Home / Romansa / Istri yang Terbuang / Penolakan Istri Pertama

Share

Penolakan Istri Pertama

Author: Ricka
last update Last Updated: 2024-10-20 15:28:55

Malam semakin larut, mereka bertiga duduk di sofa ruang tamu. Firman dan Amira duduk bersebelahan di sofa yang sama. Sementara Nirmala, duduk di sofa sebrang meja. Posisi mereka yang berhadapan, membuat Amira dapat leluasa memindai mentap Nirmala dengan tajam.

Menyadari tatapan penuh kebencian dari Amira, Nirmala hanya menunduk. Ada rasa bersalah yang begitu besar, namun ia juga merasa sedikit cemburu pada Amira. Bagaimana pun, Firman masih bertahtah di hatinya.

“Seharusnya aku tidak berada dalam situasi yang sulit ini. Ya tuhan, aku harus bagaimana?” Lirih Nirmala dalam hati, ia semakin menyesal menerima tawaran dari Firman.

Nirmala semakin tertunduk, ketika Amira semakin memandangnya rendah. Tatapan Amira begitu lekat, memindai setiap inci tubuhnya.

“Jadi di mana kamu mendapatkan perempuan ini, Mas?” Tanya Amira.

“Kenapa? Bukankah kamu sudah setuju jika aku menikah lagi?” Firman menatap istrinya dengan bingung, padahal Amira sudah mengizinkannya untuk menikah lagi beberapa waktu yang lalu.

“Tapi itu dulu, Mas. Setahun yang lalu. Jujur saja aku merasa berat, jika harus berbagi suami dengan wanita lain.” Tentu Amira merasa cemas akan kehadiran Nirmala. Wajah cantik Nirmala, membuatnya takut jika Firman benar-benar jatuh hari pada wanita itu. Lagi pun, nama dan wajah Nirmala terlihat tidak asing bagi Amira.

Amira terlihat berpikir keras, mencoba mencari-cari wajah Nirmala dalam ingatannya.

“Tunggu, siapa namamu tadi?”

“Nirmala, Mbk.” Ucap Nirmala yang masih tertunduk.

“Nirmala, bukankah itu mantar pacarnya Mas Firman?” Tanya Amira dalam hatinya.

“Mas, katakan padaku jika wanita ini bukan mantan pacarmu yang dulu.” Amira menatap mata Firman dengan lekat, ia tidak ingin jika Firman membohonginya.

Namun beberapa saat menunggu, Firman masih terdiam. Bahkan pria itu menundukkan kepalanya, tidak ingin bersitatap lama dengan sang istri.

“Mas! Kenapa Mas diam? Jawab aku? Apa kalian memang sudah lama berselingkuh di belakangku?” Amira mulai berteriak dengan histeris. Berulang kali ia mengguncang tubuh sang suami.

“Dan kamu Nirmala, bukankah kamu sudah menikah? Perempuan seperti apa kamu ini?” Amirah seketika bangkit dari duduknya, ia berdiri. Jarinya menunjuk-nunjuk wajah Nirmala.

“Amira, tolong jaga sikapmu. Aku yang salah disini.” Firman yang melihat ujung mata Nirmala, mulai mengeluarkan tetesan bening seketika merasa bersalah. Bagaimana pun, ia tidak bisa terima jika Amira bersikap buruk pada cinta pertamanya itu.

“Lihat Mas, bahkan sebelum kamu menikahinya, kamu sudah lebih memihak pada perempuan ini. Aku tidak yakin, jika Mas bisa bersikap adil padaku.” Amira mulai menyadari bahwa Firman, memang masih sangat mencintai Nirmala. Pernikahan yang berlangsung selama tiga tahun ini, berada di ambang kehancuran.

Cintanya yang begitu besar, membuatnya rela untuk dimadu, demi seorang anak. Namun, jika madunya seorang yang pernah singgah di hati sang suami, entah mengapa ia tidak bisa menerima hal ini.

“Aku tidak bisa memberi izin untuk pernikahan kalian, Mas.” Amira kembali duduk, air mata mulai membasahi kedua pipinya. “bawa dia pergi dari rumah ini sekarang juga, Mas.”

Nirmala hanya diam, ia tidak berani bersuara. Bagaimana pun, ia harus tahu diri.

Melihat Amira yang begitu terpukul, Firman pun bingung. Ia merasa terlalu gegabah membawa Nirmala langsung kerumahnya. Namun, kemana lagi ia akan membawa Nirmala selain kerumahnya. Tidak mungkin ia meninggalkan Nirmala di tempat tadi, atau membiarkan Nirmala pergi dari rumah mereka malam-malam begini.

“Mas, aku pergi saja.” Saat Firman sedang berusaha menenangkan Amira, Nirmala berdiri. Ia berusaha menggapai koper yang tak jauh dari tempatnya duduk.

“Nirmala, ini sudah malam. Besok kita bicarakan lagi.”

“Kenapa kamu menahannya, Mas? Bukankah itu bagus, wanita murahan ini cukup tahu diri.” Amira kembali menunjuk wajah Nirmala.

“Amira! Sudah ku bilang, jaga sikapmu. Nirmala bukan wanita murahan, ia akan membantu kita untuk mendapatkan anak. Kamu seharusnya bersikap baik padanya.”

“Membantu kita untuk memiliki anak, dan juga akan membantu merebut suamiku.” Meski datar, kata-kata Amira berhasil menyudutkan Nirmala.

Mendengar apa yang baru saja Amira ucapkan, Nirmala berlari keluar. Tidak akan mungkin, Amira akan menerimanya. Ia hanya akan mendapat hinan yang lebih menyakitkan, jika tetap bertahan di rumah ini.

“Aku akan mengantarnya sebentar sayang, tunggu aku di rumah saja.” Firman menyusul Nirmala dengan cepat. Sementara Amira, menatap nanar kearah luar. Ia sangat sadar akan kekurangannya, namun tidak iklas jika sang suami lebih menyayangi wanita yang akan menjadi madunya itu .

“Nirmala, ayo masuk kemobil. Aku akan mengantarmu kesuatu tempat.” Bujuk Firman, ketika Nirmala sudah mulai mengkah di jalan raya.

“Tidak perlu Mas, aku akan memesan ojek online saja. Sebaiknya Mas tenangkan saja Mbk Amira, aku akan baik-baik saja.”

Karena Nirmala terus melangkah cepat, terpaksa Firman memberhentikan laju mobilnya. Keluar, dan memaksa Nirmala untuk masuk.

“Aku akan membujuk Amira, tolong jangan di ambil hati apa yang ia katakan tadi.”

Nirmala hanya membisu, merapa nasib yang harus ia jalani. Entah kapan kebahagian menghampirinya. Sejak kecil, kehidupan berat terus ia jalani. Di mulai dari meninggalnya sang ibu, lalu sang ayah menitipkannya di sebuah panti dan tak pernah menjemputnya kembali.

Orang tua angkatnya pun selalu bersikap buruk, sampai pada puncaknya mereka memaksa Nirmala untuk menikahi pak Husen laki-laki kaya beristri banyak. Alih-alih bahagia, pak Husen dan istri-istrinya kerap m*nyiksa Nirmala. Bertahun-tahun bertahan, akhirnya ia kabur dari cengkraman pak Husen. Naas baginya, disaat kebingunan akan pergi kemana, ia terjebak oleh mami Erni. Masuk kedalam duni hitam, dan di paksa untuk melayani tamu-tamu setiap hari. Meski batinnya menjerit, ia sama sekali tak punya pilihan.

Dan saat ini, ia kembali terjebak oleh keadaan. Meski ia mencintai Firman, menjadi orang ketiga dalam sebuah pernikahan, akan menambah derita di hidupnya. Apa lagi, istri pertama Firman, tidak menerima dirinya.

Ingin rasanya kembali mencari sang ayah, namun kemana? Ia bahkan tak ingat di mana alamatnya yang dulu. Kembali kepanti dimana ia dibesarkan pun, tidak mungkin ia lakukan. Bisa-bisa orang tua asuhnya, kembali menyerahkan dirinya pada pak Husen.

“Nirmala, kita sudah sampai.” Ucap Firman, setelah tiba di sebuah kos-kosan. “Ini kos-kosan milik temanku, aku yakin ada kamar kosong. Untuk sementara, kamu tinggal di sini dulu.”

Nirmala hanya mengangguk, ia tidaklah punya pilihan. Ia pun, menyusul Firman yang sudah lebih dulu keluar dari mobil. Namun ia hanya menunggu diluar, tidak ikut serta Firman yang sudah melangkah kedalam.

Beberapa saat berdiri di luar, seorang n

ibu-ibu memangilnya.

“Ndok, ayo sini.” Nirmala pun, masuk. Tak lupa ia juga manyalami dan mencium tangan pemilik tempat itu. Nampaknya di dalam, Firman sudah menjelaskan siapa Nirmala.

“Dulu Firman juga kos di sini, tapi setelah menikah rezekinya lancar.” Ucap ibh kos itu, sembari tersenyum.

Nenek itupun mengantar Nirmala kesebuah kamar, di lantai dua. Setelah mengantar Nirmala ia pun pamit pergi. Tak berapa lama, Firman menyusul bersama seorang pria. Mereka terlihat sibuk berbincang.

“Ya sudah, aku tinggal dulu. Siapa tahu kalian ingin istirahat.” Ucap pria itu sembari menepuk pundak Firman dan langsung berlalu pergi. Firman pun, langsung menghamliri Nirmala.

Namun, tiba-tiba dari arah luar terdengar suara seseorang yang berteriak penuh amarah.

“Mas, siapa itu?”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri yang Terbuang   Kemana?

    Setelah tiba di mobil, Firman mencoba menghubungi Nirmala. Tidak dapat di hubungi, akhirnya rentetan pesan pun ia kirim. Firman berharap, pesan itu dapat segera di baca oleh Nirmala.Firman benar-benar tidak menyangka jika istri keduanga itu, tengah mengandung. Bagaimana mungkin, Nirmala tidak mengabarkan hal ini padanya. Padahal, kehamialan ini begitu mereka tunggu dan inginkan.Firman terus memandangi hasil USG yang di berikan wanita pemilik kos tadi. Menurut cerita wanita itu, ia menemukan benda itu di meja kamar Nirmala, saat sedang membersihkn kontrakan setelah Nirmala pergi.Amira memejamkan mata dan membuang muka. Sementara, Firman sesekali melitiknya menatap dengan tapapan tidak suka.Selama perjalanan, tidak ada kata-kata yang dapat Firman ucapkan. Kemelut di hati pria itu, kian membingungkan. Semakin rumit.Kekecewaannya terhadap Amira, membuatnya hilang akal dan melakukan hal yang tidak pantas. Hal itu juga yang membuatnya kembali bertemu dengan Nirmala.Prasaan yang

  • Istri yang Terbuang   di Kontrakan

    Setelah mendengar cerita Amira, yang mengatakan jika pria itu hanya menanyakan tentang ditinya saja. Lalu Ia berpikir, mungkin saja jika pria itu benar-benar teman dekatnya di kampung.Tapi, saat mobil miliknya berhenti dan Firman hendak turun menemui pria itu, Firman terkejut.“Loh, kemana orang itu tadi? Kok bisa cepat sekali dia pergi?”Firman melihat sekeliling, namun mobil dan pria itu sudah tak terlihat. Menghilang sangat cepat.“Lohh gak jadi kamu ajak orang itu ngobrol, Mas?” Amira tentu saja terkejut, setelah memutuskan untuk turun dan bertanya langsung siapa pria itu, namun beberapa menit Firman sudah kembali masuk kedalam mobil.“Sudah hilang, tapi kok cepat sekali.” Gumannya, namun sang istri masih dapat mendengar.Setelah duduk di belakang kemudi, Firman pun terdiam. Mencoba kembali mengingat sosok pria itu. Namun, ia tak kunjung dapat mengingat. Ia pun merasa janggal, jika memang pria itu teman lamanya, lalu mengapa dia menghilang.Meski Firnam masih di liputi ras

  • Istri yang Terbuang   Menjemput

    Keheningan masih terjadi di meja makan pagi ini. Firman benar-benar tidak tahu harus menjawab apa, atas apa yang di katakan Amira. Keduanya sibuk menghabiskan isi piring masing-masing.“Mau kemana?” tanya Firman, ketika melihat Amira susah berpakian rapi.“Kan aku sudah bilang, akan menjemput Nirmala hari ini.”“Apa kamu yakin, Nirmala akan ikut?” Amira menelan salivanya, sejujurnya ia juga tidak yakin jika Nirmala akan pulang. “Lihat, kamu saja terlihat ragu.”Tangan Firman terulur menyentuh tangan Amira. “Sudahlah jangan paksa dia pulang. Mas yakin, ini yang terbaik untuk rumah tangga kita.”“Tapi Mas, semenjak Nirmala pergi dari rumah, Mas juga tidak pulang kerumah. Aku tahu, dan aku sadar ini semua salahku.” Suara bergetar terdengar di kalimat Amira.Tekadnya sudah benar-benar bulat, untuk mempertahankan rumah tangganya bersama Firman. Ia tidak ingin kehilangan segalanya, kehilangan suami atau pun kehilangan sumber uangnya.“Bukan begitu, aku memang sedang banyak pekerjaan, makany

  • Istri yang Terbuang   Pulang

    Sepulang dari kontrakan Nirmala, wajah Amira masih terlihat murung. Ia masih tidak menyangka jika Firman, benar-benar tidak berada disana. Sepulangnya sang kakak dan iparnya, Amira hanya duduk menunggu kepulangan Firman yang entah kapan. Semenjak kepergian Nirmala, Amira benar-benar harus mengurus rumah seorang diri. Firman benar-benar tidak memberikannya seorang pembantu.Alhasil, wanita ini kelelahan meski hanya mengurus rumah saja. Bukan hanya itu, uang bulanan pun, juga ikut di kurangi oleh Firman.Hari ini harusnya Nirmala ikut pulang bersamanya kerumah. Namun nyatanya ia gagal, untuk membujuk adik madunya itu. “benar-benar merepotkan, kenapa ia betah tinggal dikontrakan sempit dan kumuh itu. Aku yakin, sebenarnya ia tahu dimana mas Firmab berada. Pokoknya besok ia harus pulang, aku tidak mau mengerjakan pekerjaan rumah.” Amira terus mengumpat. Rumah mewah yang baru seminggu Nirmala tinggalkan ini pun, sudah nampak begitu kotor. Piring kotor menumpuk, pakian pun demikian. Hamp

  • Istri yang Terbuang   Tangisan Amira

    Amira tertunduk cukup lama, sementara perempuan yang ia bawa tadi, terus menepuk pundaknya. Wanita itu berusaha menenangkan sang Adik ipar.“Nirmala, kasihan Amira. Sejak kedatanganmu, ia selalu menagis. Harusnya kamu tahu itu.” Ucap Adam, seorang laki-laki yang juga Amira ajak tadi. “Sekarang Firman menghilang, aku tidak yakin jika kamu benar-benar tidak tahu hal ini.” Ucap Adam lagi, matanya memandang Nirmala dengam tajam. Tatapan ketidak sukaan jelas terlihat.Melihat wajah dan ekpresi Adam, Nirmala repleks menaikkan sebelah ujung bibirnya. “Nyatanya begitu Mas. Aku tidak berbohong.”“bagaimana kalau kita periksa saja kedalam, siapa tahu Firman dikamar.” Dewi istri Adam itu pun, berdiri dan hendak melangkah. Wanita itu dengan cepat menarik tangan suaminya, dan sedikit mendorong tubuh Nirmala. “minggir sedikit, jangan halangangi aku masuk.”Meski kesal, Nirmala hanya membiarkan keduanya masuk dan memeriksa kontrannya. Nirmala hanya mengusap wajahnya. Ia tak menyangka, jika Amira tid

  • Istri yang Terbuang   Firman Pergi

    “Jadi bagaimana, apa kamu mau beli sendiri, atau menunggu saja di mobil?” Tanya Zidan, hatinya juga merasa panas melihat wajah pias Nirmala.“Tidak usah. Ayo kita pulang saja.”Akhirnya, Zidan pun melajukan mobil, membawa Nirmala untuk pulang kembali kekontrakannya. Sepanjang perjalanan wanita itu hanya diam, memalingkan pandangan kearah jendela. Ada rasa yang pedih, yang terasa. Meski ia hanya istri kedua, rasanya masih sakit ketika melihat Firman bersama perempuan lain.“Uang memang merubah segalanya, Nirmala. Firman belum tahu jika kamu sedang mengandung. Pergilah, sebelum ia menahanmu.” Zidan menoleh sebentar, ingin melihat reaksi Nirmala. Lalu kembali melihat kearah jalan. Setibanya di kontrakan, Nirmala turun didepan gang, tidak sampai di depan kontrakan. Ia takut jika ada yang melihat, lalu melapor pada Firman.“Terimasih untuk hari ini, tolong jangan temui aku lagi.” Ucap wanita itu, sebelum menutup pintu mobil. Tak ada jawaban dari Zidan, ia tahu betul jika wanita itu dalam

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status