Share

BAB 93. Memancing Sekaligus.

Author: Bayang Cermin
last update Last Updated: 2025-06-23 10:05:38

Di ruang tunggu, Helena dan Delia menghampiri pengunjung wanita. Delia sempat terkejut memanggil wanita itu. "Tika?"

"Hai Del! Bagaimana kabar kamu? Baik kan?"

"Kamu sama siapa? Kamu—kamu mau apa kemari?" tanya Delia.

"Santai. Aku kemari bukan untuk Nadine. Aku kemari untuk jenguk kamu. Bukankah waktu itu kamu cuma salah paham aja? Aku gak pernah ceritakan kamu yang jelek-jelek ke Nadine."

Tika tersenyum seakan tidak pernah terjadi masalah apapun. Lalu kembali duduk di kursi panjang. Disusul Delia dan Helena ikut duduk berhadapan dengan Tika.

Helena menelisik wajah Tika. "Sepertinya aku gak kenal kamu. Tapi kenapa kamu mau jenguk aku juga?"

"Hai Helena. Aku lihat kamu di semua berita waktu itu. Saat perceraian kalian. Jadi sekalian aku jenguk kalian," jawab Tika tersenyum sambil memberi salam tangannya.

"Kenalkan, aku Tika. Bekas pegawai di perusahaan Delia. Aku kesini cuma mau jenguk kalian aja kok."

Di tangan Tika menenteng dua bungkusan berisi makanan. Satunya adala
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Istri yang Kau Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   BAB 99. Melepas Kemarahan yang Terpendam

    Wanita separuh baya keluar dari kamar. Sosok Alena yang dulu kurus, penyakitan, kini terlihat segar dan tubuh lebih gempal. Ia terkejut melihat kedatangan Erlan di rumah ini. "Erlan? Ngapain kamu kesini?" "Mama Alena? Sekarang Mama kelihatan lebih gemuk dan segar. Mama udah sembuh Ma?" "Hmm. Tentu saja saya sehat di rumah ini. Dari pada di rumah kamu, hidup penuh hinaan dan siksa batin. Seolah saya dan Nadine sampah disana! Bisa-bisa saya mati disana!" Erlan menunduk, tidak dapat berkata apa-apa. Ia akui, dirinya salah. Tidak pernah mau peduli dengan Nadine dan Alena. "Ma, bagaimana kabar Nadine? Nadine dimana Ma?" "Buat apa kamu cari Nadine lagi? Ini sudah bukan urusan kamu? Emangnya siapa kamu sekarang? Kamu bukan siapa-siapa Nadine lagi Erlan!" "Tapi aku khawatir sama Nadine Ma, beberapa minggu ini Nadine nggak ada. Aku nggak pernah melihat Nadine lagi Ma." "Jangan panggil aku Mama! Stop! Berhenti kamu berpura-pura! Berhenti bersandiwara! Ke mana aja kamu selama in

  • Istri yang Kau Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   BAB 98. Melihat Rumah Mantan

    "Aku bisa aja kerja di tempat lain. Aku akan tinggalkan perusahaan kamu itu, tapi kan sayang kalau Perusahaan kamu itu hancur. Bukannya perusahaan kecil itu milik Ayah kamu ya? Jadi sayang kalau nggak diteruskan." Lanjut Erlan. Beberapa saat Delia, terdiam. Ragu antara memberi atau tidak. Ia memandang Erlan dalam. "Kamu licik Er!" hardik Delia "Aku bukan licik Del. Tapi Mana ada orang yang mau kerja gratis? Kamu suruh aja orang yang kamu percaya. Kamu yakin bisa percaya orang yang bukan apa-apanya kamu? Sedangkan kamu enak-enakan disini." Mata Delia tak mau lepas dari tatapannya ke Erlan. Dadanya memburu. "Kamu pikir aku enak disini? Gila yah!" tangan Delia menuding ke kepala Erlan. "Sudahlah Delia, aku ini suami kamu. Kalau kamu gak percaya dengan suami sendiri, lebih baik kita cerai aja. Toh buat apa diterusin, kalau udah gak ada lagi kepercayaan?" Mendengar kata cerai, Delia sangat takut. Ia takut kehilangan Erlan. Ia takut anak di dalam kandungannya tanpa ayah. "Ya,

  • Istri yang Kau Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   BAB 97. Surat Perjanjian Untuk Delia

    BRAK!Sekali lagi jangan Erlan mendarat ke wajah Aldiano. Namun kali ini Aldiano, sempat mengelak dengan tangannya. Sehingga tangan mereka beradu. Tangan Aldiano menarik kerah kemeja Erlan, lalu mengangkatnya, dan mendesakkan ke dinding."Kau itu punya sopan santun atau gak? Datang ke sarang orang lain, membuat masalah?""Saya hanya mau tahu tentang Nadine. Dimana dia?""Anda mau peduli dengan Nadine? Ke mana aja anda selama ini?" suara Aldiano terdengar geram hingga bergetar.Aldiano melepaskan seraya menghentakkan cengkeraman tangannya, membuat tubuh Erlan terhempas dan terhuyung hampir jatuh."Anda itu banci! Anda lelaki idiot! Yang hanya bisa diam, melihat istri anda di tindas dengan keluarga anda. Dan parahnya lagi, istri muda Anda pun ikut menindas Nadine!" cecar Aldiano menekan emosinya.Erlan menghampiri Aldiano, membusungkan dada menatap menantang."Apa urusannya dengan anda. Kami bercerai, ini semua karena anda!""Anda nggak usah mengelak. Dari dulu Nadine itu ingin bercerai

  • Istri yang Kau Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   BAB 96. Tak Ada Harapan

    Aldiano menoleh ke Stev. Dan Stev menatap Aldiano sambil menggeleng. Semakin panik Aldiano menggenggam lengan Tika."Katakan Tika. Kamu harus kuat. Kamu harus bisa bicara. Siapa yang nabrak kamu sampai seperti ini?"Bibir Tika bergetar, ia ingin mengucapkan sesuatu yang penting. Namun suaranya seolah tersendat. Lidahnya kelu. Air matanya menggenang."Al ... Li ... Lin."Satu helaan nafas terakhir terdengar begitu memilukan. Tubuhnya melemas. Teriakan histeris terdengar menyayat dari ibu Tika, memeluk sang anak. TUT! TUT! TUT!Monitor menunjukkan garis lurus. mata Aldiano membelalak lebar melihat Tika sudah pergi."Tika! Tika! Kamu gak boleh pergi, kamu gak boleh pergi sebelum mengatakan siapa pelakunya!" ucap Aldiano. "Tikaaaa, jangan tinggalin ibu Nak. Ibu sendirian. Kamu jangan pergi sayang!" tangis sang ibu memecah ruangan. Stev menarik lengan Aldiano. Menenangkan hatinya. Sudahlah Al. Dia sudah pergi. Kita gak bisa berbuat apa-apa, termasuk Papa.""Pa, kita harus segera melapor

  • Istri yang Kau Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   BAB 95. Tika Kecelakaan

    "Papa!" pekik Albert senang melihat Aldiano, sang ayah pulang.langsung saja Aldiano menggendong Albert yang kini berusia 4 tahun. Peluk dan cium Aldiano membuat Albert senang sambil meloncat-loncat, walaupun sudah di gendongan Aldiano, ia tetap berjingkrak kegirangan."Anak Papa, udah mam belum?"Albert mengangguk. Aldiano memandang wajah Albert, wajah bekas tanda luka. Ia menghela nafas."Dasar perempuan toxic! sama anak kecil pun bisa-bisanya kau sakiti!"Aldiano menahan sakit hatinya melihat wajah Albert yang tampan, namun tertutup bekas luka berwarna merah. Di peluknya Albert erat."Maafin Papa ya, sayang. Papa terlalu ceroboh jaga kamu."Setelah beberapa menit Aldiano bermain dengan Albert, ia menyerahkan Albert ke tangan suster. langsung melangkah ke kamar bersiap membersihkan diri.Malam mulai merayap menyelimuti kamar tidur Aldiano yang baru selesai mandi. Ponselnya bergetar tanda sebuah chat masuk."Mama," gumamnya sambil membuka chat dari Pamela."Kamu lagi ngapain Al?""Ba

  • Istri yang Kau Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   BAB 94. Mendekati Pak Presdir

    "Pagi Pak Yono," sapa Tika ke OB di ruang dapur."Pagi Bu. Tumben ibu kemari? Ibu mau minum kopi atau teh? Biar saya antar ke ruang Ibu.""Iya, nanti Bapak bikinin kopi buat saya ya Tapi entaran juga gak apa kok ... Oh iya, Ini lagi bikin kopi buat siapa Pak? Kelihatan harum sekali? Pasti enak kopi yang ini.""Oh, ini buat Pak Bos Bu. Sebentar lagi saya antar."Tanpa banyak bicara, Tika langsung membawa cangkir kopi itu ke ruang Aldiano."Bu! Bu! Mau dibawa kemana kopinya Bu?""Biar saya aja yang bawa. Kamu bikinin kopi buat saya aja, anter ke ruangan saya ya!" seru Tika berlalu pergi. Menjadikan Pak Yono terperangah."Aneh, tumben-tumbenan Ibu Tika mau bantu saya."TOK!TOK!TOK!"Masuk!" suara bariton pria presdir terdengar tegas dari dalam. Tika membuka pintu perlahan dengan gelas kopi di atas nampan, masih ditangannya. Langkahnya perlahan masuk. Aldiano masih sibuk mengetik di depan laptop. Namun ia sempatkan melirik ke Tika."Kopinya Pak," Tika meletakkan kopi itu di atas meja.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status