Share

BAB 149. Di Rumah Delia.

Author: Bayang Cermin
last update Last Updated: 2025-07-17 19:52:53

"Er, kamu lihat ini. Klien kita semua berpindah ke Perusahaan Garment Pratama Group? Ini perusahaan milik siapa yah?" kata Delia membelalak ke laptop.

Erlan menghampiri ikut melihat laptop itu. "Coba kamu bisa cek gak?"

"Ini mencurigakan. Kenapa secara tiba-tiba, semua berpindah ke sini," jari Delia kembali mengetik.

Beberapa saat kemudian, tertulis Nadine Soraya Pamela. Membuat mata Delia semakin membelalak lebar.

"Ini perusahaan milik Nadine? Erlan! Bodohnya kamu! Jadi selama ini kamu ngapain aja? Perusahaan bangkrut cuka dalam hitungan bulan? Perusahaan ini warisan Papa aku. Gila kamu ya! Jangan-jangan kamu udah kerja sama dengan dia!" tiba-tiba bola mata Delia beralih ke Erlan.

Pintu kamar Rubia terdengar berderit terbuka. Dari balik pintu Rubia berjalan melangkah menghampiri mereka.

"Ada apa malam-malam kalian Ribut seperti ini?" tanya Rubia, matanya bergantian memandang Erlan dan Delia

Delia membalas memandang Rubia dengan wajah menahan geram. Lalu menunjuk ke Erlan.

"Ini nih Ma
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Istri yang Kau Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   BAB 150. Mengikuti Aldiano.

    "Kamu Beneran kerja di tempat itu?" tanya Erlan mengernyitkan keningnya."Iya Kak, aku kerja di perusahaan itu. Memangnya kenapa yah Kak?" tanya Ben ikut mengernyitkan keningnyaErlan menghampiri Ben, menepuk-nepuk pundaknya. "Kalau begitu, bisa kan, kamu ajak Sandra kerja disana?""Oh, bisa, bisa kok Kak.""Sandra, besok kamu buat surat lamaran ya. Biar kamu juga bisa masuk kerja di sana. Kamu Ben, tolong Sandra ya," Senyum Erlan picik."Siap kakakku!" jawab Sandra menempelkan tangan di jidat sambil tertawa manja.Lalu ia duduk disamping Ben berhimpitan. Erlan dan Rubia masuk ke kamar masing-masing. Tinggal mereka berdua di ruang itu. Sandra menempelkan kepalanya lebih dalam ke pundak Ben. Sedangkan Erlan di kamar dengan niatnya yang sedang dirancang.***Pada Perusahaan Global Pratama, diruang Nadine hanya ada Aldiano yang sibuk mengetik pada laptopnya. Hari ini Nadine masih terbaring di rumah sakit. Semua laporan untuk Nadine dialihkan ke Aldiano.Pagi itu Ben mengetuk ruang HRD me

  • Istri yang Kau Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   BAB 149. Di Rumah Delia.

    "Er, kamu lihat ini. Klien kita semua berpindah ke Perusahaan Garment Pratama Group? Ini perusahaan milik siapa yah?" kata Delia membelalak ke laptop.Erlan menghampiri ikut melihat laptop itu. "Coba kamu bisa cek gak?""Ini mencurigakan. Kenapa secara tiba-tiba, semua berpindah ke sini," jari Delia kembali mengetik.Beberapa saat kemudian, tertulis Nadine Soraya Pamela. Membuat mata Delia semakin membelalak lebar."Ini perusahaan milik Nadine? Erlan! Bodohnya kamu! Jadi selama ini kamu ngapain aja? Perusahaan bangkrut cuka dalam hitungan bulan? Perusahaan ini warisan Papa aku. Gila kamu ya! Jangan-jangan kamu udah kerja sama dengan dia!" tiba-tiba bola mata Delia beralih ke Erlan.Pintu kamar Rubia terdengar berderit terbuka. Dari balik pintu Rubia berjalan melangkah menghampiri mereka."Ada apa malam-malam kalian Ribut seperti ini?" tanya Rubia, matanya bergantian memandang Erlan dan DeliaDelia membalas memandang Rubia dengan wajah menahan geram. Lalu menunjuk ke Erlan."Ini nih Ma

  • Istri yang Kau Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   BAB 148. Pindah Rumah Sakit.

    "Pak! Pak Aldiano gak apa-apa?" suara Pak Bastian terdengar menggema."Ambil tali Pak. Saya gak bisa naik. Kaki saya sakit sekali!" seru Aldiano dari bawah."Yah, iya. Tunggu dulu. Saya cari tali dulu!" Pak Bastian meninggalkan Aldiano.Di bawah, mata Aldiano menyapu sekeliling, lalu menangkap pintu. Ruangan yang lembab dipenuhi sarang laba-laba dan kotornya oleh jamur. Dengan tertatih, ia melangkah ke pintu, karena kakinya yang sakit terbentur lantai.Bunyi derit pintu terbuka oleh tangan Aldiano. Terasa semilir angin dingin masuk ke ruangan itu menyentuh kulit Aldiano. Hingga ia merasakan menggigil."Kenapa disini ada jalan?" gumamnya sambil melangkah keluar pintu.Di atas, Pak Bastian memanggil-manggil Aldiano. Tapi pria itu sudah keluar pintu. Ia tidak mendengar panggilan Pak Bastian lagi."Pak! Pak Aldiano! Saya sudah dapatkan tali. Cepat naik Pak! Bapak dimana?"Tak ada suara sahutan dari bawah. Pak Bastian panik, ia meraih ponselnya menelpon Aldiano. Tapi tidak tersambung."Dim

  • Istri yang Kau Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   BAB 147 Rahasia di Balik Villa

    Mata mereka sama-sama membelalak. Mana mungkin foto ini ada disini, pikir Bastian. "Ini kan foto Bapak. Kok ada di sini pak? Tapi di foto bapak ini tidak ada coretan merah?" sahut Bastian merasa aneh. "Pak, mungkin nggak sih pelakunya adalah seorang wanita?" lanjut Bastian sambil mengernyitkan keningnya "Kenapa bapak sampai berpikiran seperti itu?" tanya Aldiano tidak mengerti. "Menurut analisa saya Pak, Kenapa saya bilang pelakunya adalah wanita? Karena Wanita itu terobsesi dengan Bapak." "Dan wanita-wanita yang ada di dalam foto itu adalah wanita yang dituju untuk dia bunuh, atau mereka adalah korban si pelaku. Itu menurut analisa saya Pak, kalau salah saya minta maaf." sambung Pak Bastian. Sesaat Aldiano diam berpikir. Apakah ucapan Pak Bastian benar atau tidak. Tenggorokannya seolah tercekat. Sulit untuk dipercaya. 'Tapi kalau dipikir-pikir memang benar ucapan Pak Bastian,' gumam hatinya sambil terus berpikir. Aldiano hanya bisa menduga kalau pelaku itu adalah Linda. Karen

  • Istri yang Kau Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   BAB 146. Menemukan Lukisan

    "Pak, itu tangga apa ya? Kok cuma 5 anak tangga di balik pintu kaca itu?""Saya juga nggak tahu Pak. Sebaiknya kita buka pintu kaca itu," ajak Bastian. Melihat di balik kaca terdapat anak tangga.Mereka membuka pintu kaca model slip. Di depan mata mereka kini terdapat tangga.Mata Aldiano dan Sebastian melihat sesuatu yang tidak biasa dari yang lainnya. Suara langkah kaki mereka terdengar halus menuruni anak tangga hingga langkah mereka menapak pada sebuah lantai yang berukuran tidak luas."Ini dinding apa yah Pak? Kok beda sendiri bentuknya?" tanya Aldiano melihat dinding dilapisi lukisan besar itu terlihat aneh dan berbeda."Bagaimana kalau kita angkat aja lukisan ini?" tanya Pak Sebastian memandang Aldiano."Sebaiknya begitu Pak Tian. Ayo kita angkat lukisan itu!"Kedua pria itu mengangkat sebuah lukisan berisi pemandangan yang hijau, ditengahnya terdapat gambar kunci kecil. Berat lukisan itu ternyata sangatlah berat untuk di angkat berdua saja. Lalu diletakkan di lantai. Nafas mer

  • Istri yang Kau Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   BAB 145. Di Villa Helena

    KREK! Aldiano menoleh ke arah suara itu. Tapi sepertinya suara itu dari luar. Ia cepat berlari ke ruang tamu. Mengintip keluar rumah di balik tirai. "Siapa orang itu?" gumamnya sambil menajamkan matanya siapa sosok di balik jendela kamar utama. Aldiano bergegas ke kamar Nadine, membuka pintu yang tidak di kunci. Ia melihat sekelebat bayangan berlari ke jendela dengan cepat. "Nadine?" matanya membelalak lebar saat melihat tubuh Nadine bersimbah darah. "Nadine! Nadine! Kamu kenapa Nad?" Nadine hanya menoleh lemah ke Aldiano. Pria itu menghambur ke Nadine. Di lihatnya darah mengalir dari perutnya. Aldiano mengejar bayangan itu. Tapi hilang di telan kegelapan malam. Secepatnya ia menggendong Nadine, meletakkan tubuh wanita itu di kursi penumpang. Mobil menuju rumah sakit terdekat. Nadine sudah tidak sadarkan diri. Aldiano melarikan mobilnya dengan kecepatan tinggi. "Sabar ya Nad. Sebentar lagi sampai rumah sakit!" gumamnya dengan tangan gemetar. Setelah beberapa saat mobi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status