Share

Istri yang Tak Bisa Melahirkan Anak Laki-Laki
Istri yang Tak Bisa Melahirkan Anak Laki-Laki
Author: Suci Komala

Bab 1

Author: Suci Komala
last update Last Updated: 2024-10-17 06:58:19

"Bagaimana? Apa bayinya laki-laki?" tanya Yuni kepada Alana dengan binar bahagia.

"Maaf, Bu. Bayinya perempuan lagi," jawab Alana.

Raut wajah Yuni seketika berubah drastis. Wanita paruh baya itu menatap Alana nyalang. "Katanya kalian program. Mana hasilnya?!"

Kevin yang baru saja masuk angkat bicara. "Maaf, Bu. Aku dan Alana sudah berusaha. Apa yang kata dokter anjurkan sudah kami lakukan. Tapi, Tuhan kembali mempercayakan kami memiliki bayi perempuan."

"Pokoknya, Ibu tidak mau tau ... setelah Alana pulih, kalian program lagi. Ingat! Bayi laki-laki!"

"Tapi, Bu, Alana ...," Ucapan Kevin menggantung karena Yuni sudah ke luar dari kamar. Yuni yang sengaja datang tanpa memberi kabar kepada Kevin maupun Alana merasa kecewa. Kevin sudah menduga hal itu. Oleh karenanya ia tidak memberitahu Yuni jenis kelamin anak ketiganya. Ia berniat akan memberi tahu nanti.

Alana duduk tertunduk di atas ranjang. Badannya masih lemah karena tiga hari yang lalu Alana sudah melahirkan putri ketiganya. Dari awal pernikahan, Alana mengikuti keinginan Yuni untuk cepat memiliki momongan. Bahkan di pernikahan yang menginjak delapan tahun ini, Alana memiliki tiga putri dimana jarak anak pertama dan kedua hanya berjarak dua tahun saja. Dan untuk anak ketiga sekarang berjarak hampir empat tahun dengan putrinya yang kedua.

Bisa saja Alana melakukan program kehamilan lagi. Akan tetapi, apalah daya? Alana melahirkan ketiga putrinya dengan cara operasi. Dan dokter sangat mewanti-wanti bahwa Alana tidak diperkenankan untuk hamil lagi dengan alasan risiko yang bisa mengancam nyawa bayi juga ibunya.

"Sayang? Jangan dengarkan apa kata Ibu, ya? Rumah tangga ini kita yang jalani. Selama ini, Mas merasa bahagia punya tiga putri. Apalagi cantik-cantik mirip kamu. Mas enggak permasalahkan mau itu laki-laki atau perempuan."

Alana tersenyum mendengar pengakuan Kevin. Hatinya merasa hangat bahkan kalimat Kevin seperti energi positif untuknya. Tubuh yang semula terasa lemas, seketika terasa bugar. Perut yang terasa ngilu perlahan sirna.

Kevin mengatakan jika Yuni akan menetap di kediaman mereka. Selama ini Yuni tinggal di Singapura bersama adik Kevin. Ia merasa kesepian karena anak keduanya itu tengah liburan ke Negeri Paman Sam. Kabarnya, adik ipar Alana itu akan menyusul. Mendengar itu ada rasa takut melanda. Alana takut jika Yuni akan terus membahas perkara jenis kelamin cucunya. Jika sudah begini? Apa yang harus ia lakukan?

"Baby Alina sudah tidur. Mas temui Ibu dulu, ya? Setelah itu jemput Ana dan Ila."

"Iya, Mas. Hati-hati di jalan, ya?"

Kevin mengangguk sambil mengusap kepala Alana. "Iya, Sayang. Apa mau dibelikan sesuatu?"

Alana menggeleng. "Enggak, ah. Aku mau Mas segera pulang aja."

Kevin mencium kening Alana. "Ciee ... yang kangen terus."

Alana terkekeh-kekeh.

Kevin pun pergi dan berjanji akan segera kembali.

Alana menatap kepergian suaminya dengan perasaan bahagia. Perlakuan Kevin memang selalu manis dan romantis. Alana merasa beruntung bersuamikan pria seperti Kevin. Sudah baik, perhatian, pengertian, penyayang pula. Sempurna. Sepanjang pernikahan tidak pernah mereka bertengkar. Semua karena Kevin yang selalu mengalah.

Kruuuuk!

Perut Alana berbunyi, pertanda si perut butuh asupan nasi. Padahal, belum waktunya makan siang. Camilan yang disediakan oleh Kevin di atas nakas sedari tadi sudah habis. Maklum saja, ibu menyusui memang mudah lapar.

Perlahan Alana turun dari ranjang sambil memegang perut. Dengan jalan tertatih-tatih dan sesekali mendesis karena ngilu, akhirnya Alana tiba di ruang makan. Namun, langkahnya terhenti saat mendengar Yuni berbicara.

"Lagipula Ibu heran, kenapa istrimu itu lahiran sesar terus? Kelaminnya gak mau rusak, begitu?"

"Ya tidak seperti itu juga, Bu. Semua dokter yang memutuskan."

"Allaaaah ... padahal kalau istrimu sabar pasti bisa itu lahiran normal!"

Alana yang berdiri di balik tembok mempertajam pendengarannya. Ada rasa kecewa atas apa yang Yuni utarakan. Jika saja memungkinkan untuk lahiran normal, tentu saja Alana mau dan memang itu yang ia harapkan.

"Pokoknya Ibu mau cucu laki-laki!"

Alana mulai mengerti. Kenapa Yuni tidak pernah datang saat Alana melahirkan. Dari anak pertama sampai anak ketiga, sekarang. Kedatangannya kali ini ternyata dengan maksud lain. Dan ternyata karena hal ini pula sikap Yuni berubah kepadanya. Dahulu, Alana begitu dipujinya atas kecantikan, kecerdasan, juga sopan santunnya. Dengan bangganya pula Yuni memperkenalkan Alana kepada teman-temannya. Sekarang, jangankan memuji, senyum pun tak lagi ada.

Alana tersenyum getir.

"Untuk keinginan Ibu itu aku minta maaf. Aku tidak bisa mengabulkannya, Bu."

"Bisa!"

"Caranya?"

"Kamu cari wanita lain yang mampu melahirkan anak laki-laki!"

Alana terhenyak. Matanya terbelalak seiring dengan degup jantung yang tak menentu.

Apa suaminya akan mengikuti keinginan ibunya?

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Citra Sonia
baru juga bab awal udah kelihatan keselnya tuh ibu mertua.
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Istri yang Tak Bisa Melahirkan Anak Laki-Laki   Bab 83

    Bugh! Bogem mentah Rey berhasil melumpuhkan Kevin. Pria itu tersungkur."Kamu tidak apa-apa? Apa ada yang terluka?" Rey tampak panik. Pria itu mengamati Alana dari rambut hingga ke kaki, bahkan memutar badan Alana. "Ya ampun, Kak, aku tidak apa-apa. Untung Kakak datang tepat waktu."Rey membawa Alana ke dalam pelukannya. "Syukurlah."Belum puas, Rey kembali menghampiri Kevin yang sedang berusaha berdiri. Tangan kekarnya menarik kerah Kevin dan bogem itu kembali Rey berikan. "Kau pria tak tau diri! Kau pantas mati!" seru Rey. Dalam kepayahan, Kevin mencoba melawan dan berkata, "Dia istriku! Sebaiknya kamu jangan ikut campur!"Lagi, Rey bertubi-tubi meninju wajah serta bagian perut yang membuat Kevin benar-benar ambruk tak berdaya. Pria itu babak belur dengan darah yang ke luar dari pelipis dan sudut bibir. "Sudah Kak, cukup!" Alana menarik lengan Rey. "Apa? Kamu masih peduli sama pria ini, iya?!" Rey meradang. Alana menggeleng cepat. "Tidak, bukan begitu! Bagaimana kalau Mas Kev

  • Istri yang Tak Bisa Melahirkan Anak Laki-Laki   Bab 82

    Alana mengembuskan napas kasar. Memang tidak ada salah Kevin menemui putri-putrinya. Akan tetapi, Alana akan lebih menghargai jika saja Kevin bertanya dan meminta izin terlebih dahulu kepadanya. Ditambah lagi saat pagi bukanlah waktu yang tepat."Darimana dia tahu alamat ini?" tanya Rey. Alana mengerutkan kening. "Sepertinya dari Yunia."Rey hanya mengangguk saja, lalu melihat ke belakang. "Kalian tidak turun?"Liana menggeleng. Gadis itu bersilang dada sambil berkata, "Sekarang papiku hanya Om Rey."Mendengar itu membuat Rey tersenyum. Rupanya Liana begitu membenci Kevin. Ya, wajar saja. "Lalu, kamu?" tanya Rey kepada Alina. Alina yang tidak mengerti tentu saja balik bertanya. "Emangnya Om itu siapa?"Alina bertanya seperti itu tentu saja membuat Alana turut menoleh. Wanita cantik itu sangat memaklumi jika Alina tidak mengenali Kevin, karena pasalnya Alina masih sangat kecil untuk mengingat wajah Kevin. "Om itu orang jahat. Bukan siapa-siapa!" jawab Liana cepat. "Mi, suruh Ilana

  • Istri yang Tak Bisa Melahirkan Anak Laki-Laki   Bab 81

    "Tunggu!" Liana berteriak sambil mengejar Rey. Pun dengan kedua adiknya. Rey menoleh. "Ada apa, hem?""Om kenapa pergi? Kan, kita belum kasih jawaban," kata Liana. Rey mengernyitkan dahinya. Bukankah sikap mereka tadi adalah jawabannya? Pikir Rey. "Jadi?" tanya Rey memastikan. "Kita mau Om Papa yang jadi Papa kita," jawab Ilana sumringah. Rey tersenyum. Akan tetapi, pria tampan itu kembali memastikan kalau saja ia salah dengar. "Coba ulangi lagi!""Kita mau Om Papa nikah sama mami!" serempak ketiganya. Rey tersenyum lebar dan memeluk mereka bergantian. "Ada apa ini? Tampaknya lagi senang. Udah dapat lotre?" tanya Alana yang baru saja datang dari arah dapur. Rey dan tiga gadis itu menoleh. Rey yang ingin membahas hal itu hanya berdua dengan Alana saja meminta calon anak tirinya itu untuk ke kamar masing-masing. Setelah memastikan ketiganya pergi, Rey menuntun Alana menuju balkon. "Ada apa, sih, Kak?""Duduk dulu!" Rey menuntun Alana untuk duduk di sofa yang ada di sana. Rey

  • Istri yang Tak Bisa Melahirkan Anak Laki-Laki   Bab 80

    Suara Yunia bergetar, bahkan kedua matanya berkaca-kaca saat menceritakan bagaimana kehidupannya setelah menikah. Cerita Yunia tentu saja membuat Yuni dan Kevin sedih sekaligus sakit hati. Sang ibu dan kakaknya itu menitikkan air mata. "Ibu sangat menginginkan cucu laki-laki, kan?" tanya Yunia sambil tersenyum getir. Yuni mengangguk pelan. "I-iya, Nak. Tapi ...,""Tapi, sayangnya putraku sudah tiada," ucap Yunia cepat. Yuni terhenyak. Pun dengan Kevin."Dan Ibu tau ... siapa yang sudah menyelamatkan hidupku setelah aku dibuang ke jalanan? Siapa yang sudah menyelamatkan nyawaku? Dan siapa yang sudah membuat akal sehatku mejadi waras lagi karena perlakuan buruk suamiku dan keluarganya? Yunia menggeleng pelan. "Kak Alana, Bu ... Kak Alana!"Yunia menambahkan jika keluarga Alana sangat baik kepadanya. Ia diperlakukan seperti keluarga sendiri tanpa melihat celah dan salah yang sudah ia perbuat dahulu kepada Alana. Yuni melongo. "A-Alana? Ja-jadi berarti tadi Ibu tidak salah lihat? Or

  • Istri yang Tak Bisa Melahirkan Anak Laki-Laki   Bab 79

    Semua sudah kembali ke kantor dan sedang bersiap untuk bekerja sesuai dengan tugasnya masing-masing, termasuk Kevin. "Apa maksudnya kamu bersikap seperti tadi?" tanya Lee. Kevin hanya menoleh sekilas, lalu menjawab, "Sorry, Sir. Saya tidak bisa konsentrasi."Lee tersenyum mencibir. "Memalukan!""Ada hubungan apa you sama Nyonya Alana?" timpal Lian. Mendengar pertanyaan Lian membuat salah seorang staf wanita menghampiri. "Iya, ada huhungan apa? Kenapa tadi berteriak memanggil orang nomor satu di perusahaan ini seperti itu? Gak takut dipecat?"Semua orang menatap Kevin dengan rasa penasaran. Kevin membalas tatapan mereka satu persatu, kemudian berdiri. Disaat yang bersamaan Alana dan Rey datang. "Sebelumnya saya minta maaf karena sikap saya sudah membuat gaduh. Itu karena ...." Kevin terdiam. "Saya salah orang. Saya pikir Nyonya Alana istri saya yang sudah lama pergi. Wajahnya mirip sekali," lanjutnya. Lian mengernyit. "Nama istri you juga sama?"Kevin tersenyum canggung. "Ah, t

  • Istri yang Tak Bisa Melahirkan Anak Laki-Laki   Bab 78

    "Ikut sama Mas!" Kevin menarik lengan Alana. Alana terhunyung. "Aww! Sakit, Mas, lepas!"Rey dengan cepat melepas tangan Kevin dan mendorongnya. Tubuh Rey yang lebih tinggi dan kekar dari Kevin tentu saja mampu membuat pria itu terjatuh. Tak cukup sampai di situ, Rey mencengkeram kerah Kevin dan menariknya menjauh dari Alana. Sikap Rey tentu saja membuat Alana terkejut. Namun, mungkin itu bentuk perlindungan, pembelaan, serta kepedulian kepadanya. Jadi, Alana memilih diam. Rupanya Rey membawa Kevin ke lorong kantor. "Dengar! Jangan lagi berani mendekati Alana!""Ada hubungan apa kau dengan istriku?!" tanya Kevin dengan napas memburu. Rey mempererat cengkeramannya. "Hahaha ... masih bermimpi rupanya. Alana sudah bahagia tanpamu, pria bodoh! Jadi, jangan lagi berani mendekati Alana atau nyawa ibu dan adikmu yang jadi taruhannya. Mengerti?!"Mendengar ancaman itu membuat kedua mata Kevin terbelalak, antara kaget dan marah. "Satu lagi .... Semua orang pasti bertanya kenapa kamu mema

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status