Share

Istri dari Surga
Istri dari Surga
Penulis: Mama fia

Part 1

Penulis: Mama fia
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-01 11:31:49

"Ngaca sana! Sekali-sekali Mama itu harus memperhatikan penampilan. Pakai bedak, pakai lipstik, jangan seperti babu!"

Firda terkejut mendengar ucapan Rayan. Selama sepuluh tahun usia pernikahan mereka, baru kali ini suaminya mengungkit masalah wajah dan penampilannya.

Firda hanya diam, ingin membantah juga percuma karena Rayan langsung pergi meninggalkannya. Apalagi Rayan baru saja pulang kerja. Mungkin dia sedang lelah, begitu yang ada di pikiran Firda. Dia tidak ingin berburuk sangka meskipun jelas-jelas Rayan menghinanya.

Firda menghela napas panjang lalu mengembuskannya perlahan, menenangkan perasaannya sendiri. Dia lalu bangkit dari duduknya dan pergi menyiapkan makan malam untuk suaminya yang berada di kamar mandi.

Setelah mandi dan berganti pakaian, Rayan langsung berpamitan. Dia tak peduli dengan makan malam yang sudah Firda siapkan.

"Ma ... aku pergi dulu, diajak makan-makan sama bapak-bapak di blok sebelah. Ada yang ulang tahun."

"Iyaa." Hanya itu jawaban Firda karena mau melarang pun pasti akan berujung pertengkaran.

Pulang kerja, mandi, ganti baju, setelah itu pasti Rayan akan pergi lagi, dengan berbagai alasan. Entah itu ada yang ulang tahun, mencari uang tambahan, dicari pak ini, dicari pak itu. Sudah hampir beberapa bulan ini sikap Rayan berubah. Bahkan seringkali Rayan pulang larut malam padahal besok pagi dia harus bekerja.

Jika Firda menegurnya, Rayan pasti akan marah. Akhirnya membuat Firda bosan dan tak lagi menasihatinya. Dibiarkan saja suaminya pergi dan pulang sesuka hati. Walaupun terkadang sampai pulang dini hari, Firda tak peduli lagi.

Firda bukan menantu yang gaji suaminya dipegang ibu mertuanya. Bukan pula istri yang tak pernah diberi nafkah. Bukan juga istri yang suaminya lebih mementingkan saudaranya. Tidak seperti cerita yang ada di novel yang sering dia baca dan Firda sangat bersyukur.

Rayan setiap hari pulang. Gajinya utuh Firda yang pegang meskipun terkadang masih kurang. Suaminya juga seorang yang penyayang. Namun, akhir-akhir ini Rayan menjadi manusia yang paling menyebalkan bahkan menakutkan.

Rayan sangat menyayangi Syifa—putrinya. Bahkan setiap ada kesempatan, Rayan selalu mengajak putrinya bicara dan bercanda. Hanya saja akhir-akhir ini Rayan begitu cuek pada isttinya. Itu yang membuat Firda sedih.

Setiap hari ada saja hal-hal kecil yang memancing emosi Rayan. Mulai dari cucian yang katanya kurang bersih, rumah yang kurang rapi, sampai wajah istrinya yang tak pernah berhias pun dikomentari.

Padahal selama ini Rayan tak pernah protes terhadap hal-hal yang seperti itu. Jika ditanya baik-baik, pasti jawabannya, "Jangan terlalu dipikirkan, mungkin aku lagi suntuk banyak kerjaan."

Firda pun tak pernah lagi membahasnya, dia hanya akan diam saja jika suaminya marah-marah. Dia tak pernah membantah perkataan Rayan, apalagi ikut terpancing emosinya. Diam lebih baik, daripada melayani orang yang emosi dan berujung pada pertengkaran yang semakin memperkeruh suasana.

Seperti malam ini, entah jam berapa Rayan pulang. Jam dua belas tadi malam, Firda masih belum melihat suaminya di kamar mereka.

***

Pagi harinya ....

Braaakk!!

Firda sangat terkejut mendengar suara pintu yang ditutup dengan sangat kencang. Dia sedang berada di dapur untuk menyiapkan sarapan.

Firda berlari ke teras depan. Dilihatnya Rayan sudah duduk di atas kendaraan roda duanya sambil memandang tajam ke arahnya.

"Jam berapa ini? Aku sudah terlambat sekali. Sial!! Sial!!"

Setelah itu, langsung saja Rayan berangkat dengan mengendarai motornya dengan wajah yang menahan marah. Marah karena bangun kesiangan dan pasti akan terlambat sampai di tempat kerja.

Marah karena Firda terlambat membangunkannya. Padahal berulang kali Firda berusaha membangunkan Rayan dengan berbagai macam cara. Namun, Rayan selalu membalasnya dengan bentakan.

Kejadian itu hampir setiap hari dialami Firda. Rayan selalu bangun siang karena malamnya begadang. Akhirnya Firda yang selalu menjadi sasaran amukan.

Firda hanya menghela napas panjang sambil memegang dadanya yang berdegup kencang. Hampir setiap pagi dia merasakan senam jantung karena kelakuan suaminya itu.

Setelah kepergian Rayan, Firda masuk kembali dan melanjutkan pekerjaan rumah. Tak lupa Firda memandikan putri kecilnya. Setelah putrinya sudah cantik dan wangi, Firda lalu menyuapinya sambil menonton film kartun yang ada di televisi.

Sekitar tiga puluh menit kemudian, ponsel Firda berdering. Dilihatnya nama yang ada di layar yang ternyata adalah Rayan.

"Ma, aku kecelakaan. Tolong ke Rumah Sakit Harapan, ya." Suara lemah Rayan di seberang sana memberi kabar kalau dirinya kecelakaan.

Firda kembali menarik napas dalam-dalam dan mengucap istighfar. Dirinya tak lagi terkejut dengan berita dari Rayan. Dia sudah terbiasa karena sang suami dalam setahun ini sering mengalami kejadian yang serupa.

Firda akhirnya pergi ke rumah tetangganya mencari bantuan untuk pergi ke rumah sakit melihat keadaan suaminya. Dia tidak ada kendaraan lagi. Satu-satunya kendaraan yang mereka miliki adalah motor yang dipakai Rayan bekerja.

Dengan langkah gontai dan pikiran yang mulai meresahkan jiwa, Firda berjalan pulang. Teman rasa saudara yang baru saja dia kabari mengenai suaminya yang kecelakaan mengingatkannya lagi.

Selama ini Firda tak pernah berpikiran negatif kepada Rayan, meskipun banyak teman yang sudah menasihatinya.

"Coba sekali-kali kamu cek ponsel suamimu. Apalagi ponsel yang dipassword pasti ada apa-apanya. Bukannya suudzon, hanya saja berjaga-jaga agar rumah tangga kita aman karena jaman sekarang pelakor ada di mana-mana. Suami yang sering kecelakaan itu biasanya sering dzolim pada istrinya. Pasti suamimu sudah macam-macam tanpa sepengetahuanmu."

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Istri dari Surga   Part 31

    Firda melangkah keluar kamar dan berjalan ke luar dengan membawa dompet yang hanya berisi KTP dan juga ponselnya. Entah apa yang dipikirkan Firda saat ini, hatinya terasa sakit dan perih. Dia terus melangkah tanpa arah dan tujuan dengan berjalan kaki.Tak ada air yang menetes dari matanya, tak ada suara isak tangis dari bibirnya, tak ada kemarahan dalam hatinya, yang ada hanya keinginan untuk meninggalkan semuanya. Bahkan Firda tak ingin mengajak serta putrinya. Firda hanya ingin pergi sendiri karena tak ingin putrinya terlunta-lunta bersamanya yang bahkan tak tahu ke mana tujuannya dan hanya mengikuti kaki melangkah.Berjalan dan terus berjalan tanpa menoleh ke belakang tanpa ada tetangga yang mengetahuinya karena saat itu suasana sekitar perumahan benar-benar sepi.Sementara Rayan masih menunggu balasan pesan dari istrinya yang tak kunjung ada. Sudah lebih dari lima belas menit Rayan pun tak sabar lagi. Sambil menahan emosi karena pesan yang tak berbalas, Rayan menemui Firda di ka

  • Istri dari Surga   Part 30

    Ketika ketulusanmu tidak dihargai,sebaiknya segera angkat kaki.Tebus kecewamu dengan keikhlasan.Dan pergilah tanpa menoleh ke belakang.***Entah pulang jam berapa Rayan tadi malam, Firda tak mau tahu lagi. Dibiarkan Rayan tidur sepanjang hari tanpa niat membangunkannya walaupun sampai malam nanti, begitu rencana Firda. Hatinya juga sudah mulai lelah. Lelah dengan masalah yang selalu sama.Setelah membersihkan rumah dan menjemur pakaian yang sudah dicucinya, Firda pun tidur kembali di kamar Syifa. Kepalanya pusing sekali akhir-akhir ini, perutnya mual dan Firda menyadari jika dirinya hamil lagi karena tamu bulanannya bulan ini tak kunjung tiba. Firda tak tahu harus bersyukur atau sedih dengan keadaannya, mengingat kondisi ekonominya saat ini yang masih tak membaik juga. Dia juga masih belum memberitahukan kepada Rayan tentang kehamilannya. Firda takut akan menambah beban pikiran Rayan dan semakin memancing emosi suaminya."Masih belum saatnya memberitahunya sekarang, mungkin aku a

  • Istri dari Surga   Part 29

    Malam harinya mereka semua bermusyawarah membicarakan harga rumah serta biaya-biaya notaris dan tak lupa kesepakatan mengenai pajak-pajak yang harus ditanggung oleh keduanya. Rayan menyampaikan juga bahwa semuanya akan diurus oleh Ali. Beny pun setuju karena dia juga mengenal Ali dengan baik karena mereka semua memang tinggal di perumahan yang sama. Rayan pun meminta uang muka pada Beny untuk melunasi hutangnya di bank agar bisa segera mengambil sertifikat rumahnya. Kesepakatan pun akhirnya tercapai sudah.Firda dan Rayan kemudian mencari info rumah yang dijual untuk persiapan tempat tinggal mereka. Setelah hampir tiga bulan lamanya mencari ke sana ke mari akhirnya mereka pun mendapatkannya. Rumah kecil di sebuah perumahan yang letaknya di pinggir kota. Bersyukur mereka masih mendapatkan sisa uang untuk membeli rumah dengan cara tunai. Firda sudah lelah dan tak mau berhutang lagi. Rayan pun menyetujui. Syifa terpaksa pindah sekolah karena tak mungkin bersekolah di tempat sebelumnya

  • Istri dari Surga   Part 28

    Berjuanglah meski terkadang raga lelah.Berdo'a dan pasrahlah pada Sang Pemilik Ijabah.Hingga tersingkirkan segala macam masalah.***"Ma, aku menyerah. Memang lebih baik kita jual saja rumah ini. Semoga masih ada sisa dan cukup untuk beli rumah lagi. Aku juga ingin tenang. Semoga aku juga bisa segera mendapatkan pekerjaan kembali. Malu aku sama teman-teman, aku sudah terlanjur cerita pada mereka akan bekerja di Australia. Pusing sekali aku, Ma," ucap Rayan pada Firda dengan wajah yang kusut karena banyak pikiran.Rayan akhirnya mau tak mau menyetujui keinginan Firda untuk menjual rumahnya agar bisa melunasi semua hutangnya yang ada di bank dan koperasi. Meskipun rasanya berat sekali, tapi mau bagaimana lagi karena ini adalah jalan satu-satunya."Alhamdulillah, akhirnya Papa mau menjual rumah ini. Ya, sudah, minta tolong saja sama teman Papa yang kerja di bagian pemasaran perumahan itu, biar sekalian dipasarkan rumah kita. Nanti aku juga akan bilang ke ibu-ibu barangkali ada yang min

  • Istri dari Surga   Part 27

    "Bagaimana ini, kok kita belum dapat kabar lagi, ya? Mana paspor kita dibawa. Aku telepon juga nggak pernah diangkat, malah sekarang nggak aktif," kata Harun pada Rayan."Iya nih, aku jadi khawatir. Aku takut yang dipikirkan Firda benar, kita berdua tertipu. Tapi kenapa paspor kita juga dibawa, kalau niatnya menipu buat apa coba dia repot-repot mengurus paspor kita dan juga visanya," ucap Rayan yang sebenarnya hanya meyakinkan dirinya sendiri.Rayan benar-benar takut jika dirinya kena tipu lagi. Uang darimana untuk membayar semua hutangnya. Bayar pinjaman di bank, di koperasi, apalagi sekarang dirinya sudah tak bekerja lagi."Begini, besok kita datangi saja pondok pesantrennya. Semoga orangnya lagi di sana dan kita bisa bertemu untuk memastikan kapan keberangkatan kita," saran Harun yang mau tak mau dia sedikit tidak enak dengan Rayan karena gara-gara dirinya, Rayan jadi ikut-ikutan mendaftarkan diri jadi TKI di Australia. Apalagi Rayan sudah keluar kerja, Harun semakin merasa bersala

  • Istri dari Surga   Part 26

    Karena takdir itu tak seindah rencana.Itulah mengapa di balik setiap do'a selalu ada kata "semoga".... ***Sekali lagi ... kenyataan yang dihadapi tak sesuai ekspetasi. Harapan berjualan skincare pun tak berjalan dengan lancar. Kembali Firda berpikir, kenapa tak seperti yang dia baca di novel yang selalu menceritakan kesuksesan seorang istri yang berjualan online. Sementara Firda, tiga bulan ini menjalaninya tak juga ada hasilnya. Jika laku pun hanya beberapa dan itu pun untungnya hanya bisa dibuat untuk membeli kuota mingguan saja.Apalagi kalau ada yang bertanya, yang jualan pakai nggak? Kalau pakai, kenapa wajahnya nggak berubah? Masih saja sama seperti sebelumnya. Terus terang saja Firda jawab apa adanya, dia memang belum memakai produk yang dijualnya karena uangnya belum ada. Tujuan menjual juga dia sampaikan kalau sudah punya uang baru akan membelinya. Miris sekali rasanya, dan Firda pun mulai putus asa.Ingin rasanya Firda membantu suaminya menambah penghasilan walaupun ha

  • Istri dari Surga   Part 25

    "Ma, papa pulang pagi lagi, ya, memangnya papa dari mana?" tanya Syifa pada ibunya."Biasa, Nak, papa habis main sama teman-temannya, sekalian nunggu yang pada langsung pulang naik pesawat katanya. Ya sudah kamu sarapan dulu sana, Mama ambilkan, ya?" Firda tak mau Syifa membahas masalah ayahnya lagi. Putrinya itu terkadang lebih cerewet dari dirinya jika menanyakan soal papanya."Iya, Ma, tapi Syifa ingin disuapin mama saja. Memangnya Mama sudah masak, ya?" tanya Syifa lagi."Kan kemarin Mama masaknya sore jadi sayur dan lauk kemarin masih ada, sayang kalau dibuang. Kalau sudah habis baru Mama nanti masak lagi," jawab Firda.Begitulah, Firda lebih suka memasak di sore hari biar pagi harinya tidak repot karena melayani suami yang akan berangkat kerja dan juga Syifa yang pergi ke sekolah. Apalagi jika hari Minggu, akan membuat Firda lebih santai dan bisa melanjutkan membaca novel di aplikasi kesayangannya setelah selesai membersihkan rumah. Seperti sekarang ini, menyuapi Syifa di depa

  • Istri dari Surga   Part 24

    Tidak semua yang kau cintai membahagiakanmu.Tidak semua yang kau benci menyedihkanmu.Seperti pisau yang bagus tapi dapat melukaimu.Dan obat yang pahit akan tetap dapat mengobatimu.***"Ma, besok Sabtu ada acara reuni sekolah, tapi ehmm ... maaf, Ma, aku nggak bisa mengajakmu karena semuanya nggak ada yang mengajak keluarganya," ucap Rayan setelah menghabiskan makan malamnya."Ya, sudahlah, Pa, nggak apa-apa, aku juga kurang suka kalau datang ke acara seperti itu. Aku takut Papa malu punya istri jelek kayak aku," balas Firda sembari tersenyum.Firda sendiri tidak suka ikut acara seperti itu. Dia selalu minder jika harus berkumpul dengan orang yang baru dikenalnya. Firda juga tahu teman sekolah Rayan sekarang banyak yang sukses dan banyak yang jadi pengusaha, baik yang laki-laki maupun yang wanita. Pastinya penampilan mereka akan terkesan mewah dan jauh berbeda jika dibandingkan dengan dirinya."Ah, siapa yang bilang kamu jelek, Mama cantik kok. Kamu jangan bicara begitu, Ma, coba

  • Istri dari Surga   Part 23

    Ucapan Yani tentu saja sangat mengejutkan Firda. Dia tak menyangka kalau suami Yani pernah selingkuh."Akhirnya Mas Alif minta maaf dan berjanji nggak akan mengulanginya lagi. Sakit hati itu pasti Mbak, kadang kalau ingat juga masih suka nangis, tapi dijalani saja. Kasihan juga anak-anakku kalau kita pisah. Sekarang alhamdulillah rumah tanggaku nggak ada masalah lagi. Dan Mas Alif pun juga sudah bertobat, rajin sholat, sama aku juga semakin sayang. Yang sabar Mbak, namanya rumah tangga pasti ada saja ujiannya. Salah satunya, ya pelakor. Di mana-mana banyak pelakor, makanya hati-hati. Orang laki kadang kan kayak kucing, dikasih ikan langsung saja dimakan, hahaha ...." Yani bercerita sambil tertawa. Alif adalah suami Yani, wajahnya memang tampan dan kulitnya juga putih bersih juga dari keluarga yang kaya raya. Yani juga sudah mempunyai anak dua."Ternyata Pak Alif pernah selingkuh juga. Kelihatannya baik-baik saja rumah tangganya Mbak. Semoga Pak Alif selalu setia dan istiqomah, ya, Mb

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status