Share

Bab 2_Kedok Samantha

Luna menatap dirinya dari pantulan cermin, gaun pengantin putih bersih membalut tubuh nya. Gaun itu tampak serasi dan semakin membuat Luna terlihat cantik menawan.

Para desainer tampak sedikit memodifikasi gaun itu agar lebih pas di tubuh seksi Luna yang masih original.

"Apa bagian ini memang terbuka?" tanya Luna seraya menutup bagian dada yang nyaris menumpahkan isinya.

"Ya nona, gaun ini sesuai permintaan tuan muda Stevano." jawab salah satu penata gaun.

"Aku tidak nyaman dengan bagian ini, terlalu terbuka. Apa bisa kalian menutupnya, setidaknya jangan terlalu terbuka seperti ini." pinta Luna.

"Maaf nona, kami tidak bisa menentang tuan muda Stevano."

Luna hanya diam menghela nafas berat, dia pasrah dengan gaun pengantin itu. Memang sangat cantik gaun itu di tubuh Luna yang ideal, tapi dia tidak terbiasa menggunakan pakaian terbuka.

Setelah gaun itu benar jadi dan sesuai dengan lekuk tubuh Luna, barulah para desainer itu membawa Luna keluar untuk di perlihatkan pada keluarga Alexander.

"Dimana Vano?" tanya Alexander pada Sarah.

"Mana ku tau, dia 'kan putra mu." sahut Sarah ketus. Alexander hanya memutar malas bola matanya.

Bersamaan dengan itu pula Luna datang bersama dua desainer yang membantu nya berjalan. Alexander dan yang lainnya begitu terpana melihat cantik nya Luna dengan gaun pengantin mewah dan indah.

Bahkan Samantha dan Samara yang semula menunjukkan wajah bengis, kini berubah terlihat takjub dengan penampilannya.

"Astaga.. Astaga.. Astaga.. oh Astaga...cantik nya calon menantuku ini.." ucap Alexander seraya berjalan mendekati Luna. Alexander tampak sangat senang dan takjub melihat Luna dengan gaun cantik itu.

"Kau sangat cantik, gaun ini sangat sesuai untuk mu. Siapa yang memilih nya?" tanya Alexander.

"Tuan muda Stevano yang memilih nya," sahut Luna.

"Benarkah? Haha.." tawa Alexander tak percaya.

"Hahh.. Kau sangat cantik, Luna. Vano akan sangat menyukai mu nanti," Alexander mengusap pucuk kepala Luna dengan manja.

"Haha.. Yang benar saja? Ku rasa akan sebalik nya, Vano tidak akan menyukai nya. Lihat lah, bagian dada yang begitu terbuka." sela Sarah dengan senyum culas nya.

"Maaf nyonya, justru ini pilihan tuan muda Stevano. Dia yang meminta agar bagian dada terbuka hingga punggung." sambung salah satu desainer.

Alexander menatap tajam pada Sarah, sedangkan Sarah hanya mendengus kesal mendapat jawaban dari desainer itu.

"Jangan hiraukan dia, nak. Kau tetap cantik, aku tidak masalah hanya dengan bagian terbuka ini. Ini gaun pengantin moderen, 'kan?" ucap Alexander dengan senyum lebar nya. Luna mengangguk cepat menyahut Alexander.

"Kalau begitu jangan hiraukan mereka, kau tetap menantu ku."

"Terimakasih, tuan besar."

"Maaf tuan, apa ada yang harus kami perbaiki dari gaun ini?" tanya desainer itu pada Alexander.

"Tidak perlu, ini sudah sangat cocok. Putra ku pasti sangat menyukainya,"

"Baiklah, terimaksih tuan."

"Ya ya.. Sekarang kalian boleh melepasnya," pinta Alexander.

"Apa tidak menunggu Vano, ayah?" tanya Samantha.

"Aku tidak tahu kapan dia kembali, biar saja. Ini akan jadi kejutan saat pernikahan nanti,"

Kedua desainer itu membawa Luna kembali ke kamar untuk melepas gaun nya. Samantha tampak jelas ketidak sukaan nya dengan Luna, begitu juga dengan Sarah.

.....

Di tempat lain, tepat nya di perusahaan milik Alexander, tampak Stevano sedang fokus berkutat dengan kertas-kertas yang menumpuk di depannya di atas meja.

Sejak usia Stevano 25 tahun, Alexander sudah menjanjikan perusahaan itu untuk di berikan padanya. Tapi itu berlaku jika Stevano sudah menikah dan memiliki anak, sayang impian nya itu harus dia kubur sentara waktu. Selain tidak memiliki keturunan, dia juga gagal membangun rumah tangga sampai dua kali.

Kini dia harus mencoba nya lagi, menikahi Luna dan memiliki keturunan untuk bisa mendapat alih perusahaan. Walau sebenarnya tujuan Alexander menjodohkan mereka bukan untuk alih pemilik perusahaan, tapi Stevano berfikir demikian, entah jika nanti akan berubah.

Ddrrtttt.. Ddrrtttt..

Stevano melirik ponselnya yang dia letakkan tepat di sebelah tumpukan kertas tugas nya.

Stevano memutar jengah bola matanya melihat nama sang ayah dalam panggilan itu.

Ddrrttt... Ddrrttt...

Sekali lagi ponsel nya bergetar karena panggilan dari orang yang sama. Stevano menghela nafas dan akhir nya menerima panggilan dari ayah nya.

"Apa ayah tidak bisa tidak mengganggu ku? Aku sedang bekerja, ayah." kesah Stevano kesal.

'Kenapa kau bekerja? Kau tidak melihat Luna hari ini.' kata Alexander dari seberang sana.

"Untuk apa aku melihat nya, pekerjaan ku sangat banyak di sini." balas Stevano.

'Kau memilih kan nya gaun pengantin, dan kau tidak melihat nya? Apa kau waras, Stevano?'

"Aku tidak tertarik dengan perbincangan ini. Akan ku tutup!"

'Ste-'

Tut tut tut

Alexander menggerang kesal mendapati panggilannya di putus kan begitu saja.

_____

Luna tampak menatap dua desainer yang tengah menata gaun pada Manequeen, gaun itu sengaja di tinggal karena akan di kenakan esok dalam acara pernikahannya.

"Kenapa anda termenung, nona? Bukan kah besok hari bahagia anda?" tanya salah satu desainer itu.

"Hmmm.. Harus nya memang besok hari bahagia bagi pasangan yang menginginkannya, tapi sepertinya aku tidak." sahut Luna dengan suara lesu.

"Kenapa? Apa yang anda maksud?" desainer berkacamata juga turut bertanya. Luna tersenyum menatap dua desainer yang menunggu jawaban Luna.

"Dia tidak menyukai ku. Dan mungkin kalian tahu siapa dia," kata Luna. Kedua desainer itu saling melempar pandang.

"Bersabar lah nona, ku yakin dia akan bersikap beda dengan anda. Anda cantik dan baik, kami bisa bedakan itu." kata desainer berambut pirang.

"Apa kalian mengenal mereka?" tanya Luna.

"Tentu, kami desainer yang membuat kan gaun untuk istri Stevano terdahulu," sahut desainer berkacamata.

"Dan kedua nya," sambung desainer berambut pirang.

"Kedua mantan istri tuan muda sangat sombong, dan angkuh. Wajar jika tuan muda menceraikan nya dan berlaku kasar pada mereka, mereka pembangkang dan tidak punya sopan santun." kata si kacamata pula.

"Itu benar. Tapi anda berbeda, anda begitu lembut dan ramah. Tidak sombong dan berbicara dengan sangat hangat, aku yakin tuan muda akan menyukai anda."

Luna hanya diam dengan senyum getir nya, entah dia harus berekasi seperti apa, senang atau malah semakin takut.

______

Samantha tampak berjalan mondar-mandir di kamar nya, tampak juga di sana ada Samara yang duduk di atas ranjang seraya memakan cemilan dan menatap kakak nya.

"Berhentilah, Samantha. Apa kau tidak lelah?" kata Samara.

"Apa yang harus ku lakukan? Besok Vano akan menikah," sahut Samantha meremas jari-jari nya dengan perasaan cemas.

"Lupakan Sam, jangan berfikir apapun lagi tentang nya. Kau tidak akan bisa bersamanya,"

"Tidak Samara, aku harus bisa bersamanya. Aku menyukainya sejak lama,"

"Samantha, dia hanya menganggap mu adik dan tidak lebih. Yaa, walau sebenarnya kau adik tirinya, tapi dia menyayangi mu karena kau adik nya. Sama dengan ku,"

Samantha mendaratkan bokongnya di sofa, di usap nya kasar wajah nya yang tampak frustasi.

Ya, Samantha dan Stevano adalah saudara tiri, Samantha putri kandung Sarah. Saat menikah dengan Alexander, Sarah memiliki satu anak yaitu Samantha, begitu juga dengan Alexander yang berstatus duda dan memiliki satu anak yaitu Stevano.

Saat Alexander dan Sarah menikah, usia Stevano 10 tahun dan Samantha 7 tahun. Dan saat usia pernikahan mereka berjalan 4 tahun, lahir lah Samara sebagai anak bungsu.

Kini usia Stevano sudah menginjak 32 tahun, Samantha 25 tahun dan Samara 18 tahun. Saat usia Stevano 14 tahun dan Samantha 11 tahun, mereka baru memiliki adik. Sampai sini kalian sudah jelas perbedaan mereka 'kan?.

"Berhentilah menyukai nya, dia tidak tertarik dengan mu." ucap Samara.

"Jangan sementang kau adik kandung nya, kau langsung berpihak pada nya. Apa kau mendukung Vano menikahi gadis kampungan itu?" serkas Samantha dengan nada meninggi pada Samara.

Samara meneguk susah salivanya mendapat bentakan dari Samantha.

"Tidak, bukan begitu maksud ku. Tapi, dia memang hanya menganggap mu adik, dia tidak pernah menyukai mu sebagai saudari tiri. Jadi, kau tidak akan bisa mendapatkan nya dan berhentilah berfikiran gila." sahut Samara.

Samantha diam menggigit bibir bawahnya, yang di katakan Samara benar. Walau mereka bukan saudara kandung, bukan berarti Stevano akan menyukainya juga.

____

Makan malam pun tiba.

Tampak di sana Luna duduk di sebelah Samantha dan berhadapan dengan Stevano. Suasana makan malam begitu hening, terlebih bagi Luna yang masih asing di antara mereka.

"Luna, setelah ini kau harus istirahat. Besok acara pernikahan mu akan berlangsung pukul 11 pagi." kata Alexander.

"Maaf tuan, emmm.. Apa tidak bisa mengundur beberapa hari lagi?" balas Luna.

"Kenapa? Apa kau masih mempersiapkan kan mental untuk menjadi istri ku?" sambung Stevano dengan seringai jahat nya. Luna bergidik sambil meneguk susah saliva nya, tatapan pria itu tampak begitu menyeramkan.

"Apa yang kau katakan? Tidak ada pengunduran waktu, atau kau ingin panti asuhan mu ku ratakan?" sarkas Alexander.

"Tidak tidak.. Bukan begitu, aku hanya-"

"Sudahlah Luna, jangan terlalu banyak meminta. Besok kalian tetap akan menikah!" Alexander menutup sendok tanda makan nya sudah selesai dan beranjak dari kursi meninggalkan ruang makan.

Samantha melirik tajam pada Luna, begitu juga dengan Sarah yang tampak bengis menatap Luna. Berbeda dengan Stevano, pria itu menggoda Luna dengan mengayunkan pisau pemotong steak daging nya pada Luna. Luna semakin takut melihat itu dan segera beranjak dari duduk nya.

_____

Stevano berdiri di balkon kamar nya di temani segelas wine sambil menatap langit malam. Kini dirinya sedang menatap bintang paling terang, bintang yang selalu dia anggap jelmaan ibunya.

"Hai bu, kenapa ibu baru muncul?" ucap Stevano menatap bintang itu.

"Bu, apa ibu tau besok aku akan menikah?" Stevano menyungging kan geli bibir nya dan tertawa kecil, "Lagi?" gumam nya tak percaya.

"Bu, setiap kali aku akan menikah, aku selalu bertanya pada ibu, apa ibu setuju dengan wanita yang akan ku nikahi. Dan kali ini pertanyaan ku sama, ku harap ibu memberi jawaban yang sama."

"Hegh! Apa ibu tau, entah kenapa aku merasa tidak ada wanita baik yang mampu menggantikan posisi ibu di hati ku. Itu yang membuat ku kesal dan kerap menyiksa mereka sebagai bentuk kekesalan ku."

"Maaf kan aku bu, tapi itulah aku. Aku tidak suka mereka mencoba menggantikan mu dengan cara terpaksa, dan kali ini ayah membawakan ku gadis lagi. Aku menginginkan jawaban ibu,"

Stevano memejamkan mata nya, dia membayangkan wajah sang ibu yang masih sangat dia ingat, bahkan senyum manis ibu nya pun masih begitu jelas dalam ingatan nya. Jawaban, dia mencari jawaban, jawaban apa yang dia harap dari sang ibu?

Seketika Stevano tersentak dan membuka matanya dengan cepat.

"Tidak, tidak mungkin. Ini pasti salah, ibu memberikan jawaban yang salah. Akan ku ulangi lagi," gumam Stevano. Dia kembali memejamkan mata dan berucap dalam hati tentang jawaban. Tapi tiba-tiba, dadanya berdetak lebih cepat dengan desiran darah mengalir deras sampai membuat keringat dingin.

"Hahh.. Apa?!! Tidak mungkin, kenapa ini bisa terjadi? Kenapa, ibu setuju dengan pernikahan ini? Tidak tidak, ini tidak benar!" Stevano kembali membuka mata dan menatap bintang terang itu, bintang itu seolah bicara pada nya dan mengatakan Luna adalah jodoh nya.

"Bagiamana bisa. Bu, kenapa jawaban ibu berbeda kali ini? Aku tidak menyukai nya, kenapa ibu sama dengan ayah?" ucap nya dengan nada meninggi menatap bintang itu.

"Ahhh sial!! Ini tidak benar!!"

Pyarrr.. Stevano membanting gelas wine nya ke lantai hingga pecah dan berserakan.

Di sisi lain, Alexander tersenyum lebar menatap bintang terang di langit. Dia melakukan hal yang sama dengan Stevano, menganggap bintang itu adalah istrinya. Dia tampak bahagia karena mendapat jawaban persetujuan untuk Stevano menikahi Luna.

"Terimakasih, Delia. Aku tahu kau yang mengatur semua ini, aku juga yakin Stevano akan berubah dan dia akan mencintai Luna. Terimakasih, Delia." ucap Alexander dengan mata berbinar dan bibir mengulas senyum.

.......

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Iin Romita
ceritanya bagus kak. ada humor2nya .. Tu Stevano . aq dukung pernikahan kamu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status