Share

Bab 7. Wanita Paruh Baya Kaya Raya

Bruk!

"Argh!" Analea terpekik saat tubuhnya terbentur trotoar, sementara wanita yang ia tolong jatuh di atas tubuhnya. Rasa nyeri seketika ia rasakan pada sikunya yang beradu dengan trotoar.

“Nak, kamu tidak apa-apa?” Wanita paruh baya itu segera bangkit dan membantu Analea duduk.

"Tidak, Bu. Ibu, Ibu nggak apa-apa.” Analea duduk dan melihat kondisi wanita asing itu tanpa mengecek kondisinya sendiri. “Ada yang sakit?"

Tanpa ia sadari orang-orang sekitar mulai berdatangan mengerumuni mereka.

"Tidak, Saya tidak apa-apa." Wanita paruh baya berwajah cantik itu berpegangan pada lengan Analea.

Analea menyadari tubuh wanita sedikit gemetar akibat insiden yang baru saja terjadi. Meskipun begitu, wajah asing yang tampak sedikit pucat berusaha tersenyum menatap Analea.

"Permisi, Bapak, Ibu ...!" Karena ada banyak orang berkerumun di sekitar mereka kemudian, Analea memutuskan untuk membawa wanita itu kembali ke supermarket, jauh dari jalan raya, meski agak terpincang.

Baru kemudian Analea sadari mungkin saja kakinya terkilir. Namun, itu tidak penting saat ini.

Sementara itu, melihat Analea dan wanita yang ditolongnya itu tidak apa-apa dan bisa berjalan sendiri, orang-orang yang berkerumun tadi satu per satu pergi membubarkan diri.

"Kita duduk di sini saja, Bu." Analea membawa wanita paruh baya itu pada sebuah kursi panjang yang berada di depan supermarket. “Tunggu sebentar, saya belikan air putih.”

Usai mengatakan itu, Analea bergegas masuk ke dalam supermarket untuk membeli sebotol air mineral. Tak sampai lima menit, Analea kembali dan memberikan air mineral itu pada wanita yang ia tolong tadi.

"Diminum dulu, Bu. Tadi Ibu pasti kaget."

Wanita itu tersenyum haru, kemudian meminum beberapa teguk air mineral itu.

"Terima kasih, Kamu sudah menolong saya, Nak. Siapa namamu?"

Analea tersenyum. "Saya Analea, Bu. Biasa dipanggil Ana." Ia masih mengagumi keanggunan dan suara lembut wanita di hadapannya.

"Kenalkan, saya Maira.” Wanita itu menyalami dan kemudian mengusap lembut lengan Analea. “Sekali lagi terima kasih sudah menolong saya, Ana.”

"Kebetulan saja, Bu. Saya yakin orang lain pun akan melakukan hal yang sama jika melihat kejadian tadi.”

“Tapi tidak semua orang akan bereaksi seperti kamu, Ana,” sanggah Maira lagi. Sejenak, perhatian wanita itu teralihkan pada kedatangan sebuah mobil mewah di depan supermarket. “Rumah kamu di sekitar sini? Mari saya antar pulang.”

“Ah, bukan, Bu. Saya cuma kebetulan di sini karena baru saja melamar kerja,” jawab Analea. Mengingat hal itu sekali lagi membuat Analea sedih. “Sayangnya saya gagal. Mungkin karena penampilan saya kurang pantas.”

Analea tidak tahan untuk meloloskan isi hatinya tersebut.

Mendengar hal itu, Maira mengerutkan keningnya. “Kurang pantas?” ulangnya.

Dengan polos, Analea menceritakan apa yang ia alami tadi saat wawancara, membuat Maira akhirnya menggelengkan kepalanya. Namun, dibandingkan mengomentari apa yang telah terjadi pada Analea, wanita paruh baya itu memilih untuk memberikan nasehat.

“Kamu masih muda, Ana. Masih banyak kesempatan untuk kamu. Jika bukan di perusahaan itu, mungkin kamu akan mendapatkan tawaran di perusahaan lain." Dengan lembut, lagi-lagi Maira mengusap lembut punggung Analea sembari berucap.

Analea menghela napas. "Iya, Bu. Tapi sekarang ini saya sangat membutuhkan pekerjaan itu."

Entah kenapa Analea merasa nyaman bercerita dengan Maira.

"Kamu sedang kesulitan, Ana?” Maira menatap Analea. Sorot matanya tiba-tiba berubah lebih serius.

Analea mengangguk. "Iya, Bu. Saya ... saya butuh penghasilan untuk menggugat cerai suami saya yang sudah selingkuh."

Sorot mata Maira berubah iba. Ia kembali mengusap punggung tangan Analea yang ada dalam genggamannya dengan lembut.

Setelah menghela napas panjang, akhirnya Maira mengatakan sesuatu yang tidak pernah diduga oleh Analea.

"Ana, kalau kamu berminat, datanglah ke perusahaan saya, Eternal Group. Kamu bisa melamar pekerjaan di sana."

"Eternal Group? Perusahaan besar itu?" Wajah Analea seketika berbinar.

Perusahaan yang disebut Maira adalah sebuah perusahaan yang sudah tidak asing lagi bagi siapa pun. Eternal Group merupakan salah satu perusahaan terbesar di negeri ini yang bergerak di bidang properti.

"Ya, Ana. Itu perusahaan keluarga.” Maira tersenyum. Aura keibuan yang melekat pada dirinya membuat Analea semakin kagum. “Sebagai bentuk terima kasih karena kamu sudah menolong saya tadi, maka sekarang biarkan saya yang menolongmu."

"Iya, Bu Maira. Saya mau.” Analea tampak sangat antusias. Wajahnya sangat bahagia. “Besok juga saya akan langsung ke sana. Makasih, Bu!"

Maira mengangguk, ikut senang. "Ditunggu." Wanita itu mengusap lembut bahu Analea. "Kamu mau Ibu antar saja?"

Analea menggeleng. Ia enggan memberikan bahan lain pada para tetangganya untuk bergunjung dengan pulang ke rumah diantar sebuah mobil mewah.

"Baik kalau begitu, Ibu pamit dulu. Kamu hati-hati, ya!" Maira berdiri, diikuti Analea. Wanita berjilbab anggun tersebut tiba-tiba memeluk Analea. "Sekali lagi, terima kasih, Ana--"

Kalimat Maira tiba-tiba terhenti. Sepasang matanya menangkap sesuatu di belakang telinga kanan Analea.

Namun, tepat saat itu, angkutan umum yang menuju ke arah rumah Analea muncul. Wanita itu buru-buru melepaskan Maira yang dengan anehnya masih terdiam--dan tampak terkejut.

"Saya naik angkutan itu, Bu," ucap Analea langsung. Ia menganggukan kepalanya tanda permisi dan buru-buru lari mengejar angkutan di pinggir jalan.

Sesaat setelah Analea pergi, Maira baru tersadar. Wanita paruh baya tersebut menatap kepergian mobil angkutan yang dinaiki Analea.

"Tanda di belakang telinganya itu ...." Mata wanita tersebut menampakkan keterkejutan mendalam. "Kenapa begitu mirip dengan putri kecilku yang hilang?!"

Komen (34)
goodnovel comment avatar
Just Rara
berarti analea itu anaknya ibu maira ya?
goodnovel comment avatar
Tri Ningsih Kurniawati
karakte ana menyentuh hati dan karakter ini membawanya pada tangga kesuksesannta
goodnovel comment avatar
Sarah Yunia
ogah lah kita suruh bayar mending baca Al-Qur'an dapat pahala
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status