Share

Bab 7. Ibu Mengusir Mereka

"Ngapain kalian ke sini?" tanya ibu. Sepasang mata paruh baya itu menatap ke arah anaknya. Sorotnya melukiskan kesedihan, kekecewaan, amarah yang melebur menjadi satu.

Mas Abian seolah membaca sorot mata itu. lekas, anak tunggal itu mendekat dan berlutut di hadapan ibu.

Ibu bergeming bahkan membuang muka.

"Bu. Maafkan Abian." Pria itu mengambil tangan ibu.

"Untuk apa kamu meminta maaf padaku? Bukankah aku ini bukan siapa-siapa kamu?" tanya ibu, pelan tapi cukup menikam bagiku.

"Kok, Ibu ngomong seperti itu? Sampai kapan pun Abian adalah anak, Ibu."

"Ibu yang tidak dihargai! Ibu yang telah melahirkan anak tak tahu diri seperti kamu! Ibu yang tak dianggap! Sehingga tak perlu berpamitan padaku ketika menikahi perempuan itu!" Ibu meninggikan suaranya beberapa oktaf.

Wanita peruh baya yang terlihat masih cantik itu benar-benar meluapkan emosinya. Suaranya bergetar hebat. Napas ibu terlihat memburu. Saat ini kedua mata indah itu mulai berkaca-kaca.

Ibu terlihat sangat terluka. Merasa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Hersa Hersa
kog diulang² ini , koin mahal ceritanya malah diulang-ulang
goodnovel comment avatar
Tere Queenesa Canthig Handayani
koin nya mahal ...tapi cerita nya di ulang ulang...jgn gitu dong ...jadi males bacanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status