Share

Hamili Atau Bunuh

“Hamili atau bunuh.”

Lucas tidak kaget. Itu penawaran yang sama untuk kesekian kalinya yang dia dengar dari mulut Aland. Aland menyuruh Lucas untuk menghamili ‘mereka’ atau membunuh ‘mereka’. Di keduanya tidak ada pilihan yang baik, semuanya terdengar buruk di telinga Lucas, meskipun kedua hal itu identik dengan masa lalu Lucas.

“Tunggu sebentar lagi, Tuan Muda.”

Lucas berkata tenang.

“Barangkali suatu saat, ada yang menarik di mata Tuan di antara mereka.”

Aland menimpali sinis, “Bahkan aku lebih tidak mau itu terjadi. Mereka bersembilan termasuk yang baru … semuanya memuakkan. Entah mengapa aku harus terjebak oleh permainan konyol ini. Lari dari ini aku tidak bisa, hanya satu cara yang dapat kulakukan, menyingkirkan mereka! Setelah tahu akibatnya menjadi tunangan seorang Aland Asrazaq, maka setelah itu tidak akan ada lagi yang berani mendaftarkan diri untuk menjadi pendampingku!”

Aland meneguk minumannya, lalu menggebrak meja. Wajahnya terlihat begitu muak, “Mana mungkin aku harus menikahi seorang perempuan yang hanya memandang uang dan kekuasaanku? Itu tidak mungkin! Mereka dan Mama, para wanita, sama saja!” Prak! Dilemparnya gelas kaca ke dinding hingga menjadi bongkahan beling yang dapat melukai. Bongkahan kecil beling melanting ke pipi Lucas, hingga menciptakan segaris goresan yang mengalirkan sedikit darah.

“Anda tidak bisa menyamakan Nyonya Alana dan mereka, Tuan Muda. Barangkali ada perempuan berbeda yang akan menarik hati Tuan Muda--”

Aland langsung memotong sengit, “Sudah kubilang jangan sampai itu terjadi!” Didekatinya Lucas, nyaris mencekik leher bawahannya. Napas Aland terengah, Lucas yang menyebutnya akan jatuh hati kepada salahsatu wanita, tentu membuatnya geram. Itu adalah prediksi mustahil yang Aland paling tidak mau sampai terjadi!

“Kamu tahu siapa Alana Zoe? Alana Asrazaq? Istri dari Kavier Asrazaq? Ibu dari Asrazaq bersaudara, termasuk aku!?”

Aland menarik kerah Lucas hingga napas bawahannya menipis. Di hadapannya, di mata Lucas, Aland seperti hendak membunuhnya, jika sepatah kata berhasil diloloskan dari mulutnya.

“Dia perempuan jalang! Dia rela menjadi istri dari Kavier Asrazaq, dan menjadi ibu dari Asrazaq bersaudara, hanya karena uang! Dia bahkan meminta bayaran dari setiap malam dia melayani Ayahku, dia bahkan meminta bayaran dari sekian hari dia mengurus kami sebagai Ibu--setiap elusan di kepala, setiap pangkuan dan setiap kasihsayang--dia bahkan meminta bayaran dari setiap nyawa yang dia lahirkan!”

“Kamu tahu untuk mengurus dan melahirkan kami--Asrazaq bersaudara--perempuan itu meminta bayaran 10 Miliyar per-orang sebagai tagihan di keluarga Asrazaq! Bukankah itu gila? Jangan sampai, aku terjebak memiliki perempuan, apapun bentukannya sebagai istri ataupun tunangan, yang semata duitan itu!”

Aland melepaskan tarikan tangannya, lalu mendengus kasar.

“Andai aku bisa membayar mereka sembilan untuk meninggalkan posisi mereka, berapapun akan kuberikan. Tapi cuma ada dua pilihan disini, membuat mereka hamil anak orang lain, atau mati! Aku harus melakukan hal yang sama seperti yang Ayahku lakukan!”

Aland mengambil pistol yang ada di atas meja, menangkupkannya ke tangan Lucas dan menekannya ke dada lelaki muda itu. Sifat jenaka Lucas menguap, menjadi wajah sangar yang nampak dingin. “Hamili mereka atau bunuh mereka? Itu yang harus kamu lakukan, Lucas.”

Dua seberang gigi Lucas menggertak samar, “Kenapa anda memaksa saya untuk menjadi Lucas yang dulu, Tuan Muda?” Pegangannya pada pistol mengerat, seperti hendak meremuknya.

“Aku memaksamu, dan memberi perintah itu untukmu. Karena kamu ahlinya, Lucas.”

Mata Lucas memerah, bibir yang tadinya bergetar kini menyeringai perih, “Padahal dulu Tuan Muda sangat bersikeras untuk membuat saya berubah dari kebiasaan buruk saya, dan menutupi semua kesalahan saya, termasuk berusaha untuk meloloskan saya dari penjara.”

Air matanya mengalir, meluncur ke dagu dan jatuh ke punggung tangan yang mengeratkan pegangan di pistol yang didekap. Lucas yang dulunya anti-menangis, semenjak menjadi bawahan Aland, menjadi teman bercanda Aland, dan sering diejek Aland yang terus menjadikannya bahan gurauan untuk memperbaiki mood, Lucas berubah menjadi lelaki perasa yang ekpresif. Setelah Lucas nyaman dengan dirinya yang sekarang. Aland yang mengambil peran utama dalam hidupnya, malah mendorongnya untuk menjadi seperti dahulu.

Lelaki berdarah dingin, yang membunuh dan memperkosa.

“Hamili atau bunuh?”

Aland menarik dagu Lucas untuk mendongak ke arahnya, mata Lucas yang merah menatapnya rumit.

“Jika kamu tidak berselera menghamilinya, maka bunuh.”

Dengan kasar Aland melepaskan dagu Lucas, wajah lelaki itu sedikit terdorong ke samping.

“Tidak ada pilihan lain selain itu, Tuan Muda?”

Lucas menyeringai sinis, meminta keringanan.

“Jika tidak keduanya, bunuh dirimu sendiri.” Dagu Aland bergerak menunjuk pistol yang dia berikan, “Menggunakan pistol itu, di depanku, bukti ketidaksanggupanmu.”

“Dulu saat saya hendak bunuh diri di penjara, anda malah menyelamatkan saya. Dan sekarang, malah memberikan pilihan itu sebagai ganti dari dua pilihan lain yang lebih tidak waras.” Sudut bibir Lucas tertarik kuat, tersenyum sinis. Perasaannya porak-poranda, disudut matanya tidak berhenti mengalir air mata; bentuk penyesalan, bentuk ketidaksanggupan.

“Itu pilihanmu, Lucas. Atau … bunuh aku.”

“Mana bisa saya membunuh anda, Tuan Muda? Itu adalah hal terbodoh yang takkan pernah saya lakukan! Karena …” suara Lucas berubah lirih, “Tanpa Tuan Muda, bagaimana saya bisa hidup? Saya akan berkeliaran seperti hewan buas liar … merampok, membunuh, dan memperkosa. Berakhir mendekam di penjara. Tanpa Tuan Muda, saya akan serusak itu.”

“Kalau begitu lakukan apa yang kusuruh.”

Aland mengulangi kalimatnya, “Hamili atau bunuh.”

“Waktunya sudah menipis, Lucas. Aku sudah memberimu waktu lebih dari setahun dan sekarang aku tidak bisa memberikanmu keringanan lagi. Sebentar lagi, keluarga Asrazaq akan mengumpulkan suara siapa yang pantas untuk menjadi istriku. Dan di antara mereka sembilan, satupun aku tidak mau memperistri mereka. Jadi hamili mereka, atau bunuh.”

“Saya harus mulai darimana, Tuan? Nona mana yang akan menjadi yang pertama?”

Akhirnya Lucas terlihat pasrah. Kini dia membulatkan tekad, untuk menjadi hewan liar buas layaknya Lucas yang dahulu. Yang dijinakkan oleh Aland, dan dilatih kembali buas oleh orang yang sama.

“Kita lihat dari tingkah mereka, Lucas.” Aland tersenyum sinis, “Siapa yang terlihat condong, singkirkan! Siapa yang paling mencolok di keluarga Asrazaq, singkirkan! Siapa yang tingkahnya berlebihan, singkirkan! Siapa yang berani semena-mena kepadaku, singkirkan! Tapi kamu harus main pintar. Apapun caranya, aku pasti melindungimu, tapi setidaknya … jangan menyusahkanku. Buat strategi yang tak terendus, jangan tinggalkan peluang, tapi jangan jadikan peluang itu sebagai jebakan.”

“Sama satu lagi, yang paling utama bagimu, Lucas. Jika di antara mereka, di matamu aku memiliki ketertarikan padanya. Jadikan dia yang pertama kamu ‘singkirkan’, kesampingkan yang lain, ‘singkirkan’ terlebih dahulu yang ada kemungkinan bisa membuatku tertarik. Karena, itu yang terburuk.”

“Baiklah, Tuan Muda.” Tubuh Lucas melemas, seakan pasrah. Dan memang diharuskan baginya untuk pasrah, apapun perintahnya serumit apa dia harus menjalani. “Tapi di antara banyaknya perintah rumit anda, hanya satu permintaan saya.”

“Sebutkan.” Aland mengibaskan tangannya, membiarkannya. Lucas pantas untuk memintanya.

“Setelah diperintah, jangan pernah menghalangi saya untuk melakukan perintah itu.”

Lucas tersenyum penuh arti, “Makanya, sebelum memerintah saya, pikirkan dulu baik-baik. Karena perintah anda akan dicap permanen dan tidak bisa dihapus.”

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status