Home / Romansa / Istri Yang Tersisihkan / Lukisan Di Tubuh Andre

Share

Lukisan Di Tubuh Andre

Author: Tinta Hitam
last update Last Updated: 2023-07-12 15:18:07

Seperti biasa, jam 02.00 pagi Aisyah terbangun untuk menyiapkan jualannya. Namun saat dia melewati kamarnya, wanita itu mendengar suara yang begitu menyakitkan di gendang telinganya.

Di mana saat ini kedua Insan pengantin baru tersebut tengah meneguk manisnya madu di malam pertama, sampai suara mereka terdengar keluar kamar.

Dada Aisyah terasa sakit. Bagaimana bisa dia menerima kenyataan di mana harus berbagi suami, namun lagi-lagi keadaan harus membuatnya menjadi wanita yang kuat.

Wanita itu menghapus air matanya, kemudian dia berjalan ke dapur untuk menyiapkan segala sesuatu untuk jualan.

'Kamu bisa Aisyah! Kamu pasti bisa melewati semuanya. Anggap mereka di sini hanya nyamuk, walaupun hati kamu sakit.' batin Aisyah menyemangati dirinya sendiri.

Jam 05.00 dia sudah siap, kemudian wanita itu hendak keluar dari rumah untuk berjualan. Namun, tiba-tiba saja Andre keluar dari kamar menggunakan kolor.

"Kamu mau berjualan?" tanya Andre.

"Iya Mas, aku pamit dulu. Assalamualaikum," jawab Aisyah dengan nada yang dingin.

"Tunggu dulu! Buatkan aku kopi!" pinta Andre.

Aisyah yang mendengar itu pun menghela nafas dengan pelan, dia tersenyum kemudian menganggukkan kepalanya. Walaupun saat ini Aisyah sedang terluka, tapi ia tetap harus melayani Andre sebagai suaminya.

Wanita itu berjalan ke arah dapur dan mulai membuatkan kopi, sementara Andre duduk di kursi yang ada di meja makan. Dia melihat setiap gerak-gerik Aisyah.

Jika dibandingkan dengan Putri, memang Aisyah sangat berbeda. Walaupun wajahnya cantik secara natural, tapi sekarang penampilan wanita itu tidak menarik lagi sehingga Andre pun berpaling.

"Ini Mas kopinya," ucap Aisyah sambil menaruh kopi yang yang ia buat di hadapan Andre.

Namun tatapan Aisyah mengarah kepada leher dan juga dada bidang suaminya, di mana banyak tanda merah yang terlukis dengan indah pada kulit putih pria itu.

Hati Aisyah semakin tercabik-cabik saat membayangkan bagaimana ganasnya suami dan juga madunya semalam dalam meneguk madu asmara.

'Sabar Aisyah, sabar. Kamu harus kuat! Kamu tidak boleh terlihat lemah di hadapan Mas Andre.' batin Aisyah.

"Ngapain kamu masih diem di situ?" tanya Andre dengan ketus, saat melihat Aisyah terbengong sambil menatap ke arahnya.

"Tidak apa-apa Mas, kalau begitu aku pamit dulu," ujar Aisyah.

Sementara Andre hanya diam saja, tidak menjawab. Dan baru beberapa langkah Aisyah akan pergi dari ruang makan dia pun menghentikan langkahnya, kemudian wanita itu berkata sesuatu yang membuat Andre seketika menghentikan kunyahan pisang goreng di mulutnya.

"Lukisan di tubuhmu sangat indah, Mas. Wanita itu sangat pandai memuaskanmu. Semoga kamu selalu puas dengannya dan tidak mencari bunga yang sedang bermekaran lagi di luar sana." sindir Aisyah.

"Maksud kamu apa?!" teriak Andre tidak terima.

Namun Aisyah tidak menjawab, dia keluar dari rumah dan mulai mendorong sepedanya untuk menjajakan jualan nasi uduknya.

Sementara Andre terdiam mendengar ucapan Aisyah, namun dia tidak peduli. Andre berpikir, mungkin saja Aisyah iri karena melihat semua tanda yang dibuat Putri di tubuhnya.

.

.

Jam 10.00 pagi Aisyah sudah pulang. Dia melihat saat ini Putri dan juga Ibu Lisa tengah duduk di teras sambil meminum teh dan beberapa cemilan kue brownies.

Sejujurnya Aisyah sangat penasaran dari mana kue itu berasal, sebab ia tidak pernah membelikan mertuanya. Karena mereka harus mengirit-ngirit untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

"Assalamualaikum," ucap Aisyah sambil memarkirkan sepedanya.

"Aisyah ... Aisyah. Lihat nih!enantuku saja mampu untuk membelikanku brownies, kamu selama menjadi menantuku, bahkan hanya bisa memberikanku goreng pisang. Sekali-kali berikan mertuamu ini kemewahan, jangan cuma goreng pisang," ucap Bu Lisa dengan nada yang ketus.

Aisyah hanya tersenyum, kemudian dia menganggukkan kepalanya lalu melewati mertua dan juga madunya begitu saja, karena dirinya sangat capek jadi malas untuk meladeni mereka berdua.

Bu Lisa yang dicueki oleh Aisyah pun merasa jengkel, kemudian dia bangkit dari duduknya lalu menarik jilbab Aisyah, hingga membuat kepala wanita itu menengadah ke atas.

"Dasar menantu kurang ajar! Kamu itu ngerti nggak sih apa yang saya ucapkan, hah! Saya ini lagi bicara sama kamu! Punya kuping nggak kamu, hah!" bentak Bu Lisa sambil mendorong tubuh Aisyah hingga tersungkur ke lantai.

BERSAMBUNG....

JANGAN LUPA JEJAK KALIAN YA GUYS😉

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Ervina Chesika
mertua durhakim
goodnovel comment avatar
Alkaff Husein
apik ceritane
goodnovel comment avatar
Bilal Al Imni
Lanjut thor. ceritanya keren
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Istri Yang Tersisihkan   END

    Acara ijab qobul pun di langsungkan dengan sangat khidmat, membuat semua yang ada di sana menitikan air mata karena haru, apalagi saat kedua pengantin sungkem pada kedua orang tuanya.Aisyah tak kalah bahagianya saat melihat pernikahan kedua sahabatnya. Dia benar- benar beruntung sebab Ara maupun Vita akhirnya bisa menemukan tambatan hati mereka."Sayang, kamu mau makan gak?" tanya Okta sambil duduk di sebelah sang istri."Nggak Bang, aku gak laper," jawab Aish.Tak terasa waktu cepat berlalu, Aisyah sudah pulabg kerumah dan nanti malam ia akan menghadiri pesta pernikahan kedua sahabatnya...."Sayang, kamu udah siap belum?" tanya Okta karena Jam sudah menunjukkan pukul 07.00 malam."Sudah Bang. Ayo kita berangkat sekarang nanti kemalaman," jawab Aisyah sambil menggandeng tangan Okta.Mereka berpapasan dengan Kanaya. Aisyah sebenarnya mengajak wanita itu tapi Kanaya menolak sebab dia merasa kurang enak badan.Sesampainya di tempat gedung acara, Aisyah melihat kedua sahabatnya sedang

  • Istri Yang Tersisihkan   Menawan

    Pagi ini sesuai dengan ucapan Okta, jika dia tidak akan masuk kerja dan akan menghabiskan waktu bersama dengan Aisyah. Pria itu sudah bersiap-siap dan membuat sang istri merasa heran."Memangnya kita mau ke mana, Bang?" Aisyah menatap lekat ke arah suaminya yang saat ini tengah duduk di sampingnya."Kamu nanya? Kamu bertanya-tanya?" kekeh Okta dengan nada meledek.Mendengar jawaban suaminya Aisyah langsung mencubit tangan Okta dengan gemas. Dia paling tidak menyukai kata-kata seperti itu, karena menurut Aisyah kata-kata itu bukan hal yang baik."Stop mengucapkan kata-kata seperti itu! Aku tidak suka." Aisyah menekuk wajahnya."Loh, memangnya kenapa sayang? Itu kan kata-kata yang lagi viral, seperti bercanda."Aisyah menatap dalam ke arah sang suami kemudian dia pun berkata, "sesuatu yang viral jika hal positif dan untuk kebaikan itu tidak masalah, tapi kata-kata itu un-faedah. Kamu tahu! Banyak di luaran sana anak kecil ditanya orang tuanya, dan jawabannya apa? Kamu nanya? Kamu bertan

  • Istri Yang Tersisihkan   Ngambek

    Kanaya cukup terkejut saat melihat siapa orang itu, dan dia mendekat ke arah Kanaya. "Kamu sedang apa di sini?" tanyanya."Ini, aku baru saja membeli ketoprak untuk Aisyah." Kanaya menunjukkan 2 bungkus ketoprak yang ada di tangannya.Wanita yang berada di hadapan Kanaya mengangkat satu alisnya. "Kau tidak sedang meracuni Aisyah kan?" Kemudian dia mencengkeram lengan Kanaya, "jika kau berani mengusik Aisyah dan menghancurkan keluarganya, aku tidak akan segan-segan untuk menghancurkan hidupmu, paham!" gertak wanita itu yang tak lain adalah Vita.Dia baru saja pulang dari kantor, akan tetapi tidak sengaja melihat Kanaya yang sedang membeli sesuatu di pinggir jalan. Wanita itu pun berinisiatif untuk menghampirinya.Mendengar ancaman dari Vita membuat Kanaya hanya bisa tersenyum. "Kau sedang mengancamku?" tanyanya dengan nada mengejek."Jika kau menganggap Itu adalah sebuah ancaman." Vita mengangkat kedua bahunya dengan acuh.Sayangnya Kanaya tidak takut, karena memang dia tidak ada niata

  • Istri Yang Tersisihkan   Menjagamu

    Pagi ini Aisyah tidak ingin sarapan, dia masih menginginkan makanan yang semalam. Akan tetapi Okta harus pergi ke kantor pagi-pagi karena ada meeting penting yang harus ia hadiri."Tapi Bang, aku pengen empek-empek. Apa kamu tidak bisa membelikannya terlebih dahulu?" pinta Aisyah dengan tatapan memelas."Maafkan aku sayang, tapi vendor dari Amerika ini tidak bisa aku tunda." Okta mencoba untuk memberi pengertian kepada Aisyah, dia juga tidak bisa mewakilkan kepada asistennya.Mau tidak mau, akhirnya Aisyah pun mengangguk kemudian mereka berjalan menuruni tangga menuju lantai bawah."Kamu kenapa, kok mukanya ditekuk kayak gitu sih?" tanya Mama Rani saat melihat Aisyah sampai di meja makan."Ini Mah, semalam aku tuh pengen pempek tapi belum kesampaian juga," jawab Aisyah dengan cemberut.Mama Rani mengangguk, "ya sudah, kalau gitu biar nanti mama suruh pelayan buat membelikannya.""Nggak ah Mah, aku udah nggak berselera," ujar Aisyah.Okta yang mendengar itu pun merasa tak enak. Dia tau

  • Istri Yang Tersisihkan   Ngidam

    "Ya iyalah ... emangnya Aldo nggak bilang sama lo kalau kita bakalan prewedding sama-sama?" jawab Vita sambil menatap ke arah Aldo yang saat ini tengah duduk santai di samping Ara.Seketika wanita itu pun menatap ke arah calon suaminya dan di sana Aldo langsung menganggukkan kepalanya. "Iya, maaf sayang aku lupa semalam tidak bilang sama kamu.""Jadi ini definisi dua sahabat prewedding bersama. Di pelaminan bersama juga. Jangan-jangan nanti malam pertamanya juga bersama," celetuk Ara.Akhirnya mereka pun melakukan foto prewedding di pantai tersebut, hingga setelah jam sudah menunjukkan pukul 11.00 siang mereka berinisiatif untuk menuju sebuah restoran yang ada di pinggir pantai."Sayang sekali ya Aisyah tidak bisa ikut?" tanya Vita."Wajar saja, dia kan lagi hamil. Memangnya kalau nanti terjadi apa-apa dengan kandungannya kamu mau tanggung jawab hah?" Ara menaik turunkan alisnya sambil mencebik kesal."Iya, kan kita ini 3 bestie. Rasanya kalau Aisyah tidak ikut ada yang kurang." Vita

  • Istri Yang Tersisihkan   Maaf

    Pagi ini Aisyah sudah bersiap-siap dan dia akan ke rumah sakit untuk USG. Kebetulan Okta juga sudah membuat janji dengan salah satu dokter kandungan di sana."Kalian hati-hati di jalan ya," ujar Mama Rani sambil mengusap kepala Aisyah yang terbaru dengan hijab."Iya Mah," jawab Aisyah kemudian dia mencium tangan mamanya. "Kalau begitu kami pamit dulu ya, assalamualaikum.""Waalaikumsalam."Selama dalam perjalanan bahkan Okta tidak henti-hentinya mengusap perut Aisyah yang masih rata. Dia benar-benar sangat bahagia karena sebentar lagi mereka akan segera menimang seorang bayi yang sangat lucu."Oh ya sayang, kamu mau anak perempuan atau laki-laki?" tanya Okta kepada Aisyah."Kalau aku sih terserah ya Bang ... sedikasihnya saja sama Allah. Lagi pula, anak itu kan rezeki dan titipan, jadi aku tidak ingin memilih. Apapun yang diberikan oleh Tuhan maka aku akan menerimanya dengan sangat bahagia," tutur Aisyah sambil mengusap perutnya.Okta yang mendengar itu pun langsung mengusap kepala Ai

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status