EXTRA PART 2 – SURPRISE!Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, Miya sampai di alamat yang ditujukan. Tempat itu ternyata pangkalan yatch, beberapa yatch terlihat di sana. “Di mana ini?” Miya kebingungan saat melihat banyak sekali yatch bersandar di tepi laut.Pikiran Miya dipenuhi banyak hal buruk sehingga membuat perutnya kram. “Aww, perutku,” ringis Miya dengan tangan memegangi perut buncitnya. Setelah sebelumnya turun dari mobil, dia pun berhenti sejenak agar perutnya tak lagi sakit. “Pasti karena aku terlalu gelisah, makanya sakit begini. Sayang, yang kuat, ya? Mama butuh bantuan kalian untuk menyelamatkan uncle. Bantu Mama, ya, Sayang,” bisik Miya menahan sakit, sambil mengusap perutnya. Berharap kedua anak kembarnya bisa membantu.Walaupun alasan kegelisahan dan kecemasan yang melanda sejak kemarin sudah terjawab, dia tak mau memikirkannya. Yang terpenting dia bisa menyelamatkan Zelo, bagaimanapun caranya.Kalau saja Zelo menuruti permintaannya untuk tidak pergi saat in
EXTRA PART 3 – MIYA DAN ELANG DISERGAP?!Sinar yang memantul dari lantai kamar Miya membangunkan wanita itu dari tidur lelapnya. Miya meregangkan tubuhnya yang semakin kaku seiring perutnya yang kian membesar. Namun, Miya tidak pernah mengeluh, kedua calon bayi dalam perutnya adalah anugerah terindah yang pernah Miya dapatkan. “Kamu sudah bangun, Sayang?” Pertanyaan itu mengalihkan perhatian Miya. Dia menoleh ke samping, memposisikan dirinya bangun untuk bersandar di kepala ranjang. Dia hanya mengangguk menjawab pertanyaan dari suaminya, Elang.Pria itu kemudian menaruh nampan di tangannya, ikut naik ke atas ranjang. Tangan kiri Elang melingkari bahu Miya sementara tangan kanannya berada di atas perut hamil istrinya, yang menjadi tempat favorit Elang beberapa bulan terakhir.Semenjak ukuran perut Miya semakin membesar, Elang suka sekali meletakkan tangannya di atas perut istrinya karena calon kedua bayinya akan langsung merespon sentuhan Elang dengan tendangan halus, walau terkadang
EXTRA PART 4 – AKHIR CERITA SEBENARNYA.Miya terus mencoba berlari masuk ke dalam hutan untuk menghindari beberapa pria yang masih mengejarnya. Dalam hatinya terus berdoa agar Elang juga bisa melarikan dari preman-preman itu. Lagipula, siapa yang ingin mencelakai mereka? Apa motifnya? Sekeras apapun Miya berpikir, dia tetap tidak bisa menemukan kemungkinan siapa pelakunya.Bugh.“Aww!” Miya merintih saat kakinya tersandung ranting kayu dan tubuhnya terjerembab ke depan. Untung saja kedua tangannya setia berada tepat di depan perut buncitnya, jadi perut buncit Miya tidak secara langsung berbenturan keras dengan tanah. “Sshh… Kenapa perutku menjadi keras sekali?” keluhnya ketika merasakan perutnya semakin mengencang kuat.Miya berusaha bangkit dari posisinya, tetapi sakit di perutnya yang semakin intens tidak mengijinkan. “Kemarin malam dan tadi pagi aku juga merasakan sakitnya, tapi tidak se-intens ini. Apa mungkin – ini tanda-tanda kontraksi?” Pikiran Miya semakin kalut saat rasa sak
EXTRA PART 5 – THE HAPPY ENDING?Miya segera dilarikan ke rumah sakit terdekat karena kondisinya benar-benar mengkhawatirkan. Elang sudah menghubungi keluarganya untuk memberi kabar mengenai kondisi Miya. Dokter yang menangani Miya keluar dari ruangan beberapa menit kemudian. Elang segera bertanya bagaimana kondisi istrinya. “Bagaimana kondisi istri saya dan kandungannya, Dok?”Dokter menghela napas berat. “Kondisi istri Anda sedang kritis. Detak jantung bayi dalam kandungannya juga lemah, karena air ketubannya sudah pecah dari dua jam lalu tetapi bayi tidak segera dikeluarkan. Saya mendeteksi bahwa bukan hanya luka fisik yang diderita oleh istri Anda, melainkan luka psikologis juga. Apa mungkin sebelum dibawa ke rumah sakit, istri Anda mengalami kejadian mengejutkan?”Elang jelas tahu apa maksud dokter. Pasti yang dimaksud oleh dokter itu adalah kejadian di mana Miya melihat kakaknya sendiri ditembak tepat di depan matanya untuk melindunginya. Elang bahkan tidak tahu bagaimana kondi
Bab 1 Keluyuran Lagi"Lagi-lagi keluyuran, lagi-lagi keluar dari rumah tanpa izin suami. Maunya kamu apa sih, Mi? Kamu mau aku marah? Kamu udah nggak mau ngedenger perkataan aku lagi, iya?" Suara Elang terdengar pelan, menahan rasa geram yang menyelimuti hatinya saat untuk kesekian kalinya, ketika dia sampai di rumah dirinya tak menemui keberadaan istrinya di sana. Sudah beberapa hari ini, Miya selalu kedapatan pergi dari rumah saat dia pergi bekerja.Awalnya Elang tidak sadar, tetapi yang namanya bangkai, walau disimpan rapat pun pasti akan tercium ujung-ujungnya. Elang mulai sadar ketika dia pulang kerja, pintu rumahnya malah terkunci rapat, alih-alih mendapat sambutan yang hangat dari Miya."Maaf, Mas." Miya tak menjawab banyak, dia hanya membuka pintu dengan kunci yang dia keluarkan dari saku daster yang dia pakai."Maaf terus, maaf terus! Aku itu nggak butuh maaf kamu, Mi. Aku butuh penjelasan, sebenarnya kamu ke mana? Suami kerja banting tulang di luar sana, eh, kamu malah buat
Bab 2 Nasihat Elang"Mama jangan gitulah, waktu Mama lihat tadi mungkin saja istriku lagi belanja ke pasar, Ma," sahut Elang mencoba berkilah."Belanja apaan? Bukannya selama ini si Miya belanja di warung? Atau pun belanja di tukang sayur? Sejak kapan dia belanja di pasar?" Suara Olga kembali terdengar mencemooh. "Kamu jangan lembek, Lang. Kamu itu terlalu memanjakan dia, makanya dia itu membuat ulah di belakang kamu! Jadi suami dan laki-laki kok, ndak ada wibawanya sedikitpun?!" Elang memijat pelipisnya yang terasa pening, segala seruan yang Olga keluarkan semakin membuat telinganya berdengung. Miya bilang dia hanya main ke tempat tetangga, lalu Olga mengatakan kalau Miya keluyuran di pasar. Terus yang benar, yang mana?"Sudahlah, Ma. Nanti aku akan memastikan hal ini lagi sama Miya, sekarang aku mau istirahat dulu," kata Elang pada akhirnya."Mama nggak mau tahu, pokoknya kamu wajib mencari tahu mengenai tingkah laku istrimu di luaran sana. Jangan sampai membuat malu keluarga kita!
Bab 3 Olga Kembali Melapor"Lang, kamu malam ini lembur lagi?" Elang menoleh dan dia bisa menemukan sosok Wahyu yang sedang berdiri di samping meja kerjanya, teman baiknya itu lantas menarik sebuah kursi agar bisa duduk di sebelahnya."Memangnya kenapa?" tanya Elang seraya kembali menoleh dan memfokuskan pandangannya kembali ke komputer yang masih menyala, menunjukkan banyak sekali tabel yang berisikan angka."Kalau lembur, aku juga mau ikutan." Wahyu menggaruk tengkuknya."Loh, tumben kamu mau lembur?" Alis Elang terangkat naik, sebab tidak biasanya Wahyu ingin mengambil lembur. "Biasanya kamu selalu pulang ontime, nggak mau ambil lemburan juga. Ada apa?" tanya Elang penasaran."Adikku nabrak orang, Lang. Aku butuh banyak biaya, makanya aku berniat buat ambil lemburan banyak bulan ini," sahut Wahyu sambil menghela nafas panjang."Astaghfirullah! Jadi gimana? Adik kamu baik-baik aja, kan?" tanya Elang simpati."Alhamdulillah, adikku dan juga orang ditabrak selamat. Tapi, motor mereka
Bab 4 Video Mengejutkan"Lihat dengan teliti! Ini Miya kan? Coba kamu amati lagi, daripada nanti kamu pikir Mama ini cuma ngomong doang. Malah jatuhnya fitnah! Tuh, ngapain coba istrimu keluyuran sampai sana?" ujar Olga dengan ketus.Wanita dengan penampilan cetar itu menatap wajah Elang dengan lekat. Dalam hati, dia berharap jika putranya itu percaya dengan semua ucapannya."Aa-aku masih nggak nyangka, Ma! Ngapain Miya di sana? Mana penampilannya lusuh begitu? Astaga!" Elang menggelengkan kepala. Dia langsung menyerahkan ponsel Olga dengan tangan gemetar. "Duduk dulu!" Melihat Elang yang syok, Olga langsung saja menarik tangan Elang hingga bersandar pada kursi."Makanya! Itulah kenapa Mama terus-terusan buat kamu pantau si Miya! Kamu sih, ngeyel kalau dikasih tau! Mama nggak mau tau ya, Elang! Pulang kerja nanti, kamu wajib tegur dan tanyakan sama Miya! Apa tujuannya keliling, panas-panasan begitu di pasar? Apalagi, penampilannya kucel dan dekil! Astaga, Mama malu banget kalau sampa