Share

JATUH PINGSAN

Author: Edka22
last update Last Updated: 2023-01-19 11:49:47

Nayla bisa mendengar seseorang menanyakan keadaannya, namun, ia tidak bisa melihat dengan jelas siapa sosok yang telah menopang tubuhnya hingga dirinya tidak terjatuh ke tanah. Tubuhnya terlalu lemah saking tidak bisa menahan rasa sakit yang kini tengah menderanya.

Perlahan penglihatan mulai buram serta pendengarnya mulai tidak begitu jelas. Pada akhirnya ia tak sadarkan diri di pangkuan seseorang yang baru saja menolongnya itu.

Orang yang menolong Nayla kaget, karena tiba-tiba Nayla pingsan. Ia berusaha untuk membangunkan Nayla dengan menepuk-nepuk kedua pipi Nayla. Namun sama sekali tidak ada tanda-tanda Nayla akan membuka matanya.

Alhasil karena posisi mereka sedang ada di depan rumah sakit, orang yang menolong Nayla langsung menggendong dan membawanya untuk diperiksa. Takut ada sesuatu yang serius terjadi dengan Nayla.

Beberapa jam kemudian Nayla mulai tersadar dari pingsannya, kedua matanya mulai mengerjapkan berusaha untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya yang amat membuatnya silau.

Nayla melenguh kesakitan, lalu ia mengedarkan pandangannya dan begitu syok saat tahu ternyata Ia ada di kamar rawat rumah sakit. Cepat-cepat Nayla pun terbangun ia berusaha mengingat sesuatu. Kenapa bisa dirinya sudah ada di kamar rawat rumah sakit? Sedangkan yang dia ingat dia masih berada di depan rumah sakit bukan di sini.

Hingga di detik berikutnya, Nayla pun teringat pada sosok yang tadi menolongnya. Sayangnya ia tidak bisa melihat wajah orang itu. Namun samar-samar ia bisa melihat mendengar suaranya bahwa orang yang menolongnya itu adalah seorang pria.

“Sepertinya orang itu yang sudah membawa aku ke sini,” terka Nayla.

Rasa sakit di area bawah perutnya sudah tidak terasa terlalu sakit. Kini wajahnya begitu pucat dan tubuhnya masih terasa lemas. Ia tidak sanggup untuk menemui dokter Samuel padahal dirinya sudah ada janji untuk bertemu.

“Dokter Samuel pasti menungguku, tapi aku tidak mampu berjalan lagi, aku butuh untuk istirahat,” gumam Nayla. Lalu kembali lagi merebahkan tubuhnya.

Nayla memilih untuk mengistirahatkan sejenak tubuhnya. Ia menatap langit-langit kamar rumah sakit. Ia tengah memikirkan nasibnya yang sangat menyedihkan ini. Dia tidak tahu sampai kapan Tuhan memberinya waktu untuk terus hidup di dunia ini. Karena sungguh rasa sakitnya semakin hari semakin terasa menyiksa. Sebelumnya jika sakitnya kambuh tidak sampai ia pingsan, sekarang saking tidak mampu menahan rasa sakit dia harus jatuh pingsan.

Nayla memegang bagian perutnya dengan air mata yang mulai berjatuhan.

“Ya Allah, aku mohon berikanlah kesempatan untuk bisa mengandung, meskipun nyawaku jadi taruhannya. Aku ikhlas ya Allah,” harap Nayla memohon untuk kesekian kalinya.

Menjadi seorang ibu yang sempurna memang keinginan Nayla dari dulu. Tapi dokter mengatakan dirinya tidak boleh hamil karena justru akan membuat penyakitnya semakin parah lagi. Bukan hanya penyakit yang semakin parah tapi nyawanya pun jadi taruhannya.

“Aku tidak masalah jika memang harus meninggal, asalkan aku bisa melahirkan seorang anak untuk Mas Fery. Setidaknya jika nanti aku meninggal, ada sesuatu yang bisa aku berikan untuk suamiku.”

“Meskipun kini aku memintanya untuk menikah lagi tapi jujur ya Allah, dari hati Nayla yang paling dalam ingin sekali memiliki seorang anak yang terlahir dari rahimku sendiri,” lanjut lagi Nayla dengan semakin terisak-isak.

Kali ini dia benar-benar tidak bisa menahan rasa sedihnya. Ia menangis terisak-isak ia tidak peduli jika seandainya ada orang yang mendengar suara tangisannya. Karena apa? karena mereka tidak akan tahu betapa terluka dirinya.

Di tengah kesedihannya itu tiba-tiba dokter Samuel datang, sontak saja membuat Nayla terkejut. Cepat-cepat Nayla menyeka air matanya lalu beranjak bangun.

“Dokter Samuel,” panggil Nayla.

“Jangan bangun! Kembali berbaring lagi. Keadaan Nyonya sedang tidak baik-baik saja.” Dokter Samuel meminta agar Nayla kembali rebahan saja.

“ apa-apa dokter keadaanku sudah mendingan kok,” bohong Nayla.

Dokter Samuel hanya bisa tersenyum karena pasiennya yang satu ini begitu sangat unik. Pantang bagi pasiennya ini menunjukkan rasa kesakitannya. Ia selalu bersikap aku baik, tidak apa-apa.

“Baiklah terserah Nyonya saja.”

“Oh ya, Dok. Kenapa dokter tahu aku ada di sini?” tanya Nayla.

“Tadi saya melihat Nyonya dibawa ke sini. Berhubung tadi ada sesuatu yang urgent akhirnya baru sekarang saya bisa menemui Nyonya. Nyonya kenapa sampai bisa pingsan seperti itu dan mana Tuan Fery? Biasanya selalu bersama Nyonya.”

“Suamiku lagi dinas, Dok.” Jawab Nayla tanpa menjawab alasan kenapa dirinya bisa pingsan.

“Pantesan saja tidak ikut, biasanya Tuan Fery tidak pernah absen antar Nyonya ke sini. Kemarin saya tunggu kedatangan Nyonya tapi tidak kunjung datang.”

“Maaf, kemarin tidak bilang tidak jadi ke sini. Ada sedikit masalah di keluarga , enggak enak rasanya kalau harus meninggalkan rumah dalam keadaan ada masalah.”

“Nyonya terlalu baik dan terlalu mementingkan perasaan orang lain. Padahal Nyonya jika seandainya hal tersebut tidak membuat nyaman, jangan pernah dipaksa-paksakan.”

“Justru membuat orang lain senang membuat hati saya juga senang. Setidaknya saya bisa bermanfaat bagi orang banyak. Dok, kita periksa sekarang bisakan?” Nayla sengaja mengalihkan topik pembicaraan.

Dokter Samuel pun memilih untuk mengikuti permintaan Nayla. Ia langsung memeriksa keadaan Nayla.

Pikiran Nayla tidak fokus, biasanya saat check up seperti ini suaminya selalu menemaninya bahkan ia selalu memberi kekuatan agar dia tetap tegar menghadapi cobaan dari Tuhan.

Kalau boleh jujur Nayla lelah setiap 1 bulan sekali harus check up, minum obat-obatan rasanya tubuhnya itu sudah penuh dengan macam obat-obatan tapi hasilnya masih saja tidak ada.

Karena tidak ingin melakukan histerektomi yaitu proses pengangkatan rahim. Justru Nayla memilih untuk melakukan radioterapi dan mengonsumsi obat-obatan resep dari dokter.

Beberapa saat kemudian setelah dokter Samuel memeriksa keadaan Nayla. Ada sedikit senyum terbit di bibir milik dokter Samuel itu. Nayla pikir mungkinkah ada berita baik sehingga dokter Samuel menyunggingkan senyuman?

“Bagaimana dengan hasilnya?” tanya Nayla mulai tak sabaran.

“Alhamdulillah, sekarang ada kemajuan. Meski kita tahu sel kanker kamu masih ada dan kemungkinan masih akan tumbuh semakin membesar tapi dengan kamu rajin melakukan terapi, rajin mengonsumsi obat-obatan yang saya bagikan, insyaallah pasti akan ada sebuah keajaiban, lagi pula kanker rahim Nyonya masih ada di tahap awal.”

Nayla senang mendengar penjelasan dari dokter Samuel, setidaknya harapan hidupnya masih ada meskipun sedikit. Tapi setidaknya ia masih memiliki waktu lama untuk terus bersama suaminya.

“Alhamdulillah, aku senang dok dengarnya, usaha yang sudah aku, suami dan dokter lakukan ada hasilnya, tidak sia-sia.”

“Di dunia ini tidak ada yang sia-sia selagi kita mau mencoba, mau berusaha tetap ikhtiar, jangan dulu putus asa, jangan dulu menyerah sebelum kita mencoba.”

“Iya dok kata-kata dokter itu selalu aku ingat, ya kadang sedikit down ketika rasa sakit itu mulai menyerang rasanya detik itu juga aku seperti akan dipanggil Allah.”

“Kematian memang kepastian, kita semua akan mati tapi ikhtiar terhadap sebuah penyakit juga suatu keharusan bukan?”

“Kau benar, Dok.”

Setelah menjelaskan keadaan Nayla, dokter Samuel meletakkan kacamata bacanya, lalu kini ia memasang wajah serius. Dokter yang kemungkinan berusia hampir kepala 6 itu terlihat serius sontak membuat Nayla pun keheranan.

“Nyonya ... “ panggil dokter Samuel serius.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri untuk Suamiku    EXTRA PART

    Fery begitu menyesal saat melihat Nayla hidup bahagia. Tawanya yang jarang ia lihat saat hidup dengannya, kini justru terlihat dengan jelas saat Nayla hidup dengan pria lain.Kenapa dulu dia menyia-nyiakan wanita sebaik Nayla? Kenapa dia begitu bodohnya melepaskan permata demi sebongkah batu yang sama sekali tidak ada nilainya?Ia memejamkan matanya, merasa percuma penyesalan yang ia rasakan sekarang. Sebab penyesalannya tidak akan membuat semuanya kembali seperti semula.Siska yang sedari tadi ada di samping Fery, memegangi pundaknya. Ia menyadarkan Fery untuk segera pergi."Anggap saja ini adalah karma untuk kita, karena kita sudah menyakiti Nayla. Sepertinya kita memang pantas mendapatkan ini semua. Sekarang lebih baik kita pergi. Mari kita tata ulang hidup kita dari nol'' tutur Siska."Fery tahu, Bu. Tuhan benar-benar membayar kontan kejahatan yang sudah kita lakukan pada Nayla," ucap Fery menimpali Perkataan Siska.Sekali lagi, Fery menghela napas berat sejurus kemudian la dan Sis

  • Istri untuk Suamiku    126 (selesai)

    Raka hanya bisa tertunduk rapuh, saat dokter yang menangani Nayla mengatakan jika Nayla harus dioperasi. Bayinya harus secepatnya dilahirkan sebelum sesuatu yang buruk terjadi.Ia berharap semoga ini adalah jalan terbaik. Ia berharap banyak semoga istri dan anaknya bisa selamat. Sebab ia tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika bayi mereka harus tiada. Tentunya membuat down sang istri dan ia tidak mau itu terjadi.Lampu tanda operasi sudah padam, itu artinya operasi yang dijalani Nayla sudah selesai. Namun, ia sama sekali tidak mendengar suara tangisan bayi. Terdengar sunyi senyap. Ini membuat Raka khawatir. Ditambah dokter tidak kunjung membuka pintu ruangan operasi. Maureen yang melihat Raka gelisah langsung menghampiri sang anak."Tenang Raka, semuanya pasti akan baik-baik saja, berdoalah." Tutur Maureen seraya mengusap-usap punggung Raka."Raka tidak bisa tenang, Ma. Raka belum tahu keadaan istri dan anak Raka." Jawab Raka begitu lemah."Ya, mama tahu. Mama juga khawatir. Ta

  • Istri untuk Suamiku    125

    Raka khawatir dengan keadaan Nayla, ia sungguh takut. Jika terjadi sesuatu hal yang buruk pada Nayla. Baginya Nayla adalah hidupnya, ia tidak akan bisa hidup dengan tenang jika terjadi sesuatu yang buruk padanya. Semenjak tahu dirinya hamil, Nayla begitu senang. Ia bahkan mengikuti setiap apa yang dilarang oleh Raka. Termasuk ia dilarang kecapean. Ia dilarang keluar rumah. Ia cukup bedrest di kamar saja.Nayla tahu apa yang dilakukan Raka semata-mata demi keselamatan dirinya. Ia tahu suaminya itu begitu mencintai dirinya, tentunya tidak ingin ada sesuatu hal yang buruk terjadi padanya. Nayla justru merasa tersanjung, ia kini menyadari jika cinta suaminya begitu besar. Namun, di balik kebahagiaannya itu. Nayla memendam sesuatu yang sangat besar. Apa itu? Dia harus bisa menahan rasa sakit. Ya, sewaktu-waktu perutnya Akan terasa sakit, bahkan pernah keluar darah meksipun hanya Sedikit. Dan selama itu pula ia tidak pernah mengatakan pada Raka.Nayla yakin jika dirinya mengadu Raka akan

  • Istri untuk Suamiku    124

    Nayla tersadar dari pingsannya. Saat matanya sudah terjaga ia mencari sosok suaminya. Nayla mengerutkan kening saat melihat suaminya tengah duduk melamun. Terlihat seperti ada beban yang tengah dipikulnya.Nayla pun very untuk mencari tahu. Nayla beranjak, ia lalu berjalan ke arah Raka seraya mendorong stan infusan.Saking larut dalam lamunan, membuat kehadiran Nayla yang ada di depan matanya sama sekali tidak disadarinya.Nayla pun ikut terduduk di samping Raka, kemudian menepuk pelan pundak Raka hingga Raka terlonjak kaget."Mas," Panggil Nayla seraya menepuk pelan pundak Raka.Raka yang terkejut, semakin terkejut saja melihat Nayla tiba-tiba duduk di sampingnya."Ya Tuhan, sayang Kenapa kamu bangun? Ayo kembali lagi ke ranjang," ujar Raka ia pun hendak menggendong Nayla namun ditahan."Turunin Mas, enggak usah digendong. Aku bisa jalan sendiri," Protes Nayla namun tidak didengarkan oleh Raka."Pokoknya kamu jangan dulu banyak gerak, ya,""Aku udah sehat, Mas. Jangan berlebihan. Lag

  • Istri untuk Suamiku    123

    Pagi ini, entah kenapa Nayla merasa malas untuk melakukan aktivitas apapun. Yang ia mau hanyalah diam dan merebahkan tubuhnya di atas kasur. Raka datang ke kamar, ia melihat sang istri tengah berbaring dengan berselimutkan selimut tebal berwarna biru laut.Tak biasanya memang, hingga Raka pun dibuat keheranan. Raka duduk di samping Nayla. Ia lalu ikut menenggelamkan tubuhnya di bawah selimut Yang sama. Tak lupa sebuah pelukan mendarat di sana hingga Nayla pun dibuat kaget.Kaget karena tiba-tiba ada yang memeluknya dari belakang."Astaghfirullah, mas. Aku kaget." Keluh Nayla seraya membalikkan tubuhnya lalu balas memeluk Raka.Akhir-akhir ini aroma tubuh Raka seperti candu baginya, ini membuat Nayla enggan untuk menjauh dari Raka. Raka sama sekali tidak keberatan saat Nayla selalu saja menempel padanya. Justru ia merasa senang, setidaknya hubungan mereka akan semakin lengket."Mas," panggil Nayla pada Raka."Hmmm," balas Raka."Pernikahan kita sudah lama, tapi kenapa aku tidak hamil

  • Istri untuk Suamiku    122

    Setelah menunggu selama dua Minggu lamanya, akhirnya hasil dari tes DNA mereka keluar.Alex dan Raka menyerahkan amplop berisi hasil tes DNA pada Nayla. Mereka ingin nayla yang membacanya. Agar tidak dikira melakukan kecurangan."Buka dan bacalah hasilnya," ujar Alex seraya menyerahkan amplop tersebut."Kenapa harus aku?" Tanya balik Nayla."Biar kamu jadi orang pertama yang tahu. Karena kalau aku sudah yakin jika kamu memang adik perempuan ku, Naina."Tanpa rasa ragu, Nayla pun ngambil amplop tersebut lalu membaca hasil dari tes tersebut.Nayla terlihat serius, membaca hasil tes DNA tersebut. Matanya terus memindai satu persatu kata-kata yang tertulis di sana. Hingga matanya pun berakhir di bagian akhir yang tertulis di sana 99,99% cocok. Itu artinya mereka memang saudara.Kertas yang dipegang nayla Langsung terjatuh. Disertai dengan tubuhnya ikut limbung, beruntung Raka ada di samping sang istri jadi ia bisa langsung menahan tubuh Nayla.Air mata Nayla luruh, ia lalu menatap Alex ya

  • Istri untuk Suamiku    121

    Nayla langsung mendorong tubuh Alex yang ingin memeluk dirinya. Lagi pula ia masih bingung apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa Alex malah mengatakan dirinya adalah adiknya."Lex, kamu jangan kurang ajar. Di depan suamiku kau mau memelukku? Dan kamu juga mas, kenapa malah diam saja?" Cerocos Nayla pada Raka.Raka beranjak, ia berusaha untuk menenangkan Nayla agar tidak salah paham."Tenang sayang, sekarang kamu duduk dulu. Biar aku jelaskan semuanya." Titah Raka dan Nayla pun mengikuti instruksi dari Raka tersebut."Alex terpisah dari adik perempuannya dua puluh dua tahun lalu, saat itu Alex berusia sepuluh tahun sedangkan adik perempuannya berusia tahun. Dan kau mau tahu siapa yang melakukan hal ini? Dia adalah orang tua Fery. Orang tua Fery menculik adik perempuannya Alex. Setelah itu harta kedua orang tua Alex pun tiba-tiba beralih tangan atas nama ayah Fery," sejenak Alex terdiam ia berusaha untuk menelan salivanya terlebih dahulu."Lalu hubungannya dengan aku apa, Mas,?"tanya Nayl

  • Istri untuk Suamiku    120

    Setelah kejadian di Maldives , hidup Fery dan Siska jadi kacau. Mereka terus saja diteror oleh Alex. Alex tidak akan berhenti mengganggu mereka jika mereka mau memberi tahu di mana keberadaan adik perempuannya.Sedangkan Santi, hidupnya pun tidak kalah kacau ia jadi buronan, karena bukti kejahatannya sudah diserahkan oleh Alex pada polisi. Bukan hanya itu saja, Santi pun diusir oleh Fery saat ia tahu jika bayi yang ada di kandungan Santi bukanlah miliknya. Sedangkan kehidupan Nayla, ia kembali bisa berdamai dengan keadaan. Raka menepati janjinya, ia tidak izinkan Fery untuk mendekati Nayla lagi.Pernah suatu ketika, Fery datang pada Nayla. Ia memaksa agar Nayla ikut dengannya dan memintanya untuk meninggalkan Raka. Namun, Raka mengancam Fery sehingga ia tidak pernah berani lagi mendatangi Nayla. Paling dia hanya mengawasi Nayla dari kejauhan saja.Seperti saat ini misalnya, Fery terus saja memperhatikan nayla. Rasa cintanya kini sudah berubah menjadi sebuah obsesi semata. Semakin la

  • Istri untuk Suamiku    119

    Orang yang baru saja menahan Alex adalah Raka. Sejak sepuluh menit yang lalu. Raka sudah merasakan ada hal yang akan terjadi pada Alex dan Siska. Dan inilah kejadiannya. Dari kejauhan Raka melihat Alex mencekik Siska.Sekuat tenaga Raka berlari agar secepatnya dapat menghentikan tingkah Alex yang mungkin saja bisa membuat Siska mati."Apa yang kamu lakukan alex? Dia bisa mati!" Raka berkata seraya menarik tubuh Alex untuk menjauh dari tubuh Siska. Napasnya Alex sudah terlihat begitu ngos-ngosan. Karena menahan amarahnya. Sementara Siska dia terus saja terbatuk-batuk. Kemudian, Siska tidak hentinya memaki Alex."Kau gila Lex! Kau hampir membuat aku kehilangan nyawaku. Dasar penipu!""Ini adalah balasan untuk orang jahat seperti kamu!" Alex mengambil sesuatu dari saku celananya. Ternyata ia ngambil dompet, ia mengeluarkan uang seratus ribuan dari sana dan melemparkannya tepat di wajah Siska."Pergi dari sini! Aku sudah muak terus bersandiwara. Sekarang kau tunggu saja apa yang akan ter

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status