Share

Yale Adhistira

last update Last Updated: 2021-09-10 19:10:18

“Menjadi tunangan dari seorang Aland Asrazaq memang merupakan kebanggaan utama. Terlebih jika terpilih menjadi istri di dalam persaingan yang begitu ketat.” Yale menengahi, Putra ke-2 dari keluarga Adhistira. Sifat Yuda banyak menurun ke dirinya. Mulai dari tampang, tegap tubuh dan perilaku yang dingin tapi berkharisma. “Sebagai anggota keluarga yang diangkat cuma-cuma, itu salahsatu pencapaian terbesar yang paling mustahil untuk dilakukan, tapi kamu bisa meraihnya dan membuktikannya. Meskipun keberhasilanmu buah dari kaburnya Kak Ayuna dan kamu mengambil peran pengganti untuk itu.”

Yale mendekat, dengan langkah lebar pada sepatu pantofelnya, dan berhenti di sisi Lily. Kepalanya tercondong dan berbisik ke sebelah telinga Lily, dengan kedua tangan yang menyelip ke saku celana. “Jangan remehkan, Aland Asrazaq, Nona Lily Adhistira. Dia tidak akan luluh pada bentukan wanita manapun. Bahkan, sekarang kamu tengah mengambil peran yang berbahaya … hal yang sama terjadi seperti Tuan Kazier sebelumnya. Sembilan tunangannya hanya akan terpilih satu dari mereka bersembilan. Persaingannya begitu ketat dan berbahaya. Bahkan ada kemungkinan kamu akan mati terbunuh. Entah siapa yang akan merencanakan, entah dari pihak tunangan Aland yang lain, atau bahkan Aland itu sendiri karena pernah terdengar desus, dia tidak tertarik kepada sembilan tunangannya, jika sampai akhir dia tidak menemukan perempuan yang setidaknya sedikit menarik di matanya, maka Aland akan menyingkirkannya. Entah ‘menyingkirkan’ dengan cara apa? Masih menjadi pertanyaan.”

Penjelasan Yale membuat Lily bergeming.

Sedangkan keantusiasan Yola surut. Urung mengenalkan diri sebagai adik iparnya Aland Asrazaq, malah di kedepannya Lily ditemukan mati terbunuh.

“Jangan menakut-nakuti Lily, Yale.” Yadi mengingatkan.

Yale tersenyum miring. “Aku tengah menakut-nakuti dengan membawa kenyataan.”

“Pernah dengar desas-desus tentang Tuan Kazier?”

Berbahaya untuk membuka mulut tentang nama itu, tapi Yale tidak takut untuk membeberkannya. Pemegang kendali utama di perusahaan Adhistira membuatnya menerima banyak informasi. Bisa jadi, dia mati terbunuh karena macam-macam membeberkan aib dari kepala keluarga penting. Tapi tidak ada yang lebih menyenangkan daripada menantang kematian.

“Sebelum dipilihkan satu istri dari sembilan tunangannya, dia sudah memiliki wanita pilihan. Seorang wanita simpanan, yang katanya sampai sekarang tidak pernah disentuh olehnya, saking tergila-gilanya Kazier kepada wanita tersebut karena takut menodainya.” Masih dengan lagak santai Yale menjelaskan, pandangannya mengitari ruangan, menghapal setiap telinga yang terbuka lebar untuk mendengarkan penjelasannya. Jika kecerobohannya sampai ke telinga Kazier, maka orang-orang ini yang akan dia basmi setelah nyawanya sendiri terancam.

“Kazier membunuh sembilan tunangannya.”

Sontak pengakuan itu, membuat satu ruangan hening.

Termasuk Yadi, yang terkesiap.

“Tidak secara terang-terangan.” Yale menggeleng. “Kazier tidak seceroboh itu. Kesembilan pembunuhan direncanakan, disiapkan dengan matang. Tapi, untuk melindungi wanita simpanannya agar tidak diincar berbagai pihak yang dendam kepadanya, Kazier akhirnya terpaksa memilih seorang istri. Istri utamanya mendapat sebutan yang benar-benar membuat heboh dan gempar di berbagai pihak yang tahu, karena tidak semua pihak bisa tahu.”

Di luar kepala, dengan begitu jelas, Yale sangat mengingatnya, “Tuan Kazier yang begitu tergila-gila kepada wanita simpanannya hingga takut menyentuhnya karena tidak mau menodai dan melukai setiap jengkal kulit yang dia dambakan, sang istri Ibunda dari Aland Asrazaq, memang menyandang status sebagai nyonya Asrazaq, tapi bagi Kazier hanya dijadikan pelampiasan nafsu saat nafsunya terhadap wanita simpanannya takut untuk dipenuhi.”

.

.

“Jika Aland Asrazaq memiliki wanita idaman lain, bisa jadi ‘kan kamu--Lily--berserta delapan tunangannya yang lain, bernasib sama dengan mantan calon-calon Ibunya? T-e-r-b-u-n-u-h?”

“Atau …” Cetakan senyum miring Yale semakin membuat tegang. “Bisa jadi di antara kalian akan ada yang menarik hatinya di kemudian hari. Jangan salah terka, keluarga Asrazaq itu ambisius. Agar wanita pilihannya terpilih di antara kalian, karena terpilihnya istri bukan Aland yang menentukan sendiri, tapi mengumpulkan suara dari anggota keluarga Asrazaq lain, bisa jadi ‘kan … kalian berdelapan bersisakan seorang ikut t-e-r-b-u-n-u-h?”

Perubahan raut Lily membuat Yale semakin antusias untuk menakut-nakutinya.

Semenjak Lily hadir dalam keluarganya. Lily yang berlalu-lalang selalu menjadi hiburan tersendiri bagi Yale. Mulai dari senyumannya, kehadirannya, raut takutnya, ketidakberdayaannya. Saat Yale mencela Lily, atau Lily dicela orang lain. Melihat wajat ditekuk itu, Yale seakan tergugah. Entahlah, Yale seperti memiliki kelainan lain di dalam dirinya. Terutama sekarang, raut ketakutan Lily tersebut, membuatnya ingin meneruskan dan membeberkan apapun yang dia tahu dari keluarga Asrazaq. Atau bisa menambah-nambahi cerita, agar pembahasannya semakin berlanjut panjang. Dan Lily akan semakin ketakutan sendiri.

“Jangan takut, Lily.” Yale meraih ujung dagu Lily dan menariknya, “bisa jadi kamu yang akan menarik hatinya Aland Asrazaq … kamu takkan terbunuh, tapi karena kamu delapan orang lain akan terbunuh. Tapi jika kamu tidak bisa meraih ambisimu untuk memikat hati Aland, maka aku yang akan melindungimu. Banyak cara yang bisa kulakukan untuk melindungimu atau mendapatkanmu. Tapi selagi kamu mengejar ambisi dan mimpimu, aku menunggu dan berjaga di balik punggungmu.”

“Tapi kamu tahu ‘kan? Sebuah pelayanan sekalipun aku yang menawarkan tidak ada yang gratis?”

Yale menyeringai. “Tidak. Tidak. Jangan meracuni pikiran polosmu dengan berpikir, aku akan berbuat macam-macam.”

“Yang aku minta. Sekalipun namamu sudah berubah menjadi Lily Adhistira, berganti menjadi Lily Asrazaq. Tapi tetap pertahankan jati dirimu sebagai Lily Melly. Karena aku hanya ingin melindungi Lily Melly. Perempuan yang ada di hadapanku, tapi tetap sepolos yang aku tahu selama aku mengenal kamu, Lily Melly.”

.

.

Yale tidak menginginkan Lily sebagai kekasih, ataupun adik.

Entah bisa digambarkan dengan apa perasaannya yang tidak jelas ini. Sepertinya ini bukan cinta, kasih, atau sayang. Bukan bentukan semacam itu. Mungkin inilah yang disebut, ‘kelainan dalam dirinya’. Menyadari kelainan itu, entah kenapa Yale begitu bersyukur memilikinya. Dan Lily adalah dalangnya.

Seperti apapun Lily baginya, mau itu adik, teman, kekasih, istri, keluarga pungut, atau semacamnya.  Yale tidak akan keberatan, asalkan Yale punya peran dalam kehidupan Lily. Bukan sebagai Lily Adhistira, sebuah nama baru untuk Lily. Tapi sebagai Lily Melly.

Dengan tekanan kuat, Yale mencium pelipis Lily. Mungkin dia begitu lancang karena berani mengganggu gugat kepunyaan Aland Asrazaq. Tapi status Yale dengan Lily sebenarnya masih belum begitu jelas. Apakah Lily adik tirinya, yang tertanam dari benih yang sama? Atau sekedar keluarga pungut? Entahlah, apapun nyatanya, asalkan Yale ada peran dalam kehidupan seorang Lily Melly.

Lily sedikit merintih saat mendapatkan ciuman kuat di pelipis. Apalagi Yale meraih wajahnya, dan mencium kuat pipinya. Tak perduli bedak yang dipoles ke wajah Lily mengenai sudut bibir Yale, dan salahsatu bagian pipi Lily menjadi pudar. Yale gemas, dia selalu gemas kepada Lily. Melebihi saat dia dulu gemas kepada Yola sewaktu adik kecilnya masih balita. Yale menggigit dagu Lily, semakin membuat perempuan itu merintih.

“Jika ketahuan Aland, aku bisa dibunuhnya.”

Yale menarik diri. Masih gemas, didaratkannya ciuman kuat terakhir di pipi sebelah.

Yale lebih senang jika ternyata Lily adalah adiknya. Dia tidak perlu berdosa dengan apa yang dia lakukan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri yang Terpilih   Tuanku Ada

    Yang Lucas lakukan pemaksaan, dan tindakan di luar prikemanusiaan.“Kamu tidak perawan?”Lucas bisa membedakan, mana yang bersegel dan mana yang berpengalaman. Sekalipun Binarji yang dia paksa tidak seantusias wanita jalang, wanita itu yang bergetar dalam tangis itu. Meraung, menjerit dan menangis kencang. Wanita itu … begitu frustrasi. Memekakkan telinga Lucas yang menahan emosi.Lucas meremuk mulutnya, “heh pelacur, jangan menangis! Kamu pikir, kamu pantas menangis, hah!? Emangnya apa yang aku rebut darimu jika sudah kehilangannya!” Seorang bajingan baru saja menyebut korbannya yang tak berdaya dengan sebutan pelacur. Binarji tidak bersalah, perempuan itu tidak menyahut. Masih menangis, kencang, keras. Seakan menderita. Seakan ditimpa kemalangan besar untuk kedua kalinya.Mengingat betapa tidak tahu dirinya saat itu, cekraman Lucas semakin kuat. Dia berlari sekalipun lututnya seperti menjeritkan kesakita, terluka, tapi dip

  • Istri yang Terpilih   Penggabungan Keji Untuk Lucas

    Dengan gesit, sekalipun sebelah langkah Lucas pincang, Lucas menangkap tubuh Fino. Bocah yang kehilangan kendali itu menarik berkali-kali pelatuknya yang melayang ke plafon, hingga pelurunya habis. Lucas terus mendekapnya, lalu mengambil alih pistolnya. Fino yang ketakutan akan dibunuh menangis kencang di atas bahunya. “Jangan bunuh aku … jangan bunuh aku ….” rengek bocah itu, terlihat menyedihkan. “Kak Path bilang di telepon, jika dia udah nggak ada aku harus tetap hidup dan kuat untuk mengurus adik-adikku yang lain … jangan bunuh aku, kumohon ….”Lucas tersenyum geli, lalu menjunjung tubuh mungil itu. Dari atas menatapnya dengan mata memerah. Marah, yang didominasi rasa takut dan memohon belas kasihan. “Jika sudah besar, kamu akan malu jika teringat pernah memohon seperti ini kepada lelaki yang menjadi alasan kenapa Kakakmu bunuh diri.” Lucas kembali menjatuhkannya ke bahunya, mendekap tubuh mungil itu. “

  • Istri yang Terpilih   Moca Dan Sang Nona

    “Bisa-bisanya dia datang tanpa Nonanya.”Itu yang sebagian pekerja keluarga Asrazaq pikirkan, jika melihat Moca berjalan melewati mereka.“Jika Nonanya kenapa-napa seperti Nona Anatasha dan Nona Miranda, aku jamin, dia akan menembak kepalanya sendiri seperti Path.”Moca pergi tanpa Nonanya, itu merupakan bentuk dari bolongnya sebuah tanggung jawab. Mutlak bagi para pelayan untuk selalu ada di sisi Nona mereka, Moca ‘pun termasuk. Pelayan Nona Lulu itu menggulung lengan kemeja hitamnya lalu mulutnya mendesis samar. Mengitari rumah keluarga Asrazaq, tanpa Lulu, Moca benar-benar dianggap mencuri waktu senggang di tengah pekerjaan. Dan terbunuhnya seorang Nona, selalu diawali oleh kelalaian kecil itu.“Bagaimana dengan Xin?” Masih dengan bisikan samar yang menusuk pendengaran Moca saat berlalu.Mereka melirik ke arah Moca, membelalak, lalu kembali membahas Xin. “Dia cukup tidak tahu malu. Seharusnya dia s

  • Istri yang Terpilih   Tuannya Berubah

    "Semenjak dua hari yang lalu, aku sudah seperti gelandangan yang tidak memiliki tempat tinggal." Desah Aland kesal, sambil mengusap kedua telapak tangannya, berusaha menghangatkan diri."Layaknya saya, mengikuti Anda, saya juga gelandangan, Tuan."Aland tersenyum tipis, membenarkan. "Benar, sadar juga ternyata."Flo kaget saat mendapati Aland tanpa izin menggunakan card-nya untuk masuk ke dalam apartemen Lily. Bahkan menggunakan 'hak'-nya untuk membuka seenaknya semua pintu di dalam ruangan tersebut. Aland yang menggigil kedinginan bertanya, "di mana Lily?" Flo yang disorot menelan ludah. Jika diberitahu, apakah Nona-nya akan selamat dari segi kehormatan dan kegadisan? Para Nona memang patut dijaga, tapi pihak yang berwenang seperti Aland belum tentu bisa dipercaya 'kan?Lucas yang meyakinkan, "jawab saja. Tuan Aland tak patut dicurigai karena pada dasarnya dia bukan lelaki normal--" Aland menoleh sambil mendesis. Lelaki itu sudah kedinginan tapi Lucas ti

  • Istri yang Terpilih   Membeli 'Keluarga'

    "Sebenarnya uang dan peranku sebagai Ibu--istri--nggak ada artinya, 'kan? Mama hanya ingin menghasilkan sesuatu yang tidak berharga--uang--yang diakui banyak orang hingga mayoritas manusia mengusahakannya mati-matian, dari status Mama--sebagai Ibu dan istri--yang tak ada artinya sama sekali ... seharusnya kamu paham, Aland.""Aku sama sekali tidak paham," Aland bersuara lirih."Pelukan ini akan membuatmu mengerti," Alana merapatkan tubuhnya, memeluk anaknya. Aland membeku, dia bisa merasakan tubuh Ibunya yang bergetar ketakutan. Seperti ada teriakan teredam dari dalam, yang menjeritkan tangis tanpa suara yang sekejap membuat Aland mengerti. Apakah Ibunya tidak bisa bahagia? Sekalipun dia bisa menghasilkan sekian dollar di setiap detik belaiannya, hanya dari tangan, hanya dari kalimat manis di bibirnya, hanya dari hal-hal kecil yang bisa dia lakukan.Aland balas memeluk. Mereka yang berada di meja makan sudah berpencar. Andar bermain dengan adik-adik Path, Ellan

  • Istri yang Terpilih   Tidak Berharga Sama Sekali

    "Lucas," Aland menengahi. Membuyarkan lamunan Lucas yang dengan tajam menyorot tubuh Binarji yang menjauhinya. Aland sudah mengetahui, Binarji mantannya Lucas. Pacaran cuma dua bulan, Lucas sudah kehilangan rasa manusiawinya dalam memperlakukan Binarji. Alhasil, Binarji pendarahan aborsi, Lucas yang membunuh anaknya sendiri ... dan Binarji yang stres masuk rumah sakit, koma dan semacamnya. Drama itu berlanjut, Lucas tertangkap polisi karena membunuh Ayahnya Binarji yang ingin memisahkan mereka, terlebih kasus Lucas yang lain saat dirinya masih dilacak, membunuh banyak orang dan memerkosa beberapa gadis. Pembunuh dan pemerkosa, seperti hewan buas. Disampaikan berita palsu Binarji meninggal di ranjang rumah sakit jiwa, Lucas hendak bunuh diri.Saat itu, Lucas menghentikannya. Mengeluarkannya dari penjara, menyogok hakim hingga uang membungkam segalanya. Kalimat Aland yang membangkitkan api semangat Lucas yang sempat redup, "Binarji masih hidup. Demimu, aku menjadikan semua nyaw

  • Istri yang Terpilih   Binarji

    Olivia tahu, Lico adiknya. Sebagai Kakak, dia malah terlalu manja seperti adik. Lico sengaja mendaftarkan diri menjadi petugas keluarga Asrazaq demi menjaga Kakaknya dari dekat. Memang keputusan bagus untuk merekrut Lico, meskipun kelak akan memperumit Lucas untuk mengatasi Olivia saat diperintah.Lucas mendengus kesal sesampainya dia di basement apartemen, mobil yang ditumpangi Aland tidak ada di sana. Aland benar-benar pergi tanpa menunggunya. Seperti semalam Lucas terpaksa pergi menggunakan taksi. Semakin lama Lucas berjalan-jalan di trotoar pinggir jalan, tidak ada satupun taxi yang lewat. Memesan taxi online, Lucas ingat ponselnya kehabisan batere. Sembari menunggu keberuntungan, Lucas berjalan-jalan kecil.Kepalanya menoleh, saat melirik dua anak SD tengah menunggu untuk menyeberang. Lucas mendekati mereka dan hendak membantu keduanya, malah keduanya melangkah mundur dan terlihat takut.Mata Lucas menyipit, lalu berjongkok. "Mau Kakak bantu nyeberang?" Diu

  • Istri yang Terpilih   Rambut Cantik Lily

    Aland tanpa menunggu agar bisa bergegas pergi lebih cepat, sudah melahap sarapan di atas meja terlebih dahulu. Dihabiskannya separuh, lalu bangkit hendak pergi. Sedetik, Aland terdiam saat Lily keluar dari ruangan. Rambut panjangnya yang hitam dan lurus, Aland mendadak kesusahan bernapas. Mereka bertemu pandang, secara ajaib air liur yang biasanya Aland telan terasa pahit."Sial," maki Aland pelan. Dia terpesona. Sekalipun cuma sedetik."Apa-apaan ini," dengan angkuh lelaki itu berjalan mendekat, menyibak rambut palsu yang menawan tersebut. Di satu sibakan, lancangnya Aland diam-diam mencuri kesempatan untuk mengelus dan mengusapnya sedikit. Lucas satu-satunya orang yang menyadari hal itu. Rambut panjang, hitam, menawan, sekalipun palsu Aland masih kesusahan menahan diri agar tidak tergoda begitu saja.Satu hal yang identik dengan Ibunya, yang memang Aland benci, tapi tergila-gila."Apa rambutmu memanjang dalam semalam?" Tangan Aland masih sibuk di rambut

  • Istri yang Terpilih   Rambut Palsu

    Aland bisa merasakan hangatnya tubuh yang dirinya dekap. Aland melenguh, memutar tubuh yang berada dalam dekapannya, lalu menindihnya. Persetan bagaimana kesalnya Lucas, Aland masih kedinginan. Tapi saat suara ringisan feminim terdengar, Aland tersentak bangun. Tidak, tidak. Aland menelan ludah, yang dia dekap semalaman bukan Lucas … tapi gadis ini--Lily. Aland menghindar, lalu berteriak kesal. “APA-APAAN KAMU?!” Aland menoleh ke sekitar, bukan di sofa, Aland terbaring di ranjang kamar Lily. Terlebih ditolehnya tubuh Lily, perempuan itu memakai pakaian yang sedikit terbuka. Lengannya terekspos meskipun yang lain aman.Kerongkongan Aland berbunyi. Apa yang dia lakukan semalam? Meskipun pakaiannya terbilang aman. Kenapa gadis itu di sini--tepatnya kenapa Aland di sini? Dan mendekap gadis itu semalaman. Lily merapikan rambutnya acak-acakan, teringat pesan Lucas, untuk tetap terlihat cantik dan memesona di depan Aland.“Kenapa kamu ada di sini--tep

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status