Di ruang gerbang rumah tahanan wanita, Pamela dan Steve sudah menunggu sejak tadi. Mata mereka berkaca-kaca dengan rasa haru dan tak sabar untuk Nadine keluar dari gerbang itu. Setelah Nadine keluar, Stev dan Pamela langsung memberikan tangan untuknya dipeluk. "Mama!" ucap Nadine memeluk sang ibu. "Papa," berganti Nadine memeluk sang ayah. "Nadine anakku," jerit Pamela menumpahkan kerinduan yang tertahan dalam dirinya, selama Nadine di penjara. Stev mendekap Nadine erat, dirinya mencoba untuk tegar. Walau air mata tak dapat lagi bisa terbendung. "Jangan tinggalin Papa lagi sayang." Akhirnya pecah juga tangis Stev, disusul Pamela. Rasa haru dan bahagia yang begitu meluap. Mereka semua berpelukan. Hari menjelang siang dengan terik yang memantul dan menyengat. Langit cerah seakan menyambut kebahagiaan mereka. Tak banyak kata yang mereka ucap. Hanya kelegaan yang tersisa siang itu. Masalah sudah terselesaikan. Mata Pamela terlihat sembab, karena tangis dalam doa yang setiap hari
"Hai Gaes ... Selamat datang di channel Youtube Albert Vlog. Hari ini aku bakal tunjukin model-model pakaian keren yang baru rilis dan yang aku pakai ini ... Wah, temen-temen pasti suka. Karena sudah terjual pesat di online shop. Ada yang ini juga teman-teman bisa pilih warnanya," celotehnya sambil bergaya di depan layar dengan gagahnya.Albert yang semakin hari semakin mirip dengan wajah Aldiano sering memamerkan gayanya di kanal channelnya yang kini menjadi perbincangan hangat di dunia maya. Medsosnya sudah melanglang buana. Tanpa malu-malu lagi ia selalu bergaya. Tidak hanya pandai berpose, tapi ia juga pandai bicara sebagai model anak-anak. Usianya yang kini beranjak 8 tahun sudah memiliki jutaan pengikut di channel-nya."Bukan cuma ini. Tapi aku juga akan memperlihatkan jaket yang ini," katanya sambil mengenakan jaket berwarna coklat dengan gaya yang membuat orang banyak menyukainya.Suaranya lantang penuh percaya diri. Senyum dan tawa yang ceria memperlihatkan ketampanannya seba
"Nadine ... " sapa Erlan siang itu saat menjenguk Nadine.Erlan, pria yang dulu dia cintai. Tapi cinta itu pudar karena keegoisan Erlan sendiri. Sebetulnya Nadine enggan untuk menemui pria itu, Bukan karena membencinya, tapi karena hatinya sudah tawar dan lelah. Kalau ingatannya kembali pada saat ia masih menjadi istrinya. Begitu rendah dirinya di mata Erlan dan keluarganya. Terlebih di mata madunya."Hmmm," jawab Nadine hanya dengan berdehem kecil."Kamu apa kabar?" tanya Erlan duduk di kursi berhadapan dengan wanita itu."Biasa. Namanya juga di penjara. Gak ada yang enak hidup terkurung." jawab Nadine ketus."Ya, aku tahu. Makanya aku menjenguk kamu sekarang. Supaya kamu nggak bete di dalam terus. Aku bawa makanan buat kamu." Erlan membuka bungkusan makanan yang dibelinya di restauran padang."Kamu makan ya." Erlan memberikan makanan itu ke Nadine."Terima kasih."Mau tidak mau Nadine makan, karena memang makanan di dalam yang tidak masuk ke mulutnya. Perutnya sudah keroncongan min
Siang itu di ruang sidang pengadilan dipenuhi para hadirin. Beberapa wartawan dengan tatapan tajam dan ingin tahu, saling berbisik pelan, kalau pemilik baru, perusahaan terkenal P.T Global Pratama, melakukan tindak kriminal, yaitu pembunuhan terhadap seorang wanita mantan karyawannya. Di kursi terdakwa Nadine duduk dengan jantung berdebar memakai baju oranye. Wajahnya pucat dan takut.Dibelakangnya duduk Stev dan Pamela. Di sampingnya duduk penasihat hukum yang dicarikan Erlan untuk mengatasi kasus ini."Harap Semua tenang!" seru jaksa penuntut.Jaksa berkata dengan lantang. "Terdakwa saudari Nadine Soraya Nania, melakukan penikaman pada malam hari sebanyak 4 kali pada bagian perut dan dada korban bernama Linda Riani di pinggir jalan pada pukul 01.00 dini hari. Untuk motif pembunuhan ini diduga terjadi setelah pertikaian.Akan tetapi Milthon Orlando, penasihat hukum Nadine, berdiri dan berkata dengan tegas."Maaf yang mulia. Kami tidak membantah kalau terdakwa sudah melakukan penika
Pria itu hanya terdiam duduk di kursi yang terbuat dari rotan kayu. Pandangannya selalu kosong menatap ke arah jendela. Wajahnya yang tampan namun pucat memperlihatkan keanehan pada dirinya sendiri.Sudah 2 bulan sejak ia ditemukan tergeletak luka parah di pinggir sungai. Tulang bokong dan kakinya patah.Namun hari ini pria itu sudah bisa beraktivitas berkat Pak Karta yang membawanya ke Ahli khusus patah tulang. Dua bulan lamanya ia berobat.Hari ini ia sudah dapat tersenyum yang terlihat manis dengan bola mata coklatnya. Tapi sayangnya, kemaskulinannya kini tertutup oleh kaos-kaos biasa yang diberikan Pak Karta seadanya untuk dikenakan. Namun tidak mengurangi ketampanannya."Nak, apakah masih belum mengingat namamu siapa?""Belum Pak. Saya tidak mengingatnya." jawab pria itu menggeleng."Tapi Bapak bersyukur, karena kamu sudah bisa beraktivitas kembali," ujar Pak Karta.Dialah Aldiano, yang jatuh ke dasar jurang, tersangkut di pinggiran sungai dengan luka parah dan patah tulang. Tapi
Heh! Kenapa Lo disini? Masalah lo apa? Bangun lo. Jangan duduk disitu. Itu tempat gue!" Keyla terperanjat kaget.Tapi tak bergeming. Dia diam tak menyahut. Matanya nanar memandang ke depan dengan tatapan dingin. "Budek Lo ya?! Nantang gue loh!" hardik wanita itu sambil menendang pinggang Keyla. Keyla menoleh ke wanita berkulit hitam dan berbadan gemuk dengan rambutnya yang pendek. Lalu ia berdiri berhadapan dengan wanita itu. "Mau tahu kenapa gue disini? Atau mau Lo mengalami nasib yang sama seperti orang yang udah gw bunuh?" Keyla menatap tajam dengan mata berkilat. Ia menganggap hidupnya telah patah, dan saat ini ia tidak takut dengan siapapun. Tak takut pula dirinya akan mati. Karena ia baru saja terlepas dari kematian. Wanita di belakangnya maju menampar wajah Nadine, hingga wajahnya terhempas ke samping. Nadine memegang pipinya yang panas. Ia menoleh ke wanita yang menamparnya, lalu menghampiri dengan cepat ia menarik rambut wanita itu. Tapi wanita-wanita disana memu