanita itu di belakangnya?

"Iya, Mas, maaf! Aku juga melakukan hal itu di sela-sela waktu luang kan? Aku juga tidak melalaikan kewajibanku untuk melayanimu.

Maafkan aku, jika aku tidak meminta izin terlebih dahulu. Tapi, aku perlu uang untuk biaya orang tuaku yang sedang sakit, Mas. Maafkan aku!" Hanya itulah kalimat yang muncul dari bibir Miya.

Wanita itu masih saja menunduk. Dia memainkan jemarinya dan tak berani menatap Elang sedikitpun.

"Butuh uang? Butuh uang berapa lagi? Memangnya, uang yang aku kasih sama kamu selama ini masih kurang? Kenapa kamu nggak bilang aja sama aku, Miya? Kenapa kamu harus melakukan semua ini? Bukankah kamu itu istriku?" Elang menggelengkan kepalanya seraya menghembuskan napas panjang.

Hingga kemudian melanjutkan kalimatnya. "Sudah aku bilang, segala kebutuhan dan juga keperluanmu setelah menikah … biarlah menjadi tanggung jawabku! Tidak perlu kamu ikut mencari nafkah, apalagi sampai keluyuran dan bekerja keras seperti itu!

Ya sudah, aku maafkan. Tapi aku mohon sama kamu, jangan diulangi lagi ya! Memangnya orang tuamu sakit apa? Harusnya kamu bicarakan semua ini sama aku, jangan dihadapi sendiri!"

"Kamu punya aku, ya, Miya! Aku ini suamimu. Apa kamu sudah tidak mau menghargai aku lagi?" tanya Elang kini dengan suara yang lembut.

Emosinya sudah hilang entah ke mana saat ini, berganti dengan rasa simpati yang begitu dalam. Mana tega dia melihat mata Miya yang sudah berkaca-kaca? Dia jadi menyesal, karena tidak seharusnya tadi membentak-bentak istrinya itu.

Setelah mendengar alasan dan juga jawaban Miya, membuat hati Elang sedih. Ternyata dia merasa kurang bertanggung jawab pada istrinya, hingga tak tahu jika wanita itu kekurangan uang. Bahkan, sampai rela bekerja di luar sebagai buruh kasar. Seperti yang dia lihat secara jelas dalam video tadi.

"Iya, Mas!" sahut Miya langsung saja menganggukkan kepalanya.

Setidaknya, dia saat ini merasa sedikit tenang. Karena Elang tidak lagi menuntut banyak pertanyaan kepada dirinya. Mana mungkin dia menjelaskan semuanya? Tentang apa yang selama ini sudah terjadi. Lagi pula, suaminya itu juga belum tentu percaya. Miya hanya tidak ingin memancing keributan.

"Sungguh, aku jadi merasa bersalah kalau sampai melihat kamu hidup susah dan lelah seperti itu, Miya. Tolonglah, kamu mengerti! Aku banting tulang, aku juga kerja ambil lemburan. Semua ini buat kamu, Miya! Mana mungkin untuk memperkaya diriku sendiri?

Kamu juga tahu kan, bagaimana tujuanku untuk masa depan kita? Tolonglah, jika ada sesuatu atau mungkin kamu membutuhkan apa-apa. Kamu bisa bicarakan itu sama aku, kita akan tanggung dan hadapi sama-sama!

Jangan bekerja keras sendirian, Miya. Aku tak suka itu," ujar Elang yang kini langsung saja mengusap lembut kedua pipi Miya.

"Iya, Mas, aku minta maaf. Aku cuma nggak ingin merepotkan kamu saja. Aku tahu kamu selama ini juga banting tulang hampir 24 jam, tanpa lelah. Bahkan kamu juga tidak pernah mengeluh. Aku tahu kalau semua itu untuk membiayai semua kebutuhanku dan juga orang tuaku.

Tapi kali ini, aku benar-benar butuh uang lebih, Mas! Aku tidak bisa hanya mengandalkan uang pemberian darimu saja. Aku juga tidak perlu menjelaskan, berapa nominal yang dibutuhkan oleh orang tuaku.

Karena aku tidak ingin merepotkanmu, untuk bekerja lebih keras lagi." Ituah alasan yang dikeluarkan oleh Miya, untuk membuat hati suaminya tenang.

Padahal, jika seandainya dia mau untuk berkata jujur. Sudah pasti mungkin saja Elang tidak akan mempercayainya secara langsung. Sebelum Miya benar-benar mendapatkan bukti. Sementara untuk hal itu sendiri, Miya belum bisa memberitahukannya.

"Ya sudah, tidak usah dibahas lagi. Lebih baik kamu bersihkan saja tubuhmu lebih dulu. Tidak usah masak, kita beli makan di luar saja.

Aku tidak tega melihat kamu kelelahan seperti itu. Hatiku seperti tercubit rasanya, Miya, saat melihat kamu di dalam video

… sedang menanggung beban seberat itu. Apalagi aku tahu, upah yang kamu dapatkan juga mungkin tidak seberapa. Bagaimana bisa dengan teganya, aku sebagai seorang suami menelantarkan tanggung jawabku, hingga kamu sampai keluyuran setiap hari begitu?

Ah, jika ada yang melihat … pasti malu lah, Miya! Mau ditaruh mana harga diriku ini? Apalagi, kebanyakan orang-orang itu pun tahu. Kalau selama ini aku juga kerja keras, tak kenal lelah. Hanya untuk membuat masa depan kita cerah nantinya," jelas Elang panjang lebar.

Dia masih saja berusaha untuk memberikan pengertian kepada Miya secara lembut. Dia juga ingin menasehati istrinya itu, agar tidak mengulanginya lagi.

"Ya sudah, tidak usah dibahas lagi. Kamu hanya tinggal bilang saja sama aku, berapa uang yang kamu perlukan? Maka aku akan segera memberikannya untukmu. Jadi, kamu tidak ada alasan lagi untuk bekerja di luar rumah, ketika aku juga sedang pergi bekerja.

Aku tidak ingin kamu kelelahan. Bukankah kita juga sedang menjalankan program hamil? Apa kamu tidak ingin mempunyai keturunan bersamaku?" kata Elang membuat Miya seketika mendongak.

"Iya, Mas. Tentu saja aku mau!" sahut Miya. Suaranya masih lirih. Dia merasa bersalah kembali.

Apalagi, saat Elang dengan santainya, memberikan beberapa lembar uang berwarna merah dan mengulurkannya ke tangan Miya.

"Ini, ambil! Untuk biaya berobat orang tua kamu. Jika masih kurang, kamu bisa meminta lagi padaku, Miya," ujar Elang dengan tulus.

"Iya, Mas, terima kasih banyak! Tapi ngomong-ngomong. Memangnya Mas sendiri tahu video itu dari mana? Apa Mas mendapatkannya dari seseorang?" tanya Miya yang berani menatap kedua netra Elang, dengan pandangan menyelidik

Sontak pertanyaan yang keluar dari bibir Miya itu pun, sanggup membuat Elang tersentak kaget. Dia pun bingung. Haruskah berkata jujur memberitahu istrinya itu, bahwa Olga lah yang sudah membocorkan informasi tersebut? Elang berpikir, pasti Miya akan merasa dimata-matai nanti.

"Mas, kenapa diam aja? Siapa yang kasih tau kamu tentang ini?" ulang Miya tegas.

"Ehm, itu …." Elang menggaruk rambutnya yang tak gatal.

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Yang Sering Keluyuran   125. Happy Ending?

    EXTRA PART 5 – THE HAPPY ENDING?Miya segera dilarikan ke rumah sakit terdekat karena kondisinya benar-benar mengkhawatirkan. Elang sudah menghubungi keluarganya untuk memberi kabar mengenai kondisi Miya. Dokter yang menangani Miya keluar dari ruangan beberapa menit kemudian. Elang segera bertanya bagaimana kondisi istrinya. “Bagaimana kondisi istri saya dan kandungannya, Dok?”Dokter menghela napas berat. “Kondisi istri Anda sedang kritis. Detak jantung bayi dalam kandungannya juga lemah, karena air ketubannya sudah pecah dari dua jam lalu tetapi bayi tidak segera dikeluarkan. Saya mendeteksi bahwa bukan hanya luka fisik yang diderita oleh istri Anda, melainkan luka psikologis juga. Apa mungkin sebelum dibawa ke rumah sakit, istri Anda mengalami kejadian mengejutkan?”Elang jelas tahu apa maksud dokter. Pasti yang dimaksud oleh dokter itu adalah kejadian di mana Miya melihat kakaknya sendiri ditembak tepat di depan matanya untuk melindunginya. Elang bahkan tidak tahu bagaimana kondi

  • Istri Yang Sering Keluyuran   124. —

    EXTRA PART 4 – AKHIR CERITA SEBENARNYA.Miya terus mencoba berlari masuk ke dalam hutan untuk menghindari beberapa pria yang masih mengejarnya. Dalam hatinya terus berdoa agar Elang juga bisa melarikan dari preman-preman itu. Lagipula, siapa yang ingin mencelakai mereka? Apa motifnya? Sekeras apapun Miya berpikir, dia tetap tidak bisa menemukan kemungkinan siapa pelakunya.Bugh.“Aww!” Miya merintih saat kakinya tersandung ranting kayu dan tubuhnya terjerembab ke depan. Untung saja kedua tangannya setia berada tepat di depan perut buncitnya, jadi perut buncit Miya tidak secara langsung berbenturan keras dengan tanah. “Sshh… Kenapa perutku menjadi keras sekali?” keluhnya ketika merasakan perutnya semakin mengencang kuat.Miya berusaha bangkit dari posisinya, tetapi sakit di perutnya yang semakin intens tidak mengijinkan. “Kemarin malam dan tadi pagi aku juga merasakan sakitnya, tapi tidak se-intens ini. Apa mungkin – ini tanda-tanda kontraksi?” Pikiran Miya semakin kalut saat rasa sak

  • Istri Yang Sering Keluyuran   123. Elang dan Miya Disergap! (Ekstra Part 3)

    EXTRA PART 3 – MIYA DAN ELANG DISERGAP?!Sinar yang memantul dari lantai kamar Miya membangunkan wanita itu dari tidur lelapnya. Miya meregangkan tubuhnya yang semakin kaku seiring perutnya yang kian membesar. Namun, Miya tidak pernah mengeluh, kedua calon bayi dalam perutnya adalah anugerah terindah yang pernah Miya dapatkan. “Kamu sudah bangun, Sayang?” Pertanyaan itu mengalihkan perhatian Miya. Dia menoleh ke samping, memposisikan dirinya bangun untuk bersandar di kepala ranjang. Dia hanya mengangguk menjawab pertanyaan dari suaminya, Elang.Pria itu kemudian menaruh nampan di tangannya, ikut naik ke atas ranjang. Tangan kiri Elang melingkari bahu Miya sementara tangan kanannya berada di atas perut hamil istrinya, yang menjadi tempat favorit Elang beberapa bulan terakhir.Semenjak ukuran perut Miya semakin membesar, Elang suka sekali meletakkan tangannya di atas perut istrinya karena calon kedua bayinya akan langsung merespon sentuhan Elang dengan tendangan halus, walau terkadang

  • Istri Yang Sering Keluyuran   122. Surprise (Ekstra Part 2)

    EXTRA PART 2 – SURPRISE!Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, Miya sampai di alamat yang ditujukan. Tempat itu ternyata pangkalan yatch, beberapa yatch terlihat di sana. “Di mana ini?” Miya kebingungan saat melihat banyak sekali yatch bersandar di tepi laut.Pikiran Miya dipenuhi banyak hal buruk sehingga membuat perutnya kram. “Aww, perutku,” ringis Miya dengan tangan memegangi perut buncitnya. Setelah sebelumnya turun dari mobil, dia pun berhenti sejenak agar perutnya tak lagi sakit. “Pasti karena aku terlalu gelisah, makanya sakit begini. Sayang, yang kuat, ya? Mama butuh bantuan kalian untuk menyelamatkan uncle. Bantu Mama, ya, Sayang,” bisik Miya menahan sakit, sambil mengusap perutnya. Berharap kedua anak kembarnya bisa membantu.Walaupun alasan kegelisahan dan kecemasan yang melanda sejak kemarin sudah terjawab, dia tak mau memikirkannya. Yang terpenting dia bisa menyelamatkan Zelo, bagaimanapun caranya.Kalau saja Zelo menuruti permintaannya untuk tidak pergi saat in

  • Istri Yang Sering Keluyuran   121. Ada Apa dengan Mas Zelo? (Ekstra Part!)

    EXTRA PART 1 – ADA APA DENGAN MAS ZELO?!Sebulan kemudian, Elang bersama Miya datang ke penjara untuk mengunjungi Dicky. Pria itu ditahan karena tuntutan Pak Taufan yang sudah memperkosa Cindy. Elang dan Miya duduk menunggu Dicky dipanggil oleh penjaga tahanan. Tak lama kemudian datanglah Dicky dengan pakaian tahanan, dengan wajah penuh penyesalan.“Mbak Miya … Mbak Miya maafin aku. Aku salah karena udah tergiur bujukan dari Mbak Cindy waktu itu. Seharusnya aku nggak berbuat kayak gitu. Sekarang aku dapat balasan yang sangat menyakitkan. Aku kehilangan ibu yang sangat aku sayangi dan aku sekarang di penjara,” sesal Dicky sedih, menyentuh tangan Miya dengan sangat erat.Miya tersenyum sendu. ”Innalilahi, Mbak ikut berduka dengan kepergian Budhe, ya? Kamu yang sabar, ya, Dik. Mbak juga udah maafin kamu. Yang penting kamu udah sadar dengan kesalahan kamu dan jangan diulangi lagi,” jawab Miya mengusap tangan Dicky dengan lembut sebagai tanda dia sudah melupakan semua yang terjadi di masa

  • Istri Yang Sering Keluyuran   120. Akhir Cerita!

    BAB 120 – AKHIR CERITAElang menatap Miya yang duduk sendirian termenung di pinggir kolam. Dengan perlahan dia berjalan mendekat, dan mendudukkan tubuhnya tepat di samping Miya.Miya yang tak menyadari kedatangan Elang, cukup terkesiap kaget saat mendapati suaminya itu telah duduk di sampingnya, dengan wajah yang tersenyum."Mas," panggilnya dengan helaan napas ringan."Kamu ngapain malam-malam di sini sendirian, Sayang?" tanya Elang sambil menyelipkan anakan rambut Miya yang tergerai menutupi pipi.Pantulan lampu yang membias di air kolam yang bergerak, memantul mengenai wajah cantik Miya. Membuatnya terlihat menawan dan bercahaya. Elang tersenyum sendiri, apalagi yang kurang dalam diri wanita yang telah menjadi istrinya itu? Tak ada, semua begitu sempurna. Elang jadi merasa menjadi lelaki paling beruntung di dunia ini."Aku cuma lagi menenangkan diri, Mas," jawab Miya dengan mata yang sendu. Menatap pada air yang beriak kecil.Tangan Elang terjulur ke atas kepala Miya, mengelus perl

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status